Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 160130052
Mata Kuliah / Unit : Pengendalian Kualitas / A2
QC Seven Tools adalah 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh produksi, terutama pada permasalahan yang berkaitan dengan kualitas
(Mutu). QC 7 tools (QC Seven Tools) atau 7 alat pengendalian kualitas adalah 7 (tujuh) macam
alat dan Teknik yang berbentuk Grafik untuk meng-identifikasi dan menganalisa
persoalan/permasalahan yang berkaitan dengan Kualitas dalam produksi. QC 7 tools pertama kali
diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang profersor Engineering di Universitas Tokyo pada
tahun 1968 yang juga merupakan Bapak “Quality Circles” (Lingkaran Kualitas).
QC 7 Tools yang digunakan pada pengendalian mutu adalah cara tepat guna (efisien) untuk
merumuskan data-data, yaitu :
1. Check Sheet
2. Cause & Effect Diagram
3. Pareto Chart,
4. Histogram,
5. Graph,
6. Scatter Diagram
7. Stratification.
Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram merupakan salah satu alat (tools)
dari QC 7 tools yang dipergunakan untuk meng-identifikasikan dan menunjukkan hubungan
antara sebab dan akibat agar dapat menemukan akar penyebab dari suatu permasalahan. Fishbone
Diagram dipergunakan untuk menunjukkan Faktor-faktor penyebab dan akibat kualitas yang
disebabkan oleh Faktor-faktor penyebab tersebut.
Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan) ini juga dikenal sebagai Cause and Effect
Diagram (Diagram Sebab Akibat), dikatakan Fishbone Diagram karena bentuknya menyerupai
kerangka tulang ikan. Ada juga yang menyebutkan Cause and Effect Diagram ini sebagai Ishikawa
Diagram karena yang pertama memperkenalkan Cause and Effect Chart ini adalah Prof. Kaoru
Ishikawa dari Universitas Tokyo di tahun 1953.
Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini dipergunakan untuk :
1. Meng-identifikasikan akar penyebab dari suatu permasalahan
2. Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk pemecahaan suatu masalah
3. Membantu dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih lanjut
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Cause and Effect Diagram :
Setelah suatu masalah atau suatu situasi telah ditetapkan untuk dibahas lebih lanjut,
tanyakan “mengapa-mengapa” sampai menemukan akar penyebab permasalahannya.
Jika masalah tersebut terdapat beberapa penyebab potensial, maka kita harus meng-analisis
setiap penyebab tersebut.
Untuk mendapatkan Root Cause atau akar permasalahan yang dimaksud, metode 5 WHY (5
mengapa) adalah metode yang paling sering digunakan.
Contoh 5 WHY :
Permasalahan : Produk tidak bisa di-ON-kan
WHY Pertama : Mengapa Produk tidak bisa di-ON-kan? Karena No solder di Komponen
Konektor
WHY Kedua : Mengapa ada No Solder di komponen konektor? Karena Mesin Solder
tidak Stabil
WHY Ketiga : Mengapa Mesin Solder tidak stabil? Karena Suku Cadang tidak diganti
tepat waktu
WHY Keempat : Megapa Suku Cadang tidak diganti tepat waktu? Karena tidak ada
anggaran khusus
WHY Kelima : Mengapa tidak ada Anggaran Khusus? Karena untuk menghemat biaya
Berikut ini adalah contoh dari Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat) :
3. Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan salah satu tools (alat) dari QC 7 Tools yang sering digunakan
dalam hal pengendalian Mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang yang
menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari
jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Dalam Grafik,
ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).
Dalam aplikasinya, Diagram Pareto atau sering disebut juga dengan Pareto Chart ini
sangat bermanfaat dalam menentukan dan mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang akan
diselesaikan. Permasalahan yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama kita untuk
melakukan tindakan.
