Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK

High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA)

Disusun Oleh :
Arianto Kartika Chandra N
NIM 3.33.14.2.03

Dosen Pengampu :
Ir. Slamet Widodo, M. Eng.
NIP 196005101984031001

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HSDPA (High Speed Downlink Packet Acces) merupakan pengembangan teknologi 3G
yang memungkinkan kecepatan data sampai 8-10 Mbps. Evolusi WCDMA dengan menggunakan
teknologi HSDPA mampu meningkatkan kecepatan transmisi data dengan peralatan jaringan
WCDMA yang telah ada. Implementasi HSDPA ini tidak mengubah hirarki kerja dari sisi
UTRAN, akan tetapi perubahan yang paling besar terjadi pada bagian MAC karena terjadi
penambahan entitas MACHS (Medium Access Control high speed) pada sublayer MAC dari Node
B. Selain itu, UE (User Euipment) dengan kapabilitas HSDPA bisa co-exist dengan UE WCDMA
pada carrier yang sama. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan transmisi data yang
tinggi dengan tetap mempertahankan kapabilitas dengan peralatan jaringan WCDMA yang telah
adadi antaranya: AMC (Adaptive Modulation and Coding), HARQ (Hybrid Automatic
RepeatRequest), dan packet schedulling.

Untuk HSDPA, layanan akses internet yang masih baru, High-Speed Downlink Shared
Channel (HS-DSCH), telah ditambahkan ke W-CDMA rilis 5 dan spesifikasi lebih lanjut. Hal ini
dilakukan dengan memperkenalkan tiga baru lapisan fisik saluran: HS-SCCH, HS-DPCCH dan
HS-PDSCH. High Speed-Shared Control Channel (HS-SCCH) menginformasikan pengguna
bahwa data akan dikirimkan pada 2 slot HS-DSCH depan. High Speed Uplink-Dedicated Physical
Control Channel (HS-DPCCH) membawa informasi pengakuan dan saluran Indikator kualitas saat
ini (CQI) dari pengguna. Nilai ini kemudian digunakan oleh base station untuk menghitung berapa
banyak data untuk mengirim ke perangkat pengguna pada transmisi berikutnya. High Speed
Downlink Shared Channel-Fisik (HS-PDSCH) adalah saluran dipetakan ke saluran transportasi
HS-DSCH di atas yang membawa data pengguna yang sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja tentang unduh data dari jaringan HSDPA?
2. Mulai dari manakah awal munculnya jaringan HSDPA?
3. Apa saja prosedur yang berkaitan dengan jaringan HSDPA?
4. Dan bagaimana cara kerja dari jaringan HSDPA?

C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari makalah ini hanya dibatasi oleh HSDPA (High Speed
Downlink Paket Access) dan semua prosedur yang berkaitan dengan HSDPA.

D. Tujuan
1. Tujuan utama HSDPA adalah untuk meningkatkan user throughput maksimum untuk
pengiriman paket data dari sisi downlink dan mengurangi delay transmisi paket (round
tripdelay).
2. Untuk mengetahui prkembangan jaringan HSDPA mulai dari awal sampai sekarang.
3. untuk memberikan pengertian dari seputar proses HSDPA.
4. Dan untuk mengetahui kapasitas file yang di unduh dari internet.

E. Manfaat
1. HSDPA dapat mempermudah user di bidang telekomunikasi.
2. Mengurangi tertundanya pengunduhan atau download data (delay).
3. Aplikasi teknologi HSDPA sangat mudah digunakan dan kecepatan access megunduh
data lebih cepat.
4. Keamanan HSDPA bekerja lebih baik dari pada algoritma kriptografi.
5. Mudah dibawa kemana saja sehingga mempermudah kita untuk berkomunikasi di dunia

teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
TEKNOLOGI JARINGAN SELULER HSDPA

1. Sejarah HSDPA
Pada tahun 1978 awal munculnya teknologi generasi pertama (1G), teknologi
pertama yang diluncurkan adalah Global System for Mobile (GSM) dan Code Division
Multiple (CDMA). Metode akses yang digunakan oleh CDMA dan GSM berbeda, yaitu
1G hanya dapat digunakan untuk menelpon dan masih menggunakan nada dering
monofonik, yang tentunya belum memiliki akses ke internet. Kemudian pada tahun
1990an diluncurkan teknologi generasi kedua (2G), yaitu GSM dengan fasilitas nada
dering polifonik dan baru memiliki pengaturan variasi warna. Setelah 2G, muncul
telepon seluler dengan 2.5G yang telah memiliki fitur Mobile Multimedia Message
(MMS) dan dilengkapi akses General Packet Radio Service (GPRS). Perkembangan
teknologi yang sangat pesat, sehingga dimunculkanlah telepon seluler dengan teknologi
generasi ketiga (3G). Teknologi ini cukup diminati di masyarakat, dengan salah satu
keunggulan baru dari telpon seluler yang memiliki fitur video call yang membuat kita
dapat melihat lawan bicara kita pada saat melakukan panggilan. Sampai saat ini telah
dikeluarkan teknologi yang disebut 3.5G, yang merupakan teknologi transmisi data pita
lebar (bandwith) yang dapat digunakan secara berpindah-pindah (mobile broadband) dan
berbasis High-Speed Downlink Package Access (HSDPA).

HSDPA ini pertama kali diperkenalkan di Jepang (berupa 3G+ sampai 3.5G).
Teknologi 3,5G ini selalu berkembang sama seperti pada generasi sebelumnya. 3.5G
adalah teknologi lanjutan dari 3G yang dalam teori memberikan layanan suara, video,
maupun akses dengan kecepatan hingga 3.6 Mbps atau sembilan kali lebih cepat dari
layanan 3G umumnya. Kontennya sendiri tidak jauh berbeda dengan konten dari
teknologi 3G yang sudah ditawarkan oleh beberapa operator seluler di Indonesia yaitu
video call, mobile video, mobile TV, serta video content. Sedangkan perbedaan antara
3G dengan 3.5G adalah 3.5G menyuguhkan gambar yang lebih tajam dari gambar yang
ditawarkan oleh 3G. Seperti teknologi sebelumnya, teknologi 3.5G juga menggunakan
broadband yang menyediakan akses atau koneksi internet lebih cepat dan sambungan
langsung ke jaringan internet lokal maupun internasional.

2. Pengertian (HSDPA)
HSDPA adalah singkatan dari High-Speed Downlink Packet Access, adalah
protokol baru untuk transmisi telepon mobile data. HSDPA dikenal sebagai 3.5G (G =
Generation) teknologi. Pada dasarnya, standar yang akan memberikan kecepatan
download pada ponsel setara dengan ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) line
di rumah, menghapus pembatasan pada penggunaan ponsel Anda dengan koneksi yang
lambat. Ini merupakan evolusi dan perbaikan pada W-CDMA atau Wideband Code
Division Multiple Access, protokol 3G. HSDPA meningkatkan kecepatan transfer data
dengan faktor paling sedikit lima kali dari W-CDMA. HSDPA dapat mencapai kecepatan
transmisi data teoritis 8-10 Mbps (megabit per detik), meskipun setiap data yang dikirim,
aplikasi dengan permintaan data yang tinggi seperti video dan musik streaming fokus
HSDPA.

HSDPA meningkatkan kecepatan pada W-CDMA dengan menggunakan teknik


yang berbeda untuk modulasi dan coding. Ini membuat saluran baru dalam W-CDMA
disebut HS-DSCH, atau saluran berkecepatan tinggi downlink bersama. Saluran ini
berbeda dari channel lain dan memungkinkan untuk kecepatan downlink yang lebih
cepat. Penting untuk dicatat bahwa saluran tersebut hanya digunakan untuk downlink.
Itu berarti bahwa data yang dikirim dari sumber ke ponsel. Hal ini tidak mungkin untuk
mengirim data dari ponsel ke sumber menggunakan HSDPA. Saluran dibagi antara
semua pengguna yang memungkinkan sinyal radio yang akan digunakan paling efektif
untuk download tercepat.

Ketersediaan HSDPA secara luas mungkin memerlukan waktu untuk diwujudkan,


atau tidak pernah bisa tercapai. Banyak penyedia telekomunikasi seluler bekerja dengan
cepat untuk menggunakan jaringan 3G yang dapat ditingkatkan ke 3.5G ketika ada
permintaan pasar. Awal penyebaran layanan akan pada kecepatan jauh lebih rendah
dibandingkan tingkat teoritis. Awal layanan akan berada di 1,8 Mbps, dengan upgrade
ke 3.6Mbps sebagai perangkat yang tersedia yang dapat menangani kecepatan
meningkat.

