PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan osteomyelitis
1
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisiologi dari osteomyelitis
b. Menjelaskan manifestasi klinis dan pengobatan dari osteomyelitis
c. Menjelaskan asuhan keperawatan dari osteomielitis
1.4 Manfat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan
atau kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh).
Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang dan medulla tulang baik karena infeksi
piogenik atau nonpiogenik misalnya mikrobacterium tubercolosa (chaeruddin).
Infeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada nanak-anak infeksi tulang
seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi dan tempat-tempat lain seperti
infeksi faringitis, telinga (otitismedia), dan kulit atau (impetigo). (Sylvia)
1. Bakteri.
2. Menurut joyce & Hawks (2005), penyebab osteomielitis adalah staphylococcus
aureus (70%-80%), selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli,
Pseudomonas, klebsiella, salmonella, dan proteus.
3. Virus, jamur dan mikroorganisme lain.
3
Osteomielitis akut atau kronik:
1. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat.
2. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani
dengan baik. Dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehiilangan ekstremitas.
4
2. Pemindaian. Pemindaian dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada
tulang akibat osteomielitis. Pemindaian dapat dilakukan dengan foto Rontgen,
USG, CT scan, atau MRI yang dapat menampilkan kondisi tulang dan jaringan
sekitarnya secara lebih detail.
3. Biopsi tulang. Pengambilan sampel tulang ini dilakukan guna mengidentifikasi
bakteri yang menyebabkan infeksi pada tulang. Dengan mengetahui jenis
bakteri, maka dokter dapat menentukan pengobatan yang akan diberikan.
2.5 Penatalaksanaan
Osteomyelitis kronik lebih sukar diterapi, terapi umum meliputi pemberian
antibiotic dan debridemen. tergantung tipe osteomyelitis kronik, pasien munkin
diterapi dengan antibiotic parenteral selam 2 smapi 6 minggu. meskipun, tanpa
debridemen yang ade kuat, osteomyelitis kroniktidak berespon terhadap
kebanyakan regimen regimen antibiotic, beberapa lama pun terapi dilakukan. pada
osteomyelitis kronik dilakukan sekuestrasi dan debridemen serta pemberian
antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur dan tes resitensi.debridemen merupakan
pengeluaran jaringan nekrotik di dinding ruang sekuester dan penyaliran. pada pasce
pascaakut dan subakut atau kronik dini biasanya involucrum belum belum cukup
kuat untuk menggantikan tulang asli yang menjadi sekuester. karena itu ektrimitas
yang terkena harus dilindungi dengan gips untuk mencegah patah tulang patologik.
Sasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi
1. imobilisasi area yang sakit; lakukan rendam salin normal hangat selama 20
menit beberapa kali sehari.
2. kultur darah; dilakukan smear cairan abses untuk mengidentifikasi organisme
dan memilih antibiotika.
3. terapi antibiotika intravena sepanjang waktu.
4. berikan antibiotic per oral jika infeksi tampak dapat terkontrol; teruskan selama
3 bulan.
5. bedah debridemen tulang jika tidak berespons terhadap antibiotika:
pertahankan terapi antibiotika tambahan.
5
2.6 Klasifikasi Osteomielitis
2.7 Fatofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.
Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi :
Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi
resistensi penisilin,nosokomial, gram negative dan anaerobik.Awitan Osteomielitis
stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama(akut fulminan –
stadium 1) dan sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atauinfeksi
6
superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan
setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat
penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon
inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi,
dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat
tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan
penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas
medularis dan kebawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi
di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan
membentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih
sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk
dalam dindingnyaterbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari
dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak.Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan
mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan,
namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronis.
7
2.8 Pathway
Nyeri
Kerusakan integritas
kulit
8
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Kasus
Seorang laki-laki usia 18 tahun dibaw kerumah sakit X dengan keluhan nyeri,
demam, anoreksia pada kaki sebelah kiri, dari hasil pengkajian ners Y didapatkan
luka dan mengeluarkan pus dikaki sebelah kiri dengan fibula sampai pedis, infeksi
menyebar ke diafisis serta terjadi sekuester, muka klien tamoak meringis, skala
nyeri 7 (1-10), nyeri yang dirasakan klien menyebar kedaerah paha bagian atas,
klien mengatakan nyeri yang dialami klien sangat mengganggunya apalagi kalo
digerakan dan berkurang apabila klien sudah minum obat dan tertidur., sedangkan
dari hsil pemeriksaan penunjang didapatkan HB 7gr/dl, leukosit 16.600gr/dl, PCV
219. Trombosit 450.000, GDS 260, staphilococuus aureus positif.
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama :-
Umur : 18Tahun
Agama :-
Pendidikan :-
Alamat :-
Tanggal Masuk :-
Golongan Darah :-
Tanggal Masuk :-
Tanggal Pengkajian : -
9
2. Penanggung Jawab Pasien / Keluarga Terdekat
Nama :-
Pekerjaan :-
Hubungan dengan pasien : -
Alamat :-
3. Keluhan Utama :
7. Analisa Data
1.
2.
3.
8. Diagnosa keperawatan
9. Intervensi
1 1. 1.
2 1. 1.
3 1. 1.
10
11