Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


PADA UKM VELLA SARI”
Disajikan sebagai Tugas Mata Kuliah
“MANAJEMEN RANTAI PASOK & HUBUNGAN PELANGGAN”

Dosen Pengampu :
Raka Anugrah Hamdhana, S.TP., M.T

Disusun oleh :
Resta Intan Maharani Lomanto (175201007)

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
KEPANJEN – MALANG
2019
Daftar Isi

Daftar Isi .............................................................................................................. II


Bab I. Pendahuluan..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan .......................................................................................1
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................2
1.4. Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.5. Manfaat Penulisan .....................................................................................2
Bab II. Tinjauan Pustaka ....................................................................................3
2.1. Definisi Supply Chain Management ......................................................... 3
2.2. Ruang Lingkup Supply Chain Management .............................................3
2.3. UKM .........................................................................................................4
2.4. UKM Vella Sari ........................................................................................5
Bab III. Metodologi Penelitian ............................................................................6
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................6
3.2. Metode Penelitian .....................................................................................6
Bab IV. Pembahasan ............................................................................................7
4.1. Pengolahan Bahan Baku Stik Talas ..........................................................7
4.2. Proses Pengolahan Bahan Baku Stik Talas ...............................................7
4.3. Proses Packing dan Storage Stik Talas .....................................................8
4.4. Proses Pengiriman Stik Talas....................................................................9
4.5. Proses Klaim dan Pembayaran..................................................................9
4.6. Lay Out Pabrik Stik Talas .......................................................................11
4.7. Analisa SWOT ........................................................................................11
BAB V.Penutup ..................................................................................................12
5.1. Kesimpulan .............................................................................................12
5.2. Saran .......................................................................................................12
Daftar Pustaka .................................................................................................... 13

II
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, berdampak pula
dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan beragam. Baik itu
kebutuhan primer ataupun sekunder. Banyak masyarakat pada masa kini yang
cenderung berperilaku konsumtif dan hal tersebut merupakan masalah yang
harus diperhatikan oleh pemerintah untuk menjadikan masyarakat Indonesia
menjadi lebih produktif.
Usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu program yang
mungkin dapat menjawab masalah tersebut karena dengan adanya usaha kecil
menengah dapat membuka lapangan pekerjaan dan tentunya dengan adanya
program UKM dapat mengurangi kecenderungan perilaku konsumtif
masyarakat dan dapat menciptakan masyarakat yang produktif selain itu juga
UKM berperan sangat penting pada perekonomian Indonesia.
Penerapan Supply Chain Managament atau Manajemen Rantai Pasokan
pada usaha kecil menengah merupakan suatu cara yang efisien. Supply Chain
Management (SCM) atau biasa disebut dengan manajemen rantai pasokan
adalah salah satu faktor penting untuk menggungguli pesaing-pesaing bisnis
dalam perusahaan maupun organisasi. Pelaksanaan kegiatan SCM melalui
tindakan efisiensi, mampu mengurangi lead time pengadaan, biaya, inventori
dan kesalahan peramalan kebutuhan.
Untuk bertahan dalam lingkungan yang semakin kompetitif, UKM
dituntut untuk semakin meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta kinerjanya.
Untuk mencapai hal tersebut,UKM menghadapi berbagai tantangan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan supply chain yang dimilikinya.
Untuk itu berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan membahas mengenai
SCM pada UKM Vella Sari.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui proses pengolahan bahan baku stik talas.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan stik talas.

1
3. Untuk mengetahui proses packing dan storage stik talas.
4. Untuk mengetahui proses pengiriman stik talas.
5. Untuk mengetahui klaim dan pembayaran stik talas.
6. Untuk mengetahui lay out pabrik.
7. Untuk memberikan saran yang sesuai dengan SWOT.

1.3 Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah dalam pembahasan makalah ini:
1. Proses pengolahan bahan baku stik talas.
2. Proses pengolahan stik talas.
3. Proses packing dan storage stik talas.
4. proses pengiriman stik talas.
5. Klaim dan pembayaran stik talas.
6. Lay out pabrik stik talas.
7. SWOT

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pengolahan bahan baku stik talas?
2. Bagaimana proses pengolahannya stik talas?
3. Bagaimana proses packing dan storage stik talas?
4. Bagaimana proses pengiriman stik talas?
5. Bagaimana proses klaim dan pembayaran stik talas?
6. Bagaimana lay out pabrik stik talas?
7. Apa saran yang tepat dengan analisa SWOT?

1.5 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui proses pengolahan bahan baku stik talas.
2. Dapat mengetahui proses pengolahan stik talas.
3. Dapat mengetahui proses packing dan storage stik talas.
4. Dapat mengetahui proses pengiriman stik talas.
5. Dapat mengetahui klaim dan pembayaran stik talas.
6. Dapat mengetahui lay out pabrik stik talas.
7. Dapat memberikan saran yang sesuai dengan SWOT.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Supply Chain Management


Supply Chain Management adalah pengintegrasian sumber bisnis yang
kompeten dalam penyaluran barang, mencakup perencanaan dan pengelolaan
aktivitas pengadaan dan logistik serta informasi terkait mulai dari tempat
bahan baku sampai tempat konsumsi, termasuk koordinasi dan kolaborasi
dengan jaringan mitra usaha (pemasok, manufaktur, pergudangan,
transportasi, distributor, retailer, dan konsumen) untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Supply Chain Management adalah pengembangan dari manajemen
logistik. Keduanya melaksanakan kegiatan aliran barang, termasuk pembelian,
pengendalian persediaan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
Kegiatan manajemen logistik terbatas dalam satu perusahaan, sedangkan SCM
meliputi antar perusahaan mulai dari bahan baku sampai barang jadi yang
digunakan oleh konsumen.
Supply Chain Management adalah suatu konsep atau mekanisme untuk
meningkatkan produktivitas seluruh perusahaan yang tergabung dalam rantai
pasok melalui optimalisasi kualitas dan waktu. Supply Chain Management
merupakan fungsi bisnis yang vital untuk mengkoordinasi pengelolaan aliran
barang dan merupakan kunci kompetisi (competitive weapon).

2.2. Ruang Lingkup Supply Chain Management


Supply Chain Management (SCM) melaksanakan kegiatan aliran
barang yang meliputi perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan,
transportasi, dan distribusi, mulai dari titik awal bahan baku (hulu) sampai ke
titik pemakaian (hilir).
Manajemen pengadaan (Procurement) merupakan bagian dari kegiatan
SCM yang berfungsi merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang
maupun jasa. Manajemen Logistik merupakan bagian dari kegiatan SCM yang
berfokus kepada kegiatan transportasi barang, pergudangan, dan distribusi.
Manajemen Material merupakan objek dari pelaksanaan aliran barang,

3
meliputi SCM, pengadaan dan logistik. Manajemen Aset merupakan kekayaan
perusahaan sebagai hasil dari kegiatan pengadaan, berupa harta benda (fasilitas
produksi, bangunan kantor, peralatan).
Supply Chain Management memiliki ruang lingkup yang luas meliputi
pengelolaan pengadaan bahan baku (raw material), pemilihan supplier, proses
produksi, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi dengan didukung oleh
elemen manajemen terkait untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
prinsip QSD (Quality, Cost, Delivery), tepat kualitas, harga bersaing, dan tepat
waktu.

2.3. UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha
yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 20 tahun 2008
pengertian Usaha Kecil adalah:
“Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar”
Dan juga mempunyai kriteria Usaha Kecil yaitu Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 20 Tahun 2008 adalah usaha
produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua setengah milyar rupiah) per tahun serta dapat
menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah.

Adapun Ciri-Ciri Usaha Kecil menurut UU no. 9 tahun 1995 yaitu :


a. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah
b. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah

4
c. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha
d. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
e. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha
f. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
g. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti
business planning

Peranan UKM dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola


oleh dua departemen yaitu :
1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan
2. Departemen Koperasi dan UKM

2.4. UKM Vella Sari


UKM Vella Sari adalah Ukm yang berdiri pada tanggal 3 Maret 2005.
Terhitung sudah berdiri selama 14 tahun dan sudah memasarkan produknya
hingga ke kota Batu. Pada awal mulanya pemilik usaha melihat begitu
banyaknya ubi talas/mbote hasil pertanian di desa Ngajum yang hanya diolah
dengan cara dikukus atau digoreng saja. Sehingga pemilik usaha berinisiatif
untuk mengolah hasil pertanian mbote itu untuk dijadikan camilan. Salah
satunya adalah stik talas/mbote. Pada awal pengolahan, pemilik usaha
mengalami kegagalan berkali-kali. Hingga akhirnya berhasil mengolah mbote
menjadi stik mbote.
Ketika sudah berhasil mengolah stik mbote, maka pemilik usaha
berinisiatif untuk memasarkan produknya. Pada mulanya stik mbote hanya
dipasarkan ke sekitar desa Ngajum. Seiring berjalannya waktu, akhirnya stik
mbote dipasarkan hingga ke kota Batu. Kini UKM ini tidak hanya
memproduksi stik mbote saja, akan tetapi ada keripik mbote dan keripik tempe.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Hari : Minggu
Tanggal : 16 Juni 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang tamu pemilik UKM Vella Sari

3.2. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung
kepada pemilik usaha yaitu ibu Endang Nursasi.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan Bahan Baku Stik Talas
Rantai pasok produk stik talas dimulai dari supplier, untuk bahan baku
utama yaitu talas (mbote) di dapatkan dari Dampit Malang Jawa Timur.
Menurut pemilik UKM Vella Sari, talas dari Dampit memiliki kualitas dan
kuantitas yang lebih bagus dibandingkan daerah lain. Talas biasanya dikirim
langsung oleh perantara yang sudah bekerjasama dengan pemilik, ini dianggap
lebih mudah karena pemilik tidak harus mencari sendiri talas yang dibutuhkan,
perantara akan mencarikan Mbote yang dibutuhkan ke beberapa petani, jadi
jika 1 petani kehabisan talas maka perantara akan mencari petani lain yang
masih memiliki talas untuk nantinya di supply ke UKM Vella Sari.
Dulu waktu pertama kali memproduksi stik talas UKM Vella Sari
masih menggunakan talas yang berasal dari daerahnya sendiri yaitu desa
Ngajum. Karena talas di desa Ngajum tidak selalu ada, maka pemilik usaha
berusaha mencari bahan baku talas ke berbagai daerah hingga ada seseorang
yang merekomendasikan untuk mencari talas di daerah Dampit. Di daerah
Dampit inilah didapatkan talas dengan kualitas yang baik. Untuk itu pemilik
usaha dikenalkan kepada seorang perantara yang dapat menyuplai talas ke
UKM Vella Sari. Jarak antara Dampit ke UKM Vella Sari yang berada di
Ngajum ini adalah kurang lebih 35 Km.
Untuk menjaga kualitas, talas biasanya dikirim setiap 1-2 hari sekali
menggunakan mobil pick up, yang dikirim langsung dari Dampit. Talas berada
di Ngajum saat malam agar pagi harinya dapat langsung diproduksi. Untuk
bahan baku tambahan seperti bawang putih, kapur sirih, garam, kunyit, minyak
goreng dan bahan pelengkap lainnya didapatkan dari pasar terdekat dan sudah
ada suppliernya sendiri. Pasar yang dimaksud adalah pasar besar kepanjen.

4.2. Proses Pengolahan Bahan Baku Stik Talas


Untuk proses produksi stik talas dibagi menjadi beberapa tahapan, tahapan-
tahapannya antara lain:
1. Ketika bahan baku masuk, maka dilakukan penyortiran bahan baku yang
dilakukan di gudang.

7
2. Kemudian setelah didapatkan umbi talas dengan kualitas terbaik maka
umbi talas bisa lansung di kupas kulitnya.
3. Setelah di kupas, maka umbi talas dicuci terlebih dahulu hingga bersih di
ruang pencucian.
4. Kemudian umbi talas yang sudah dicuci akan langsung dibawa ke ruang
pengolahan, dan di lakukan pemotongan umbi talas dengan alat pemotong
stik talas.
5. Setelah itu, talas yang sudah dipotong maka akan direndam kedalam air
yang telah di campur dengan kapur sirih selama 30 menit. Kemudian dicuci
dengan air bersih.
6. Setelah proses perendaman selesai, talas di tiriskan.
7. Kemudian dimasukkan kedalam air yang telah dicampur dengan bumbu
selama 30 menit.
8. Proses perendaman dengan bumbu selesai, maka stik talas akan dibawa ke
dapur untuk dilakukan penggorengan.
9. Stik talas digoreng dengan api kecil hingga berwarna kekuningan kira-kira
selama 30 menitan untuk menghasillkan stik talas yang garing dan renyah.
10. Setelah penggorengan selesai, stik talas dimasukkan ke dalam alat peniris
untuk menghilangkan minyak yang masih menempel.

4.3. Proses Packing dan Storage Stik Talas


1. Proses Packing
Setelah mengetahui bagaimana cara produksi stik talas, maka kita
akan membahas cara mengemas stik talas. Proses pengemasan stik talas
masih dilakukan secara manual yaitu dengan tenaga manusia akan tetapi
untuk pengepresannya maka dilakukan dengan mesin press plastik. Plastik
yang digunakan dalam mengemas adalah platik PE (Polyethylene). Untuk
proses pengemasan ini dilakukan diruang packing atau pengemasan.
Langkah pertama yang dilakukan untuk mengemas produk adalah
dengan menimbang produk yang akan dikemas. Untuk kali ini adalah
dengan kemasan 250 gr atau ¼ kg. Produk dimasukkan kedalam plastik
kemudian ditimbang. Setelah ditimbang, maka dilakukan pengepressan

8
dengan mesin press. Untuk sekali produksi, UKM Vella Sari dapat
menghasilkan 150-200 pcs stik talas.
2. Storage/Penyimpanan
Setelah proses pengemasan selesai, maka produk akan di bawa ke
ruang storage untuk disimpan. Biasanya stik talas disimpan di ruang storage
adalah 1 minggu saja karena banyaknya permintaan. Setiap minggunya
UKM Vella Sari akan mengirimkan produknya ke berbagai daerah
distribusinya.

4.4. Proses Pengiriman Stik Talas


Untuk proses pengiriman produk stik talas ini biasanya menggunakan mobil.
Biasanya UKM Vella Sari akan mengirimkan produknya ke distributor setiap
1 minggu sekali dengan rata-rata mengirimkan 300 pcs produk ke setiap
distributornya. Untuk biayanya setiap kali pengiriman maka akan
mendapatkan uang Rp. 2,700,000,-. Berikut adalah daftar distributor UKM
Vella Sari:
1. Agro Makmur yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No,32, Ngajum, Malang,
Jawa Timur.
2. Junida yang beralamat di Jl. Kawi Kepanjen, Cepokomulyo, Kec.
Kepanjen, Malang, Jawa Timur.
3. Zakia yang beralamat di Jl. Sultan Agung, Kepanjen, Kec, Kepanjen,
Malang, Jawa Timur.
4. Pasar Baru Dampit yang beralamat di Jl. Ps. Baru, Dampit Wetan, Dampit,
Malang, Jawa Timur.
5. Toko Aswana yang beralamat di Jl. Munif No.11, Sisir, Kec. Batu, Kota
Batu, Jawa Timur.

4.5. Proses Klaim dan Pembayaran Stik Talas


1. Proses Klaim
a. Klaim bahan baku rusak/tidak layak produksi
Seperti yang dijelaskan seperti diatas, sebelum dilakukan proses
produksi, maka dilakukan penyortiran terlebih dahulu. Dan dalam
proses penyortiran ini kadangkala ditemukan bahan baku yang tidak

9
layak pakai. Maka untuk menyiasati kerugian, pemilik usaha akan
mendokumentasikan kerusakan bahan baku melalui aplikasi chatting
dengan supplier. Kemudian bahan baku tersebut akan ditukarkan
dengan bahan baku yang berkualitas.

b. Klaim produk jadi rusak/tidak layak


Untuk proses mengeklaim barang/produk yang rusak, dapat
dilakukan dengan cara mendokumentasi/memotret barang yang rusak
kemudian dikirimkan kepada pemilik UKM. Kemudian produk
tersebut akan diambil oleh pemilik UKM guna memeriksa dimana
kerusakannya. Apabila terbukti rusak, maka akan ditukarkan dengan
produk yang baru. Biasanya kerusakan produk yang sering terjadi
adalah rusaknya kemasan ataupun kemasan yang terbuka. Tetapi
sangat jarang sekali ada keluhan barang rusak dari distributor.

2. Proses Pembayaran
a. Proses pembayaran bahan baku
Untuk proses pembayaran bahan baku biasanya dilakukan
secara cash ketika bahan baku sampai ke tempat UKM Vella Sari, hal
ini dikarenakan jumlah bahan baku tidak selalu sama. Jumlah yang
dikirimkan ke UKM Vella Sari tergantung dari hasil panen para petani.

b. Proses pembayaran produk stik talas


Untuk proses pembayaran produk stik talas biasanya dilakukan
dengan cash ketika produk dikirimkan kepada distributor. Maka
distributor akan langsung membayar secara cash kepada pemilik UKM
Vella Sari.

10
4.6. Lay Out Pabrik Stik Talas

Gambar 1. Lay Out Pabrik UKM Vella Sari

4.7. Analisa SWOT


Berikut adalah hasil Analisa SWOT:
1. Kekuatan (strengths)
 Harga keripik talas sudah cukup terjangkau oleh kalangan masyarakat.
 Kualitas produk ini terjamin kualitasnya karena diproses dengan baik
dan mengutamakan kebersihan.
Saran:
 Setidaknya dapat ditambah dengan variasi rasa yang bermacam-macam
sehingga dapat menarik minat pembeli.
2. Kelemahan (weaknesses)
 Talas seringkali masih dianggap sebagai makanan orang kampung,
sehingga tidak banyak orang yang mengenal jenis umbi ini.
 Bahan baku jumlahnya tidak tetap.

11
Saran:
 Dengan adanya kekurangan diatas, maka perlu adanya pengenalan
produk ini sehingga dapat mengenalkan jenis umbi ini.
 Untuk menyiasati jumlah bahan baku yang tidak tetap, maka diperlukan
tambahana supplier lain tidak hanya dari Dampit saja.
3. Peluang (opportunities)
 Masyarakat semakin komsumtif sehingga mempermudah untuk
memasarkan produk.
 Permintaan pasar semakin meningkat, diminati setiap orang mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa.
Saran:
 Perlu adanya promosi dengan menggunakan media sosial.
4. Ancaman (threats)
 Munculnya produk baru yang lebih unggul dan modern.
 Jumlah kompetitor yang semakin meningkat.
Saran:
 Perlu adanya inovasi baru dalam produk stik talas, yaitu dengan
menambahkan variasi rasa yang bermacam-macam.

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Supply Chain Management adalah pengintegrasian sumber bisnis yang
kompeten dalam penyaluran barang, mencakup perencanaan dan pengelolaan
aktivitas pengadaan dan logistik serta informasi terkait mulai dari tempat
bahan baku sampai tempat konsumsi, termasuk koordinasi dan kolaborasi
dengan jaringan mitra usaha (pemasok, manufaktur, pergudangan,
transportasi, distributor, retailer, dan konsumen) untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Pada masa sekarang, SCM berperan penting dalam menjalankan bisnis.
Dengan menerapkan SCM pada bisnis yang sedang digeluti, maka bisnis akan
terasa lebih efisien. Dalam penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa UKM
Vella Sari menggunakan SCM dimulai dari Supplier hingga ke distributor. Hal
ini mempermudah untuk menjalankan bisnis di dalam UKM Vella Sari.

5.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah hendaknya pemilik UKM Vella
Sari dapat menambah supplier agar persediaan bahan baku dapat terpenuhi.
Dan untuk produknya semoga kedepannya dapat menambahkan variasi rasa
baru dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Karena pada zaman sekarang
semua semakin maju, maka persaingan bisnis juga semakin berat maka perlu
adanya inovasi dalam variasi produk. Dan untuk menambah popularitas stik
talas, maka perlu adanya perluasan area distributor hingga ke luar kota maupun
ke luar negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempromosikan melalui
media sosial, sehingga produk akan lebih dikenal dan mempermudah
menambah area distribusi yang lebih luas lagi.

13
Daftar Pustaka

Siahaya, Willem. 2006. Sukses Supply Management Akses Demand Chain


Management. Bogor:Penerbit in Media
https://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

14

Anda mungkin juga menyukai