Pengertian
Pelatihan keterampilan klinik yang diperlukan oleh dokter umum, pada fasilitas layanan
kesehatan primer, dalam menangani masalah kesehatan yang bersumber pada sistem
musculoskeletal, dan atau masalah kesehatan lain yang berdampak pada sistem
musculoskeletal.
Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan, yang meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik
umum dan pemeriksaan fisik khusus pada sistem musculoskeletal, dapat menentukan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan dengan dasar ilmiah yang kuat setara dengan
kompetensi dokter, kemudian mampu menegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan yang
tepat, serta pada akhirnya dapat menentukan prinsip tatalaksana, yang menekankan pada
pencegahan penurunan kemampuan aktivitas.
Pelaksana
Instruktur KKD yang sudah dilatih dengan standar yang telah ditetapkan
Jumlah Instruktur yang diperlukan 4 orang, dengan 1 cadangan, sehingga 5 orang
Instruktur yang diusulkan:
1. DR.Dr. Maria R Rachmawati, SpKFR
2. Dr. Nuryani Sidarta, SpKFR
3. Dr. Purnamawati Tjhin, MpedKed
4. Dr. Magdalena Wartono
5. Dr. Dian Mediana, MBiomed
Peralatan
1. Meja periksa pasien
2. Set Meja kursi dokter dan pasien
3. Alat pemeriksaan tanda vital (tensimeter, thermometer)
4. Alat pemeriksaan lain: pita meter, pengukur TB dan BB
5. Alat penanganan pertama pada masalah musculoskeletal : elastic verban ukuran 3 inci
dan 4 inci, mitella, cold pack.
6. Perlengkapan penunjang: 1 bantal, 1 guling
1
Prosedur
No Kelompok Jenis keterampilan
keterampilan
1 Anamnesis Menyapa pasien dan keluarga
Memperkenalkan diri
Menanyakan keluhan utama
Menanyakan onset
Menanyakan faktor yang memperberat dan memperingan keluhan
Menanyakan sifat khas keluhan utama untuk membedakan beberapa
penyakit yang mungkin
Menanyakan riwayat trauma yang berkaitan dengan keluhan
Menanyakan keluhan lain
Menanyakan riwayat pengobatan
Menanyakan kemungkinan menderita penyakit lain
Menanyakan riwayat penyakit keluarga
menanyakan kondisi rumah (toilet, tangga) yang dapat memperberat
kondisi pasien
Menanyakan status asuransi
2 Pemeriksaan fisik Melakukan penilaian keadaan umum (pucat, mimik wajah, sikap
tubuh, gaya jalan)
Melakukan pemeriksaan tanda vital (T,N,P,S)
Melakukan pemeriksan generalis secara singkat tetapi tepat: kepala,
leher, thorax, abdomen
Melakukan pemeriksaan pada status lokalis (sesuai
keluhan/masalah yang diperoleh pada saat anamnesis), dengan
urutan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Look (Inspeksi): warna kulit, luka pada kulit, oedem,
deformitas, ketidaksimetrisan
2. Feel (Palpasi): suhu kulit, gambaran efusi (pemeriksaan
undulasi/ballotemen), nyeri tekan, massa, ukuran diameter
3. Move (Gerak):
- Gerak aktif yang dilakukan oleh pasien untuk menilai
lingkup gerak sendi (LGS) dan keluhan yang timbul saat
melakukan gerakan, mahasiswa diminta mengukur sudut
LGS yang dapat dilakukan pasien secara aktif
- Melakukan pemeriksaan gerak pasif yang dilakukan oleh
pemeriksa, jika ada keterbatasan LGS tanpa disertai
nyeri yang hebat
- Melakukan pemeriksaan kekuatan otot secara manual
(manual muscle testing), dengan tingkat kekuatan otot
sebagai berikut:
- 0 : tidak ada kontraksi otot sama sekali
- 1 : terdapat kontraksi otot tetapi tidak mampu
menggerakkan persendian secara berarti
- 2 : mampu melakukan LGS secara penuh tetapi tidak
dapat melawan gravitasi
- 3: mampu melakukan LGS secara penuh dan dapat
melawan gravitasi, tetapi tidak dapat melawan tahanan
ringan yang diberikan oleh pemeriksa
2
- 4 : mampu melakukan LGS secara penuh dan dapat
melawan gravitasi, dapat melawan tahanan ringan, tetapi
tidak dapat melawan tahanan berat yang diberikan oleh
pemeriksa
- 5 : mampu melakukan LGS secara penuh dan dapat
melawan gravitasi, serta dapat melawan tahanan berat
yang diberikan oleh pemeriksa
4. Mampu melakukan pemeriksaan khusus yang diperlukan
sesuai dengan masalah yang didapat pada anamnesis, yaitu:
- Valgus dan varus test
- Mc murray test
- Lachman test
- Anterior drawer sign test
- Posterior drawer sign test
- Yergason test
- Drop arm test
3 Menentukan Mampu menentukan pemeriksaan penunjang sesuai kompetensi
pemeriksaan dokter umum, berdasarkan alasan ilmiah yang tepat dan
penunjang berdasarkan diagnosis sementara, yaitu:
- Menentukan pemeriksaan laboratorium darah rutin
- Menentukan pemeriksaan radiologi x ray
4 Menegakkan Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data yang diperoleh
diagnosis dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
serta minimal dua diagnosis defferensial
5 Tatalaksana Mampu menentukan prinsip tatalaksana:
- Medikamentosa : mampu menjelaskan alasan pemberian
- Non medikamentosa : tindakan tertentu, komunikasi
informasi dan edukasi yang diperlukan
6 Merencanakan Menentukan sistem rujukan yang tepat, disertai dengan edukasi
rujukan
3
Skenario 1
1 Tujuan latihan Pelatihan kemampuan anamnesis, pemeriksaan fisik,
keterampilan menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan keluhan nyeri
lutut kanan
2 Kompetensi 1. Kemampuan anamnesis
2. Kemampuan pemeriksaan fisik
3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk
menunjang diagnosis atau diagnosis banding
4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding
5. Tatalaksana
a. Non farmakoterapi
b. Farmakoterapi
6. Komunikasi dan edukasi pasien
7. Perilaku profesional
3 Instruksi untuk Skenario klinik:
mahasiswa Seorang perempuan 58 tahun mengeluh nyeri pada lutut kanan
4
radiologi x ray: kondisi foto layak dibaca, kondisi tulang baik,
kondisi jaringan lunak baik, terdapat spur formation pada sendi lutut
Pemeriksaan Fisik
Pasien berjalan dengan pincang (antalgic gait), kemudian duduk dengan
wajah kesakitan memegang lutut kanan
Pada pemeriksaan lutut kanan, memberi respon nyeri
Pada pemeriksaan gerak aktif lutut kanan menjawab: nyeri namun dapat
melakukan gerak aktif normal
5
6 Peralatan yang - Meja dokter
dibutuhkan - Kursi pasien dan kursi dokter
- Timbangan berat badan
- Pengukur tinggi badan
- Tensi meter
- Meja periksa
6
Skenario 2
1 Tujuan latihan Pelatihan kemampuan pemeriksaan dan penatalaksanaan cedera olah raga
keterampilan pada lutut
2 Kompetensi 1. Kemampuan anamnesis
2. pemeriksaan fisik Kemampuan
3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk
menunjang diagnosis atau diagnosis banding
4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding
5. Tatalaksana
a. Non farmakoterapi
b. Farmakoterapi
6. Komunikasi dan edukasi pasien
7. Perilaku profesional
3 Instruksi untuk Skenario klinik:
mahasiswa Nama : Tn. Amir
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa Semester 3
Status pernikahan : Belum menikah
Riwayat penyakit sekarang (History of present illness) :
- Keluhan utama : nyeri pada lutut kiri
- Sejak : 3 jam yang lalu
- Perjalanan penyakit : 3 jam yang lalu saat bermain sepak bola,
terjegal pemain lain dan terjatuh dalam posisi lutut kiri terkilir ke
arah dalam dan sedikit fleksi.
- Riwayat penyakit dahulu (Past Medical History) :
Baru pertama kali mengalami cedera seperti ini.
- Penyakit kronis : tidak ada riwayat penyakit jantung/paru/kencing
manis
- Riwayat pengobatan penyakit terdahulu : tidak minum obat apapun,
tidak pernah dirawat di RS
- Riwayat sosial (Social history) : Aktif di kegiatan ormawa, aktif
olah raga sepak bola
- Tidak merokok
- Hubungan dengan tetangga, teman dan keluarga: tidak ada masalah
7
- look (oedem ringan lutut kiri disertai kemerahan),
- feel (lutut kiri teraba hangat, nyeri tekan (+), test ballotemen (-),
diameter lutut kiri 46 cm, lutut kanan 45 cm
- move (nyeri gerak lutut kanan terutama pada akhir LGS,
terdengar suara krepitasi)
- pemeriksaan lutut khusus:
(keterangan dan gambar terlampir)
lachman test lutut kiri (+)
anterior drawer test lutut kiri (+)
2. Meminta mahasiswa untuk menentukan pemeriksaan
penunjang: radiologi x ray lutut kiri posisi AP dan L, alasan:
untuk menyingkirkan kemungkinan fraktur sendi lutut kiri
3. Meminta mahasiswa untuk menegakkan diagnosis dan
diagnosis defferensial
DS: cedera Anterior cruciatum Ligament (ACL) sinistra, DD:
cedera meniscus medial, cedera medial collateral ligament
(MCL)
4. Meminta mahasiswa melakukan tatalaksana non
medikamentosa: tindakan PRICE (protection, rest, ice,
compression, elevation). Melakukan latihan kontraksi otot
sekitar lutut (m.quadriceps) untuk menghindari terjadinya atrofi.
Dapat melakukan aktivitas jalan dengan bantuan tongkat, untuk
mengurangi beban pada lutut kiri.
5. Meminta mahasiswa melakukan tatalaksana
farmakologis:analgetik (acetaminofen), beserta penjelasan
alasan
6. Meminta mahasiswa untuk merencanakan rujukan ke spesialis
ortopedi
Pemeriksaan Fisik
Pasien duduk dengan wajah kesakitan
Pada pemeriksaan lutut kiri, memberi respon nyeri
Pada pemeriksaan gerak aktif lutut kanan menjawab: nyeri dan namun dapat
melakukan gerak aktif normal
8
Berpakaian kostum sepak bola (kaos dan celana pendek), ekspresi wajah
kesakitan, menjawab pertanyaan dengan menahan sakit. Posisi duduk di kursi
pasien, dan jika peserta ujian meminta untuk berbaring maka pasien berjalan
menuju ke meja periksa dengan menahan nyeri pada lutut kiri (antalgic gait)
6 Peralatan yang - Meja dokter
dibutuhkan - Kursi pasien dan kursi dokter
- Timbangan berat badan
- Pengukur tinggi badan
- Tensi meter
- Meja periksa
9
Skenario 3
1 Tujuan latihan Pelatihan kemampuan anamnesis, pemeriksaan fisik,
keterampilan menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan keluhan nyeri
nyeri pinggang
2 Kompetensi 1. Kemampuan anamnesis
2. Kemampuan pemeriksaan fisik
3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk
menunjang diagnosis atau diagnosis banding
4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding
5. Tatalaksana
a. Non farmakoterapi
b. Farmakoterapi
6. Komunikasi dan edukasi pasien
7. Perilaku profesional
3 Instruksi untuk Skenario klinik:
mahasiswa Seorang perempuan 70 tahun mengeluh nyeri pinggang
Instruksi :
1. Memberi pengarahan mengenai teknik melakukan anamnesis,
dengan bantuan pasien simulasi. Pasien hanya menjawab yang
ditanya oleh mahasiswa
2. Meminta 2 mahasiswa melakukan anamnesis bergantian, kemudian
meminta teman yang menyaksikan untuk memberi masukan
mengenai anamnesis yang dilakukan
3. Memberi pengarahan mengenai teknik melakukan pemeriksaan
fisik, yang meliputi
- tanda vital
- analisa singkat mengenai pola jalan
- status generalis singkat : kepala, lehar, thorax, abdomen
4. Mengarahkan melakukan pemeriksaan status lokalis : look (postur
tubuh kyposis), feel (spasme pada musculatur sekitar vertebra lubal
), move (pasien takut menggerakan tulang belakang karena nyeri)
5. Meminta mahasiswa menentukan Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan radiologi x ray vertebra lumbosacral: AP dan L. Hasil
10
radiologi x ray: kondisi foto layak dibaca, kondisi tulang baik kesan
porotik (trabeculae kasar), terdapat fraktur kompresi pada vertebra
Lumbal 1
6. Meminta mahasiswa untuk menegakkan diagnosis dan diagnosis
defferensial
DS: fraktur kompresi vertebra Lumbal 1 ec osteoporosis, DD:
fraktur kompresi Lumbal 1 ec ca metastase, fraktur kompresi
Lumbal 1 ec spondylitis
7. Meminta mahasiswa melakukan tatalaksana non medikamentosa
Edukasi :
Meminimalkan pergerakan vertebra, jika memungkinkan
mengenakan korset, tetap melatih anggota gerak tubuh untuk
menghindari terjadinya atrofi. Berada di luar rumah agar terpapar
sinar matahari pagi
8. Meminta mahasiswa melakukan tatalaksana medikamentosa:
analgetik
9. Meminta mahasiswa untuk merencanakan rujukan, beserta
penjelasan alasan: segera melakukan rujukan ke spesialis ortopedi
11
of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.
Williams&Wilkins: Baltimore,1999; 647-650
2. Dandy DJ,Edwards DJ. Sports Injuries.Essential Orthopaedics and
Trauma.4th ed. Churchill Livingstone; Edinburgh,2003;273-278
12
Skenario 4
1 Tujuan latihan Pelatihan kemampuan anamnesis, pemeriksaan dan penatalaksanaan
keterampilan keluhan nyeri dan kaku bahu kanan
2 Kompetensi 1. Kemampuan anamnesis
2. pemeriksaan fisik Kemampuan
3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk
menunjang diagnosis atau diagnosis banding
4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding
5. Tatalaksana
a. Non farmakoterapi
b. Farmakoterapi
6. Komunikasi dan edukasi pasien
7. Perilaku profesional
3 Instruksi untuk Skenario klinik:
mahasiswa Tn. Tono, usia 28 tahun mengeluh nyeri dan kaku bahu kanan
13
radiologi x ray bahu kanan posisi AP dan L, alasan: untuk melihat
posisi sendi dan tulang. Hasil pemeriksaan dalam batas normal
6. Meminta mahasiswa untuk menegakkan diagnosis dan diagnosis
defferensial
DS: capsulitis adhesiva bahu kanan, DD: osteoarthritis, gout
arthritis
7. Meminta mahasiswa melakukan tatalaksana non medikamentosa:
edukasi untuk menggerakan bahu kanan secara perlahan dan
bertahap (latihan peregangan bahu kanan sesuai toleransi),
menghindari gerakan mendadak dan membawa beban berat pada
lengan kanan
8. Meminta mahasiswa melakukan tatalaksana farmakologis:anti
inflamasi non steriod
9. Meminta mahasiswa untuk merencanakan rujukan: spesialis
rehabilitasi medik
Pemeriksaan Fisik
Pasien duduk dengan wajah biasa
Pada pemeriksaan bahu kanan memberi respon nyeri
Pada pemeriksaan gerak aktif bahu kanan, menahan gerak bahu pada posisi
90 0 , dan tidak mampu melakukan gerak endorotasi.
14
of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.
Williams&Wilkins: Baltimore,1999; 647-650
2. Dandy DJ,Edwards DJ. Sports Injuries.Essential Orthopaedics and
Trauma.4th ed. Churchill Livingstone; Edinburgh,2003;273-278
Skenario klinik:
Seorang perempuan 58 tahun mengeluh nyeri pada lutut kanan
keluhan utama nyeri pada lutut kanan
Tugas :
1. Melakukan anamnesis
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terkait
3. Melakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai
4. Menegakkan diagnosis
5. Melakukan Tatalaksana non farmakologis
6. Melakukan Tatalaksana farmakologis
7. Melakukan edukasi
15