Anda di halaman 1dari 1

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (2019) menuliskan bahwa sejak

pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan Maret 2019, HIV-AIDS telah dilaporkan oleh
461 (89,7%) dari 514 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Terdapat penambahan 1
kabupaten/kota yang melapor dibandingkan triwulan IV tahun 2018. Jumlah kasus HIV yang
dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2019 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Jumlah
kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Maret 2019 sebanyak 338.363 (58,7% dari
estimasi ODHA tahun 2016 sebanyak 640.443). terdapat 5 provinsi dengan jumlah kasus HIV
tertinggi adalah DKI Jakarta (60.501), diikuti Jawa Timur (50.060), Jawa Barat (35.529), Papua
(33.485) dan Jawa Tengah (29.048).
Jumlah AIDS yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2019 relatif stabil setiap
tahunnya. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Maret 2019 sebanyak 115.601
orang. Presentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (32,2%), kemudian
diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31%), 40-49 tahun (13,5%), 50-59 tahun (5%), dan 15-19
tahun (3,3%). Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 58% dan perempuan 33%. Sementara itu
9% tidak melaporkan jenis kelamin. Jumlah AIDS tertinggi menurut pekerjaan/status adalah
tenaga non professional (karyawan) (17.414), ibu rumah tangga (16.618), wiraswasta/usaha sendiri
(15.073), petani/peternak/nelayan (5.737), dan buruh kasar (5.308). terdapat 5 provinsi dengan
jumlah AIDS terbanyak adalah Papua (22.544), Jawa Timur (20.113), Jawa Tengah (10.548), DKI
Jakarta (10.116), dan Bali (8.147). factor risiko penularan terbanyak melalui hubungan seksual
berisiko heteroseksual (70,2%), penggunaan alat suntik tidak steril (8,3%), diikuti homoseksual
(6,8%), dan penulara melalui perinatal (2,9%). Angka kematian (CFR) AIDS mengalami
penurunan dari 1,035 pada tahun 2018 menjadi 0,17% pada Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai