Oleh :
BUDI SISWOYO S. Kep
OLEH :
BUDI SISWOYO S. Kep.
MENGETAHUI
Pubalingga, / / 2014
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN TEORI ....................................................................... 2
A. Pengertian ................................................................................
B. Etiologi ....................................................................................
C. Klasifikasi ................................................................................
D. Patofisiologi ..............................................................................
E. Manifestasi klinis.....................................................................
F. Penatalaksanaan .....................................................................
G. Pemeriksaan penunjang ............................................................
H. Komplikasi ..............................................................................
I. Proses keperawatan .................................................................
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................
A. Pengkajian ...............................................................................
B. Diagnosa keperawatan .............................................................
C. Intervensi .................................................................................
D. Implementasi ...........................................................................
E. Evaluasi ...................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Praktek profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap, ketika melakukan asuhan keperawatan,
memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan
dengan keperawatan orang dewasa.
Dokumentasi keperawatan adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan yang
dilakukan perawat terhadap klien dalam pelayanan keperawatan, berguna untuk klien,
perawat, dan tim kesehatan lain sebagai tanggung jawab perawat dan sebagai bukti
dalam persoalan hukum.
Salah satu tugas stase keperawatan medikal bedah adalah membuat asuhan
keperawatan medikal dan asuhan keperawatan bedah. Hemoroid merupakan penyakit
kasus sistem pencernaan dalam keperawatan bedah. Keperawatan di ruang Dahlia
RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata purbalingga merupakan ruang perawatan bedah
untuk intra operasi dan post operasi.
Asuhan keperawatan yang dibahas dalam hai ini adalah asuhan keperawatan bedah
pada pasien Tn T dengan post operasi hemoroidektomi hari ke – I. Hemoroid adalah
pelebaran pembuluh darah/ fleksus vena pada anus. Daerah anus terdapat serabut saraf
yang banyak macamnya, sehingga kasus pasien dengan hemoroid merasakan nyeri
yang lebih berat untuk dirasakan dibandingkan operasi yang lain.
2. Tujuan
Tujuan pembuatan asuhan keperawatan ini antara lain adalah :
1. Sebaga sarat untuk memenuhi tugas individu stase keperawatan medikal bedah
praktek profesi ners di Stikes Harapan Bangsa Purwokerto
2. Mempelajari tentang penyakit Hemoroid
3. Mempelajari tentang keperawatan Hemoroid, khususnya asuhan keperawatan post
operasi Hemoroid.
Semoga apa yang di rencanakan oleh penulis untuk mempelajari kasus
penyakit Hemoroid dan keperawatan Hemoroid dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca umumnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
HEMORROID
A. Pengertian
Hemorroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemorroid
adalah pelebaran pembuluh darah/flexus vena ( Brunner & Suddart, 2006 )
Hemorroid sangat umum terjadi pada usia 50 tahunan. 50% individu mengalami
berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui
mengawali atau memperberat adanya hemorroid.
B. Etiologi
1. Kelainan organis
- Serosis hepatic
- Trombosis vena porta
- Tumor intra-abdominal, terutama pelvis
2. Idiopatik, predisposisi:
- Herediter: kelemahan pembuluh darah
- Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali,
tekanan di plexus hemorrhoid akan meningkat.
- Gravitasi: banyak berdiri
- Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.
- Tonus spinter ani lemah
- Obstipasi atau konstipasi kronis
- Obisitas
- Diit rendah serat
Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemorrhoid adalah:
- Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.
- Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormon
- Mengedan selama partus.
C. Klasifikasi
1. Hemorroid interna:
- Berasal dari plexus vena hemnhoidalis superior dan medius
- Terletak diatas linea dentate atau 2/3 atas dari saluran anus.
- Permukaannya mukosa (epitel thorax)
- Tiga posisi utama: jam 3, jam 7, jam 11
2. Hemorroid externa:
- Berasal dari plexus hemorroidalis inferior
- Terletak 1/3 bawah saluran anus
- Permukaannya kulit (epitel gepeng/squamous)
D.Patofisiologi
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan
terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna
kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri.
E. Manifestasi klinis
Hemorrhoid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemorroid eksterna dihubungkan dengan
nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis
adalah pembekuan darah dalam hemorroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area
tersebut dan nekrosis. Hemorroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai
hemorroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
Tanda dan gejala:
1. Bab berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2. Prolaps:
- Grade I : prolaps (-), perdarahan (+)
- Grade II : prolaps (+), masuk spontan
- Grade III : prolaps (+), masuk dengan manipul
- Grade IV : prolaps (+), inkarserata
3. BAB berlendir, timbul karena iritasi mukosa rectum.
4. pruritus ani sampai dermatitis, proctitis
5. Nyeri
F. Penatalaksanaan
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu
dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk
trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
- Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama
defekasi.
- Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
- Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan
salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah
baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
- Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik
terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
- Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian
proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian
diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi
nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan
mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini
memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan
hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang
menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan
keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode
paska operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang
harus diatasi dengan bedah lebih luas.
Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua
jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal
biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter
atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang
kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah;
penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal
G. Pemeriksaan penunjang:
Anoskopi
Pemeriksaan feses: untuk mengetahui occult-bleding
H. Komplikasi
1. Anemia, jarang terjadi
2. trombosis akut pada prolaps hemorroid
Proses keperawatan
1. Pengkajian
- Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar, dan
nyeri beserta karakteristiknya.
- Apakah ini terjadi selama defekasi?
- Berapa lama ini berakhir?
- Adakah nyeri abdomen yang dihubungkan dengan hal itu?
- Apakah terjadi perdarahan pada rectum?
- Seberapa banyak?
- Seberapa sering?
- Apakah warnanya?
- Adakah rabas lain seperti pus, mukus?
- Bagaimana pola eliminasi dan penggunaan laksatif?
- Bagaimana riwayat diet, termasuk masukan serat?
- Jumlah latihan, tingkat aktifitas dan pekerjaan (khususnya bila mengharuskan
duduk dan berdiri lama)?
Pengkajian obektif mencakup: menginfeksi feses akan adanya darah atau mucus,
area perianal akan adanya hemorroid, fistula atau pus.
Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi:
Hemorroid externa: terlihat benjolan diantara kulit perineum.
Hemorroid interna: terlihat benjolan mukosa keluar dari anus
- Palpasi: Pada RT tidak teraba apa-apa kecuali jika ada trombus atau penebalan
mukosa
2. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
- Defisit self care : mandi, berpakaian b. d nyeri
- Cemas b.d krisis situasional
- Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan
- Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif (pembedahan di daerah
anal)
- Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan b.d. kurangnya sumber
informasi
1. Dx. Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan
pada hemoroidektomy)
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Kontrol nyeri, NIC: Manajement nyeri
setelah dilkukan Aktifitas: 1. untuk menentukan
perawatan selama 3x24 1. Lakukan penilaian terhadap intervensi yang sesuai
jam nyeri ps berkurang nyeri, lokasi, karakteristik dan keefektifan dari
dg: dan faktor-faktor yang therapi yang diberikan
Indikator: dapat menambah nyeri 2. Membantu dalam
Menggunakan skala 2. Amati isyarat non verbal mengidentifikasi derajat
nyeri untuk tentang kegelisaan ketidaknyamnan
mengidentifikasi tingkat 3. Fasilitasi linkungan 3. Meningkatkan
nyeri nyaman kenyamanan
4. Berikan obat anti sakit 4. Mengurangi nyeri dan
Ps menyatakan nyeri 5. Bantu pasien menemukan memungkinkan pasien
berkurang posisi nyaman untuk mobilisasi tampa
6. Berikan massage di nyeri
Ps mampu punggung 5. Peninggin lengan
istirahan/tidur 7. Tekan dada saat latihan menyebabkan pasie rileks
batuk 6. Meningkatkan relaksasi
Menggunakan tekhnik dan membantu untuk
non farmakologi menfokuskan perhatian
shg dapat meningkatkan
sumber coping
7. Memudahkan partisipasi
pada aktifitas tampa
timbul rasa tidak nyaman
5. Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif (pembedahan di daerah anal)
HEMOROID
Eksternal Internal
Hemoroidektomi
Hemoroid Hemoroid
Perdarahan
Resiko Nyeri Resiko
Infeksi Akut
Resiko defisit
Konstipasi
volume cairan