Tugas Makalah Kesehatan Thypus Tifus Abd
Tugas Makalah Kesehatan Thypus Tifus Abd
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya karena hanya dengan izin, bimbingan dan ridho-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “tipes atau thypus abdominalis”
ini tepat pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : ISI
II.1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tipes atau thypus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (pada usus halus) dan
terkadang pada aliran darah, dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh kuman
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga
menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak
menyerang usus).
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi
dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis,
karena berhubungan dengan usus pada perut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tipes atau tifus abdominalis?
2. Bagaimana terjadinya tipes atau tifus abdominalis?
3. Apa gejala yang terjadi pada penderita tipes atau tifus abdominalis?
4. Bagaimana cara pengobatan tipes atau tifus abdominalis?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui penyabab dan gejala tipes atau tifus abdominalis
2. Mengetahui diagnosa dan terapi untuk tipes atau tifus abdominalis
BAB II ISI
II.1 Definisi
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran
cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13
tahun ( 70% – 80% ), pada usia 30 – 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada
anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan
pencernaan dan gangguan kesadaran.
Pada paratipus – jenis tipus yang lebih ringan – mungkin sesekali
mengalami buang-buang air. Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu,
bagian tepinya merah terang. Bibir kering, dan kondisi fisik tampak lemah, serta
nyata tampak sakit. Jika sudah lanjut, mungkin muncul gejala kuning, sebab pada
tipus organ hati bisa membengkak seperti gejala hepatitis. Pada tipus limpa juga
membengkak.
Kuman tipus tertelan lewat makanan atau minuman tercemar. Bisa jadi
sumbernya dari pembawa kuman tanpa ia sendiri sakit tipus. Kuman bersarang di
usus halus, lalu menggerogoti dinding usus. Usus luka, dan sewaktu-waktu tukak
tipus bisa jebol, dan usus jadi bolong.
Ini komplikasi tipus yang paling ditakuti. Komplikasi tipus umumnya
muncul pada minggu kedua demam. Yaitu jika mendadak suhu turun dan disangka
sakitnya sudah menyembuh, namun denyut nadi meninggi, perut mulas melilit,
dan pasien tampak sakit berat. Kondisi begini membutuhkan pertolongan gawat
darurat, sebab isi usus yang tumpah ke rongga perut harus secepatnya dibersihkan.
Untuk tahu benar kena tipus harus periksa darah. Setelah minggu pertama demam
tanda positif tipus baru muncul di darah (Uji Widal).
Pembawa kuman ini berbahaya jika profesinya pramusaji atau orang yang
kerjanya menyiapkan makanan dan minuman jajanan (food handler). Sekarang
tipus bisa dicegah dengan imunitas tipus. Penyakit tipus di Indonesia masih
banyak. Mereka yang punya risiko tertular, tidak salahnya ikut vaksinasi.
Penyakit Tipus atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan Typhus
Abdominalis (typhoid) disebabkan oleh sejenis kuman yang disebut dengan
Typhoid Bacillus. Kuman ini menyerang jaringan- jaringan getah bening.
Penyakit ini sering menyerang pada anak yang berumur diatas 2 tahun. Walaupun
sebenarnya tidak termasuk sebagai penyakit yang berbahaya, namun seringkali
membuat para orang tua khawatir karena gejala yang mengikuti penyakit tipus ini
yang biasanya juga bisa mengakibatkan dehidrasi serta radang otak bila tidak
ditangani dengan benar.
II.2 Etiologi
Salmonella thyposa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar,
tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu :
- antigen 0 (somatik, terdiri dari zat kompleks liopolisakarida)
- antigen H (flagela), dan
- antigen V1 dan protein membrane hialinSalmonella parathypi A
Dalam serum penderita terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam
antigen tersebut.
A. Epidomiologi
Di Indonesia terdapat dalam keadaan endemik. Penderita anak yang
ditemukan biasanya berumur diatas satu tahun . sebagian besar dari penderita
(80%) yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM Jakarta
berumur di atas 5 tahun
B. Patogenesis
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus melalui
pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ
terutama hati dan limpa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam
hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada
perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah (bakteremia) dan
menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus,
menimbulkan tukak berbentuk lonjong oada mukosa di atas plak Peyeri. Tukak
tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam
disebabkan oleh endositoksin sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pada usus.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh
orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan
dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella
thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk
ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran
darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial
Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa,
usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid.
Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses
inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan
endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang.
C. Gejala
Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap dalam wakatu 8-14 hari
setelah terinfeksi. Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi, sakit
tenggorokan, sembelit, penurunan nafsu makan dan nyeri perut.Kadang penderita
merasakan nyeri ketika berkemih dan terjadi batuk serta perdarahan dari hidung.
Jika pengobatan tidak dimulai, maka suhu tubuh secara perlahan akan
meningkat dalam waktu 2-3 hari, yaitu mencapai 39-40?Celsius selama 10-14
hari. Panas mulai turun secara bertahap pada akhir minggu ketiga dan kembali
normal pada minggu keempat. Demam seringkali disertai oleh denyut jantung
yang lambat dan kelelahan yang luar biasa. Pada kasus yang berat bisa terjadi
delirium, stupor atau koma. Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-
bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua dan
berlangsung selama 2-5 hari.
Panas badan yang semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam
hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu.
Umumnya paginya sudah merasa baikan, namun ketika menjelang malam kondisi
mulai menurun lagi.
Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa
tidak enak di perut, sembelit atau terkadang sulit buang air besar, dan diare.
Pada keadaan yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai
menurun.
Timbul demam berlahan - lahan yang dimulai dari rasa tidak enak badan dan
berkurangnya nafsu makan selama beberapa hari
Setelah 5 - 7 hari baru muncul demam tinggi yang bahkan bisa mencapai 40
derajat celcius
Terdapat keluhan susah buang air besar karena yang diserang adalah saluran
cerna. Dalam kasus tertentu, penderita tidak bisa melakukan buang air besar
sampai seminggu
D. Gejala klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10 – 20 hari yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama
sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin
ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu nyeri kepala,
pusing dan tidak bersemangat.
1. Demam
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-
pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue),
ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen
mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan
limpa membesar disertai nyeri pada perabaan.
3. Gangguan kesadaran
E. Relaps (Kambuh)
F. Komplikasi
1. Usus halus
b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu
dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai
peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di rongga
peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara di
antara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat
dalam keadaan tegak.
G. Diagnosis kerja
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan widal
2) Pada neonatus, zat anti tersebut diperoleh dari ibunya melalui tali
pusat
H. Diagnosis banding
Bila terdapat demam yang lebih dari 1 minggu sedangkan penyakit yang
dapat menerangkan penyebab demam tersebut belum jelas, perlulah di
pertimbangkan pula selaintifus abdominalis, penyakit-penyakit sebagai
berikut : paratifoid A, B, dan C, influenza, malaria, tuberkulosis, dengue,
pneumonia lobaris dan lain-lain.
I. Pencegahan
Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada
Vaksin Tipes atau Tifoid yang disuntikkan atau secara minum obat dan
dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun.
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%.
Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh
bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi
(termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Para pelancong sebaiknya menghindari makan sayuran mentah dan
makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di dalam suhu ruangan.
Sebaiknya mereka memilih makanan yang masih panas atau makanan yang
dibekukan, minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa dikupas.
Atau dapat dengan cara :
Pemberantasan lalat.
Imunisasi
J. Pengobatan
K. Prognosis
III.1 Kesimpulan