Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PEREKAM MEDIS DAN


INFORMASI KESEHATAN DI BAGIAN .... DENGAN METODE
ANALISIS BEBAN KERJA DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
Proposal ini dibuat untuk memenuhi persyaratan menyusun Karya Tulis Ilmiah Diploma III Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan

Diajukan Oleh :
DIAN HARTADI
NIM. P1337437117096

PRODI DIPLOMA III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009).
Penyelenggaraan pelayanan rekam medis menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara 135/KEP/MENPAN/12/2002 dalam Hatta (2008) adalah kegiatan pelayanan
penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi
pelayanan kesehatan,administrasi, dan manajemen pada sarana pelayanan kesehatan dan instalasi
yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan rekam medis. Kegiatan pelayanan rekam
medis meliputi penerimaan pasien, assembling, koding indeksing, analsia pelaporan, dan
penyimpanan. Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan rekam medis perlu didukung tenaga
rekam medis yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan. Dengan
terpenuhinya tenaga rekam medis dengan uraian pekerjaan di setiap unit kerja maka pelayanan akan
menjadi lebih maksimal.
Untuk menghitung jumlah kebutuhan sumber daya manusia unit rekam medis menggunakan
metode Analisis Beban Keja Kesehatan (ABK Kes) merupakan suatu metode perhitungan
kebutuhan sumber daya manusia kesehatan berdasarkan beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap
jenis sumber daya manusia pada tiap unit difasilitas pelayanan kesehatan termasuk puskesmas
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
RSUD Kabupaten Temanggung adalah rumah sakit tipe B dengan kunjungan rawat jalan
rata-rata perhari 368 pasien, dengan jumlah tenaga Unit rekam medis 22 orang terdiri dari 3 petugas
assembling, 1 petugas koding rawat jalan dan 1 petugas koding rawat inap, 3 petugas pendafataran
rawat inap/igd, 4 petugas pendaftaran rawat jalan, 2 petugas casemix, 2 petugas indexsing dan 6
petugas flling. Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan inap yang cenderung
meningkat sehingga beban kerja petugas semakin meningkat. Untuk itu diperlukan kesesuaian
antara beban kerja dengan banyaknya petugas sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui jumlah
petugas berdasarkan beban kerja unit Rekam Medis Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kebutuhan tenaga kerja berdasarkan analisis beban kerja dibagian rekam medis di
RSUD Kabupaten Temanggung pada tahun 2019?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kebutuhan tenaga kerja berdasarkan analisis beban kerja dibagian rekam medis di
RSUD Kabupaten Temanggung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui waktu kerja tersedia petugas rekam media di RSUD Kabupaten Temanggung.
b. Mengetahui komponen beban kerja dan norma waktu petugas rekam media di RSUD
Kabupaten Temanggung.
c. Mengetahui standar beban kerja petugas rekam media di RSUD Kabupaten Temanggung.
d. Mengetahui standar kegiatan penunjang petugas rekam media di RSUD Kabupaten
Temanggung.
e. Menetapkan kebutuhan sumber daya manusia pada unit rekam media di RSUD Kabupaten
Temanggung.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi RSUD Kabupaten Temanggung untuk
meningkatankan mutu pelayanan dengan sumber daya manusia unit rekam medis yang
memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan.

2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan
referensi dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi Diploma III Rekam Medik dan
Informatika Kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa

Menambah pengalaman dan wawasan tentang rekam medis, khususnya tentang kebutuhan
sumber daya manusia unit rekam medis dengan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan di
RSUD Kabupaten Temanggung.

E. Keaslian Penelitian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010).
Sedangkan menurut Undang – Undang 44 tahun 2009, Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.

b. Tujuan Rumah Sakit

Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit adalah :

1) Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.


2) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
4) Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan rumah sakit.

c. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.983/Menkes/per/II 1992


tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan serta berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, fungsi
rumah sakit adalah :

1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3) Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2. Rekam Medis

a. Pengertian Rekam Medis


Menurut PERMENKES No 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.

b. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi


dalam rangka upaya peningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan
tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan.

c. Kegunaan Rekam Medis

Menurut Depkes RI Dirjen Pelayanan Medis dalam buku Pedoman Pengolahan


Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia, kegunaan rekam medis dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu:

1) Aspek Administrasi

Isi rekam medis menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung


jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.

2) Aspek Medis

Rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut digunakan sebagai
dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang
pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan
melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko klinis serta
keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya.

