Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN TANAMAN

KARYA TULIS ILMIAH


(KTI)

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Oleh

Dhiana Wahyu Kusuma Wardhani

NIM 190210103050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS JEMBER

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang


tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah
sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang
semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis
yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda
ini dikenal sebagai kecambah.

Dalam perkecambahan biji selalu mengalami pertumbuhan dan


perkembangan. Arti dari pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangatlah
beda. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya
penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversible (tidak dapat
kembali dalam keadaan semula). Sedangkan perkembangan adalah proses
menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur dan bersifat
kualitatif. Pertumbuhan dalam suatu perkecambaan biji dapat langsung diukur
apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh.

Pertumbuhan dan perkembangan biji akan selalu berbeda-beda. Hal ini


dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi 2 yakni faktor
internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan
yang terdiri atas faktor intrasel (di dalam sel) yang meliputi gen, dan
faktor intersel (sela-sela sel) yang meliputi hormon.

2. Yang kedua adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan atau
faktor eksternal yang mencakup cahaya/sinar matahari, suhu/temperatur,
kelembaban udara, nutrisi, kadar air, oksigen atau karbondioksida, pH atau
derajat keasaman, kepadatan populasi, dan media tanam tumbuhan.

Dalam hal ini cahaya merupakan salah satu faktor penting yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya memiliki
banyak pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut
dapat disebabkan karena setiap cahaya yang menyinari tumbuhan itu beda-
beda, ada tanaman yang tersinari cahaya dan ada tanaman yang tidak tersinari
cahaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa


permasalahan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1.2.1 Bagaimana peranan cahaya matahari terhadap kehidupan


1.2.2 Bagaimana proses tanaman mendapatkan energi?
1.2.3 Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini


sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui peranan cahaya matahari terhadap kehidupan.


1.3.2 Untuk mengetahui proses tanaman mendapatkan energi.
1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bahwa peranan cahaya matahari sangat berpengaruh


terhadap kehidupan.
2. Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui
pengaruh cahaya bagi tumbuhan.

3. Sebagai informasi pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan


perkembangan untuk tumbuhan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi


matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang
diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi
radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi
tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari
yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang
menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari
sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).

Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta.
Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam
Plantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah
diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari
untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda
hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil
untuk menjalani proses fotosintesis.

Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat


keterkaitan antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis
merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau
dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. Fotosintesis adalah fungsi
utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan
menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Daun yang menerima intensitas maksimal
adalah daun yang berada pada tajuk utama yang terkena sinar matahari (Fitter
dan Hay, 1991:54). Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen
yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada
tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas
setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa
warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar
proses fotosintesis. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat
memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman
menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18).

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti


selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun
tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah
kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi kimia.

Pada budaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius.


Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau
yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk
kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan,
obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses
konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman (Jumin, 2008:8).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Cahaya dan Peranan dalam Kehidupan

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi


matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang
diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi
radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi
tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari
yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang
menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari
sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron.

Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.


Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini
energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk
membentuk karbohidrat. Adanya sinar matahari merupakan sumber dari
energi yang menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan
dari sinar matahari, tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh
tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati.

3.2 Proses Tanaman Mendapatkan Energi

Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman.


Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam
kegiatan fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic
Activity Radiation) dan mempunyai panjang gelombang 400 mili
mikron sampai 750 mili mikron. Tanaman juga memberikan respon yang
berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi tiga
yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran.
Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh
klorofil pada tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis menjadikan bahan utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan
makanan tanaman. Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari
dikala matahari menyinari bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari
tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam tanah
serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan
oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh
lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan
tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya.
Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses
metabolismenya. Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan
serangkaian proses sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang
elektromagnetik tersebut dapat diubah menjadi energi kimia (ATP dan
NADPH) yang dikenal dengan reaksi terang. Hasil reaksi terang ini
(ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme
khususnya reduksi CO.

Reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu: tahapan Reaksi


Terang dan Reaksi Gelap. Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi
yang berbeda. Namun keduanya merupakan satu rangkaian reaksi yang tak
terpisahkan dari reaksi fotosintesis.

3.3 Pengaruh Cahaya terhadap Kehidupan Tanaman

Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai


hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini
menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan.
Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya
mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas
radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air
cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan
oleh suhu dan oleh radiasi matahari.
Radiasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman
yang mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman
dipengaruhi oleh tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya
terjadi fluktuasi hasil panen (hasil fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal
tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan, suhu udara, hama
penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil fotosintesis).

Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif


dan generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis
hijau daun, kegiatan stomata (respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin,
suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju
pernafasan, dan aliran protoplasma. Secara teoritis, semakin besar jumlah
energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.

Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada


fotosintesis, dan pengaruh sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap
morofogenetik hanya terjadi pada intensitas rendah. Pengaruh tanaman dalam
kaitannya dengan intensitas cahaya salah satunya adalah penempatan daun
dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya maksimum. Daun yang
menerima intensitas maksimal adalah daun yang berada pada lapisan utama
yang terkena sinar matahari.

Cahaya hanya merupakan bagian dari energi cahaya yang memiliki


panjang gelombang tampak bagi mata manusia sekitar 390-760 nanometer.
Sipat partikel cahaya biasanya diungkapkan dalam pernyataan bahwa cahaya
itu datang dalam bentuk kuanta dan foton, yaitu paket energi yang terpotong-
potong dan masing-masing mempunyai panjang gelombang tertentu
(http://satopepelakan.blogspot.com/). Cahaya memberikan energi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman/pohon secara langsung melalui
tumbuhan hijau atau melalui organisme lain, hal ini tergantung kepada zat-zat
organik yang disintesa oleh tumbuhan hijau.
Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara:

1. Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda


matahari. Noda matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung
kecuali bila terjadi pengaruh bayangan. Cahaya matahari langsung
nampak menjadi berkurang nilainya pada sebagian besar di bawah
kanopi.
2. Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang
mengiringi noda matahari.
3. Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama
dengan permukaan biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu.
Jumlah yang dipantulkan akan tergantung pada beberapa parameter
cahaya yang dipantulkan. Juga diubah spektrumnya dengan cara yang
sama seperti cahaya yang diteruskan.
4. Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang
diabsorbsi dan yang dipantulkan oleh daun.

Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap
proses fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk
proses fotosintesa terjadinya pada daun
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius.

Fitter, A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Ismail, A.Y. 2010. Kualitas Cahaya dan Pertumbuhhan Tanaman. Diakses pada
26 November 2019, dari http://satopepelakan.blogspot.com/2010/11/kualitas-
cahaya-dan-pertumbuhan-tanaman.html.

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Tjasjono, B. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai