Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MOTIVASI DALAM ORGANISASI

DOSEN PEMBIMBING
BUDIAMA M.Pd.I

DISUSUN OLEH:
SINTA RAHAYU (0704172068)
SYARIFAH HANUM (0704173118)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas semua rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Organisasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


Motivasi dalam Organisasi, yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber
informasi dan referensi.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh


dari kesempurnaan, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelengkapan makalah ini.

Medan, 21 November 2019

Ttd.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1Latar Belakang....................................................................................1

1.2Rumusan Masalah..............................................................................2

1.2Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

2.1 Pengertian Motivasi...........................................................................3

2.2 Pentingnya Motivasi Dalam Organisasi.............................................4

2.3 Proses Timbulnya Motivasi Dalam Organisasi...................................5

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi....................................5

2.5 Teori-Teori Motivasi...........................................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan


berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang
cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di
dalam kehidupan tampak begitu beragam baik di dalam kehidupan kehidupan
rumah tangga hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi di
dalam dunia kerja.

Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk


mencapai tujuan bersama. Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang
ada di dalamnya. Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur
organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat kedinamisan.1 Oleh karena
itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan sumber daya
untuk mencapainya. Sumber daya merupakan energi, tenaga dan kekuatan yang
diperlukan untuk menciptakan aktivitas ataupun kegiatan. Sumber daya itu
antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu dan
teknologi, serta sumber daya manusia. Diantara sumber daya tersebut, sumber
daya terpenting ialah sumber daya manusia (Wirawan, 2009).

Sumber daya manusia dianggap penting karena dapat mempengaruhi


efisiensi dan efektifitas organisasi, serta merupakan pengeluaran pokok
organisasi dalam menjalankan kegiatannya (Simamora, 2006)

Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bekerja di dalam suatu


organisasi sudah seharusnya mendapat perhatian supaya perjalanan organisasi
tersebut sesuai yang diharapkan. Perhatian yang dimaksud dalam hal ini adalah
motivasi. Motivasi memiliki peran penting dalam membangun kinerja seseorang

1
lebih maksimal. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pentingnya motivasi di dalam organisasi, dan alasan inilah yang menjadi dasar
pemikiran saya dalam penyelesaian makalah ini. Unsur motivasi di dalam
organisasi memang sangat diperlukan guna mendapatkan hasil pekerjaan yang
memuaskan dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Motivasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja


seseorang di dalam organisasi. Motivasi setiap individu di dalam organisasi
berbeda-beda dikarenakan berbagai faktor-faktor tertentu. Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kinerja individu dalam memajukan organisasi dimana
tempatnya bekerja. Oleh karena itu, berkaitan dengan permasalahan di atas
maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain;

a. Apa pengertian motivasi menurut para ahli?


b. Seberapa penting motivasi dalam organisasi?
c. Bagaimana proses timbulnya motivasi dalam organisasi?
d. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
e. Apa saja teori-teori motivasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
diantaranya adalah:

a. Untuk mengetahui pengertian motivasi menurut para ahli;


b. Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam organisasi;
c. Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi dalam organisasi;
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi;
e. Untuk mengetahui teori-teori tentang motivasi.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada


bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 2002).

Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan


mendorong pada perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Faktor-
faktor itu sering kali disebut sebagai motivasi, sebagai tujuan yang diinginkan
yang mendorong seseorang berprilaku tertentu, sehingga motivasi sering pula
diartikan sebagai keinginan, tujuan, kebutuhan atau dorongan dan sering dipakai
secara bergantian untuk menjelaskan motivasi seseorang (Harianja, 2002).

Motivasi dapat di definisikan sebagai dorongan faktor-faktor eksternal dan


internal yang menyebabkan prilaku seseorang individu berorientasi pada tujuan
tertentu. Motivasi dapat memengaruhi intensitas, arah dan ketekunan seseorang
dalam bekerja menuju tujuan. Motivasi berkaitan dengan seberapa keras
seseorang berusaha. Hal ini adalah focus kajian tentang motivasi. Akhirnya
ussaha membutuhkan ketekunan, ukuran dari beberapa lama seseorag dapat
mempertahankan usahanya (Ulum, 2016).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan


bahwa motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku
sedemikian rupa sehingga mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan
organisasi.

2.2 Pentingnya Motivasi dalam Organisasi

3
Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai
dan organisasi agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia
akan termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya. Pendapat ini sejalan dengan
Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di
kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individual.

Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan


dorongan dalam diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama
manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada
pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun
personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan
anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi pengarahan ini
secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
diinginkan dan harus mereka lakukan.

Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk


di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi anggotanya
akan sangat menentukan efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para
anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat.
Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan tanpa motivasi, maka bisa di
pastikan kinerja organisasi yang memburuk , menemukan kegagalan program
kerja bahkan terancam bubar. Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri
manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara
lebih giat dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi.

Motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah anggotanya ,


sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik secara
organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpinan organisasi ,
sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan

4
masalah secara bersama. Peran evaluasi sangat penting dalam hal ini. Sehingga
tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi
jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya
(Dayana, 2018).

2.3 Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi

Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses sebagai berikut:

1. Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan
kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya
dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
2. Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan
mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
3. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus
didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam
memenuhi segala kebutuhannya.
4. Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap
5. Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang
mereka lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
6. Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji
atau imbalan yang mereka terima (Gitosumarno, 1997).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi


oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern
dan ekstern yang berasal dari karyawan.

1. Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang
antara lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup;

5
b. Keinginan untuk dapat memiliki;
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan;
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan;
e. Keinginan untuk berkuasa

2. Faktor Eksternal
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi
kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern itu adalah:
a. Kondisi lingkungan kerja;
b. Kompensasi yang memadai;
c. Supervise yang baik;
d. Adanya jaminan pekerjaan;
e. Status dan tanggung jawab;
f. Peraturan yang fleksibel.

2.5 Teori Teori Motivasi

Dewasa ini, beraneka ragam definisi diberikan tentang motivasi, suatu hal
yang lumrah dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Banyak hal
yang terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah
keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan dorongan. Dengan demikian
suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendororng, mengaktifkan dan
menggerakkan sehingga motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan
prilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan
pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing
anggota organisasi.

Berikut ini berbagai teori motivasi yang dikembangkan oleh para ahlinya
yaitu :

1. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow).

Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan


pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan
pada lima hierarki kebutuhan, yaitu :

6
a. Kebutuhan fisiologis,
b. Kebutuhan akan keamanan,
c. Kebutuhan social,
d. Kebutuhan akan harga diri “esteem”,
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi


kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (Harianja, 2002).

2. Teori X dan Teori Y.

Douglas McGregor dengan teori motivasi yang menggabungkan teori


internal dan teori eksternal yang merumuskan dua perbedaan dasar mengenai
perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan teori Y.

McGregor mengidentifikasi dua macam kelompok asumsi tentang pekerja-


pekerja, pandangan tradisional yang dikenal dengan teori X menyatakan, bahwa
manusia sudah menjadi sifat yang melekat tidak menyukai pekerjaan. Walaupun
para pekerja menganggap bahwa hal itu suatu keharusan, apabila memungkinkan
mereka akan menghindarinya. Menurut pandangan ini kebanyakan orang lebih
senang diberikan pengarahan mereka berupaya menghindari tanggung jawab
dengan anggapan bahwa pekerjaan adalah hal yang kurang begitu penting
sehingga para manager harus mendorong dan menggerakkan para karyawan
untuk bekerja.

Pada teori Y, orang-orang bersedia bekerja dan mereka banyak mencapai


kepuasan dari kegiatan bekerja mereka. Menurut pandangan ini orang-orang
memiliki kemampuan untuk menerima bahkan mereka mencari tanggung jawab
dan menerapkan imajinasi dan kreatifitas mereka terhadap masalah-masalah
keorganisasian. Namun masalah yang dihadapi menurut teori Y adalah, bahwa
kehidupan industri modern tidak sepenuhnya memamfaatkan potensi manusia
dengan upaya menarik mamfaat yang sebesar-besarnya dari kesediaan para
karyawan dan kemampuan kerja mereka, oleh karean itu para manajer yang

7
menggunakan teori Y perlu menciptakan suatu iklim kerja yang memberikan
peluang kepada para karyawannya untuk mengejar perbaikan diri pribadi dengan
menerapkan manajemen partisipatif (partisipatif management) (Anwar, 2014).

