Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN DESA EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI


PULAU SUMBAWA

Diusulkan oleh:

Nama : Galih Ferdiansyah


NIM : 17.01.051.031
Prodi/Kelas : Fikom 4A

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi ................................................................................................ 2

BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 3


A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 3
B. Rumusan Masalah............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4

BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................... 5


A. Landasan Penelitian Terdahulu.......................................................... 5
B. Landasan Teori.................................................................................. 7
C. Konsep............................................................................................... 8

BAB III Metode Penelitian ........................................................................... 10


A. Jenis Penelitian................................................................................. 10
B. Ruang Lingkup................................................................................. 10
C. Waktu............................................................................................... 10
D. Jenis dan Sumber data...................................................................... 10
E. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 11
F. Analisis dan Intrepentasi Data......................................................... 13

Daftar Pustaka .................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan ke suatu daerah dengan
tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di
suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal
dan mendukung pelestarian alam. Nusa Tenggara Barat termasuk suatu daerah
yang memiliki hal yang berpotensial untuk memajukan Ekowisatanya. Di
Pulau Lombok sendiri sudah banyak kawasan kawasan Ekowisata yang sudah
terkenal. Bahkan Lombok sendiri sudah dikenal untuk pariwisatanya sampai
ke tingkat Internasional. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan
wisatawan yang datang ke NTB pada tahun 2014 total sebanyak 1.629.122
wisatawan. Tak hanya Pulau Lombok tetapi Pulau Sumbawa sendiri memiliki
banyak tempat tempat yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi
desa ekowisata. Seperti yang disampaikan kepala Dispopar Sumbawa – H
Junaidi kepada media di ruang kerjanya “ Adapun lima desa ekowisata yang
sudah di launching yakni Desa Batu Dulang, Desa Pelat, Desa Merente, Desa
Pernek dan Desa Songkar. Pengembangan wisata di masing-masing desa terus
dilakukan.” ( www.pulausumbawanews.net, 7 april 2019 )
Sebenarnya banyak Desa Ekowisata yang ada di Pulau Sumbawa yang
dapat di kembangkan, dan itu semua memiliki banyak keuntungan.
Contohnya wisatawan dapat melihat dan mengunjungi tempat tempat wisata
yang indah dan juga nyaman untuk di kunjungi. Kemudian masyarakat lokal
bisa menjadi Tourguide (Pemandu Wisata) serta sebagai penyedia alat alat
traveling dan bisa juga menjual oleh oleh daerah tersebut. Dan untuk
pemerintah sendiri bisa mengurangi angka pengangguran serta membuat naik
nama pariwisata yang ada di Pulau Sumbawa.

3
Dengan banyaknya potensi Desa Ekowisata yang ada di Pulau Sumabawa
tetapi masih kurangnya gerakan masyarakat sumbawa untuk meningkatkan
Desa Ekowisata tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hal ini dengan Judul
Penelitian “ Pengembangan Desa Ekowisata Berbasis Masyarakat Di
Pulau Sumbawa” .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur dalam
mengembangkan dan mempromosikan pariwisata di Kabupaten Sumbawa?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran
pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Sumbawa untuk mempromosikan pariwisata agar sumbawa pada khususnya dan
Nusa Tenggara Barat pada umumnya untuk menjadi daerah tujuan wisata.

D. Manfaat Penelitian
- Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kontribusi untuk
meningkatkan keilmuan dan pemahaman dibidang
ilmu komunikasi khususnya terhadap kajian komunikasi pemasaran serta sebagai
sumber informasi penelitian selanjutnya dengan kajian
komunikasi pemasaran.

- Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Kebudayaan dan

4
Pariwisata khususnya pada bidang pemasaran terkait untuk melakukan promosi
pariwisata dengan memahami konsep strategi komunikasi pemasaran sebagai
acuannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan
penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis:

Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian


Syarif Hidayat Strategi Pengembangan Berdasarkan hasil
Ekowisata Di Desa Kuesioner dan
Kinarum Kabupaten wawancara dengan
Tabalong pengunjung dipeoleh
informasi bahwa 100%
pengunjung
menginginkan adanya
pembangunan terhadap
objek wisata Riam
Kinaru. Buruknya
sarana dan prasarana
dilokasi wisata sangat
banyak mendapatkan
kritikan dari para
pengunjung.

Perbedaan : Perbedaan penelitian yang dilakukan Syarif Hidayat dengan


peneliti adalah penelitian yang dilakukan Syarif hidayat berfokus kepada
satu Desa Ekowisata yang akan dikembangkan, berbeda dengan peneliti
yang meneliti tentang pengembangan Desa Ekowisata yang ada di daerah.

5
Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
Intan Maharani Analisis Kelayakan Kelayakan potensi
Potensi Ekowisata Pada ekowisata pada
Kawasan Wisata Alam kawasan wisata Alam
Bungi Kecamatan Bungi Kecamatan
Kokalukuna Kota Kokaluna Kota baubau
Baubau dapat diketahui bahwa
kawasan tersebut layak
untuk dikembangkan
dengan tingkat
kelayakan yang
dinyatakan berdasarkan
kriteria kelayakan
setiap kelas yang
menunjukan bahwa
setiap kelas dinyatakan
layak dengan skor
masing masing kelas
yaitu daya Tarik 930,
aksebilitas 550,
akomodasi 180 dan
sarana prasarana 300.

Perbedaan : Perbedaan penelitian yang dilakukan Intan Maharani dengan


peneliti adalah penelitian kualitatif yang dilakukan Intan maharani hanya
menganalisi tentang kelayakan potensi ekowisata pada kawasan wisata alam
bungi.

Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian


Dhayita Ruktitanaya & Potensi Pengembangan Analisis, Objek, dan
Iwan Rudianto Ekowisata Berbasis daya Tarik wisata
Masyarakat Di dalam penelitian ini
Kawasan Rawa Pening, dilakukan pada 8
Kabupaten Semarang. Variabel yaitu : Atraksi
wisata, aksesibilitas,
penyedia transportasi,
kesedian Kuliner,
Akomodasi, Kondisi
Lingkungan,
Infrastruktur
penunjang, dan fasilitas

6
pendukung kawasan
wisata.

Perbedaan : Perbedaan penelitian yang dilakukan Dhavita Ruktitinaya &


Iwan Rudianto dengan peneliti adalah metode penelitian yang digunakan
menggunakan metode kuantitatif.

B. Landasan Teori
Disini peneliti akan menggunakan Teori Difusi Inovasi. Dimana teori ini
merupakan bagian dari teori komunikasi dan menjelaskan bagaimana inovasi
(gagasan/ide yang dianggap baru) terdifusi ke seluruh masyarakat melalui
saluran-saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu. Elemen dalam teori
difusi inovasi yaitu inovasi, tipe saluran komunikasi, tingkat adopsi, dan
sistem sosial.

Ada beberapa tahapan peristiwa terciptanya proses difusi. Pertama,


mempelajari inovasi yaitu tahap awal ketika masyarakat mulai melihat dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber seperti media massa. Kedua,
pengapdosian tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi. Namun, ada
bebrapa faktor yang mempengaruhi pengapdosian suatu inovasi yaitu
keyakinan dalam kemampuan seseorang. Dorongan status sosial dalam
masyarakat serta persepsi diri. Ketiga, pengembangan jarian sosial dimana
seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan inovasi
tersebut ke jaringan sosial sekitar, sehingga bisa secara luas tersebar ke sistem
sosial masyarakat.

Jika dihubungkan dengan Desa Ekowisata dengan Teori Difusi Inovasi


maka akan berhubungan. Di dalam Desa Ekowisata dibutuhkan suatu inovasi
yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut. Kemajuan suatu desa itu
tergantung dari masyarakat desa itu sendiri. Nah desa ekowisata bisa di

7
pelajari melalui media ataupun pelatihan pelatihan yang dilakukan
pemerintah. Tak lepas dari itu sebuah gagasan ide dan kemauan untuk
memajukan suatu desa itu juga yang membuat suatu hal yang diperlukan
dalam meningkatkan sebuah Desa ekowisata.

Tahapan tahapan yang ada di teori itu bisa menjadi aspek dalam
membangungun desa ekowisata. Dimana tahap pertama harus berinovasi
dengan menciptakan hal baru yang ada di Desa tersebut yang memiliki
potensi tinggi dalam hal ekologi dan wisata khusunya. Masyarkat juga
dituntut untuk menjadi pribadi seseorang yang yakin bahwa mereka bisa
merubah Desa itu menjadi Desa Ekowisata, biasanya ditahap ini pemerintah
banyak diandalkan untuk menambah keahlian keahlian dari masyarakat
masyarakat desa. Dengan adanya pelatihan pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah jadi masyarakat semakin yakin terhadap keahlian mereka masing
masing. Nah untuk tahapan terakhir ini masyarakat diharuskan mengenalkan
potensi Desa mereka dengan mengunggah hal hal tentang potensi Desa
tersebut, sehingga masyarakat luar bisa mengetahui desa itu dan pastinya
mengetahui potensi yang dimiliki desa tersebut. Ketertarikan dari orang orang
luar yang membawa mereka untuk berkunjung ke desa itu dan mereka pun
secara tidak langsung menjadi agen untuk menyebarkan informasi desa
ekowisata ini dari hal yang mereka alami di desa tersebut.

C. Konsep
Ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata
yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat
setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata
dan segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakat
merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal
tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki
pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual
sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak.

8
Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam
mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat
ataupun sebagai pengelola. Ekowisata berbasis masyarakat dapat
menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi
kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk
turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay; menjual kerajinan, dll.
Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan
budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu
menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang
tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata.
Dengan adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa
masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tataran implementasi
ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan
terpadu yang dilakukan di suatu daerah. Untuk itu, pelibatan para pihak
terkait mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan
organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan
menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai peran dan keahlian masing-
masing.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu merupakan penelitian
yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan kenyataan sosial dengan menggunakan data-data. Pendekatan
penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 4), penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan
mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata dan bukan data
yang terbatas pada angka-angka. Penggunaan desain penelitian deskriptif
kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan secara
mendalam pelaksanaan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Desa
Ekowisata Di Sumbawa.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah berfokus pada pengembangan Desa
Ekowisata pada desa desa di Sumbawa yang berpotensi mengembangkan Desa
Ekowisata.

C. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Mei
2019. Penelitian ini diadakan Desa desa yang berpotensi di Kabupaten
Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

D. Jenis dan Sumber Data

10
Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2012: 157), sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
1. Sumb
er Primer
Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009: 225). Wawancara dilakukan secara
langsung kepada subjek penelitian yang menjadi informaan dalam penelitian.
Subjek penelitian ini adalah ketua Pokdarwis Desa Wisata, Kadus, sekretaris
Pokdarwis Desa Wisata, humas Desa Wisata, seksi objek wisata, ketua
pengrajin, 3 orang pengusaha kuliner dan staff Dinas Pariwisata.

2. Sumb
er Sekunder
Menurut Sugiyono (2009: 225), sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
diperoleh lewat dokumen yang dapat mendukung data utama, seperti profil
desa wisata, foto, jurnal, internet, dan laporan-laporan kegiatan yang terkait
dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan Desa
Ekowisata yang ada di Sumbawa. Data sekunder ini digunakan untuk
melengkapi informasi yang telah diperoleh melalui data primer yaitu
observasi dan wawancara.

E. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam
penelitian, karena dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat dalam
proses penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur, yaitu dengan
menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai pedoman namun dapat berkembang
dan lebih bebas sesuai dengan situasi dan informasi yang dbutuhkan oleh

11
informan. Wawancara semi terstruktur memiliki tujuan yaitu untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diwawancara dimintai ide dan pendapatnya (Sugiyono, 2009: 233).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung dengan bertanya
kepada informan mengenai data yang dibutuhkan yaitu mengenai proses
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang meliputi strategi pemberdayaan
masyarakat, serta faktor yang mempengaruhi, baik faktor pendukung maupun
penghambat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Desa
Ekowisata. Wawancara antara lain dilakukan dengan ketua Pokdarwis Desa,
Kadus Desa, sekretaris Pokdarwis Desa, humas Desa, Seksi Objek Wisata,
Ketua pengrajin, 3 orang pengusaha kuliner, dan staff Dinas Pariwisata.

2. Observasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dengan observasi
sangatlah dibutuhkan. Guba dan Lincoln (Moleong, 2012: 174) mengatakan
salah satu alasan menggunakan observasi dalam penelitian kualitatif adalah
teknik observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri fenomena
yang ada di lokasi penelitian, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang terjadi sesuai keadaan sebenarnya. Dalam penelitian ini
digunakan teknik observasi nonpartisipatif. Observasi nonpartisipatf menurut
Sugiyono (2009: 145), yaitu peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, dan hanya sebagai pengamat independen.
Kegiatan observasi dilakukan langsung di Desa Ekowisata dan untuk
menggali informasi tentang, identitas lokasi penelitian, strategi pemberdayaan
masyarakat, faktor pendukung dan penghambat, serta keberhasilan
pemberdayaan yang dilakukan di Desa Ekowisata.

3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2009: 240), studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

12
kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dalam penelitian ini data
yang didapat dari dokumen adalah data yang berasal dari pengurus Pokdarwis
Desa Ekowisata ataupun dari dokumen pedesaan, jurnal yang berkaitan
dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam penelitian ini dokumentasi
berbentuk data ataupun laporan yang berkaitan dengan kegiatan
pemberdayaan ekonomi yang ada di Desa Ekowisata di Sumbawa.

F. Analisis dan Intrepentasi Data


Analisis data menurut Moleong (2012: 280) adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data di lapangan model Miles dan
Huberman, yang disebut pula dengan teknik analisis data interaktif dimana
analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas. Proses analisis data dalam penelitian ini sesuai
dengan model Miles dan Huberman yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2009:
247) :

1. Redu
ksi Data
Mereduksi data memiliki arti yaitu merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan
polanya. Reduksi data dilakukan setelah peneliti melakukan pengumpulan
data. Dalam penelitian ini setelah peneliti memperoleh data tentang
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Desa Ekowisata maka
selanjutnya mereduksi data-data yang diperoleh dari lapangan. Jumlah data
yang diperoleh peneliti sangatlah banyak, oleh sebab itu maka harus
dilakukan pemilihan data dan menggolongkannya sesuai dengan kategori
yang berkaitan dengan proses pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
pengembangan desa wisata, dan membuang data yang tidak penting bagi

13
peneliti. Selanjutnya peneliti dapat merangkum hal-hal pokok melalui reduksi
data yang sesuai dengan tema penelitian.

2. Peny
ajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun,
yang memberikan kemungkinan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan selanjutnya. Dengan melalui penyajian data, maka
akan memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
flowchart dan sebagainya. Namun menurut Miles dan Huberman (Sugiyono,
2009: 249), yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penar
ikan Kesimpulan/Verifikasi Data
Kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam proses analisis data,
penarikan kesimpulan dilakukan dengan menemukan makna data yang telah
disajikan. Setelah data-data terkumpul, selanjutnya dilakukan penarikan
kesimpulan dan kemudian kesimpulan tersebut diverifikasi serta di uji
validitasnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Syarif Hidayat. 2016. Strategi Pengembangan Ekowisata Di Desa Kinarum


Kabupaten Tabalong. Jurnal Hutan Tropis Vol 4 No.3

Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat, 2009. Kerjasama Direktorat


Produk Pariwisata. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia.

Mohammad Basyuni,Yuntha Bimantara,Bejo Selamet & Achmad Siddik Thoha.


Identifikasi potensi dan strategi pengembangan ekowisata mangrove di desa
Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, kabupaten langkat Sumatera Utara.
Jurnal

2017, PsNews. www.pulausumbawanews.net : Dispopar siap dampingi pokdarwis


di lima desa ekowisata.

15

Anda mungkin juga menyukai