Penerimaan jangka panjang dan keberhasilan HSDPA tidak jelas, karena HSDPA
tidak merupakan satu-satunya alternatif untuk transmisi data kecepatan tinggi. Standar
seperti CDMA2000 1xEVDO dan WiMax merupakan potensi lainnya dengan standar
kecepatan tinggi. Karena HSDPA adalah perluasan dari W-CDMA, tidak mungkin untuk
berhasil di lokasi di mana W-CDMA belum digunakan. Oleh karena itu, keberhasilan
HSDPA akhirnya sebagai standar 3.5G pertama akan tergantung pada keberhasilan W-
CDMA sebagai standar 3G.

Kecepatan unduh datanya :


a) Di lingkungan perumahan teknologi ini dapat melakukan unduh data hingga
berkecepatan 3,7 Mbps.
b) Dalam keadaan bergerak seseorang yang sedang berkendaraan di jalan tol
berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet berkecepatan 1,2 Mbps.
c) Di lingkungan perkantoran yang padat pengguna dapat menikmati streaming
video dengan perkiraan kecepatan 300 Kbps.

3. Cara kerja HSDPA


HSDPA merupakan kanal baru yang dimilikioleh 3g yaitu high speed downlink
shared channel (HS-DSCH). Kanal tersebut beroperasi berbeda dengan jalur 3g yang ada.
Penambahan kanal berupa implementasi adaptive modulation and coding (AMC) hybrid
automatic repestrequest ( HARG), fast packet scheduling, retransmission protokol and
fast cell selection (FCS) yang di kendalikan medium access control (AMC) di node yang
berkemampuan 3g. HS-DSCH di fungsikan untuk proses downlink data ponsel.
Sedangkan untuk proses uplink, kemampuan HSDPA tidak bias sebesar downlinknya,
yang secara teori hanya mampu sampai 2 mbit/s. Jaringan HSDPA secara fisik memiliki
3 kanal, yakni high speed data physich downlink Shared channel (HS-PDSC), high peed
shared control channel (HS-DPCCH). HS-PDSCH mengadopsi modulative adaption
QPSK (quadrature phaseshift keying) atau algoritma phase modulasi yang sudah ada, dan
16 QAM (quadrative amplitude modulation) yakni empat amplitude dan empat fase yang
memungkinkan penggunaan data rate tinggi dibawah kondisi jaringan radio yang
bermacam – macam.

4. Arsitektur Jaringan HSDPA


HSDPA merupakan evolusi dari UMTS, sehingga arsitektur jaringan HSDPA tetap
menggunakan arsitektur jaringan UMTS. Secara sederhana, Arsitektur UMTS dapat
digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Arsitektur ULTRAN (UMTS terrestrial Radio Access Network) dibangun oleh satu
atau beberapa radio network system (RNS) yang terhubung pada Core Network (CN).
RNS dapat dibagi menjadi dua entity, yaitu Radio Network Controller (RNC) dan node
B atau base station node B pada HSDPA tidak terdiri dari layar fisik, terdapat juga MAC
(Medium Access Control) layer seperti terlihat pada gambar diatas. MAC-hs merupakan
entity MAC yang menangani transport channel HS-DSCH. MC-hs memiliki peran fungsi
dalam transmisi ARQ (Automatic Repeat Request) dan scheduling dalam menangani
prioritas paket. Dengan adanya MAC layer pada node B, maka proses retransmisi dapat
terjadi lebih cepat dan delay untuk men-decode paket dapat berkurang karena rount -trip
retransmisi yang lebih pendek.

Adapun Karakteristik Sistem HSDPA dibawah ini :

a. Adaptive Modulation and Coding


Adaptive Modulation and Coding (AMC) merupakan teknologi utama yang
menyebabkan HSDPA mencapai data rate jauh lebih besar dari sistem sebelumnya.
Sistem CDMA biasanya menggunakan skema modulasi konstan (misalnya M-PSK) dan
fast power control agar segera dapat menyesuaikan dengan kondisi kanal. Sebaliknya,
AMC menggunakan power konstan sementara skema modulasi dan koding yang berubah
sesuai kondisi kanal. Hasilnya meningkatkan throughput rata-rata karena level MCS
(Modulation and Coding Scheme) yang diberikan semakin tinggi sesuai kondisi yang
diinginkan pengguna.

b) Hybrid Automatic Repeat Request (ARQ )


Meskipun level MCS digunakan untuk menjamin berhasilnya proses transmisi,
kegagalan masih saja terjadi pada sistem nirkabel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
interferensi antar pengguna dan pemancar. Pada keadaan normal rata-rata 10-30%
transmisi pertama harus diulangi agar berhasil. Dengan demikian, pemilihan protocol
retransmisi menjadi vital dalam kinerja sistem komunikasi nirkabel. 3GPP menetapkan
HARQ untuk retransmisi karena kemampuannya mengirim kembali dengan cepat.
HARQ diimplementasikan pada layer MAC (Medium Access Control) sebagai pengganti
layer RLC (Radio Link Control) yang banyak digunakan untuk protokol transmisi data
yang lain. Layer MAC diletakkan pada radio interface yang berhubungan langsung
dengan UE sehingga menurunkan delay. Pada keadaan normal NACK diminta kurang
dari 10 ms pada layer MAC padahal dengan RLC dibutuhkan antara 80-100 ms. Dengan
menurunkan delay pada proses retransmisi, protokol internet yang telah diperkenalkan
pada release 4 mudah diimplementasikan. Hal tersebut mendukung diterapkannya
berbagai aplikasi seperti internet dan FTP. Untuk membatasi kompleksitas proses
retransmisi, 3GPP menetapkan protocol SAW (Stop and Wait). Protokol SAW bekerja
dengan cara mengirimkan suatu paket dan menunggu respon UE. Yang menjadi masalah
adalah jika sistem idle (diam) dan tidak merespon. Agar efisien, 3GPP memilih protokol
N-channel SAW. Saat sebuah kanal N menunggu ACK atau NACK, kanal (N-1) terus
mengirimkan data. Nilai N masih dievaluasi antara 2 dan 4. HARQ menggunakan buffer
virtual untuk mengirimkan salinan data yang dikirim sebelumnya. Saat retransmisi
diminta, data yang rusak dibandingkan dengan salinan pada buffer untuk menentukan
kualitas koding sehingga proses retransmisi segera berhasil dilakukan. Hal tersebut akan
meningkatkan rata-rata throughput.

c) Fast Scheduling
Perubahan dasar yang dilakukan adalah penjadwalan pada Node B. Dengan cara
inilah respon terhadap perubahan kondisi kanal segera dilakukan untuk menjamin
layanan untuk UE. Tiga cara penjadwalan dipakai dalam sistem HSDPA yaitu Round
Robin (RR), Maximum C/I, dan Proportional Fair (PF). Penjadwalan RR bekerja
berdasarkan posisi antrian, first in first out. Meskipun paling sederhana dan fair, kondisi
kanal yang dipakai UE tidak dijadikan pertimbangan. Sebagai konsekuensinya pengguna
tetap dijadwal meskipun kondisi kanal buruk Algoritma Maximum C/I menjadwal UE
ketika memiliki nilai SIR tertinggi di antara UE lain dalam suatu sel. Asumsinya seluruh
UE memiliki level MCS tertinggi untuk melakukan transmisi. Hal tersebut kurang fair
karena menyebabkan hampir setengah pengguna sel tidak memperoleh pelayanan yang
cukup. PF merupakan bentuk kompromi antara RR dan Maximum C/I. PF bekerja
berdasarkan keseimbangan antara rata-rata SIR yang diperoleh dengan SIR pada waktu
tertentu. Hasilnya setiap pengguna dilayani saat kondisi kanal mendukung. Lebih fair
karena kondisi kanal waktu tertentu pasti lebih baik daripada rataratanya
d) Handover ( Fast Cell Selection )
Perpindahan UE antarsel pada sistem CDMA pada umumnya menggunakan
prosedur soft handover. Akan tetapi HSDPA menggunakan cara yang lebih cepat dengan
hard handover dengan teknologi yang disebut FCS (Fast Cell Selection). FCS bekerja
dengan memantau level SIR seluruh Node B dalam jangkauan UE lalu diarahkan pada
Node B yang dapat memberikan SIR lebih tinggi (power CPICH yang lebih tinggi).
Aktivitas downlink hanya dapat dilakukan pada satu Node B. Jika terdapat Node B yang
memberikan level SIR yang lebih tinggi pada daerah perpindahan, seharusnya RNC yang
bertanggung jawab melakukan proses handover. Dengan FCS, maka dilakukan internode
handover ke Node B yang baru. Hal ini bertujuan untuk menurunkan delay dalam
prosedur handover.

5. Channel – Channel HSDPA


a) HS-DSCH (high speed downlink shared channel) HS-DSCH merupakan
transport channel downlink HSDPA yang dapat digunakan mengirim paket data
oleh beberapa user dalam satu cell.
b) HS-SCCH (high speed shared control channel) HS-SCCH merupakan downlink
physical cannel dengan SF tetap sebesar 128 yang membawa informasi kunci
yang di perlukan untuk MS-PDSCH.
c) HS-DPCCH (high speed dedicatede physical control channel) HS-DPCCH
membawa informasi control yang diperlukan dalam pengiriman paket data seperti
ARQ acknowledgement (ACK/NACK) serta CQI (channel quality indikcator).

6. Keunggulan HSDPA

a) Teknologi HSDPA dapat digunakan untuk banyak user secara bersama-sama.


Tetapi jika semua user melakukan download file dengan kapasitas yang besar dari
internet, akan berimbas pada aliran data, yaitu seluruh user akan mendapat
koneksi yang lambat.
b) Frekuensi yang dipakai oleh teknologi ini sudah dapat dimaksimalisasikan secara
efisien dengan pemakaian bandwith (lebar pita) yang tepat.
c) Mengurangi tertundanya pengunduhan atau download data (delay), walaupun
dengan banyaknya pengguna dari koneksi HSDPA, unduhan data tidak akan
tertunda, tetapi mungkin mengalami sedikit keterhambatan aliran data.
d) Transmission Time Interval ( TTI ) yang lebih pendek, yaitu 2 ms, sehingga
kecepatan transmisi pada layer fisik dapat lebih cepat.
e) Menggunakan teknik penjadwalan / scheduling yang cepat
f) Menggunakan Adaptive Modulation and Coding ( AMC )
g) Menggunakan fast Hybrid Automatic Response request (HARQ)

7. Kekurangan HSDPA

a) Kecepatan maksimum 14,4 Mbps dalam jarak kurang dari 1 km dari base station.
Apabila sudah mencapai jarak lebih dari sama dengan 6 km, aliran data akan
menurun kepada kecepatan 1 Mbps.
b) Harga yang cukup mahal bila dibandingkan dengan jaringan seperti WiMAX.

8. Modem HSDPA
Dalam smartphone, akses internet yang sangat cepat dapat diambil dari antena
telepon seluler itu sendiri yang akan diproses lebih lanjut. Sedangkan untuk laptop atau
netbook, komputer belum tentu dapat menangkap dan memproses sinyal yang ada,
kebanyakan hanya dapat menangkap sinyal melalui Wi-Fi ataupun Bluetooth. Solusi
yang dapat ditawarkan adalah dengan menggunakan modem, dengan cara menangkap
sinyal tersendiri dari antena yang ada dan diproses lebih lanjut agar komputer dapat
tersambung dengan akses internet dari sinyal modem. HSDPA USB modem dapat
dipakai untuk mendapatkan koneksi internet pada komputer rumah dimana terdapat
sinyal kuat dari HSDPA. Hal ini akan menggantikan kebutuhan pengguna akan koneksi
fixed line.
9. Paket Penjadwalan Cepat
Saluran downlink HS-DSCH dibagi antara pengguna dengan menggunakan
channel-dependent scheduling untuk membuat penggunaan sinyal radio yang tersedia
dengan maksimal. Setiap pengguna perangkat teknologi ini secara terus-menerus
mentransmisikan indikasi kualitas sinyal downlink, yaitu 500 kali per detik. Dari
informasi yang diperoleh dari semua perangkat, base station memutuskan pengguna
mana yang akan dikirimkan data pada frame 2 ms pada aliran data berikutnya dan berapa
banyak data yang harus dikirimkan kepada setiap user atau pengguna. Data yang lebih
besar dapat dikirimkan kepada pengguna yang memiliki kualitas sinyal downlink yang
tinggi.

Banyaknya pembagian dari rangkaian kode dan jaringan bandwith, dialokasikan


kepada para pengguna HDSPA melalui ketentuan dari jaringan itu sendiri. Alokasi yang
dilakukan adalah “semi-statis”, namun didalamnya masih dapat dimodifikasi ketika
jaringannya sedang beroperasi, tetapi tidak dalam basis per frame. Alokasi ini
merepresentasikan pertukaran antara bandwith yang dialokasikan untuk pengguna
HDSPA. Hal ini dimaksudkan untuk pengalokasian gelombang suara dan pengguna data
non-HDSPA. Lebih jelasnya, alokasi ini merupakan unit dari pembagian kode untuk
penyebaran di faktor 16, dimana 16 ada dan hingga 15 dapat di alokasikan untuk jaringan
HSDPA. Ketika base station dipilih, maka langkah selanjutnya adalah untuk menentukan
pengguna yang akan menerima data pada frame selanjutnya. Hal ini juga dapat berguna
untuk menentukan pembagian kode yang akan digunakan untuk tiap pengguna. Informasi
ini dikirim kepada perangkat pengguna melalui satu atau lebih “scheduling channels”.
Channel tersebut bukan merupakan bagian dari jaringan HSDPA yang telah ditentukan
sebelumnya, tetapi merupakan jaringan yang telah dialokasikan secara terpisah.
Selanjutnya, untuk memberikan frame 2 ms, data mungkin akan terkirim secara berulang
denga menggunakan pembagian kode yang berbeda. Maksimum banyaknya pengguna
dalam menerima data yang diberikan frame 2 ms, diapa dilihat dari banyaknya jumlah
pengalokasian dalam pembagian kode. Sebagai contoh, dalam teknologi CDMA2000
1xEV-DO, data yang dikirim hanya kepada satu pengguna dalam suatu kurun waktu.
10. Keamanan HSDPA
Autentikasi user atau pengguna dari teknologi HSDPA ini dilakukan dari SIM card
(atau RUIM). Data dari user akan dikodekan secara berbeda menurut standar CDMA,
dan bekerja jauh lebih baik daripada algoritma kriptografi. Keamanan dari teknologi ini
akan jebol apabila ada penyusup yang masuk ke base station atau suatu ketika penyusup
tersebut mendapatkan kode channel yang hanya dapat diperoleh dari agen khusus( 6432).
Dengan kata lain, keamanan akan kepemilikan akses ini cukup terjamin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah sebuah jaringan yang di
peruntukkan bagi telepon seluler yang populer dengan nama teknologi 3,5G. Teknologi
ini menyediakan kemampuan mengunduh yang cepat dan merupakan sambungan dari
asynchronous digital subcriber line (ADSL) yang digunakan pada sambungan layanan
internet untuk daerah perumahan dan mencegah melambatnya koneksi pada telepon
seluler.
HSDPA memiliki dua fase, fase pertama berkapasitas 4,1 Mbps dan kemudian
menyusul fase 2 berkapasitas 11 Mbps dan kapasitas maksimal downlink peak data rate
hingga mencapai 14 Mbps. Teknologi ini dikembangkan dari WCDMA sama seperti EV-
DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan
Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang memungkinkan untuk
penggunaan kapasitas data yang lebih besar yaitu mencapai 14,4 Mbps untuk download
data dan 2Mbps untuk upload data. Kecepatan terakhir yang dirilis oleh teknologi ini
adalah HSPDA+, dengan kecepatan download mencapai 42 Mbps dan 84 Mbps dalam
Rilis ke 9 dari standar 3GPP.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mencoba memberikan saran sesuai
hasil makalah ini supaya pembaca bisa menerapkan dengan baik tentang HSDPA yang
sudah berkembang di massa sekarang, dan bisa memanfaatkan sebaik mungkin fasilitas
– fasilitas yang sudah ada dalam jaringan HSDPA. Dan kami juga sangat mengharapkan
yang membaca makalah ini akan bertambah ilmunya dan mengapai cita-cita yang di
inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat
mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

http://hargahandphone-terbaru.blogspot.co.id/2012/11/penjelasan-tentang-hsdpa.html

https://id.wikipedia.org/wiki/High-Speed_Downlink_Packet_Access

http://sahrul-teknik.blogspot.co.id/2013/11/

Anda mungkin juga menyukai