Sebelum membuat sebuah Diagram Pareto, data yang berhubungan dengan masalah atau
kejadian yang ingin kita analisis harus dikumpulkan terlebih dahulu. Pada umumnya, alat yang
sering digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan Check Sheet atau
Lembaran Periksa.
Cara Membuat Diagram Pareto
Langkah-langkah dalam membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab kejadian.
(Contoh Permasalahan : Tingginya tingkat Cacat di Produksi Perakitan PCB, Penyebabnya
: Solder Short, No Solder, Missing, Solder Ball dan Solder Crack)
2. Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per Bulanan,
Mingguan atau per harian)
3. Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
4. Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi sampai
terendah).
5. Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif
6. Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang
7. Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis
8. Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut
9. Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan
10. Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan improvement
(tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.
4. Histogram
Histogram adalah Grafik yang berisi ringkasan dari sebaran (dispersi atau variasi) suatu data.
Histogram adalah grafik batang yang menampilkan frekuensi data. Penggunaan grafik Histogram
telah diaplikasikan secara luas dalam ilmu statistik. Jumlah titik data yang terletak dalam rentang
nilai (kelas) menjadi sangat mudah diinterpretasikan dengan menggunakan histogram.
Frekuensi data pada masing-masing kelas digambarkan
dengan menggunakan sebuah grafik batang atau kolom.
Dengan histogram, orang-orang dapat lebih mudah melihat
pola yang sulit dideteksi dalam suatu table sederhana. Grafik
pada histogram dibangun berdasarkan satu kelas interval
atau titik midpoint pada sumbu horisontal dan berupa
frekuensi absolut (misalnya dalam bentuk angka 10, 20, 30
dst), frekuensi relatif atau persentase (10%, 20%, 30% dst)
pada sumbu vertikal. Artinya angka pada sumbu vertical
menunjukkan banyaknya hasil observasi tiap-tiap kelas. Satu
kelas interval adalah jenis kategori; interval kelas dapat
mewakili satu nilai dalam distribusi frekuensi atau
sekelompok nilai dalam sebuah distribusi frekuensi.
Pada histogram, tidak ada jarak antar batang/bar dari grafik. Hal ini dikarenakan bahwa
titik data kelas bisa muncul dimana saja di daerah cakupan grafik. Sedangkan Ketinggian bar
sesuai dengan frekuensi atau frekuensi relatif jumlah data di kelas. Semakin tinggi bar, semakin
tinggi frekuensi data. Semakin rendah bar, semakin rendah frekuensi data.
Manfaat
Histogram sangat berguna untuk untuk
mengetahui distribusi /penyebaran suatu data.
Dengan mengetahui sebaran data ini makan akan
lebih mudah memperoleh informasi,
menganalisis, menyimpulkan serta mengambil
tindakan dari data tersebut.
1. Grafik Batang
adalah lukisan naik turunnya data berupa batang atau
balok dan dipakai untuk menekan kan adanya
perbedaan tingkatan atau nilai berupa aspek.
Contoh Grafik Batang :
Grafik pengunjung
Perpustakaan SMKN 2
Persentase penganut
agama di SMK 9
6. Scatter Diagram (Gambar Penyebar)
Diagram Scatter atau diagram pencar atau juga disebut diagram sebar adalah gambaran yang
menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan
menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai
koefisien korelasi. Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel
dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain.
Keterangan:
1. Pertambahan dalam y tergantung pada
pertambahan dalam x. Bila x dikendalikan, y
terkendali pula.
2. Bila x bertambah, y akan bertambah beberapa,
tetapi y seolah–olah mempunyai penyebab
selain dari x.
3. Menunjukkan tidak terdapat korelasi. Grafik
4. Menunjukkan bahwa pertambahan dalam x
menyebabkan kecenderungan untuk
penurunan y.
5. Mengandung intepretasi bahwa pertambahan
dalam x akan menyebabkan penurunan Y.
Oleh sebab itu, apabila x dikendalikan maka y
terkendali pula. (Hendra Poerwanto G)