PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan
melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Sujiono, 2009).
B. Rumusan Masalah
a. Definisi UKS
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi UKS
3
(komprehensif) dan terpadu (integrative) melalui program pendidikan
dan penyuluhan kesehatan. UKS adalah bagian dari usaha kesehatan
pokok yang sesuia beban tugas puskesmas yang di tujukan kepada
sekolah-sekolah.Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan
peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku
hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari
pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child
programe.Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk
menciptakan anak yang berkualitas.
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
4
untuk dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan
sehari-hari peserta didik
2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
5
Untuk sekolah dasar pendidikan sekolah dasar di prioritaskan
kelas I, III, dan kelas VI.Alasannya adalah kelas I, merupakan fase
penyusuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari
pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai
penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan.Di samping itu kelas satu adalah
yang lebih baik untuk di berika imunisasi ulangan.Pada kelas I ini di
lakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan
yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan untuk
jenjang selanjutnya. Kelas III, di laksanakan di kelas III untuk
mengevaluasi hasil pelaksanaan hasil pelaksanaan uks di kelas satu
dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di lakukan dalam
program pembinaan uks. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan
kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga
memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang ckup.
6
manusianya, dan ekonomi yang berkaitan dengan daya beli.Untuk
tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau ranking
yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan
negara-negara tetangga.Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya.Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat
kesehatannya.Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di
urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat pada
umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber
daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi.
7
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
c. Pemberian imunisasi
e. Pengobatan sederhana
8
f. Pertolongan pertama
9
degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan program
pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan terprogram dengan
baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar.Hal ini sangat
mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak,
berkreasi, dan berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan
bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran fisiknya.Kesehatan fisik
peserta didik berkorelasi positif terhadap kematangan emosi sosialnya.
Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang penting bagi
peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar
dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan
mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress
tidak dikendalikan akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
dan akan menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.
10
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah
kesehatan sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh
masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat.
11
sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan pelayanan yang ada
untuk seluruh peserta didik.Terakhir.kebijakan-kebijakan dalam
penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk alkohol
serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.
12
penataan halaman, pekarangan, apotik hidup dan pasar sekolah yang
aman.
13
Pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas konsep bahwa
peserta didik perlu learning to be (belajar untuk menjadi), learning to
learn (belajar untuk belajar) atau learning to know (belajar untuk
mengetahui), learning to live with others (belajar untuk hidup
bersama), dan learning to do (belajar untuk melakukan). Berdasarkan
konsep ini, kecakapan hidup terbagi atas empat kategori yaitu
kecakapan hidup personal learning to be), kecakapan hidup social
(learning live with others), kecakapan hidup akademik (learning to
learn/ learning to know), dan kecakapan hidup vokasional (learning to
do).
14
dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus
(occupational skill).Mempraktekkan kecakapan vokasional penting
untuk membekali peserta didik dengan kecakapan teknis dan sikap
yang dituntut oleh perusahaan atau lembaga yang menyediakan
lapangan kerja.
15
upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru dan tenaga
pendidik melalui berbagai pelatihan, bimbingan dan penyuluhan, serta
upaya-upaya sosialisasi dan implementasi di bidang UKS, pendidikan
kesehatan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan jasmani dan
kebugaran jasmani. Mengefektifkan pengkajian dan pengembangan
pendidikan antara lain dengan lebih memfokuskan upaya pengkajian
dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, melaksanakan
evaluasi yang sesuai dengan upaya peningkatan kualitas jasmani dan
pengembangan sekolah sehat. Mengintensifkan pengkajian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain dengan
memantapkan pengembangan program dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan
bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi dalam rangka upaya
peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat.
Meningkatkan kegiatan analisis kajian kesegaran jasmani, pendidikan
jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat bermanfaat langsung bagi
peserta didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta menunjang
peningkatan mutu pendidikan.
16
yang optimal Tujuan pendidikan kesehatan tersebut akan tercapai
dengan melakukan berbagai cara pelaksanaannya.
17
secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim
Pembina UKS di bawahnya dengan yang di atasnya maupun antar
sesama Tim Pembina UKS yang sejajar. Kegiatan UKS di lingkungan
sekolah meliputi beberapa kegiatan, yang pertama adalah rapat
koordinasi baik di tingkat pusat, propinsi, kabupaten serta tim
Pembina. Semua dilakukan dengan mengundang para anggota tim
Pembina UKS baik dari bidang kesehatan dalam negeri maupun dari
pendidikan nasional. Kedua, memberikan bantuan peningkatan
kualitas kesehatan madrasah, kemudian orientasi dokter kecil untuk
MI, dan kader kesehatan remaja untuk MTs dan MA.Pembinaan UKS
oleh TPUKS (Tim Pembina UKS) masih rendah dan belum
merata.Pendidikan kesehatan berbasis kesehatan dengan program
usaha kesehatan sekolah atau pelaksanaan sekolah sehat ini,
diharapkan menjadi bagian dari pelaksanaan pendidikan, bukan hanya
di madrasah tetapi juga di sekolah.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan
dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih
diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4
H (head, heart, hand dan health).
20
DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Mancana Jaya Cemerlang.
Departemen Kesehatan.
Kabupaten/Kota. http://bankdata.depkes.go.id
21