Tugas Makalah Hukum Perjanjian Internasional
Tugas Makalah Hukum Perjanjian Internasional
Tentang Lingkungan
Jargon “Think Globally, Act Locally”, yang menjadi tema KTT Bumi di Rio de Janeiro
pada bulan Juni 1992 silam, segera menjadi jargon populer untuk mengekspresikan
kehendak berlaku ramah terhadap lingkungan. Topik yang diangkat dalam
konferensi ini adalah permasalahan polusi, perubahan iklim, penipisan ozon,
penggunaan dan pengelolaan sumber daya laut dan air, meluasnya penggundulan
hutan, penggurunan dan degradasi tanah, limbah-limbah berbahaya serta penipisan
keanekaragaman hayati.
Kita tahu bersama, isu lingkungan hidup semakin hari semakin menjadi isu yang
sangat penting untuk ditangani bersama, baik oleh Negara-negara maju maupun
Negara-negara berkembang atau Negara-negara Dunia Ketiga. Singkatnya
merupakan keniscayaan bagi Utara dan Selatan. Kita tahu juga, persoalan
lingkungan, meski telah ditempuh beragam upaya perawatan dan pencegahan dari
kerusakan dan pencemaran, tidak semakin membaik. Penanganan dan perbaikan
pun belum sebanding dengan peningkatan persoalan lingkungan itu sendiri. Kondisi
lingkungan dan bumi, sebagaimana sama-sama kita tahu dan kita rasakan,
diperparah dengan terjadinya fenomena perubahan iklim (climate change).
Salah-satu hasil dari KTT tersebut adalah kesepakatan mengenai keterkaitan antara
konsep pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup. Persoalan lingkungan
hidup diidentikkan dengan kemiskinan, keterbelakangan, tingkat pembangunan
yang masih rendah dan pendidikan rendah, intinya faktor kemiskinan yang menjadi
penyebab utama kerusakan lingkungan hidup di dunia. Sehingga dalam forum
tersebut disepakati suatu persepsi bahwa kebijakan lingkungan hidup harus terkait
dengan kebijakan pembangunan nasional.
KTT itu menghasilkan resolusi monumental, yaitu pembentukan badan khusus PBB
untuk masalah lingkungan United Nations Environmental Programme (UNEP), yang
markas besarnya ditetapkan di Nairobi, Kenya. UNEP merupakan motor pelaksana
komitmen mengenai lingkungan hidup dan telah melahirkan gagasan besar
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Gagasan pembangunan
berkelanjutan diawali dengan terbitnya Laporan Brundtland (1987), “Our Common
Future”, yang memformulasikan prinsip dasar pembangunan berkelanjutan.
Topik yang diangkat dalam konferensi ini adalah permasalahan polusi, perubahan
iklim, penipisan ozon, penggunaan dan pengelolaan sumber daya laut dan air,
meluasnya penggundulan hutan, penggurunan dan degradasi tanah, limbah-limbah
berbahaya serta penipisan keanekaragaman hayati.
Deklarasi Rio: Satu rangkaian dari 27 prinsip universal yang bisa membantu
mengarahkan tanggung jawab dasar gerakan internasional terhadap lingkungan dan
ekonomi.
Konvensi Perubahan Iklim (FCCC): Kesepakatan Hukum yang telah mengikat telah
ditandatangani oleh 152 pemerintah pada saat komperensi berlangsung. Tujuan
pokok Konvensi ini adalah “Stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir pada
tingkat yang telah mencegah terjadinya intervensi yang membahayakan oleh
manusia terhadap sistem Iklim”.
Isu sentral yang dibahas adalah antara lain: menghidupkan kembali komitmen politik
pada tingkat paling tinggi mengenai pengelolaan hutan berkelanjutan, peningkatan
kontribusi sektor kehutanan dalam upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan
pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan kerja, pembangunan pedesaan serta
peningkatan kesejahteraan umat manusia.
Dalam pertemuan ini disepakati Bali Road Map, sebuah peta yang akan menjadi
jalan untuk mencapai consensus baru pada 2009 sebagai pengganti Protokol Kyoto
fase pertama yang akan berakhir pada tahun 2012. Inti dari Bali Road Map adalah:
[1] Respons atas temuan keempat Panel Antar Pemerintah (IPCC) bahwa
keterlambatan pengurangan emisi akan menghambat peluang mencapai tingkat
stabilitas emisi yang rendah, serta meningkatkan risiko lebih sering terjadinya
dampak buruk perubahan iklim.
[2] Pengakuan bahwa pengurangan emisi yang lebih besar secara global diharuskan
untuk mencapai tujuan utama.
2. Greenpeace
Nah, ini juga termasuk paling ngetop di dunia. Organisasi yang pusatnya di Amerika
ini terbilang paling keras melawan perusak lingkungan, terutama yang menyangkut
kerusakan lingkungan karena bermacam polusi.
Inilah salah satu organisasi lingkungan terbesar dan ternama di dunia. Sejak berdiri
tahun 1888, lembaga ini sudah tak terhitung aktif dalam pelestarian lingkungan,
berikut kampanyenya ke seluruh dunia.
Pendirinya adalah Jay Darling pada tahun 1936 di Amerika. Anggotanya kini tercatat
4 juta orang. Aktivitas paling putamanya adalah pelestarian satwa.
7. Worldwatch Institute
Salah satu institute terbesar di dunia yang respek pada lingkungan berikut layanan
dan penelitiannya, yang disebarkan melalui berita secara online ke 100 negara lebih.
Sejak didirikan tahun 1974, lembaga ini selalu jadi referensi untuk pengambil
kebijakan pemerintah, masyarakat sipil, para pengusaha, dan juga pelaku
akademis.
Lembaga ini lebih banyak menjalani program yang berkaitan dengan kesehatan
manusia, satwa, tetumbuhan, tanah, air, dan udara dan fokus untuk menghentikan
pemanasan global.
Lembaga ini dijalankan oleh ratusan ilmuwan untuk meriset perubahan iklim. Mereka
sangat aktif menuntaskan perbagai masalah mengenai pencemaran akibat
penyalahgunaan bahan bakar.