3) Aspek Hukum

Menurut UU tentang Praktik Kedokteran RI Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat


(1), suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti
untuk menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan rumah sakit
sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai
informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

4) Aspek Keuangan

Rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi


yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis
dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta
tindakan-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama
menjalani perawatan di rumah sakit.

5) Aspek Penelitian

Rekam medis mempunyai nilai penelititan, karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan

Rekam medis isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan


kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran
dibidang profesi pendidikan kesehatan.

7) Aspek Dookumentasi

Rekam medis isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan


dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan yang baik.

d. Formasi Jabatan Fungsional Perekam Medis

Berdasarkan Permenpan 30 Tahun 2013, penetapan formasi jabatan


fungsional Perekam Medis didasarkan pada indikator, antara lain :

1) Kelas atau tipe sarana kesehatan


2) Jenis pelayanan kesehatan
3) Jumlah tempat tidur sarana kesehatan
4) Jumlah kunjungan pasien
5) Jumlah penggantian pembayaran
6) Jam kerja pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan 24 jam
3. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)

Berdasarkan buku Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Berdasarkan metode


ABK Kesehatan adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDMK yang
berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK pada setiap
Fasyankes sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Menurut Permenkes RI No 33
tahun 2005, menyatakan bahwa metode ABK Kes memiliki tujuan untuk
merencanakan kebutuhan SDMK di tingkat manajerial maupun tingkat pelayanan,
sesuai dengan beban kerja sehingga diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai.
Adapun langkah – langkah perhitungan SDM berdasarkan ABK Kes meliputi 6
langkah, yaitu :
a. Menetapkan fasyankes dan jenis SDMK;
b. Menetapkan waktu kerja tersedia (WKT);
c. Menetapkan komponen beban kerja (tugas pokok, tugas penunjang, uraian tugas)
dan norma waktu;
d. Menghitung standar beban kerja;
e. Menghitung standar kegiatan penunjang;
f. Menghitung kebutuhan SDMK per institusi fasyankes.
Metode ABK Kes dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas dan sarana
kesehatan lainnya, atau digunakan untuk kebutuhan tenaga di Kantor Dinas
Kesehatan. Berikut adalah penjelasan langkah – langkah perhitungan :
a. Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK
Data dan informasi fasyankes unit atau instalasi dan jenis SDMK dapat
diperoleh dari :
1) Struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) institusi;
2) Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
3) Permenkes No 73 tahun 2013 tentang jabatan fungsional umum dilingkungan
Kementrian Kesehatan RI;
4) Permen PAN-RB tentang Jabatan Fungsional Tertentu (28 jenis jabatan
fungsional tertentu)
Selain jenis SDMK bersumber dari kebijakan diatas, dapat digunakan dari
sumber-sumber sebagai berikut :
1) Peraturan daerah provinsi tingkat provinsi tentang organisasi dan tata kerja
SKPD (satuan kerja perangkat daerah);
2) Data hasil analisis jabatan (peta jabatan dan informasi jabatan) dari SKPD
masing-masing;
3) Pedoman teknis SPO (standar prosedur operasional) setiap tugas pokok dan
fungsi jabatan.
b. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
Waktu kerja tersedia adalah waktu yang dipergunakan oleh SDMK untuk

melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun waktu 1 tahun. Dalam

Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja instansi
pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5 hari kerja/6 hari kerja

sesuai dengan yang ditetapkan Kepala Daerah masing-masing.

Berdasarkan Peraturan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2011

tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil, jam kerja

efektif (JKE) sebesar 1250 jam per tahun. Demikian juga menurut Permen PA-RB

No 26 Tahun 2011, jam kerja efektif (JKE) antara 1192-1237 jam per tahun yang

dibulatkan menjadi 1200 jam per tahun atau 72000 menit per tahun baik yang

bekerja 5 hari maupun 6 hari kerja per minggu. Data yang dibutuhkan untuk

menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut :

1) Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau peraturan

daerah setempat (A)


2) Cuti pegawai, sesuai ketentuan setiap SDM memilih hak cuti 12 hari kerja

setiap tahun(B)

3) Libur nasional, berdasarkan keputusan bersama mentri terkait tentang hari

libur nasional dan cuti bersama tahun 2019 ditetapkan 16 hari untuk libur

nasional dan 4 hari untuk cuti bersama (C)

4) Mengikuti pelatihan sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit untuk

mempertahankan dan meningkatkan kompetensi setiap kategori SDM

memiliki hak untuk mengikuti pelatihan kursus/seminar dalam 6 hari kerja

(D)

5) Absen, sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama kurun waktu 1

tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan ataupun tanpa pemberitahuan

ijin (E)

6) Waktu kerja (dalam 1 minggu), sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit

atau peraturan daerah dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah
ditentukan jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik

untuk yang 5 hari kerja/6 hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan Kepala

Daerah masing-masing

7) Jam kerja efektif

8) Waktu kerja (dalam 1 hari), jam kerja efektif per hari kerja (F)

Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk

menetapkan waktu kerja tersedia dengan rumus sebagai berikut :

Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)} X F


A= Hari Kerja D= Mengikuti Pelatihan
B= Cuti Pegawai E= Absen
C= Libur Nasional F=Waktu Kerja Tersedia (dalam 1 hari)

c. Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu


Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara

nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi yang telah ditetapkan.

Norma waktu adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang

SDMK yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu

kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di

fasyankes bersangkutan.
Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan

dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP). Sarana dan

prasarana pelayanan yang tersedia serta kompetensi SDMK itu sendiri.


Rata-rata waktu yang ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman

selama bekerja dan kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi daerah. Agar

diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan sebaagai

acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tiap kegiatan pokokoleh SDMK yang memiliki kompetensi,


kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP) dan

memiliki etos kerja yang baik.

d. Menghitung Standar Beban kerja


Standar beban kerja (SBK) adalah volume kuantitas pekerjaan selama 1

tahun untuk tiap jenis SDMK. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok

disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk mennyelesaikan setiap

kegiatan (rata-rata waktu atau norma waktu) dan waktu kerja tersedia yang sudah

ditetapkan.
Adapun rumus untuk menghitung standar beban kerja yaitu sebagai

berikut :

Standar beban kerja = Norma Waktu Tersedia


Norma Waktu per Kegiatan Pokok

e. Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas Penunjang (FTP)
Tugas penunjang adalah untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan baik yang

terkait langsung atau tidak langsunng dengan tugas pokok dan fungsinya

yangdilakukan oleh seluruh jenis SDMK. Standar tugas penunjang adalah suatu

nilai yang merupakan pengali terhadap kebutuhan SDMK tugas pokok.

Faktor tugas penunjang (FTP) adalah proporsi waktu yang digunakan

untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu

atau per bulan atau per semester). Adapun langkah-langkah perhitungannya

sebagai berikut:
1) Waktu kegiatan
Adapun rumus untuk menghitung waktu kegiatan sebagai berikut :
Waktu kegiatan = Rata-rata waktu x 264 hr, satuan waktu per hari
= Rata-rata waktu x 52 mg, satuan waktu per minggu
= Rata-rata waktu x 12 bln, satuan waktu per bulan
= Rata-rata waktu x 2 smt, satuan waktu per smt
2) Faktor tugas penunjang = (waktu kegiatan) : (WKT) x 100
3) Standar tugas Penunjang = (1 / (1-FTP/100)), sebagai faktor pengali.

f. Menghitung kebutuhan SDMK per institusi fasyankes


Data dan informasi yang dibutuhkan per fasyankes, sebagai berikut :
1) Data yang diperoleh dari langkah langkah sebelumnya yaitu :
a) Waktu kerja tersedia (WKT)

b) Standar beban kerja (SBK) dan

c) Standar tugas penunjang (STP)

2) Data capaian (cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap fasyankes selama

kurun waktu satu tahun.

Rumus kebutuhan SDMK sebagai berikut :

Kebutuhan SDMK = Capaian (1 th


Kebutuhan SDMK =
Capaian (1 th)
Standar Beban Kerja
X STP

Waktu Kerja Tersedia : Komponen Beban Kerja :


Hari kerja Pendaftaran
B. Kerangka Teori Penelitian
Cuti pegawai Assembling

Libur nasional Koding dan indeksing

Mengikuti pelatihan Analisa dan Pelaporan

Absen Penyimpanan

Jam kerja efektif

ANALISIS BEBAB KERJA KESEHATAN (ABK KES)


UNIT REKAM MEDIS

Standar Beban Kerja : Standar Kegiatan Penunjang :


Data waktu kerja tersedia Tugas Penunjang
Data norma waktu Faktor tugas penunjang
menyelesaikan kegiatan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif


kuantitatif adalah menjelaskan keadaan mengenai kebutuhan sumber daya manusia
unit rekam medis dengan rancangan penelitian survey.

B. Kerangka Konsep

C. Variabel Penelitian

D. Definisi Operasional
E. Lokasi dan Waktu Penelitian

F. Populasi dan Sampel

G. Metode Pengumpulan Data

H. Instrumen Penelitian

I. Langkah-langkah Penelitian

J. Pengolahan dan Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai