PENDAHULUAN
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat
adanya pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga asal luas bumi (hujan, angin, penyinaran dan
pemanasan matahari, benturan benda asal ruang angkasa serta aliran air dan gletser) yang
menghasilkan proses-proses geomorfik yang berakibat terubahnya bentuk-bentuk permukaan
bumi. Obyek utama geomorfologi ialah bentuk lahan, proses geomorfologi, genesa dan evolusi
pertumbuhan bentuk lahan, beserta hubungannya dengan aspek lingkungan. Dalam hal ini
utamanya mengupas tentang berbagai bentuk lahan dari bentukan berbagai asal proses yang
berbeda. Bentang lahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuk lahan.
Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang
yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan
mengklasifikasikan bentang lahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan
(landform).
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas,
akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala
ruang dan waktu kronologis tertentu. Geomorfologi adalah studi yang mendeskripsi
bentuklahan dan proses-proses yang menghasilkan bentuklahan serta menyelidiki hubungan
timbal-balik antara bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan keruangan
Oleh karena untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada
bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-
unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuk lahan
berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuk lahan asal proses, yaitu bentuk
lahan asal proses vulkanik,bentuk lahan proses structural, bentuk lahan asal fluvial, bentuk
lahan asal proses solusional ,bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan asal proses
eolin, bentuk lahan asal proses marine , bentuk lahan asal glasial , bentuk lahan asal organik ,
bentuk lahan asal antropogenik,
Dalam makalah ini akan membahas tentang bentuk lahan aeolin .Bentuk lahan aeolin adalah
bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui klasifikasi bentuk lahan
terbentuknya lahan tersebut.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Bentuk lahan asal proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin
sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan oleh adanya pengikisan,
pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Hakekatnya bentuk
lahan aeolin terdiri dari 3 proses, yakni erosional (pengikisan), deposisional (pengangkutan), dan
sedimentasi (pengendapan).
Bentuk lahan aeolin dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain
Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan bahan-
bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang paling utama adalah gumuk
pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan angin mempunyai dua aspek utama,yaitu
bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan yang berkembang terdahulu mungkin akan berkembang
dengan baik apabila di padang pasir terdapat batuan. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses
eolin dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
Faktor-faktor yang membentuk bentang alam Aeolian di domonasi oleh angin, faktor-faktor
itu antara lain :
Erosi oleh angin dibedakan menjadi 2 yaitu deflasi dan abrasi. Deflasi adalah prose
terlepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin.
2
Abrasi adalah proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang
terbawa oleh aliran angin.
proses abrasi oleh angin sering dijumpai membentuk struktur-struktur batuan yang artistik.
Proses abrasi umum dijumpai di daerah beriklim semi gurun-gurun, di mana kelembapan
udara yang kecil tidak menambah densitas butiran material sehingga mudah tertransport oleh
angin
3
3. Pengendapan oleh Angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan maka material
Dilihat dari proses pembentukannya bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat proses
pengendapan oleh angin.
Desert varnish
4
Beberapa lagstone yang tipis, mengkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya
tertutup oleh oksida besi.
a. Bevelad stone
Beberapa sisa batuan yang dihasilkan oleh angin yang mengandung pasir akan membentuk
eikanter (single edge) atau dreikanter (three edge). Eikanter terbentuk dari perpotongan
antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin (konstan). Dreikanter
terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overtuned akibat pengrusakan pada
bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang
b. Polish
Terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus digosok oleh angin yang
mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast) yang mempunyai
c. Grooves
5
Angin yang mengandung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan
d. Sculpturing (Penghiasan)
Banyak perbedaan bentuk topografi diakibatkan oleh kombinasi pelapukan dan abrasi
angin. Contohnya batujamur (mushroom rock) yaitu batu yang tererosi oleh angin yang
mushroom rock
6
Punggungan-punggungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar dengan arah angin
yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif tetap.
b. Loess
Daerah yang luas tertutup oleh material-material halus dan lepas. Penyelidakan
secara mikroskopis memperlihatkan loess berkomposisi partikel-partikel angular,
dengan diameter <0,5 mm, terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende dan mika.
7
2. Korosi adalah kemempuan angin mengikis batuan dan permukaan bumi kerana
mengandung partikel-partikel dalam tiupan angina tersebut.
1.DESERT PAVEMENT
Permukaan yg terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, akibat bahan-bahan
halus mengalami deflasi.
8
Cekungan di daerah gurun akibat deflasi pada material halus hasil pelapukan di
permukaan yg berukuran halus.
3.VENTIFACT.
4.DREIKANTER.
Mirip ventifact, tetapi bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah (dari tiga
sisi).
5. GROOVE.
9
Endapan Pasir.
Sand sheet hamparan pasir tipis yg menutup daerah relatif datar (permukaan
tidak bergelombang
Riplle (riak) endapan pasir yg permukaannya bergelombang
Sand drift timbunan pasir pada suatu gap/celah antara dua rintangan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 A. KESIMPULAN
Bentuk lahan Aeolian berada di daerah kering atau yang biasa disebut dengan gurun. Ada
beberapa factor pendukung atau suatu bentuk lahan yang disebut dengan bentuk lahan Aeolian
yaitu berada pada curah hujan yang rendah, tidak ada vegetasi pada lahan tersebut, fluktuasi
temperature besar, dan langit cerah. Bentuk lahan Aeolian dibedakan menjadi dua macam, yaitu
karena pengendapan angin dan erosi angin. Erosi angina terdapat tujuh macam yaitu desert
pavement, blowout, ventifact, dreikanter, groove, yardang dan pan. Sedangkan pada
pengendapan angin terdapat tiga macam yaitu loess, endapan pasir dan gumuk pasir.
B. SARAN
Gumuk pasir merupakan satu dari sekian banyak anugerah bagi masyarakat Indonesia. Sudah
seharusnya kita menjaga agar keberadaannya tetap lestari. Bukan gumuk pasir saja melainkan
juga setiap titik di lingkungan kita, karena kita hidup di alam. Alam akan memberikan apa yang
kita berikan pada alam. Ketika kita melestarikan alam maka alam akan memberikan kehidupan
yang baik bagi kita.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://berliansuryarimbani.wordpress.com/2013/11/05/makalah-bentuk-
lahan-aeolin/
http://geomagis15.blogspot.co.id/2015/04/bentangalam-
aeolian.html#.WsZUVOkh3IU
http://ninaauli.blogspot.co.id/2014/11/bentuk-lahan-kering-aeolian.html
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ca
d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiKwNfErKPaAhUC2o8KHYvpCEcQFghOM
AM&url=http%3A%2F%2Fvolcano.fis.um.ac.id%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2015%2F03%2FMAKALAH-GEOMORFOLOGI-
TENTANG-AEOLIS.doc&usg=AOvVaw3PePiureTPi2TOAuc7kcms
12