Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan seorang muslim
dengan lingkungannya akan memperlihatkan kepribadiannya yang
mencerminkan tingkat akhlak seseorang. Bagi seorang muslim, tuntutan
akan sebuah akhlak islami telah nyata dicontohkan oleh Rasulullah.
Sehingga setiap muslim wajib mengikuti contoh-contoh akhlak Rasulullah
dalam kehidupannya sehari-hari.
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain karena dukungan
akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam Al
Qur’an. Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah
diharuskan agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat
dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin keselamatan hidupnya
baik di dunia maupun akhirat. Oleh sebab itu pemakalah mengangkat tema
yang berkenaan tentang aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan
akhlak mulia.
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti
iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan
(berprasangka buruk), dan penyakitpenyakit hati yang lainnya, akhlak
yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi
orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan
lingkungan sekitarnya.
Sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat
yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada
bumi ini, sebagai mana firman Allah SWT dalam Surat Ar-Ruum ayat 41
yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana alam di darat
dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia.
(Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak merusakan mereka

1
sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan,
supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menggali khasanah ilmu
mengenai akhlak, terutama akhlak mulia yang merupakan cerminan
prilaku seorang muslim yang baik yang mencontoh tauladan Rasululloh.
Diharapkan dengan kajian ini, maka kita akan terus berusaha mewujudkan
akhlak mulia dalam kehidupan kita sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
1) Agar dapat menjelaskan pengertian, karakteristik dan faktor pembentuk
Akhlak
2) Agar dapat mengetahui Pengertian Aktualisasi Akhlak
3) Agar dapat mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan
3. Tujuan
1) Untuk menjelaskan Pengertian, karakteristik dan faktor pembentuk Akhlak
2) Untuk Mengetahui Pengertian Aktualisasi Akhlak
3) Untuk mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Karakteristik dan Faktor-Faktor Pembentuk Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang mempunyai arti
budi pekerti, perilaku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa (menciptakan),
khalik (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).
Dengan akar yang sama maka dapat dihubungkan sehingga mempunyai
arti, tindakan atau perilaku yang ditimbulkan dari akhlak ini ada
hubungannya dengan sang khaliq yaitu Allah swt.
Maka, ukuran baik dan buruknya itu sudah ada aturannya dari
Allah swt (Al-qur’an dan Hadits). Sedangkan akhlak menurut istilah,
banyak sekali yang mendefinisikannya. Maka kedudukan akhlak dalam
agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan
seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan:

“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.”


(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Juga beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat
tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

3
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR.
Ahmad, Bukhari)

“Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-
Qalam[68]:
Dan dahulu Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah manusia
yang paling baik akhlaknya, paling sempurna adabnya, paling baik
pergaulannya, paling indah muamalahnya, semoga shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada beliau. Beliau adalah contoh bagi seluruh
hamba dalam segala akhlak yang baik, segala adab yang indah dan segala
muamalah yang baik. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh


yang baik bagi orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari
akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang banyak.” (QS. Al-
Ahzab[33]: 21).
Disini kami hanya mengambil beberapa tokoh saja untuk kami
ambil pengertiannya.
a) imam Al-ghazali, beliau berpendapat dari kitab ulumuddin, akhlak adalah
suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang
dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa
mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
b) Abdul Hamid yang mengatakan bahwa akhlak merupakan ilmu tentang
keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga
jiwanya terisi dengan kebaikan dan tentang keburukan yang harus
dihindarinya sehingga jiwanya kosong dari segala bentuk keburukan.
Bertolak dari dua pendapat tadi maka dapat ditarik benang
merahnya, bahwa akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau

4
perilaku yang kita keluarkan tanpa berpikir terlebih dahulu baik atau
buruknya dilihat nanti ketika kita sudah melakukan perbuatan tersebut.
Akhlak itu di harus sudah dilakukan dengan sering atau terbiasa,
jika hanya dilakukan satu atau dua kali itu tidak dapat dikatakan akhlak.
c) Aristoteles menguatkan bentukan akhlak dari adat dan kebiasaan yang
baik, yakni dalam membentuk akhlak yang baik dan terus-menerus.
Sebagaimana pohon dengan buahnya, demikian juga akhlak yang baik
akan diketahui dengan perbuatannya.
Akhlak itu akan dapat dinilai baik ketika terlihat ataupun ketika
tidak terlihat, maka hal yang sudah kita lakukan akan berbuah penilaian
dari Allah dan orang-orang. Di sekitar kita akan menilai baik ataukah
buruk hal yang kita lakukan, tentunya dengan patokan baik dan buruk dari
kitab allah.
b. Karakteristik dari Akhlak
Telah kita ketahui bersama bahwa akhlak itu berasal dan
bersumber dari agama dari Allah khususnya, maka secara otomatis ketika
sesuatu itu berasal dari zat yang maha benar, maka pada dasarnya juga
akhlak itu adalah baik. Jadi sifat dasar atau ciri dasar dari akhlak adalah
baik.
Namun, jika kita melihat bahwa masih ada juga orang-orang yang
berbuat dengan akhlak yang jelek, itu adalah dorongan dari hawa nafsunya
yang tidak dapat ia kontrol. Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada
tujuh karakteristik dari akhlak Islam.
1. Akhlak itu Mampu untuk dipahami
Islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan alasan yang
dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan
menjelaskan kebaikan dibalik apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan
dari terjadinya apa yang dilarang-Nya. Walaupun harus mampu untuk di
logiskan namun, jangan sampai pikiran logis kita bertentangan dengan
wahyu yang sudah ada.

5
2. Moral yang Universal.
Moral dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi yang
universal, yaitu larangan bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras yang
lain, bahkan umat Islam dan umat-umat yang lain adalah sama Di hadapan
moral Islam yang universal.
Dalam surat Al-Maidah ayat 8 : ”Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil.Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” Maka
aturan-aturan yang Allah perintahkan itu sama, karena hal itu baik dan
semuanya akan mengatakan itu baik.
3. Kesesuaian dengan Fitrah
Islam datang dengan membawa suatu yang sesuai dengan fitrah
dan tabiat manusia serta penyempurnaannya. Islam mengakui eksistensi
manusia sebagaimana yang telah diciptakan Allah dengan segala dorongan
kejiwaan, kecenderungan fitrah serta segala yang telah di gariskanNya.
Islam menjadikan mulia dan membuat batasan hukum untuknya
agar dapat memelihara kebaikan masyarakat dan individu manusia itu
sendiri. Kita dilahirkan dengan fitrah kita sebagai makhluknya maka kita
harus berbuat sesuai dengan apa fitroh kita sebagai makhluk maka
hendaknya kita patuh kepada yang menciptakan kita yaitu Allah swt.
4. Memperhatikan Realita.
Al-Qur’an tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban
untuk mencintai musuh-musuhnya, karena hal ini merupakan sesuatu hal
yang tidak dimiliki jiwa manusia, akan tetapi Al-Qur’an memerintahkan
kepada orang-orang mukmin untuk berlaku adil kepada musuh-musuhnya,
supaya ras permusuhan dan kebencian mereka terhadap musuh-musuhnya
tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap musuh-musuh
mereka.
Penyesuaian dengan keadaan yang ada, artinya aturan Allah itu
tidak statis namun dapat diterapkan di berbagai situasi dan kondisi,
misalkan dulu bangsa Arab itu sangat gemar sekali melakukan perang

6
antar suku, maka Allah katakana hal itu tidak baik dan dilarang, kemudian
Allah menunjukkan jalan mana yang baik begitu.
5. Akhlak itu Positif.
Islam menganjurkan kita kuat akan, keyakinan dan cita-cita,
melawan sikap ketidakberdayaan dan pesimisme, malas serta segala
bentuk penyebab kelemahan. Maka, kita hendaknya harus mempunyai
sikap yang optimis, dan selalu semangat dalam menghadapi arus dunia ini.
6. Akhlak itu Komprehensif (Menyeluruh)
Islam mengajarkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan, hubungan
kita dengan sesama manusia, dan hubungan kita dengan diri kita sendiri
serta alam itu semua dapat terlihat dengan akhlak yang kita gunakan untuk
membangun hubungan tersebut.
7. Tawazun (Keseimbangan)
Tawazun dalam etika Islam yaitu menggabungkan sesuatu dengan
penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun
pengurangan. Sesuai dengan kadarnya.
c. Faktor – Faktor Pembentuk Akhlak
Berbagai faktor penting dalam akhlak yang memainkan peranan
dalam penentuan baik buruknya tingkah laku seseorang . Faktor-faktor
tersebut turut “mencetak” dan mempengaruhi terbentuknya tingkah laku
manusia dalam pergaulannya. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan akhlak :
A. Suara Batin
Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu
peringatan jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan
keburukan. Kekuatan tersebut adalah ‘suara batin’. Fungsi dari suara batin
itu ialah memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan berusaha
mencegahnya, serta sebaliknya juga merupakan kekuatan untuk
mendorong manusia melakukan perbuatan baik.
B. Kebiasaan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah
kebiasaan. Kebiasaan merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang

7
sehingga menjadi mudah dikerjakan. Contoh kebiasaan positif yaitu shalat
Tahajud, sedangkan contoh negatifnya misalnya merokok. Segala
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan penuh kegemaran akan
menjadi kebiasaan.
Oleh karena itu, lebih baik jika kita terus-menerus mengulangi
perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dari pada mengulangi
perbuatan buruk yang justru akan merusak diri sendiri. Begitu kuatnya
pengaruh kebiasaan sehingga ketika akan di rubah dari kebiasaan buruk
menjadi kebiasaan baik, biasanya akan menimbulkan reaksi yang cukup
keras dari dalam diri manusia itu sendiri.
Sehingga untuk merubah suatu kebiasaan tersebut perlu dilakukan
dengan ketekunan dan kesabaran. Kesabaran itu datangnya dari kesadaran
akan manfaat dari suatu perbuatan.
Manfaat dari kebiasaan adalah sebagai berikut:
a) Memudahkan perbuatan manusia, segala perbuatan yang berat akan
menjadi mudah bagi seseorang karena sudah terbiasa.
b) Menghemat waktu, karena sudah terbiasa jadi tidak memerlukan waktu
yang banyak untuk mempersiapkan dan melakukan suatu perbuatan.
Para ahli akhlak mengajarkan seni dan teori untuk merubah
kebiasaan buruk yaitu sebagai berikut:
a) Niat yang sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu
b) Pengertian dan kesadaran akan pentingnya merubah kebiasaan tersebut
c) Setia dengan apa yang telah diniatkan
d) Segera mengisi kekosongan dengan kebaikan setelah kebiasaan buruk itu
digeser
e) Mencari waktu yang baik dan tepat untuk melaksanakan niat
f) Selalu memelihara kekuatan penolak yang terdapat dalam jiwa, agar selalu
tumbuh dan hidup.
C. Lingkungan
Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau
suatu masyarakat adalah lingkungan. Lingkungan merupakan sesuatu yang

8
melingkungi manusia, misalnya tumbuhan, udara dan manusia lainnya.
Lingkungan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Lingkungan Alam
Lingkungan alam meliputi kondisi alam yang ada disekitar
manusia yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan ala
mini dapat mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang
dibawa oleh seseorang. Lingkungan yang baik akan mendukung
pertumbuhan bakat seseorang, sedangkan lingkungan yang buruk akan
menghambat pertumbuhan bakat orang tersebut. Dengan kata lain, kondisi
alam ini ikut mencetak akhlak manusia.
b. Lingkungan Pergaulan
Manusia sebagai makhluk social tentunya harus selalu
berhubungan dengan manusia lainnya. Sehingga manusia harusbergaul
dengan sesamanya. Lingkungan pergaulan yang baik akan mempengaruhi
seseorang untuk berbuat baik, dan sebaliknya lingkungan pergaulan yang
buruk akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat buruk juga.
B. Pengertian Aktualisasi Akhlak
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan
seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari.
Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang
muslim seperti di bawah ini.
1. Akhlak terhadap Allah
a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak
disembah, tidak ada sekutu baginya.
b. Banyak Berzikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dengan
berzikir hati menjadi tenteram.

9
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
Berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau
berdo’a adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui
kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar
dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalam pelaksanaannya yang di
harapkan gagal dari harapan semestinya,sehingga ia akan mampu
menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan.
e. Berhusnudzhon kepada Allah
yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sesungguhnya apa
saja yang di berikan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-
Nya.
Di dalam Al-Quran, terdapat bermacam ayat-ayat yang
menerangkan bagaimana kita berakhlak terhadap Allah SWT. Ayat-ayat
tersebut antara lain :
a) QS Al Baqarah,2:25 memerintahkan kita agar mensyukuri nikmat Allah
SWT
b) QS An Nahl : 19 memerintahkan agar kita malu jika berbuat dosa
c) QS Al Huud : 56 menerangkan bahwa Allah adalah tempat kita meminta
d) QS Yusuf : 87 memerintahkan agar kita optimis terhadap pertolongan dari
Allah SWT
e) QS Fushilat : 22-23 memerintahkan agar kita senantiasa berbaik sangka
(husnudzan) kepada Allah SWT
f) QS Al An’am : 160 memerintahkan agarkita yakin akan janji-janji Allah
2. Akhlak terhadap Rasulullah
a. Mengikuti atau menjalankan sunah Rasul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunah merupakan sumber hukum kedua
dalam Islam, setelah Al-Quran.

10
b. Bersholawat Kepada Rasul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W .
Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan
Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat, dan dari
malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai orang-orang beriman,
ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)
3. Akhlak Terhadap diri sendiri
a. Sikap sabar, Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya
bersifat negatif. Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala
cobaan.
b. Sikap Syukur. Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita
lupa untuk ber-Syukur, atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah
diberikan kepada kita. ada 3 (tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri
Nikmat Allah yaitu:
a) bersyukur dengan hati yang tulus
b) mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah melalui
ucapan Alhamdulillah
c) bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan Nikmat
dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya
c. Sikap Tawadhu’ Tawadhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu
bagian dari akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim
bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji
yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam. Orang yang tawadhu’ adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber
dari Allah SWT.
d. Bertaubat. apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu
banyak berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan berputus asa dari
rahmat ampunan Allah, karena Allah SWT selalu memberikan kesempatan
pada kita untuk bertobat.

11
4. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Akhlak terhadap sesama manusia kemudian dibagi lagi menjadi
bagian-bagian yang lebih spesifik, yaitu :
a. Akhlak terhadap diri sendiri
Sebagai contoh, yang termasuk akhlak terhadap diri sendiri seperti
tidak berusaha menyakiti diri sendiri, tidak merasa rendah diri, memiliki
kepercayaan diri, segera bertaubat jika melakukan kesalahan,
mengevaluasi diri jika melakukan kesalahan, tidak terperangkap dalam
hawa nafsu semata.
b. Akhlak terhadap orang lain
Sebagai contohnya adalah menghargai karya orang lain, menjaga
perasaan orang lain, tidak menang sendiri, tidak memaksakan kehendak
pada orang lain, tidak merampas hak milik orang lain.
c. Akhlak terhadap orang tua
Akhlak terhadap orang tua dalam agam islam dianggap sangat
penting karena agama islam menjunjung tinggi harkat dan maratabat orang
tua. Kita sebagai anak dalam bersikap terhadap orang tua harus patuh, taat
pada setiap nasihatnya, tidak menyakiti perasaan oarng tua
membahagiakan orang tua kita, merawatnya saat sakit dan menghibur
mereka di kala sedih.
d. Akhlak terhadap masyarakat
Sebagai contoh melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Yang
termasuk amar naruf antara lain zakat, shadaqah, ikut bekerja bakti dan
lain-lain. Yang termasuk nahi munkar antara lain menjauhi mabuk-
mabukan, perjudian, menjauhi zina dan sebagainya.
e. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh
semua agama, termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya
kalau semua elemen membangun ukhuwah dalam komunitasnya. Apabila
ada kelompok tertentu dengan mengatasnamakan agama tetapi enggan
memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan
kembali komitmen keagamaannya,

12
f. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim.
Sudah semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam
lingkup yang sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan karena
apapun yang kita kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain.
Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang tidak
membutuhkan pertolongan dari yang lain.
g. Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka
memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan maaf
daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka
memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa
benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu perwujudan
daripada ketakwaan kepada Allah.
h. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan.
Menepati janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji,
termasuk tanda kemunafikan.
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitan
dengan perlakuan sesama manusia, seperti :
a) (QS. AL-Baqarah [2]: 83 dan 263)
b) (QS. An-Nur [24]: 22 dan 27)
c) (QS. An-Nisa [4]: 86)
d) (QS. Al-Ahzab [33]: 70)
e) (QS. Hasyr [59]: 9)
5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk
a. Tafakur (Berfikir) salah satu ciri khas manusia yang membedakannya
dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir.
Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan,
kemanfaatan, dan kebaikan.

13
6. Akhlak terhadap lingkungan
Sebagai manusia yang berakhlak, kita wajib menjaga, mengelola,
memelihara lingkungan tempat hidup kita seperti contohnya tidak
membuang sampah sembarangan, tidak merusak hutan, mengurangi
pemakaian kendaraan bermotor untuk mencegah global warming, tidak
melakukan jual beli hewan atau tumbuhan yang terancam punah,
memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan efektif dan efisien.
Memanfaatkan Alam Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah
sebagai penguasa yang sewenang-wenang, tetapi sebagai khalifah yang
mengemban amanat Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas
bumi ini harus dengan penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan
kerusakan. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus
diperhatikan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus
dihilangkan, karena merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia berakhlak. Al-Ghozali menjelaskan bahwa
mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.
1. Akhlak merupakan anugrah dan Rahmat Allah, yakni orang memiliki
akhlak baik secara alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh). Sesuatu yang
diberikan Allah kepada seseorang sejak ia dilahirkan.
2. Mujahadah, Selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan
tetap dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
3. Riyadloh, adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir
(ingat) kepada Allah.
Al-Ghozali juga berpendapat bahwa upaya mengubah akhlak
buruk adalah kesadaran seseorang akan akhlaknya yang jelek. Ada empat
cara untuk dapat membantu seseorang mengubah akhlaknya yang jelek
menjadi baik.
1. menjadikan murid seorang pembimbing spiritual (syekh)
2. Minta bantuan seorang yang tulus, taat, dan punya pengertian

14
3. Berupaya unuk mengetahui kekurangan diri kita dari sesorang yang tidak
senang (benci) dengan kita.
4. Bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang ada
pada orang lain bagaikan yang ada pada kita
Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya mengubah kebiasaan
buruk sebagaimana yang dikutip Ishak solih (1990) adalah hal-hal sebagai
berikut ini.
1. Menyadari perbuatan buruk, dan bertekad untuk meninggalkannya.
2. Mencari Waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk
mewujudkan niat atau tekad semula.
3. menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu
terulang lagi.
Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk memiliki akhlak
(akhlak karimah) dan berupaya dapat menjauhi akhlak jelek (akhlak
sayiah). Jika kita ingin memiliki Negara yang baldatun thoyibatun
warobun ghofur (Negara yang, baik, makmur, dan senantiasa dalam
ampunan-Nya) kuncinya adalah masyarakat, bangsa tersebut harus
berakhlak baik. Jika tidak, kehancuran dan kehinaan akan meliputi
masyarakat, bangsa tersebut.

15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a) Akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita
keluarkan tanpa berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti
ketika kita sudah melakukan perbuatan tersebut.
b) Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari
akhlak Islam yaitu : Mampu untuk di pahami, moral yang
universal,kesesuain yang fitrah,memperhatikan realita. akhlak itu
positif,akhlak itu komprehensif (menyeluruh) dan tawazu (keseimbangan)
c) Beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya tingkah
laku manusia dalam pergaulannya adalah insting (naluri),keturunan,’azam
(kemauan keras),suara batin(dlamir) , kebiasaan serta lingkungan.
d) Agar terjalin suatu masyarakat yang baik, tanpa rasa permusuhan dan
makmur, manusia harus bertindak dengan menggunakan akhlak yang baik.
Akhlak pada manusia terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu akhlak
terhadap Allah SWT, akhlak terhadap sesama manusia dan juga akhlak
terhadap lingkungan hidupnya.
2. Saran
Dari uraian di atas, maka dalam kesempatan ini penulis ingin
memberikan saran khususnya kepada penulis sendiri umumnya kepada
kaum muslim untuk senantiasa mencontoh akhlak mulia yang di tauladan
oleh Rasulullah.
Karena dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik.
Semakin kita berusaha untuk mencontoh akhlak mulia Rasulullah, maka
kita akan menemukan prilaku terbaik yang mampu membawa kebaikan
bagi kita sendiri dan lingkungan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an, Jakarta: Amzah,
2007.
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm 63.
Amin Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Anonymous.2013.Makalah Agama Islam
.http://anisachoeriahpaud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-ahlaq.html di
akses pada 18 April
2013
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994, hlm 25-
26.
Riefqi. Muhamad. 2012.Implementasi Ahklak dalam Kehidupan
http://kampuscuy.blogspot.com/2012/06/implementasi-akhlak-
dalamkehidupan.html. diakses tanggal 18 April 2013
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an, Jakarta: Amzah,
2007, hlm 1.

17

Anda mungkin juga menyukai