Anda di halaman 1dari 5

Pagi itu, ada seminar di tempat kuliahku dari ahli psikologi indonesia.

Namun, sebelum seminar


berlangsung, aku dikejutkan dengan undangan seminar itu, yang membahas tentang “Manusia juga
Punya indra keenam”. Perkataannya membuatku terkejut.. indra keenam? Mendengarnya saja, aku tak
percaya. Bukankah secara biologis manusia hanya memiliki 5 indra… yaitu indra pelihat, indra pencium,
indra peraba, indra perasa, dan indra pendengar. Bagaimana bisa jumlahnya menjadi enam. Mungkin,
yang memiliki indra keenam adalah orang dilahirkan dari rahimnya bapak bapak kali. Tapi, bapak bapak
kan gak punya rahim!! Saat itu aku sangat bingung, pertanyaan bermunculan di otakku. Aku berfikir,
apakah tuhan menciptakan indra baru pada manusia? Tapi jika ia, kenapa baru sekarang? kenapa pada
saat aku lahir, aku hanya memiliki 5 indra? Dan apakah ibu-ibu yang sekarang mengandung akan
melahirkan dengan bayi yang memiliki 6 indra? Semua pertanyaan itu sangat membuatku pusing..
seolah olah tak percaya dengan semua itu.

“ehh, lo aneh gak sih sama tema seminar itu?” Ucapku pada temanku.

“gak tau, emang apa temanya?”

“temanya, tentang indra keenam gitu”

“ahh, masa sih?”

“iya, bener deh, coba aja lo baca sendiri”.

“tapi, memang aneh sih!!, mungkin, itu hanya pada makhluk selain manusia kali”

“yah, mungkin saja, gua juga gak tau”

“yah udah, kalo pengen tau lebih jelasnya, lo harus ikut acara seminar itu”

“iya, gua pasti ikut”.

Acara seminar pun berlangsung, sengaja aku duduk di depan agar dapat menyimak dengan baik
penjelasan mengenai indra keenam itu..

Setelah aku menyimaknya, aku sangat mengerti apa indra keenam itu. menurut ahli psikologi itu, indra
keenam adalah indra yang bisa melihat masa depan. semua orang bisa membuka indra keenam itu,
dengan syarat, ia harus bisa melatih kelima indranya. Yaitu indra pelihat, indra pendengar, indra peraba,
indra pencium, dan indra perasa. melatih kelima indra itu adalah tantangan yang sangat menarik.
Contohnya, jika melatih indra peraba, maka kita harus bisa menebak benda atau hal yang kita pegang,
tanpa melihat namun dengan meraba, begitupun dengan indra yang lainnya. Jika semua itu berhasil,
maka kita bisa melihat masa depan kita. Menarik bukan, ya aku pun tertarik untuk
mencobanya,meskupun begitu aku harus bisa merangkai masa depanku.

Kemudian, aku sering melatih kelima indraku. pada saat di rumah aku mencobanya dengan menebak
kartu remi ,dan bahan bahan makanan tetapi kalau bahan makanan gampang mudah di tebak lalu aku
pun mencoba untuk pertama kali menggunakan remi setelah aku mecobanya aku malah salah semua
karna yang kartu merah menjadi hitam dan kartu hitam menjadi merah seperti aku berkata atau
menebak seharusnya sebaliknya dan setelah itu aku mencoba nya hampir setiap hari aku melakukannya
dan terus seperti itu mungkin karna aku memang harus berkata sebaliknya , aku terus mencobanya
hingga aku menjadi gila karna hingga bolos sekolah dan tetap aku menebaknya sebaliknya pada saat itu
aku pernah ketahuan ibu ku karna cuman alasan ingin mecoba indra keenam ku dan setelah itu ibuku
menyitanya dan aku pun membeli yg baru setelah itu aku pun berhasil .pada saat di sekolah ridho dan
asep yaitu kedua temanku melatih indra penciumku,

ridho dan asep menghampiri ku dan mereka ingin megajakku melatih indra keenam

“yo kamu lagi ngapain ?”ridho

“main game aja kerjaannya “tebak asep

“bukan lah aku sedang mencari cara melatih indra keenamku seperti yang di seminar “ kata ku

kalau gitu aku punya nih mumpung tadi ada bahan bahan bekas pelajaran biologi tadi

setelah itu asep dan ridho menutup mataku lalu aku pun mulai menebak

ada bawang ,kunyit,hmm ada tomat juga ternyata

lalu ridho melepas tutup mataku dan asep pun memberi tepuk tangan karna benar semua

lalu aku pun di tantang kembali dengan kartu remi setelah itu ridho dan ridho memasang kembali tutup
matanya kepadaku lalu aku pun menebak kartu demi kartu dengan benar setelah itu aku memegang
sesuatu seperti bukan kartu lalu aku memegangnya dan tanganku malah gatal, dan terasa seperti kain
yang terkena minyak, sangat lengket. Ketika aku membuka mata, jiakkk!!! ternyata kaos kaki si asep,
temanku yang takut air, tidak pernah mandi, atau mencuci sepatu dan kaos kakinya, truss,aku pun
mengejar mereka dan mereka malah kabur lalu aku pun memaafkan mereka,lalu tanganku langsung
gatal gatal. sepertinya aku alergi kaos kaki buluk asep itu, yang kotornya seperti kotor buanged.
Parahnya lagi, kaos kakinya dilumuti dengan pupuk organik kotoran kerbau yang warnanya udah kaya
kue lapis aja, hijau berlapis hitam, sial banget dah.

setelah besoknya pada saat pagi pagi Alergi itu cepat merambat ke seluruh tubuh, sehingga tubuhku
dipenuhi dengan bintik bintik kuning. Aneh deh, kenapa bintiknya jadi kuning gini, lalu aku berfikir untuk
mejahilinya karna biasanya dia bangun jam 12 siang kebiasaannya pada saat di hari libur aku pun
langsung pergi ke rumahnya aku berniat dia mau mengantarku ke rumah sakit rumahnya asep tepat
berada di sebelah rumah ku aku pun mengunjunginya oy ini salah lu buruan keluar dan ridho pun keluar
ternyata asep dan irdho kemarin sedang menginap di rumah asep untuk bermain aku pun menyuruh
ridho untuk membangunkannya

oy asep bangun kau kata” ridho

oy bangun dan tidur mulu dah” kata ridho

oh ya gue lupa lu kan begadang kemarin bareng gue “sambil bergumam ridho

lalu ridho melempar bantalnya kearah asep dengan keras dan berkali kali lalu asep pun bangun
dasar lagi enak enak tidur malah di bangunin ada apa emangnya kata asep

itu si maya katanya tangannya gatal gatal karna kaos kaki lu yang kemarin “ kata ridho

“oh gitu “kata asep lalu dia pun lanjut tidur

ridho pun melempar kembali bantal lalu asep terbangun lagi

ada apa lagi sih” kata asep

di bilangin itu si maya mau ketemu lu buruan turun sana ketemu maya” kata ridho

ya udah ya ya “ kata asep

lalu asep pun turun dan bertemu si maya setelah itu

akhir nya kau bangun juga asep “kata maya

ada apa emangnya maya “ kata asep

ini gara gara lu jahil tangan gue malah jadi gatel gatel dan kuning kuning” kata maya

oh sorry atuh kemarin aku gk kepikiran bisa sampai kamu gatel gatel” kata asep

ya udah kalau mau di maafin buruan anter gue ke rumah sakit” kata maya

iya iya aku siapin dulu motor” kata asep

setelah itu mereka pun pergi dan langsung menuju ke rumah sakit asalnya asep mau nognkrong dulu di
warung karna laper tapi si mayanya marah marah dan hampir menabrak pohon gara gara itu setelah itu
tiba juga di rumah sakit untuk mengobatinya. Namun, tak ada satu pun rumah sakit yang mau
menerimaku, mereka bilang aku terkena virus Jin jahat. Helloo bro, mana ada virus dari Jin, itu dokter
udah lulus SD belum sih, ngada-ngada penyakit aja. akhirnya.

3 hari aku tidak sekolah, Dan semakin hari, bintik bintik gatal itu semakin menjadi jadi, pertama kuning,
trus merah, hijau, biru, hitam dan akhirnya seperti pelangi. Tidak ada yang mau mengobatiku, karena
mereka menganganggap aku punya kelainan. Malah ada yang bilang aku anak timun mas yang dikutuk
oleh ketujuh bidadari dari gua itu. Aneh banget kan, gak sekalian aja anak emas yang ngampul dikali,
yang akan hanyut berjalan dengan derasnya kali. Emangnya aku anak legenda, timun mas lah, keong
mas lah, gigi emas lah, BAB mas lah, macam macam saja, sampe sampe kumisnya jokowi juga berevolusi
menjadi kuning mas. Haduhh, aku gak tau deh caranya, aku pengen sekolah secepatnya, kutukan apa sih
asep, susah banget mau sembuhnya, mana gatal dan bau lagi.

lalu Aku berinisiatif pergi ke rumah asep lagi , disana asep sedang tidur santai. Aku menghampirinya dan
membangunkannya.

“asep, bangun!!” Sambil menggerak gerakkan tubuh asep.

“asep, bangun dong, ada urusan penting ni”


Namun, asep masih tetap saja tidur. Susahnya bangunin asep,

“sep!! Ada pak dosen sep, bangun cepat!!”

“ahhh, pak dosen? Mana pak dosen? Maaf pak, aku mengantuk”. dengan mata masih tertutup.

“asep, kamu tidak takut sama pak ahmad, kamu kan tau gimana pak ahmad kalo sudah menghukummu.
Satu kesalahan, lima bulu ketekmu tercabut sia sia”. Kemudian, dia pun langsung bangun dan lari terbirit
birit ke kamar mandi.

“Rasain luh, dikerjain, suruh siapa berani melawan gua” ucapku jahat. Kemudian, asep kembali dari
kamar mandi itu.

“ehhh lo ngerjaian gua ya?” seraya menunjukkan jarinya kepadaku, dengan tatapannya yang seram, aku
tidak takut sama sekali.

“enggak, gua gak ngerjain loh ko, mungkin lo mimpi kali!”.

“Owhh iya yah, maaf. Lo mau apa ke rumah gue lagi ?”

“gua mau minta pertanggung jawaban dari lo atas penyakit gatal gatal guadari 3 hari yang lalu”

“tapi kan 3 hari yang lalu gue udah anterin lu ke seluruh rumah sakit.”

“tapi kan gatal gatal ini gak mau hilang sampai sekarang gara gara kaos kaki lo, yang baunya kaya bunga
rafflesia itu,”.

“yah, gua gak tau, perasaan gua make juga gak pernah sampe sekarang gatal gatal.”

“ya wajar kalo lo gak gatel gatel, sebelum make kaos kaki, kaki lu kan udah di pakein pelindung anti air
kantong plastik, makanya lo gak gatel”

“ya trus, mau apa mau di anterin lagi ke seluruh rumah sakit lagi?”

“bantuin gue lah, buat ngobatin gatal gatal ini”.

“tapi dengan apa? O’ea nenekku punya daun yang bisa menghilangkan gatal, gua juga sering makai daun
itu kalo gatal”

“emang dimana tempatnya?”

“gak jauh kok dari sini, ayo gua antar”

Aku dan asep kemudian pergi ke rumah neneknya. Neneknya memberikan daun itu padaku.

“ehh sep, trus nanti daunnya digimanain?

“dengerin gue yah! pertama, biar lo cepat sembuh gua punya satu persyaratan”.

“persyaratan apa sih, lo mau ngerjain gua?”

“lo pengen sembuh gak?”


“yah pengenlah, gua udah gak tahan banget ama baunya”

“ya udah, turutin apa mau gua”

“iyah, apa persyaratannya?”

“Kemaren, gua gak ngerjain tugas dari pak ahmad, jadi gua dihukum.”

“truss..?”

“yah lo harus gantiin gue buat dihukum”

“Terserah lo ajah lah, berarti gua gak mau ngasih tau lo cara nyembuhinnya, biarin lo bau situ dan gak
punya teman”

“aduhh jangan dong.. iya gua mau, ya udah gimana caranya?”

“lo rebus tuh daun, habis itu lo peras, trus saring airnya, dan bekas perasan itu, lo teplokin ke badan lo
yang gatal gatal”.

“owhh… ya udah deh. kalo gitu, gua pulang dulu”

Satu hari setelah itu, gatal gatalku hilang, aku kembali ke aktivitas ku untuk sekolah. Setelah kejadian itu,
aku masih tetap melatih kelima indraku, kejadian itu tidak membuatku putus asa. Dan yang paling aku
suka adalah melatih indra perabaku dibanding indra yang lainnya. meski tak jarang, aku salah dalam
menebaknya, namun aku tetap berjuang. karena selain aku menginginkan indra keenam, hal itu pun aku
anggap sebagai games untuk mereflesikan pikiran.

Anda mungkin juga menyukai