Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum analisisf armasi dengan judul percobaan uji analisis zat
bermanfaat dan zat beracun pada makanan dilaksanakan pada tanggal 9 maret
2019, pukul 15:00-selesai di Laboratorium bahan alam, Jurusan Farmasi, Fakultas
Olahraga dan Kesehatan,Universitas NegeriGorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : capor,
pipet tetes, nerca ohaus,kaca arloji, sendok, erlrmeryer, dan penanggas ir.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan padasaatpraktikum yaitu : alkohol 70%,
larutan iodine, garam, aqudest, asam titrat, natrium bikarbonat, asam pikrat, umbi
talas, biji jarak, snack singkong, kertas saring dan tisu.
3.3 ProsedurKerja
a. Uji Iodium
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%
3. Ditaruh ½ sendok garam yang akan diperiksa
4. Diteteskan 2-3 tetes larutan iodine kepermukaan garam
5. Ditunggu larutan hingga berwarna biru.
b. uji sianida
1. Ditimbang 5-25gr sampel
2. Dimasukkan pada erlemeyer 250 mL
3. Ditambahkan 50 mL aquadest dan 10 ml larutan asam tartrat 5%
4. Disiapkan kertas saring ukuran 1 x 7 di celupkan dalam larutan asam
pikrat jenuh
5. Dibasahi dengan larutan natrium biiarbonat 8%
6. Digantungkan pada mulut erlemeyer kemudian ditutup hingga ketas tidak
kontai dengan cairan dalam erlemeyer
7. Dipanaskan di atas penangas air
8. Warna kuning pada kertas positif terdapat HCN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Gambar 4.1.1 Gambar 4.1.2 Gambar 4.1.2


(Ubi hutan) (Keripik singkong (Keripik singkong
kusuka) pasaran)

Gambar 4.2.1
(Garam Yodium)

4.2 Pembahasan
Yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan
komponen dari hormon tiroid, yaitu tetraiodotironin (T4) atau tiroksindan
triiodotironin (T3) yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan sistem saraf serta fungsi neuromuskular. Dengan demikian,
defisiensi yodium dapatmenyebabkan gangguan tubuh dalam memenuhi fungsi
hormon tiroksin (Ahad & Ganie dalam Amelia 2015).
Prasetyono (2009), menyatakan bahwa manusia tidak dapat membuat
iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi harus
mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan iodium yang
terkandung dalam makanan serta minuman. Iodium merupakan zat gizi yang
penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Praktium kali ini dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan iodium
pada beberapa jenis garam yang dijual dipasaran. Adapun garam yang digunakan
yaitu : garam jenis segitiga, revina, dan ikan terbang.
Percobaan kali ini dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif rapid
test kits. Hal ini sesuai dengan pendapat Meliansari (2013), rapid test kit adalah
metode kualitatif yang melihat perbedaan kategori beryodium dan tidak
beryodium dari perubahan warna.
Adapun tahap awal yang dilakukan yaitu dengan membersihkan alat
menggunkan alkohol 70 %. Karena menurut Katzung (2001), tujuan penggunaan
alkohol ini sebagai atiseptik untuk menghilangkan mikroorganisme pada alat yang
digunakan. Selanjutnya diambil tiga jenis garam yang telah disediakan disimpan
dalam wadah dan diberi label untuk dijadikan pembeda pada garam tersebut agar
tidak tertukar saat dilakukan analisis.
Selanjutnya dilakukan uji rapid test kit menggunakan Iodium Test yang
digunakan dalam pengujian iodium pada garam. Kemudian ketiga garam yang
telah disiapkan diberi 2-3 tetes Iodium Test dan dilakukan pengamatan dengan
melihat perubahan warna yang ditimbulkan setelah dilakukan pengujian.
Adapun hasil yang diperoleh, bahwa ketiga garam yang ditetesi Iodium
Test mengalami perubahan warna menjadi ungu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Meliansari (2013), penggunaan metode rapid test kit dengan Iodium Test yang
mengandung tepung kanji, dapat menyebabkan warna ungu ketika diteteskan di
garam yang mengandung yodium.
Dari ketiga jenis garam yang diuji, garam segitiga dan garam ikan terbang
lebih mengalami perubahan warna menjadi ungu tua. Sedangkan pada garam jenis
revina menghasilkan perubahan warna menjadi ungu pudar. Adapun hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa, garam jenis segitiga dan garam jens ikan
terbang lebih banyak mengandung yodium. Sedangkan garam jenis revina secara
pengujian kualitatif dapat dinyatakan sedikit menggandung yodium.
Menurut Sari (2011) dalam penelitian Syahraini (2017), bahwa rendahnya
pemanfaatan garam beryodium dimasyarakat disebabkan karena kebiasaan
keluarga mengkonsumsi garam non yodium dengan alasan rasa garam beryodium
dirasa agak pahit, kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium.
Begitu pentingnya pemahaman tentang yodium bagi tubuh, maka
dilakukan pengujian tingkat yodium pada garam yang telah beredar luas di
pasaran. Karena menurut Syahraini (2017), kekurangan yodium dapat berdampak
buruk pada kecerdasan anak. Karena kekurangan yodium saat ini tidak terbatas
pada gondok dan kretinisme saja, tetapi ternyata kekurangan yodium berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang,
termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat
kecerdasan. Dan kekurangan yodium merupakan penyebab kerusakan otak pada
anak-anak yang sebenarnya dapat dicegah.
Adapun kemungkinan kesalahan pada praktikum uji iodium pada garam
adalah dengan menggunakan metode analisis kualitatif sehingga hasil yang
diperoleh tidak dapat dinyatakan dengan besar kadar yang terkandung pada
garam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Meliansari (2013), rapid test kits adalah
metode yang sederhana, cepat, tidak mahal, dan tidak membutuhkan alat
prasarana (infrastruktur), maka sering digunakan survey di rumah tangga. Tapi
sebaiknya di konfirmasi dengan menggunakan metode analisis kuantitatif titrasi
sehingga dapat diketahui kadar yodium pada suatu garam.
4.2.2 Uji Sianida
Asam sianida adalah zat molekular yang kovalen, namun mampu
terdissosiasi dalam larutan dan merupakan gas yang sangat beracun. Sianida
adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam sianida merupakan
senyawa yang terdapat dalam bahan makanan nabati dan secara potensial sangat
beracun karena dapat terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida
(Riyadi,2012;Winarno, 1983)
Pada praktikum uji analisis zat bermanfaat dan zat beracun pada
makananya itu dilakukan pengujian kandungan sianida pada ubi hutan dan pada
keripik singkong. Tujuan dilakukan pengujian sianida pada singkong karena
menurut Tefera et al (2014), singkong merupakan makanan pokok dinegara
berkembang. Singkong mengandung senyawa yang berpotensi beracun, glukosida
cyanogenic. Yang jika dalam jumlah yang cukup senyawa ini dapat menyebabkan
keracunan sianida akut dan kematian manusia dan hewan apabila dikonsumsi.
Sampel yang digunakan pada pengujian sianida ini yaitu sampel ubi hutan,
keripik singkong (kusuka) dan keripik singkong yang biasa dijual dipinggiran
jalan. Alasan pengujian pada ubi hutan karena menurut Askar (1996), ubi hutan
merupakan salah satu jenis singkong beracun yang beracun karena mengandung
sianida (CN-).
Pada proses pengujian sampel ubi hutan, keripik singkong (kususka), dan
keripik singkong yang dijualan di jalanan. langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan alat dan bahan. Dibersihkan alat dengan dengan menggunakan
alkohol 70%, Menurut Effendy (2008), digunakan alkohol 70% karena alkohol
70% merupakan cairan yang mengandung 70% etil alkohol (CH3CH2OH) dan
30% air. Etil alkohol membunuh bakteri melalui dua cara yakni, denaturasi
protein dan pelarutan membrane lemak, sedangkan untul alkohol 95% yang
mempunyai konsentrasi tinggi hanya akan mampu mendenaturasi protein di luar
sel bakteri, tidak mampu menembus membrane sel bakteri dan mendenaturasi
protein di dalam sel bakteri yang sebenarnya merupakan target utama. Kemudian,
ditimbang ubi hutan sebanyak 25 g dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
dan ditambahkan dengan aquades. Tujuan ditambahkan aquades agar sianida yang
terkandung pada sampel dapat larut di dalam air. Hal ini sesuai dengan literature
Sastra pradja (1988), bahwa sianida adalah senyawa yang memiliki sifat yang
mudah larut di dalam air.
Sampel yang telah ditambahkan dengan aquades ditambahkan lagi dengan
asam tartrat 5%. Menurut Riyadi (2012), penambahan asam tartrat bertujuan
untuk menghasilkan uap HCN. Uap HCN yang dihasilkan disebabkan oleh
hydrogen dari asam tartrat (H2.C4H4O6) bereaksi dengan ion CN- yang terlarut
dalam air sehingga dihasilkan uap HCN. Reaksi yang berlangsung yaitu
2CN- + 2H 2HCN
Selanjutnya kertas saring dicelupkan kedalam asam pikrat jenuh yang
kemudian setelah kering kertas saring dibasahi dengan larutan Natrium Karbonat
(Na2CO3) dengan konsentrasi 8%. Kertas saring yang dicelupkan dengan asam
pikrat menjadi keruh. Menurut Riyadi (2012), tujuan kertas saring dicelupkan
kedalam asam pikrat agar uap HCN terperangkap di dalam asam tersebut sehingga
uap HCN yang dihasilkan dapat mengubah kertas saring yang semula berwarna
kuning menjadi warna merah.
Kertas saring yang telah dicelupkan dengan asam pikrat tadi digantungan
kedalam leher erlenmeyer yang telah berisi larutan sampel ubi hutan dan keripik
singkong. Tujuan kertas saring digantungkan keleher erlenmeyer agar tidak terjadi
kontak langsung dengan larutan sampel yang ada di dalam erlemeyer.
Erlenmeyer yang telah digantungkan kertas saring dipanaskan diatas
penangas air dengan suhu 50oC selama 15 menit. Menurut Budiyanto (2001),asam
sianida bersifat mudah menguap apabila dipanaskan. Tujuan dilakukan
pemanasan agar sianida yang ada di dalam larutan sampel dapat menguap.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada 3 sampel yaitu ubi
hutan, keripik singkong (kusuka) dan keripik singkong pinggiran jalan negatif
mengandung sianida. Hasil tersebut berdasarkan pada kertas saring yang tidak
berubah warna dan tetap berwarna kuning.
Adapun kemungkinan kesalahan yang dilakukan pada saat praktikum yaitu
metode yang kurang sesuai sehingga menyebabkan sampel ubi hutan yang
seharusnya positif mengandung sianida menjadi negatif. Karena menurut
literature Sofarat riyani (2010), pada sampel ubi hutan seharusnya mengandung
HCN hal ini dikarenkan sampel yang tidak dimaserasi. Karena tujuan maserasi
yaitu untuk melakukan penyarian zat aktif yang terdapat pada sampel. Sehingga
menyebabkan zat glikosida yang mengandung HCN tidak terdeteksi sehingga
hasil yang didapatkan ubi singkong negatif mengandung sianida.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pembahasan, kandungan yodium yang terdapat didalam
3 macam sampel garam memiliki kandungan yodium yang beragam yaitu
untuk garam sawi memiliki kandungan yodium yang cukup sedangkan
untuk garam lainnya memiliki kandungan yodium yang sedikit.
2. Pengujian kualitatif HCN dapat dilakukan dengan cara menggantungkan
kertas pikrat yang telah dibasahi dengan Natrium Karbonat pada mulut
Erlenmeyer yang berisi larutan sampel dan dipanaskan. Apabila terjadi
perubahan warna dari kertas pikrat kuning menjadi merah berarti positif
mengandung sianida.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Laboratorium
Saran kami kepada pihak jurusan agar memperhatikan keadaan
laboratorium dan melengkapi alat-alat praktikum yang masih kurang untuk
kepentingan bersama.
5.2.2 Untuk Asisten
Agar lebih banyak memberikan pengetahuan tambahan yang lebih lagi
untuk praktikan pada saat praktikum.
5.2.3 Untuk Praktikan
Agar lebih berhati-hati saat melakukan praktikum dan tetap menjaga
kebersihan laboratorium.
Ahad & Ganie dalam Amelia. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatangaram Beryodium Ibu Rumah Tangga Dikelurahan Pallengu
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Makassar : Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.

Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan,Praktik dan Kemanfaatan-


kemanfaatannya. Yogyakarta : Diva Press.

Meliansari. 2013. Gambaran Garam Beryodium Pada Berbagai Merek Garam Di


Pasar Ciputat. Jakarta: Skripsi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah.

Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik : Prinsip Kerja Obat
Antimikroba. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Syahraini. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatangaram


Beryodium Ibu Rumah Tangga Dikelurahan Pallengu Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto. Makassar : Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai