Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Zelio Logic Smart Relay

Smart relay adalah suatu alat yang dapat diprogram oleh suatu

bahasa tertentu yang biasa digunakan pada proses automation.

Terdapat 2 tipe smart relay yaitu tipe compact dan tipe modular.

Perbedaannya adalah pada tipe modular dapat ditambahkan extension

module sehingga dapat ditambahkan input dan output. [1]

Pemrograman yang digunakan pada smart relay telemecanique adalah

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Dengan cara menggunakan tombol-tombol yang terdapat pada

smart relay sehingga dapat mengubah program secara langsung

dari smart relay tersebut.

2. Menggunakan komputer yang menggunakan software ”Zelio Soft ”.

Cara kerja smart relay pertama adalah:

1. Memeriksa kondisi input, Smart relay akan memeriksa setiap input

yang ada. Kemudian semuanya akan diinputkan ke dalam memori.

2. Mengeksekusi porogram pada suatu instruksi, sehingga kerja

smart relay adalah berdasarkan program. Setiap kondisi ditentukan

oleh programnya.

3. Mengatur status pada perangkat keluaran.

6
Keuntungan menggunakan Smart Relay adalah:

1. Pemrograman yang sederhana. Dengan adanya layar LCD (Liquid

Crystal Display) memungkinkan dilakukannya pemrograman

melalui front panel atau menggunakan Zelio Soft 2 Software.

2. Instalasi yang mudah.

3. Harga lebih murah dibandingkan dengan menggunakan PLC.

4. Fleksibel dan dapat ditambahkan modul tambahan bila diperlukan,

dual programming language dan multiple power capabilities

(12VDC, 24VDC, 24VAC dan 120 VAC).

5. Open connectivity sistem Zelio dapat dimonitor secara jarak jauh

dengan cara menambahkan extension modul berupa modem. Juga

tersedia modul modbus sehingga Zelio dapat menjadi slave OLC

(Optical Link Commissioning)dalam suatu jaringan PLC (Program

Logic Control).

2.2 Smart Relay Telemecanique SR3 B261 BD

Sfesifikasi smart relay SR3 B261 BD yang digunanakan dalam

proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

 Smart relay SR3 B261 BD adalah merk Telemecanique yang dibuat

oleh pabrikan Schneider.

 Smart relay ini merupakan Smart relay modular yang dapat

diexpand.

7
 Software yang digunakan untuk Smart relay ini adalah Zelio Soft 2.

Yang menggunakan bahasa ladder diagram atau bisa juga

menggunakan function block diagram.

 Memiliki layar yang dapat digunakan untuk melihat maupun

mengganti program yang telah diinput ke dalam Smart relay ini.

 Smart relay ini juga memiliki data backup yang dilakukan oleh

EEPROM Flash memory.

 Komunikasi yang digunakan adalah jaringan Modbus.

 Smart relay ini memiliki range power supply yang 24 VDC. Batasan

tegangan supplynya adalah 19,2-30 VDC.

POWER INPUT DIGITAL INPUT


SUPPLAY ANALOG

SLOT CENECTOR
TO PC

TOMBOL
FUNCTION

OUTPUT

Gambar 2.1 Gambar Smart Relay Telemecanique SR3 B261 BD

8
Dari gambar di atas dapat kita lihat

1. Layar yang dapat digunakan untuk melakukan pemrograman

secara langsung dari smart relay tanpa harus menggunakan

perangkat komputer.

2. Tombol-tombol yang telah disediakan kita dapat memrogram

dengan lebih mudah.

3. Supply 24 volt dengan I/O berjumlah 10 diskrit input dan 6

discrit/analog input dan output 10 kontak relay.

Untuk komunikasi dengan Smart Relay Zelio Logic menggunakan

software Zelio Soft 2, PLC harus terhubung dengan komputer

menggunakan kabel SR2CBL01 untuk menghubungkan modul ke PC

melalui serial port atau SR2USB01 untuk menghubungkan modul ke PC

melalui USB port.

Gambar 2.2 Kabel SR2CBL01 [1]

9
Gambar 2.3 Kabel SR2USB01[1]

2.3 Input Zelio Soft Smart Relay

Didalam pengerjaan proyek akhir ini menggunakan beberapa jenis

sensor baik sensor otomatis dan sensor manual sebagai Input ke

Smart Relay, yaitu:

2.3.1 Sensor Fiber Optic

Fiber Optic adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang

terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari

sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal

cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang

digunakan biasanya adalah dari sinar laser atau LED.

Pada prinsipnya fiber optik memantulkan dan membiaskan

sejumlah cahaya yang merambat di dalamnya. Sebuah kabel fiber

optics terbuat dari serat kaca murni, sehingga meski panjangnya

berkilo-kilo meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke

ujung lainnya.Sehingga kecepatan transmisi dengan mengunakan

10
sensor fiber optic sangat cocok untuk mendeteksi objek yang bergerak

cepat dan akurat

Cara Kerja FO (Fiber Optik ). [2]

 Optical Transmitter (Pemancar)

Optical transmitter merupakan sebuah komponen yang bertugas

untuk mengirimkan sinyal-sinyal cahaya ke dalam media

pembawanya. Di dalam komponen ini terjadi proses mengubah

sinyal-sinyal elektronik analog maupun digital menjadi sebuah

bentuk sinyal-sinyal cahaya. Sinyal inilah yang kemudian bertugas

sebagai sinyal korespondensi yang akan di gunakan utk

mendeteksi sebuah objek.

 Kabel Fiber Optik

Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam sistem

ini. Kabel fiber optik biasanya terdiri dari satu atau lebih fiber optik

yang akan bertugas untuk memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi

asalnya hingga sampai ke tujuan.

 Optical Receiver (Penerima)

Optical receiver memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya

yang dikirimkan oleh optical transmitter. Setelah cahaya ditangkap

dari media fiber optic, maka sinyal ini akan didecode menjadi

sinyal-sinyal digital yang akan menjadi output dari sensor fiber optic

tersebut.

11
Gambar 2.4 Sensor Fiber Optic [2]

2.3.2 Sensor Magnet

Pengertian Sensor Magnet adalah alat yang akan

terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan

kondisi pada keluaran, seperti layaknya saklar dua kondisi

(on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet

disekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk

kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap

maupun uap.

Cara Kerja Magnet Sensor ini akan bekerja ketika jenis

konduktor berada/mempengaruhi keberadaan medan magnet

sehingga magent dapat tertarik atau tertolak sesuai pengaruh

yang diberikan. [3]

12
Gambar 2.5 Sensor Magnet [3]

2.3.3 Sensor Limit Swicth

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan

katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit

switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan

menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan

tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup

tidak ditekan.[4] Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor

posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Limit switch memiliki 2

kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close)

dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.

Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di

bawah.

13
Gambar 2.6 Limit Swicth [4]

2.3.4 Selector Swicth dan Phus Botton

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk

memutuskan dan menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada

dasarnya adalah suatu alat yang dapat atau berfungsi

menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu

pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik

lemah. Sakar manual yang digunakan dalam proyek ini adalah

seagai berikut:

 Selector Switch

Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan

kondisi off, ada dua, tiga, empat bahkan lebih pilihan posisi,

dengan berbagai tipe geser maupun putar. Selector yang

digunakan adalah selector 1 kutup NO dima fungsinya untuk

menghubungkan source ke modul atau ke instalasi.

14
 Saklar Push Botton

Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran

listrik sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali

lagi pada posisi off. Saklar tipe ini banyak digunakan pada

rangkaian elektronika yang di kombinasikan dengan rangkaian

pengunci.Sakalar ini digunakan sebagai tonbol start –stop pada

sistem Smart Relay

Gambar 2.7 Selector Dan Phus Botton [4]

2.4 Output Zelio Logik Smart Relay

Didalam mengerjakan pengerjaan proyek ini ouput yang akan di

control lewat program Zelio Loic Smart Relay ini hanya ada 2 macam

yaitu sebagai berikut:

2.4.1 Selenoid Valve

Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh

energi listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang

berfungsi untuk menggerakan plunger yang dapat digerakan oleh arus

AC maupun DC. Solenoid valve pneumatic atau katup (valve)

solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan, lubang

15
jebakan udara (exhaust) dan lubang Inlet Main. Lubang Inlet Main,

berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau

supply (service unit), lalu lubang keluaran (Outlet Port) dan lubang

masukan (Outlet Port), berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan

angin keluar yang dihubungkan ke pneumatic, sedangkan lubang

jebakan udara (exhaust), berfungsi untuk mengeluarkan udara

bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi

ketika solenoid valve pneumatic bekerja.[5]

Prinsip kerja dari solenoid valve/katup solenoida yaitu katup

listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil

mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi

medan magnet sehingga menggerakan plunger pada bagian dalamnya

ketika plunger berpindah posisi maka pada lubang keluaran dari

solenoid valve pneumatic akan keluar udara bertekanan yang berasal

dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini

mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang

mempunyai tegangan kerja DC.

Gambar 2.8 Konstruksi dan Fisik Solenoid Valve [5]

16
2.4.2 Inverter

Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak

digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC.

Meskipunsecara umum kita menggunakan tegangan AC untuk

tegangan masukan/ input dari Inverter tersebut. Inverter digunakan

untuk mengatur kecepatan motor-motor listrik.[6]

Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor (listrik AC)

menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang

dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan

yang diinginkan.

Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan

cara merubah Frekuensi Outputnya:

f = frekuensi (Hz)

p = jumlah kutub

Gambar 2.9 Inverter [6]

17
2.5 Power Supply

Power supply untuk mengerakkan control system ini ada 2

macam yaitu :

2.5.1 Power Listrik AC 220V

Power listrik AC 220V ini adalah sebagai sumber utama

untuk penngerak system ini, dan power ini kita peroleh dari PLN.

Yang perlu di perhatikan dalam penggunaan power tersebut adalah

system proteksinya, dalam instalasi energy listrik tersebut akan di

protek menggunakan MCB (Mini Circuit Breaker) dimana fungsinya

adalah sebagai

 Pengaman arus hubung singkat (Short Circuit)

 Pengaman beban lebih (Over load)

 Saklar utama instalasi

Gambar 2.10 Mini Circuit Breaker (MCB) [7]

18
2.5.2 Power Listrik DC 24V

Power DC 24V ini diperoleh dari power AC220V yaitu di

konversi mengunakan adaptor. DC Power Supply atau Adaptor

pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan

arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya

adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator

GAMBAR 2.11 Diagram Blok DC Power Supply

 Transformator atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk

DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang

berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan

kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian

adaptor (DC Power Supply).

 Rectifier atau Penyearah Gelombang adalah rangkaian

Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk

mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah

tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down.

Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.

Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu

“Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda

19
dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen

dioda.[8]

 Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari

Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor

(Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte

Capacitor).

 Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan

sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus

beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter.

Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda

Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).

Gambar 2.12 Power Supplay DC [7]

20
2.6 Perhitungan Cost Operasional

Dalam pengoperasian mesin tidak bisa menghilangkan yang

namanya cost dari biaya produksi seperti biaya energy dan biaya

preventive.

Untuk mengeahui biaya operasional harus mengetahui:

- Kapasitas mesin

- Energy yang di serap mesin

- Sistem kerja msin untuk melakukan perawatan.

Setelah mengetahui hal tersebut maka bisa dihitung kapasitas

target yang akan atau sudah di capai.

1. Kapasitas mesin

Untuk menghitung kapasitas mesin adalah menghitung langkag

kerja mesin dalam meghasilkan 1 kesatuan product. Di kali

dengan jam operasional mesin.

𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐤𝐚𝐩𝐚𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐪𝐮𝐧𝐳𝐞 × 𝐉𝐚𝐦 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥

2. Energy mesin

Untuk menghitung energy adalah dengan menghitung total daya

yang di gunakan mesin tersebut di tambah dengan total daya

mesin yang terintergrasi dengan mesin tersebut dan di kali

dengan harga energy

𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐲 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐲𝐚 × 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐲

21
3. Preventive mesin

Untuk menhitung biaya preventive adalah menentukan part yang

akan di preventive dan menghitung harga pembelian part lalu di

kali 1 % dari harga untuk biaya perawata part tersebut.

𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐩𝐫𝐞𝐯𝐞𝐧𝐭𝐢𝐯𝐞 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 × 𝟏%

22

Anda mungkin juga menyukai