3. Teori Harapan.

Victor H. Vroom dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”


mengetengahkan suatu teori yang disebut “Teori Harapan” menurut teori ini,
motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin di capai oleh seseorang
dengan perkiraan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkan.

Dengan cara yang sangat sederhana teori harapan mengatakan bahwa jika
seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar maka orang tersebut akan sangat terdorong untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkannya. Sebaliknya, jika harapan untuk memperoleh sesuatu
itu kecil maka upaya atau dorongan untuk memdapatkanya juga akan menjadi
rendah (Dayana, 2018).

4. Teori Kebutuhan Berprestasi.

Teori ini dikemukakan oleh McClelland yang menyatakan bahwa motivasi


berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Devinisi motivasi berprestasi menurut McClelland adalah “suatu hasrat atau
keinginan melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya bukan untuk memperoleh
penghargaan sosial melainkan untuk mencapai kepuasan di dalam
individu”.Menurut Clelland ada enam indicator orang yang mempunyai motif
berprestasi tinggi yaitu :

a. Selalu memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi.


b. Selalu berani mengambil keputusan dan menanggung resiko.
c. Selalu memiliki tujuan yang jelas apabila melakukan pekerjaan.

8
d. Mampu melakukan perencanaan kerja secara menyeluruh dan berusaha
mewujudkannya.
e. Selalu memanfatkan peluang untuk merealisasikan rencana yang
diprogramkan.
f. Selalu mencari kesempatan untuk merealisasikan program-program yang
telah direncanakan (Anwar, 2014).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan


bahwa motivasi memberikan peranan penting dalam produktivitas di dalam
organisasi dimana individu tersebut bekerja. Banyak para ahli yang memberikan
definisi mengenai motivasi berdasarkan sudut pandangnya, salah satunya adalah
Siagian (1994) yang mengatakan bahwa motivasi adalah keseluruhan proses
pemberian motivasi bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis. Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi baik secara

9
internal maupun eksternal. Kemudian teori-teori yang mendukung motivasi
terbagi dua yaitu teori motivasi kepuasan dan teori motivasi proses. Motivasi
selain berperan dalam meningkatkan produktivitas bagi organisasi, motivasi juga
memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan masukan yang berarti
kepada bawahan berkaitan dengan kinerja yang seharusnya diterapkan di suatu
organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta.
3.2 Saran

Setelah mempelajari pembahasan motivasi pada bab sebelumnya, maka


ada dua saran yang saya petik dalam makalah ini diantaranya adalah yang
pertama bagi pihak atasan dalam suatu organisasi sebaiknya dapat memberikan
apa yang seharusnya bawahan dapatkan, baik itu informasi yang akurat, cepat
dan tidak bertele-tele sehingga semangat kerja bawahan tetap terjaga. Kedua,
adalah bagi pihak bawahan sebaiknya lebih memaksimalkan tugas pokok dan
fungsi kerjanya masing-masing supaya kinerja tersebut bisa mendapatkan
predikat memuaskan bagi para atasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan. Jakarta : Pramedia.

Dayana, Indri dan Juliaster Marbun. 2018. Motivasi Kehidupan. Jakarta: Guepedia

Publisher.

Gitosudarmo, Indiyo dan Sudita. 1997. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta :

BPFE.

Hariandja, Marihot Tua. 2002. Manajemen Saumber Daya Manusia. Jakarta : PT

Grasindo.

Simamora, Hendry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba

10
Empat

Ulum, M Chazienul. 2016. Perilaku Organisasi: Menuju Orientasi Pemberdayaan.

Malang: UB Press.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kerja Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi

Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai