Ayurveda adalah sistem pengobatan holistik yang berkembang di India sekitar 3000-5000 tahun yang lalu. Sistem pengobatan tradisional ini, kini dipraktekkan di bagian dunia lain sebagai bentuk pengobatan alternatif. Literatur yang berhubungan dengan pengobatan medis India muncul selama periode Weda di India. The Samhita Susruta dan Charaka Samhita adalah teks yang pertama muncul. Selama berabad-abad, para praktisi Ayurveda mengembangkan sejumlah besar obatan dan prosedur bedah untuk pengobatan berbagai penyakit. Pada zaman India kuno, masalah kelainan rongga mulut, plak gigi dan infeksi dapat dikelola dan bahkan disembuhkan. Pengobatan tradisional merupakan pengetahuan, keterampilan dan pengamalan berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman adat budaya yang berbeda yang digunakan untuk menjaga kesehatan serta mencegah, mendiagnosa, memperbaiki atau mengobati penyakit fisik dan mental. Obat tradisional yang telah diadopsi oleh pengguna lain sering disebut sebagai pengobatan komplementer atau alternatif. Pada pengobatan tradisional, biasanya digunakan obatan herbal dalam pengobatannya dan yang termasuk sebagai obat-obatan herbal adalah tumbuhan, bahan herbal, obat herbal, dan produk herbal yang mengandung bagian-bagian tanaman atau bahan tanaman lainnya sebagai bahan aktif. Di beberapa negara Asia dan Afrika, 80% dari penduduk bergantung pada obat tradisional untuk perawatan kesehatan primer. Di banyak negara maju, 70% - 80% dari populasi telah menggunakan beberapa bentuk pengobatan alternatif atau komplementer.1 Salah satu pengobatan Ayurveda yang telah diajarkan sejak bertahun-tahun adalah terapi oil pulling. Terapi oil pulling adalah suatu prosedur berkumur dengan minyak. Sesendok minyak dikumur sampai konsistensi serta warna minyak tersebut berubah.2 Berkumur dengan minyak dipercayai dapat menarik semua mukus, bakteri
Universitas Sumatera Utara
dan toksin dari tubuh melalui saliva. Minyak ini memiliki efek pembersihan dan penyembuhan yang tidak hanya pada mulut dan sinus, tapi pada seluruh tubuh.3 Minyak yang paling sering digunakan adalah minyak wijen yang terkenal dengan beberapa sifat pengobatan dan manfaat kesehatannya. Kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak wijen menunjukkan aktivitas anti bakteri. Selain itu, minyak nabati yang lain yang juga menunjukkan sifat anti bakteri dapat digunakan untuk terapi ini seperti minyak kelapa, minyak bunga matahari dan minyak zaitun sesuai dengan keinginan masing-masing karena mekanisme kerja semua minyak untuk menarik bakteri dari rongga mulut adalah sama.4 Dalam beberapa tahun terakhir ini, terapi oil pulling telah menjadi metode alternatif pilihan masyarakat terutamanya di Eropa untuk menjaga kesehatan rongga mulut menggantikan cara konvensional seperti berkumur dengan obat kumur klorheksidin.1 Asokan dkk. melakukan penelitian untuk mengevaluasi efek terapi oil pulling dengan minyak wijen terhadap bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan saliva remaja menggunakan Dentocult SM Strip mutans test, dan untuk membandingkan efektivitasnya dengan obat kumur klorheksidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah Streptococus mutans dalam plak dan sampel saliva dari kedua kelompok perlakuan dan kontrol.5 Amith melakukan penelitian untuk menilai efek terapi oil pulling pada plak gigi dan gingivitis dan untuk memantau keamanannya pada jaringan lunak dan keras oral. Sepuluh orang mahasiswa telah melakukan terapi ini selama 45 hari, dengan menggunakan minyak bunga matahari. Skor plak dan gingiva dinilai secara berkala dengan modified Patient hygiene performance index (PHP) dan indeks gingiva. Hasil penelitian menunjukkan penurunan pada skor plak dan skor gingiva.4 Anand dkk. meneliti efek terapi oil pulling terhadap bakteri penyebab karies gigi. Sampel saliva sebanyak sepuluh orang dengan karies gigi diambil sebelum dan sesudah 40 hari melakukan terapi oil pulling dengan minyak wijen. Jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah melakukan terapi oil pulling dihitung. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah adanya rata-rata penurunan jumlah bakteri sebanyak 20% sesudah 40 hari melakukan terapi oil pulling.6
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui efek terapi oil pulling terhadap jumlah bakteri dalam saliva pada mahasiswa FKG USU. Penulis memilih minyak bunga matahari pada penelitian ini karena rasanya yang lebih enak dan tidak berbau jika dibandingkan dengan minyak wijen yang umum digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka timbul permasalahan yang hendak diteliti bagaimanakah efektivitas terapi oil pulling terhadap jumlah bakteri dalam saliva?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi oil pulling dengan menggunakan minyak bunga matahari terhadap jumlah bakteri dalam saliva. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan minyak bunga matahari pada mahasiswa. 2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan minyak bunga matahari pada mahasiswa.
1.4 Hipotesis Ada efek terhadap jumlah bakteri sebelum dan sesudah terapi oil pulling dalam saliva.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat: 1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan: Dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat sebagai alternatif lain untuk penjagaan kesehatan rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
2. Manfaat untuk Departemen: Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh terapi oil pulling terhadap kesehatan rongga mulut. 3. Manfaat untuk peneliti: Peneliti memperoleh pengalaman melakukan penelitian.