Anda di halaman 1dari 107

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERANAN POS INDONESIA


(Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya
dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat)

Skripsi
Oleh :
SUSIANA YUHIDA
K4407005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERANAN POS INDONESIA


(Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya
dalam Bidang Jasa Bagi Masyarakat)

Oleh:

SUSIANA YUHIDA
NIM K4407005

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan


gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Susiana Yuhida. PERANAN POS INDONESIA (Studi tentang Perkembangan


Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat),
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, November 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) perkembangan
Pos Indonesia. (2) peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia. (3)
peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Sample
yang digunakan bersifat purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Untuk menguji
keabsahan data penulis menggunakan trianggulasi sumber data dan trianggulasi
metode. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisa
kualitatif dan analisa interaktif.
Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan: (1) Kantor
Pos pertama didirikan di Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff
pada tanggal 26 Agustus 1746. Pos Indonesia telah mengalami berbagai
perkembangan sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang.
Perkembangan Pos disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang kian komplek
seiring dengan kemajuan teknologi yang tak terbatas. Pada tanggal 20 Juni 1995
Pos menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). (2)
peran pemerintah bagi perkembangan Pos Indonesia antara lain, berperan dalam
pembuatan Undang-undang tentang pos yang mengatur tentang pembinaan pos,
penyelenggaraan pos, ketentuan pidana serta ketentuan-ketentuan lain yang
mengandung pemberian sangsi pidana. Untuk mendukung pelayanan universal
Pos Indonesia, sejak tahun 2003 pemerintah memberikan kompensasi dalam
penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation), dengan memberikan dana
kompensasi pada kantor pos cabang luar kota yang secara ekonomis sudah tidak
mungkin beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat dengan tarif yang
terjangkau. (3) layanan publik Kantor Pos Solo meliputi layanan jasa komunikasi,
layanan jasa pengiriman barang dan layanan jasa keuangan. Layanan publik
Kantor Pos Solo menjangkau hingga wilayah terluar Indonesia yang tak
terjangkau oleh sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir
sebagai sarana perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Jasa
layanan Pos Indonesia mampu menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di
antaranya dengan cara menampilkan perangko kebudayaan, penggerak
perekonomian masyarakat, alat komunikasi untuk keselarasan politik dan
persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat
pertahanan/kedaulatan Negara.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Susiana Yuhida. THE ROLE OF INDONESIAN POST (Research about the


Role of Solo Post Office as a Public Services), Thesis. Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, November
2011.
The purpose of this research was to describe: (1) development of Pos
Indonesia. (2) the role of government in the development of Pos Indonesia. (3) the
role Solo Post Office as a public services.
This research is a qualitative descriptive research. The samples used in
research are purposive sampling. Meanwhile, the technique of collecting data is
done by interview, observation, and document analysis. To test the data validity,
the writer is using data source triangulation and triangulation method. The
analyzing techniques in this research are using qualitative and interactive
analyzing method.
Based on the results of this research can be concluded: (1) The first Post
Office was built in Jakarta by the General Governor GW Baron van Imhoff on
August 26, 1746. Pos Indonesia has a various developments since the colonial
period, independence period until now. The Postal developments adjusted to the
complicated growing of society needs as the unlimited technological progress. On
June 20, 1995 The Post became a Limited Liability Company under the name of
PT Pos Indonesia (Persero). (2) the roles of government for the development of
Pos Indonesia are play a role in making postal law on regulating the guidance
postal, the postal administration, the criminal provisions and other regulatory
provisions that contain the provision of criminal sanctions. To support universal
service of Pos Indonesia, since 2003 the government give a compensation in the
implementation of PSO (Public Service Obligation), by giving a compensation
fund to the suburban branch post office that economically was impossible to
operate, but still needed by public with affordable cost. (3) public service Post
Office Solo includes the communication services, freight services and financial
services. Public Service Post Office Solo reach up to the outermost regions of
Indonesia that is not covered by the signal of advanced technologies and
transportations. Pos Indonesia is present as a medium to strengthen the unity of
Indonesia is increasingly loose and faded. Pos Indonesia services are able to
strengthen between-public relations, with featuring the culture stamp, public
economy mover, communication tools for political harmony and national unity,
effective intermediary to connect with various institutions and defense tool / The
Sovereignty.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Sejarah adalah pedoman untuk membangun masa depan”


(Mr. Sjafrudin Prawiranegara)

” Kesuksesan yang diraih dengan usaha dan cucuran keringat akan lebih
membanggakan dan akan selalu megingatkan kita agar tidak lupa diri ketika
berada di atas.”
(Penulis)

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini, penulis persembahkan kepada :


 Bapak dan Ibu tercinta, atas semua doa,
kasih sayang, bimbingan dan pengorbanan
yang terus mengalir untukku.
 Adikku Ajis dan Enjen tersayang, kelucuan
dan keceriaan kalian membuatku selalu
bersemangat.
 Adi, teman terdekatku yang selalu setia
menemani dan memberiku motivasi.
 Sahabat-sahabatku; Bety, Iis, Nora, Ayu,
Tisa, Sinta, Perdana, Lambang, Margi.
 Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan
2007
 Almamater

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kasihNya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas
permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan
dan ijin atas penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Leo Agung S., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Djono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Wakil Kepala Kantor Pos Solo dan Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos
Solo, yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.

Surakarta, November 2011

commit to user Penulis

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK ............ ........................................................................................ v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI................ ................................................................................. x
DAFTAR SKEMA ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ........................................................................ 7
1. Kantor Pos ....................................................................... 7
2. Kebijakan Pemerintah ..................................................... 9
3. Perusahaan Negara .......................................................... 13
4. Jasa .................................................................................. 18
B. Kerangka Berfikir ................................................................. 22
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 25
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................. 26
commit to user
C. Sumber Data ......................................................................... 29

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Teknik Sampling ................................................................... 31


E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 33
F. Validitas Data ....................................................................... 36
G. Teknis Analisis Data ............................................................ 37
H. Prosedur Penelitian ............................................................... 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Perkembangan Pos Indonesia ................................................ 41
1. Perkembangan Pos pada Masa Penjajahan .................... 41
2. Perkembangan Pos pada Masa Kemerdekaan ................. 47
3. Perkembangan Kantor Pos Solo ...................................... 52
B. Peran Pemerintah dalam Perkembangan Pos Indonesia........ 54
C. Kantor Pos Solo .................................................................... 57
1. Lokasi dan Pelayanan Kantor Pos Solo .......................... 57
2. Visi Misi, Tugas Tujuan dan Logo Pos Indonesia ......... 58
3. Struktur Organisasi Kantor Pos Solo .............................. 60
4. Produk Kantor Pos Solo .................................................. 65
5. Sistem Operasi ................................................................ 69
D. Peran Kantor Pos Solo dalam Bidang Jasa bagi Masya-
rakat Solo.................................................................... 75
1. Kantor Pos Solo sebagai Media komunikasi Jasa bagi
masyarakat ...................................................................... 76
2. Kantor Pos Solo sebagai Media Layanan Jasa Bagi
Masyarakat ..................................................................... 81
3. Perkembangan Kantor Pos Solo sebagai Media
Layanan Jasa Keuangan bagi Masyarakat ...................... 83
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 86
B. Implikasi ................................................................................ 88
C. Saran ...................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91
commit to user
LAMPIRAN .................................................................................................. 94

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Berfikir....................................................................... 22


Skema 2 : Analisis Data Menurut Milles & Huberman .............................. 39
Skema 3 : Prosedur Penelitian .................................................................... 40

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR


Tabel 1 : Jadwal Penelitian ........................................................................ 26
Tabel 2 : Perkembangan Pos Indonesia ...................................................... 50
Gambar 1 : Logo Pos Indonesia .................................................................. 60
Tabel 3 : Daftar pelanggan Korporat Kantor Pos Solo ............................... 78

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto dokumentasi .............................................................. 94


Lampiran 2 : Blanko Pelayanan Kantor pos Solo ................................... 102
Lampiran 3 : Daftar Informan ................................................................. 106
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara ........................................................ 108
Lampiran 5 : Hasil Wawancara ............................................................... 113
Lampiran 6 : Surat Keputusan Dekan tentang Izin Menyusun Skripsi ... 126
Lampiran 7 : Surat Permohonan tentang Izin Menyususn Skripsi ........ 127
Lampiran 8 : Surat Permohonan Ijin Research ....................................... 128

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan dari kemerdekaan adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Untuk mencapai masyarakat yang demikian, maka perombakan ekonomi
kolonial menjadi ekonomi nasional menjadi keharusan. Selain mendirikan
perusahaan-perusahaan negara, upaya mewujudkan ekonomi nasional juga
dilakukan dengan mengambil alih perusahaan-perusahaan asing yang memiliki
usaha terkait kepentingan umum. Salah satu kepentingan umum yang diambil alih
dalam rangka mewujudkan kedaulatan politik ialah jawatan Pos Telegram dan
Telekomunikasi (PTT) (Bondan Kanuyoso. 2001: 35).
Terbukanya masyarakat desa untuk perhubungan perniagaan dengan kota
secara luas, dirasakan perlu adanya hubungan yang tetap dan langsung antara
kedua masyarakat tersebut secara timbal balik. Untuk keperluan ini, maka segala
usaha dilakukan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) sejalan dengan
perkembangan zaman yang ada. Sejak kemerdekaan, pendidikan rakyat tumbuh
dengan pesatnya, menambah dan memperbesar kesadaran masyarakat dalam
mempergunakan badan-badan pemerintahan khususnya badan pelayanan publik
yang diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat. Demikian halnya dengan
Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) yang sebagian besar dinas-
dinas yang diselenggrakannya pada dasarnya ditujukan untuk melayani publik,
tidak luput dari pengaruh ini, sehingga mau tidak mau untuk dapat melayani
publik, sebaik-baiknya lalu lintas dan perhubungan pos perlu diperluas dan
dibangun. Dan memang usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan Pos
Telegram dan Telekomunikasi (PTT) diselenggrakan sedapat-dapatnya untuk bisa
memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat (Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi. 1980 : 12).
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia. Tanpa
adanya komunikasi masyarakat tidak akan pernah berubah dan masyarakat
commit
modern seperti saat ini tidak akan to user
pernaha ada. Pos telah menandai peradaban

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

manusia serta menjadi bagian kehidupan manusia karena komunikasi dan peranan
besar pos mewarnai kehidupan bangsa, membuat masyarakat maju dan
berkembang memasuki tahap yang lebih maju (Metro files, 5/11/2011)
Pembangunan di bidang Pos dan telekomunikasi diarahkan oleh negara
sebagai salah satu upaya mendukung peningkatan pembangunan nasional dan
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Semakin lancar arus surat, barang dan jasa,
maka semakin luas pula jangkauan jasa ke penjuru tanah air maupun ke negara
lain. Salah satu lembaga yang ditunjukan oleh pemerintah untuk bergerak di
bidang pengangkutan adalah PT Pos Indonesia (persero), yang pembinaan,
penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengawasannya diatur dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1984 tentang Pos. Pengaturan ini bertujuan agar sesuai dengan
perkembangan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia serta lebih berhasil guna
dan berdaya guna, agar jasa pengangkutan pos dapat dimanfatkan oleh seluruh
masyarakat di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan pos yang diselenggarakan
oleh negara demi kepentingan umum.
Kantor Pos dibangun pemerintah sebagai sarana layanan komunikasi dan
informasi yang diselenggarakan lembaga industri jasa pos, yaitu: PT Pos
Indonesia mempunyai jaringan di seluruh tanah air, dan membuka isolasi daerah
terpencil. Jangkauan layanan pos yang hampir menyentuh 24.000 titik layanan
yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan
42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Pos
Indonesia merupakan BUMN dengan jejaring terluas di Indonesia memiliki 3.792
Kantor Pos dan 1.811 Mobil Pos yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Saat
ini terdapat 4.006 Kantor Pos dan Mobil Pos yang sudah dilengkapi dengan
teknologi secara On-Line, sehingga satu sama lainnya terhubung secara real
time. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid
dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing
kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan
akurat (http://surabayawebs.com/index.php/2011/07/27/menjelang-265-tahun-pos-
indonesia-melayani-bangsa-dan-negara/).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

Pos Indonesia dianggap sebagai satu-satunya pilihan yang tepat bagi


seluruh elemen masyarakat karena Pos Indonesia memiliki beberapa keunggulan,
yang salah satunya PT Pos Indonesia memiliki fasilitas fisik pelayanan pos di
seluruh ibukota kecamatan dan seluruh desa yang ada. Dengan fasilitas yang
maksimal maka jangkauannya juga dapat dipastikan lebih luas. Selain itu biaya
yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa pos terbilang relatif lebih murah
apabila dibandingkan dengan penyedia jasa pengangkutan lainnya. Hal ini
dikarenakan PT Pos Indonesia memiliki ketentuan tarif yang sama secara
nasional.
Posisi PT Pos Indonesia sesungguhnya punya keleluasaan dalam
pengembangan dan inovasi layanannya. Sebagai perusahaan tujuan utamanya
tetap mengejar keuntungan, namun tetap memegang norma yang berangkat dari
posisi PT Pos Indonesia sebagi BUMN. Dengan melakukan restrukturisasi,
diharapkan akan mampu mengubah paradigma, menjadi perusahaan yang
kompetitif dengan menggali daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan
global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bagi industri jasa pos
berdampak terhadap penurunan jasa pengiriman surat, namun pada sisi lain dapat
menjadi pendukung pengembangan industri jasa pos karena penggunaan teknologi
informasi mendorong terjadinya efisiensi, memperbaiki kualitas layanan jasa pos
sehingga dapat meningkatkan produktivitas (Sri Wahyuningsih, 2009:130).
Semakin dinamisnya perkembangan masyarakat menimbulkan terciptanya
iklim persaingan. Adanya persaingan harga yang kompetetif dengan perusahaan
jasa lain yang menyerupai pos menuntut Pos Indonesia untuk memiliki kinerja
yang lebih baik lagi supaya dapat mempertahankan konsumen pengguna jasa pos.
Pos Indonesia juga dituntut untuk memberikan pilihan yang beragam dalam upaya
menarik minat pengguna jasa Pos. Hal inilah yang kemudian memunculkan
berbagai macam produk pos. Sebelumnya prioritas pelayanan Pos Indonesia pada
bisnis intinya seperti, pengiriman surat, wesel pos, filateli, paket barang.
Perkembangan teknologi yang tak terbatas berdampak pada kegiatan pelayanan
Pos Indonesia. Terlebih karena dampak ponsel yang sanggup menggantikan peran
surat menyurat dengan keunggulan commit to userdan SMS nya. Masyarakat pada
telepon
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

umumnya lebih memilih menggunakan ponsel yang tentunya lebih praktis untuk
sekedar berkirim kabar dengan sanak keluarga. Meski demikian Pos Indonesia
melakukan berbagai perombakan agar mampu mengimbangi perkembangan
teknologi yang ada, begitu pula Kantor pos Solo menjawab kebutuhan masyarakat
dengan tidak lagi memprioritaskan pelayanan berkirim surat saja melainkan
beberapa jasa lainnya seperti: melayani pembayaran-pembayaran pajak, rekening
listrik, kredit. Dengan demikian meskipun tergerus perkembangan zaman dan
teknologi yang tak ada batasnya Pos Indonesia khusunya Kantor Pos Solo masih
mampu bertahan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Pos merupakan layanan perhubungan komunikasi yang pertama dan
tertua di Indonesia. Pos Indonesia menjadi satu-satunya layanan publik yang
mampu menjangkau hingga wilayah terluar Indonesia yang tak terjangkau oleh
sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir sebagai sarana
perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Cakupan bisnis,
layanan, dan keunggulan kompetensi yang dimiliki, maka peran Pos Indonesia
sangat strategis. Jasa layanan Pos Indonesia mampu menjadi perekat hubungan
antar-masyarakat di antaranya dengan cara menampilkan prangko kebudayaan,
penggerak perekonomian masyarakat, alat komunikasi untuk keselarasan politik
dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan
alat pertahanan/kedaulatan Negara.
Kantor Pos Solo dipilih oleh penulis sebagai obyek yang diteliti karena
pada dasarnya kota Surakarta merupakan kota yang berpotensi menjadi kota besar.
Hal ini terlihat pada perkembangan dan pertumbuhan kota yang maksimal dan
berkelanjutan. Pembangunan di bidang ekonomi terlihat mencolok, namun
dinamis tanpa meninggalkan kultur budaya yang telah melekat sejak lama sebagai
fondasi yang kokoh. Perkembangan Kantor Pos Solo itu sendiri merupakan bagian
dari perkembangan dan pertumbuhan kota Surakarta yang terus berkelanjutan.
Sebuah kota akan menjadi penting bilamana memiliki kelengkapan layanan
publik, seperti halnya kota Surakarta yang kian tumbuh dan berpotensi menjadi
kota besar karena didukung ketersediaan layanan publik dan salah satunya
commit
layanan publik Kantor Pos Solo. to user
Kantor Pos Solo sebagai perusahaan yang
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

bergerak di bidang jasa maupun pengiriman barang memiliki peran yang strategis,
diantaranya sebagai perekat hubungan antar masyarakat, perantara yang efektif
dengan berbagai institusi dan penggerak ekonomi masyarakat. Berdasarkan latar
belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di Kantor Pos
Solo, dengan mengambil judul “Perkembangan Pos Indonesia (Studi tentang
Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa Bagi Masyarakat )”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan
penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:
1. Bagaimana perkembangan Pos Indonesia ?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia ?
3. Bagaimana peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian
Dengan perumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan yang akan
dicapai dari penelitian, yaitu untuk memeperoleh jawaban atas masalah yang telah
dirumuskan. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan Pos Indonesia.
2. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia.
3. Untuk mengetahui peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi
masyarakat.

D. Manfaat
Manfaat penelitian yang diharapakan adalah manfaat penelitian secara
teoritis dan manfaat penelitian secara praktis.
1.Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan menambah
wawasan, pengalaman, referensi dan pengetahuan bagi pengembangan ilmu-
ilmu sosial. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para


pembaca tentang peran Kantor Pos solo dalam bidang jasa bagi masyarakat.

2.Manfaat Praktis
a. Memberi sumbangan penelitian lebih lanjut bagi masyarakat Surakarta pada
umumnya dan pelajar serta mahasiswa pada khususnya.
b. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana Kependidikan Program
Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Memberikan gambaran mengenai Kantor Pos Solo kepada pembaca.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Kantor Pos
a. Pengertian Kantor Pos
Kata pos berasal dari bahasa latin positus yang berarti menempatkan, yang
dimaksud disini adalah menempatkan sesuatu (surat/orang) atau tempat-tempat
tertentu di mana ditempat tersebut diletakkan kuda sebagai pengangkut
(Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13, 1994). Pengertian pos menurut
Purwosutjipto (1995 : 83) adalah lembaga umum yang bertugas mengurus
pengantaran dan pengangkutan surat-surat, termasuk barang-barang kecil yang
dibungkus dan disebut paket. Kantor adalah tempat di mana kegiatan sesuatu
usaha dilaksanakan tetapi harus dengan pengertian bahwa usaha yang dimaksud
kegiatan menangani informasi, proses menangani informasi mulai dari menerima,
mengumpulkan, mengolah, menyimpan hingga menyalurkan (Pelajaran
Pengetahuan Perkantoran Jilid II, 1981) .
Kantor Pos adalah fasilitas fisik tidak bergerak, untuk melayani
penerimaan, pengumpulan, penyortiran, transmisi, dan pengantaran surat dan
paket pos” (http;//id.wikipedia.org/wiki/kantorpos). Sedangkan menurut kamus
besar Bahasa Indonesia (2005: 503) bahwa “ Kantor Pos adalah kantor yang
mengurus pengiriman surat, paket, dan sebagainya dengan pos”. Pengertian PT
Pos Indonesia menurut Undang-Undang No. 6 tahun 1984 tentang pos merupakan
badan usaha milik negara yang diberi wewenang secara luas menyelenggarakan
jasa perposan nasional yang bertugas menerima membawa dan atau
menyampaikan surat, warkatpos, kartu pos dan pelayanan postel lainnya dengan
memungut biaya (Djakaria, 1996 : 3).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
kantor pos adalah lembaga umum untuk melayani penerimaan, pengumpulan,
penyortiran, transmisi, dan pengiriman surat, warkatpos, kartu pos dan pelayanan
postel lainnya melalui pos dengancommit to userbiaya. Kantor pos juga melayani
memungut

7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

beberapa kebutuhan pelanggan diantaranya: menjual benda-benda pos dan filateli,


seperti perangko, kartu pos, amplop dan perlengkapan untuk membungkus paket.
Di dalam kantor pos terdapat berbagai loket yang dibagi-bagi menurut jenis
layanannya, seperti loket pengiriman surat dalam negeri, loket surat luar negeri,
dan loket wesel pos. Dalam sistem layanan pos Indonesia, kantor pos dibantu bis
surat dan unit layanan bergerak seperti pos keliling kota atau desa. Kantor pos
juga memiliki layanan penyewaan komputer yang terhubung ke internet.
b. Kelembagaan Kantor Pos
Berdasarkan Beijing Postal Strategy, yang merupakan hasil keputusan
strategi kongres UPU (Universal Postal Union) penanganan penyelenggaraan pos
terkait dengan keberadaan tiga lembaga yang berhak menanganinya, yaitu
pemerintah, administrasi pos, dan perhimpunan pos regional. Kewenangan
lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pemerintah
Disesuaikan dengan kondisi situasional setiap negara, yang identik dengan
pemerintah yang bersangkutan, departemen yang membidangi setiap pembina
atau badan pemerintah yang memiliki kewenangan atas penyelenggaraan pos
nasional.
2) Administrasi Pos
Suatu lembaga yang diberi tanggung jawab oleh suatu negara untuk memenuhi
kewajiban dalam berhubungan dengan jaringan internasional.
3) Perhimpunan Pos Regonal
Suatu forum lembaga kerjasama pos regional yang beranggotakan sejumlah
administrasi pos pada suatu kawasan tertentu (Sri, tt : 15).
c. Penyelenggaraan Pos
Penyelenggaraan pelayanan pos ini dibedakan antara kantor pos sebagai
BUMN dan kantor pos sebagai BUMS yang mempunyai kewenangan dan tugas
masing-masing.
1) Kantor pos sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
Kantor pos sebagai BUMN harus dapat menyediakan informasi yang
commit to
dibutuhkan oleh pelanggan dengan user
penggunaan teknologi tinggi sehingga
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

mampu bersaing dengan pos global. Obyek yang disampaikan oleh kedua
pihak baik kantor pos maupun pelanggan adalah informasi, baik itu berwujud
maupun secara virtual yang menyangkut ruang dan waktu bernilai tinggi.
Untuk itu dalam era globalisasi yang memanfaatkan informasi ini, teknologi
memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan
pemberian jasa berbasis informasi yang memungkinkan perusahaan dapat
mengembangkan data pos sebagai bentuk layanan yang dapat memberikan nilai
tambah bagi pelanggan serta menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan.
Adapun tugas PT. Pos Indonesia sebagai BUMN adalah: melaksanakan misi
bisnis dengan menyediakan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat,
baik dipasar dalam negeri maupun pasar luar internasional serta memupuk
keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
2) Kantor pos sebagai BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
Kantor pos sebagai BUMS pada dasarnya hampir sama dengan fungsi
kantor pos sebagai BUMN hanya bedanya lebih melihat kepada keuntungan
yang diterima oleh perusahaan, sebagai peningkatan Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP) maka ijin penyelenggaran jasa titipan diklasifilkasikan sebagai
berikut : Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi menetapkan ijin Intra
Kota dan ijin agen, selain itu juga diperlukan masa laku ijin penyelenggaraan
jasa titipan (http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=1).
Kantor Pos Solo merupakan Kantor pos BUMN, sedangkan Kantor Pos
BUMS ialah perusahaan jasa titipan swasta yang melakukan bisnis yang sama
seperti Pos Indonesia. Munculnya berbagai perusahaan jasa titipan swasta yang
menyerupai pos telah menimbulkan persaingan dengan Pos Indonesia. Agar Pos
Indonesia tetap bertahan di masyarakat, Pos Indonesia harus mengikuti
perkembangan teknologi dan mengembangkan layanannya.

2. Kebijakan Pemerintah
a. Pengertian Kebijakan Pemerintah
Secara etimologis pemerintah berasal dari kata perintah. Menurut
Poerwadarminto (1990: 775) katacommit to user
pemerintah mempunyai arti perintah perkataan
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu, pemerintah adalah kekuasaan


memerintah suatu negara (daerah-daerah) atau badan yang tertinggi yang
memerintah suatu negara (seperti suatu kabinet merupakan suatu pemerintah);
sedangkan yang dimaksud pemerintah adalah perbuatan (cara, hal dan urusan)
memerintah.
Samuel Edward Finer yang dikutip oleh S. Pamudji (1982: 5) menyatakan
istilah “goverment” paling sedikit mempunyai empat arti yaitu: menunjukkan
kegiatan atau proses memerintah yaitu melaksanakan kontrol atas pihak lain (the
activity or the process of governing); menunjukkan masalah-masalah (hal ikhwal)
negara dalam mana kegiatan atau proses dijumpai (states of affairs); menunjukkan
orang-orang (maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas untuk
memerintah (people charged with the duty of governing); menunjukkan cara,
metode atau sistem dimana suatu masyarakat tertentu diperintah (the manner,
method or system by which a particular society is governed).
Setiap pemerintahan akan membuat kebijkan untuk mencapai tujuan.
Menurut Mirriam Budiarjo (1982: 12) bahwa kebijaksanaan (policy) adalah suatu
kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik
dalam usaha-usaha memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Kebijaksanaan
memiliki makna yang hampir sama dengan kebijakan. Kebijakan dan keputusan
merupakan bagian penting dari sistem politik suatu negara.
Menurut Dror yang dikutip oleh Miriam Budiarjo dan Tri Nuke Pudjiastuti
(1996;229), “kajian tentang kebijakan akan menyangkut pemahaman terhadap
pembuatan dan penyempurnaan suatu kebijakan. Lingkup studi kebijakan sangat
luas dari sebab-sebab diterapkan suatu kebijakan yang meliputi isi kebijakan, luas
dari sebab-sebab diterapkan suatu kebijakan yang meliputi isi kebijakan, proses
pelaksanaan kebijakan serta dampak suatu kebijakan”. Kebijakan juga
mengandung komponen tindakan, yakni hal yang dilakukan pemerintah kepada
pihak lain untuk menghasilkan orientasi, memenuhi peran atau mencapai dan
mempertahankan tujuan tertentu (Holsti, 1988:158)
Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
commit toyang
pemerintah adalah serangkaian kegiatan userdibuat oleh suatu lembaga negara
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

yang mempunyai kekuatan legislatif, yudikatif dan eksekutif dalam upaya


mengatur dan memecahkan permasalahan negara dalam berbagai aspek
kehidupan. Kebijakan pemerintah mencakup semua aspek kehidupan, seperti
dalam bidang politik, sosial dan ekonomi. Dalam kajian ini tentang kebijakan
pengambilalihan kepemilikan kantor pos dan berbagai kebijakan yang
menyangkut perkembangan kantor pos.

b. Penentu Kebijakan
Aktor-aktor atau pemeran dalam proses pembuatan kebijakan dapat dibagi
ke dalam berbagai pemeran resmi dalam proses pembuatan kebijakan yang
meliputi: badan-badan administrasi (agen-agen pemerintah atau birokrasi),
presiden (eksekutif), lembaga legislatif dan lembaga yudikatif. Menurut Budi
Winarno (2002:85) aktor-aktor perumusan kebijakan antara lain:
1) Badan-badan Administrasi (agen-agen pemerintah)
Badan-badan administrasi dianggap sebagai badan pelaksana telah diakui
secara umum dalam ilmu politik mengenai pemerintahan di suatu negara.
2) Presiden (eksekutif)
Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran penting dalam perumusan
kebijakan. Keterlibatan presiden dalam perumusan kebijakan dapat dilihat
dalam komisi-komisi presidential, maupun dalam rapat-rapat kabinet.
3) Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang cukup besar untuk
mempengaruhi kebijakan publik melalui pengujian kembali suatu undang-
undang dan peraturan. Tinjauan yudisial merupakan kekuasaan pengadilan
untuk menentukan tindakan-tindakan yang diambil oleh eksekutif maupun
legislatif sesuai konstitusi. Keputusan yang bertentangan dengan konstitusi
negara, maka badan yudikatif berhak membatalkan atau menyatakan tidak sah
peraturan tersebut.
4) Lembaga legislatif
Lembaga legislatif (DPR) bersama-sama dengan pihak eksekutif (presiden dan
para pembantu presiden) memegang
commit toperan
user yang cukup krusial di dalam
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

perumusan atau pembuatan kebijakan. Setiap undang-undang yang


menyangkut kepentingan publik harus mendapatkan persetujuan dari lembaga
legislatif.
c. Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Kantor Pos
UUD 1945 merupakan landasan konstitusional Negara Republik
Indonesia. Konstitusi merupakan hukum dasar pedoman dalam penyelenggaraan
pemerintah, yang terdiri dari Undang-Undang Dasar (konstitusi tertulis) dan
konvensi (konstitusi tidak tertulis). Pembukaan UUD 1945 dalam alinea keempat
disebutkan tujuan Negara adalah: “...Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia…”
Amanat yang tersirat dalam UUD 1945 tersebut salah satunya adalah
membangun perekonomian negara khususnya dalam usaha memajukan
kesejahteraan umum. Pasca kemerdekaan RI bahwa persoalan kesejahteraan,
perbaikan keadaan dan penciptaan struktur ekonomi nasional harus segera diatasi
untuk kepentingan perekonomian nasional.
Berdasarkan UUD 1945 tersebut, pemerintah menerapkan perekonomian
yang sesuai dengan kepentingan rakyat atau hajat hidup orang banyak. Pemikiran
membangun suatu perekonomian nasional, dengan mendasarkan pada : “Cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat” (pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3).
Kebijakan ekonomi pemerintah pasca kemerdekaan, misalnya dengan
mengambilalih perusahaan pemerintah dengan swasta asing (Belanda). Pada tahun
1960 berlakulah Peraturan Pemerintah, pengganti U.U. No. 19/1960 tentang
Perusahaan Negara yang mengatur keseragaman di dalam cara menyusun,
menguasai serta bentuk hukum Perusahaan Negara pada waktu itu, mengatur
ketentuan-ketentuan mengenai penampungan perusahaan-perusahaan asing yang
diambilalih, serta perusahaan-peerusahaan lain yang ada yang dibentuk
commit
berdasarkan I.B.W ataupun I.C.W to user
Jawatan P.T.T (Pos Telegrap dan Telepon )
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

bersumber pada peraturan I.B.W (Indische Bedrijven Wet). Sebagai pelaksanaan


Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960 yang dimaksud di atas, maka pada
tanggal 21 Desember 1961 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No.240 Tahun
1961 tentang pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi, disingkat
P.N. Postel. Peraturan pemerintah itu mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1962.
Sejak saat itu berubahlah status Jawatan pada Jawatan P.T.T. (Direktorat Jenderal
Pos dan Telekomunikasi. 1980 : 13). Tahun 1965 Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunkasi dipecah menjadi dua, yaitu:
1) Perusahaan Negara Pos dan Giro, berdasar PP No. 29 tahun 1965
2) Perusahaan Negara Telekomunikasi, berdasar PP No. 30 tahun 1965.
Berdasarkan hal tersebut Perusahaan Negara pos dan Giro statusnya berubah
menjadi Perum pos dan Giro, dengan PP No. 9 Tahun 1978. Kemudian dengan
dasar PP No.5 tahun 1995 pada tanggal 27 Februari 1995, Perum Pos dan Giro
diubah lagi menjadi PT Pos Indonesia Persero (http://www.posindonesia
.co.id/profile.php?id=2).
Kebijakan pemerintah terhadap PTT (Pos Telegrap dan Telepon) pasca
kemerdekaan telah menyebabkan perubahan kepemilikan Kantor Pos sebagai
perusahaan negara. Sejak perubahan status dari Perum Pos dan Giro diubah
menjadi PT Pos Indonesia (Persero) itulah, perkembangan Pos Indonesia seperti
anak panah yang dilepas dari busurnya segalanya bergerak amat cepat. Bukan saja
pengembangan produk yang layanan yang terkait langsung dengan bisnis intinya,
tetapi juga ekspansi ke berbagai bidang usaha lainnya.

3. Perusahaan Negara
a. Pengertian Perusahaan Negara
Perusahaan adalah sebuah organisasi atau lembaga yang mengubah
keahlian dan material (sumber ekonomi) menjadi barang atau jasa untuk
memuaskan kebutuhan para pembeli serta diterapkan akan memperoleh laba bagi
para pemilik usaha tersebut (Irawan dan Basu Swastha, 1992:5). Heidirachman
yang dikutip oleh Lestariningsih dan Suryatmojo (1996:2) memberikan definisi
perusahaan adalah suatu lembaga commit to user
yang diorganisasi dan dijalankan untuk
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

masyarakat dengan motif mendapat keuntungan memberikan definisi perusahaan


adalah suatu lembaga yang diorganisasi dan dijalankan untuk masyarakat dengan
motif mendapatkan keuntungan. Sementara Abdul Kadir Muhammad (1999 : 13)
mendefinisikan perusahaan sebagai badan usaha yang menjalankan kegiatan
dalam bidang perekonomian secara terus menerus, bersifat tetap dan terang-
terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang dibuktikan
dengan catatan.
Faisal Afif (1994:1) menjelaskan tentang perusahaan dilihat dari sudut
pandang ekonomi diartikan sebagai suatu komunikasi alat-alat produksi dengan
tujuan untuk mewujudkan sebagian dari pemuas kebutuhan masyarakat. Hal ini
disebut sebagai satuan tekhnis ekonomi karena menyangkut sekumpulan alat-alat
produksi material (dapat diamati secara fisik), dan disebut ekonomi karena
kombinasi tersebut terjadi secara rasional (dapat dipertanggungjawabkan secara
ekonomis). Dengan istilah lain, perusahaan dalam arti ekonomis dapat diartikan
sebagai suatu organisasi dengan segala usaha untuk mencapai suatu tujuan yang
diusakan agar memperoleh perimbangan yang paling menguntungkan (optimal)
antara biaya dan pendapatan atau cost dan sale, serta antara usaha dan hasilnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan perusahaan adalah suatu organisasi yang mengolah
sumber ekonomi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi sebagian kebutuhan
masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-
besarnya dari proses produksi yang dilakukan.
Setelah diuraikan mengenai pengertian perusahaan, selanjutnya
dikemukakan pengertian negara. Negara menurut Miriam Budiarjo adalah agen
(alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-
hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan
dalam masyarakat (1982 : 38). Selanjutnya pengertian negara menurut Roger H.
Soltau yang dikutip oleh Miriam Budiarjo (1982 : 39) negara adalah alat (agency)
atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama, atas nama masyarakat. Robert M. Maclever yang dikutip
Miriam Budiarjo (1982 : 40)commit to user negara adalah asosiasi yang
menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah


dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Perusahaan negara menurut Undang-Undang No. 19 Prp.Tahun 1960 ialah
semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya
merupakan kekayanaan Republik Indonesia, baik yang terjadi karena pemisahan
dari kekayaaan negara maupun yang terjadi berdasarkan Undang-Undang No. 86
tahun 1958 (C. S. T. Kansil 1995 : 102).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perusahaan negara adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis
badan usaha milik negara yang bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan laba. Perusahaan negara merupakan kesatuan
produksi dalam arti yang luas meliputi perusahaan yang memberi jasa,
menyelenggarakan kesejahteraan umum dan memupuk pendapatan baik dalam
bidang industri dan pertambangan maupun perdagangan. Perusahaan negara
bertujuan untuk turut membangun ekonomi nasional menuju masyarakat yang
adil dan makmur, material dan spiritual.
b. Bentuk Perusahaan Negara
Bentuk Perusahaan Negara; antara lain Perusahaan Jawatan (Perjan),
Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). Ketiga bentuk
perusahaan negara ditentukan dengan wadah hukum yang berbeda-beda agar
pengaturan selanjutnya baik mengenai susunan organisasi, personalia hubungan
pertanggungjawaban dapat dilakukan lebih sempurna. Seperti yang dikemukakan
Pariata westra (2002 : 85-90) bentuk Perusahaaan Negara terbagi menjadi 3
bentuk sebagai berikut:
1). Perusahaan Jawatan (Perjan)
Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1969 Perjan adalah Perusahaan
Negara yang didirikan dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang termasuk
dalam Indische Bedrijven Wet (IBW, Stbl. 1927 :419 sebagaimana telah diubah
dan ditambah dengan Stbl. 1936 No. 445, Undang-undang Darurat Nomor 3
Tahun 1954 dan Undang-Undang commit
Nomorto user
13 tahun 1955) dan ICW sepanjang
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

tidak bertentangan dengan IBW. Menurut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 17


Tahun 1967 Perjan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada
Menteri atau Direktur Jenderal, berkedudukan serendah-rendahnya setingkat
dengan Direktorat. Perjan melakukan tugas-tugas perusahaan sekaligus tugas
pemerintah yang tercermin dalam APBN. Biaya eksploitasi ditutup dengan
pendapatan jawatan dan tarif ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan bersama-
sama dengan Menteri Keuangan. Oleh karena modal perjan merupakan kekayaan
negara yang tidak dipisahkan maka hasil-hasil perusahaan harus tampak dalam
APBN.
Pegawai Perjan adalah pegawai negeri yang penghasilannya disesuaikan
dengan kemampuan perusahaan. Makna usaha adalah pelayanan masyarakat
(public service) sehingga setiap subsidi yang diberikan kepada masyarakat selalu
diketahui dan dicatat. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh Perjan merupakan
kewajiban pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat karena barang dan jasa
itu besar dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat banyak. Bidang
usahanya merupakan monopoli pemerintah dan tidak menarik swasta, karena
usahanya mempunyai rate of return yang kecil sedangkan investasi dan resikonya
besar.
2). Perusahaan Umum ( Perum)
Menurut Inpres No. 17 Th. 1967 dipimpin oleh direksi yang bertanggung
jawab kepada menteri yang bersangkutan. Dalam hal Perum Otorita, Direksi
Perusahaan tersebut menjalankan tugas pemerintahan, dan pelaksanaan pimpinan
perusahaan diserahkan kepada General Manager. Perusahaan dapat dituntut dan
menuntut, dan hubungan hukumnya diatur secara hubungan hukum perdata.
Perum bertugas melayani kepentingan umum dan sekaligus untuk memupuk
keuntungan dan bergerak dibidang yang oleh pemerintah dianggap vital. Perum
pada umumnya menjalankan tugas pemerintahan. Dalam hal perum dibebani tugas
pemerintahan di departemen yang bersangkutan, tidak ada lagi unit organisasi
yang menjalankan tugas pemerintahan yang telah diserahkan kepada perum
tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

Modal perusahaan seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara


yang dipisahkan. Modal perusahaan tidak terbagi atas saham-saham. Perum tidak
diperkenankan mempunyai anak perusahaan atau menyertakan kekayaannya
dalam permodalan perusahaan lain. Perusahaan mempunyai nama dan kekayaan
sendiri serta mempunyai kebebasan untuk mengadakan perjanjian, kontrak-
kontrak dan mengadakan hubungan dengan perusahaan lainnya, kecuali dalam hal
penyertaan modal. Secara finansial perusahaan harus dapat berdiri sendiri dan jika
politik pemerintah menetapkan tarif dan harga untuk golongan konsumen tertentu
lebih rendah dari tarif dan harga menurut yang berlaku pada Perum, maka
pemerintah memberikan subsidi untuk pemakaian jasa-jasa oleh golongan
konsumen tersebut. Status dan penghasilan pegawai Perum diatur tersendiri
dengan Peraturan Pemerintah diluar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi
pegawai negeri. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh direksi atas persetujuan
menteri.
3). Perusahaan Perseroan (Persero)
Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 jo. P.P. No. 24 Th. 1972,
Persero adalah Perusahaan Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas seperti diatur
menurut ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
Stbl. 1847: 23 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, yang
saham-sahamnya baik sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh negara. Menurut
Inpres No. 17 Th. 1967 perusahaan mempunyai status badan hukum perdata
berbentuk Perseroan Terbatas, sehingga hubungan usahanya diatur menurut
hukum perdata. Persero dipimpin oleh direksi dibawah pengawasan dengan
Komisaris yang masing-masing bertanggung jawab kepada Rapat Umum
Pemegang Saham. Persero melakukan kegiatan perusahaan yang bisa dilajukan
oleh swasta dan bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah. Menteri keuangan
mewakili negara selaku pemegang saham yang dibantu oleh Direktorat
Pembinaan Badan Usaha Negara dalam menyelenggarakan penata usahaan
BUMN. Pengesahan laporan tahunan Persero dilakukan oleh rapat pemegang
saham. Direktorat Akuntan Negara dapat mengadakan pemerikasaan (audit) dan
mengeluarkan laporan akuntan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

Modal uasaha perusahaan adalah dipisahkan dari saham-saham yang


sebagian atau seluruhnya milik negera yang merupakan kekayaan negara yang
dipisahkan. Hal ini berarti bahwa modal perusahaan dapat merupakan campuran
antara modal negara dan modal swasta. Perusahaan dapat melakukan penyertaan
modal/pemilikan saham pada perusahaan lain. Negara dapat mengurangi,
menambah atau melepaskan pemilikan saham Persero dari perusahaan.
Pegawai Persero berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta biasa.
Hubungan kerja antara pegawai dan perusahaan diatur dalam kontrak kerja
dengan pemilik Persero. Gaji dan pensiun pegawai ditetapkan dalam kontrak kerja
berdasarkan persetujuan kolektif. Barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan
bukan merupakan kewajiban negara untuk menghasilkannya bidang usahanya
harus dapat memberikan keuntungan finansial kepada negara baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Persero pada prinsipnya tidak diberi hak
monopoli atau perlakuan khusus lainnya oleh pemerintah (Pariata Westra, 2002:
85-90).

4. JASA

a. Pengertian Jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak
berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Philip Kotler dalam Husein
Umar, 2003: 2). Menurut Farida Jasfer (2005: 15) jasa merupakan pelayanan dari
seseorang kepada orang lain, baik yang dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan
sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan
jasa dan benda-benda lainnya.
Menurut Lupiyoadi (2001: 5) jasa merupakan semua aktifitas ekonomi
yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah (seperti
commitkenyamanan,hiburan,
to user kesenangan atau
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

kesehatan) atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Jadi dapat


disimpulkan pengertian jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak lain yang bersifat tidak berwujud fisik.
b. Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa menurut Lovelock dan Gummesson (dalam Tjiptono,
2004:22) yaitu :
1. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa bersifat intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Sehingga seorang
konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia
mengalami atau mengkonsumsinya sendiri.
2. Variabel (Heterogenity/ Variability)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya
terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
3. Tidak Terpisahkan (Inseparability)
Barang umumnya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual baru
dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
4. Tidak Tahan lama (Perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan
untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali atau
dikembalikan.
c. Klasifikasi jasa
Jasa dapat diklasifikasikan berdasar beragam kriteria. Menurut Kotler
(1997:84) jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Jasa dapat dibedakan apakah berbasis peralatan (pencuci mobil otomatis,
mesin penjual) atau berbasis orang (mencuci jendela, jasa akuntansi). Jasa
berbasis orang dapat dibedakan dari segi penyedianya, yaitu pekerja tidak
terlatih, terlatih, atau profesional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

2. Mengharuskan kehadiran klien. Misalnya : bedah otak dan salon


kecantikan.
3. Jasa berbeda dalam hal memenuhi kebutuhan perorangan (jasa personal)
atau kebutuhan bisnis (jasa bisnis). Dokter akan menetapkan harga yang
berbeda untuk pasien perorangan dan para karyawan dari perusahaan yang
telah membayarkan di muka program kesehatan mereka.
4. Penyedia jasa berbeda dalam tujuannya (laba atau nirlaba) dan
kepemilikan (swasta atau masyarakat). Misalnya : rumah sakit swasta, dan
rumah sakit yayasan amal swasta.
Menurut Crish Manning dan Tadjuddin (1996 : 13) jasa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut;
1. Sektor Informal
Merupakan layanan jasa berskala kecil yang dari segi produksi secara
ekonomis tidak begitu menguntungkan, kesempatan kerja yang kurang
terorganisir dan jarang terjangkau oleh aturan-atura hukum contohnya;
seperti pengemudi becak, buruh pengangkut, semir sepatu.
2. Sektor Formal
Merupakan layanan jasa yang secara resmi tercatat dalam statistik
perekonomian dan syarat-syarat bekerja dilindungi secara hukum,
contohnya; jasa perbankan, asuransi, layanan jasa Kantor Pos.
d. Jasa-Jasa Kantor Pos
1). Jasa Komunikasi
Kantor Pos menyediakan layanan jasa komunikasi yaitu berupa
pengiriman surat. Kantor pos sebagai penyelenggara layanan jasa komunikasi bagi
masyarakat terus berusaha meningkatkan layanannya. Pos meningkatkan lagi
layanan jasa komunikasinya dengan Suratpos kilat khusus, pos expres, suratpos
tercatat. Suratpos Kilat Khusus merupakan sarana pengiriman dokumen dan
barang domestic yang cepat dengan jaringan terluas. Pos Expres layanan
pengiriman dokumen penting, surat dan barang berharga secara lebih cepat,
dijamin tepat waktu, aman dan terlacak dengan mengedepankan akurasi
commit to mengutamakan
pengiriman berbasis teknologi informasi, user solusi dan pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

istimewa serta premium class service dengan harga kompetitif. Suratpos tercatat
yaitu saranan pengiriman dokumen dan barang dengan aman dan dalam jangkauan
terluas hingga ke luar negeri.
2). Jasa pengiriman barang
Pos Indonesia dituntut untuk memberikan pilihan yang beragam dalam
upaya menarik minat pengguna jasa pos. Hal inilah yang kemudian memunculkan
berbagai macam produk pos. Pengiriman barang terbagi dalam dua kategori yaitu,
pengiriman barang dalam partai besar dan pengiriman barang dalam partai kecil
(ritel). Untuk pengiriman barang dalam partai besar, Kantor Pos Solo
menyediakan layanan jasa logistic, yang terbagi menjadi layanan cutomized dan
layanan kargo. Customized yaitu layanan pengiriman barang dengan spesifikasi
dan harga sesuai dengan permintaan/kesepakatan. Layanan Kargo bisa berupa
layanan pengiriman barang dari gudang pengirim langsung ke gudang penerima.
Untuk pengiriman barang dalam partai kecil (ritel) Kantor Pos Solo
menyediakan layanan paketpos standar dan paketpos kilat khusus. Paketpos
standar adalah layanan hemat untuk pengiriman barang dalam negeri. Paketpos
kilat khusus adalah layanan prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan tertentu
di Indonesia. Garansi waktu tempuh kiriman dan ganti rugi jika terjadi
keterlambatan. Sedangkan untuk pengiriman barang ke luar negeri, di setiap
Kantor Pos tersedia layanan paketpos luar negeri.
3). Jasa keuangan
Layanan jasa keuangan Kantor Pos telah banyak mengalami
perkembangan. Tidak hanya wesel, giropos dan tabungan batara, Kantor Pos
mengeluarkan terobosan baru dengan membuka layanan SOPP (System Online
Payment Point) layanan jasa mudah dan praktis dalam melakukan setoran
tabungan, pembayaran tagihan rekening telepon, seluler, asuransi, kredit,
penerimaan pajak dan isi ulang pulsa seluler. Kerjasama SOPP pada Kantor Pos
Solo dilakukan dengan beberapa perusahaan corporat diantaranya, FIF, Telkom,
Adira, BAF, Otto Summit Finance, Ge Cons Finance, ABN Amro, Telkomsel,
Indosat, PLN, Setoran Pajak, Bank Muamalat, Indonesia, Suzuki Finance
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Indonesia, BTN, Citi Bank, HSBC, Bakrie, Bhakti, Colombia Finance, Tunas
Finance, Nusapro, Wanaartha.

B. Kerangka Berpikir

Kantor Pos

Kebijakan Perkembangan
Pemerintah Kantor Pos

Perusahaan Jawatan

Perusahaan Umum

Perusahaan Perseroan

Peran Kantor Pos

Jasa

Komunikasi Pengiriman Keuangan


barang
(surat) (Wesel, giro,
(paket) tabungan, SOPP)

Skema 1. Kerangka Berpikir


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Keterangan :
Kantor pos pertama didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van
Imhoff di Batavia, 26 Agustus 1746 atau 265 tahun lalu. Berbagai kebijakan
pemerintah telah mempengaruhi perkembangan Pos Indonesia baik itu sejak masa
kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Perkembangan Pos disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat yang kian komplek seiring dengan kemajuan
teknologi yang tak terbatas. Pos Indonesia menjadi saksi sejarah bangsa dalam
mengarungi berbagai perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya sejak masa
kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang.
Setelah Indonesia merdeka, berbagai kebijakan pemerintah ditujukan pada
Pos Indonesia untuk mengatur status dan badan hukum. Sebagai pelaksana
Undang-Undang no. 19 prp tahun 1960, maka pada tanggal 21 Desember 1961
dikeluarkan peraturan pemerintah No.240 tahun 1961 tentang Pendirian
Perusahan Negara Pos dan Telekomunikasi disingkat P.N. Postel. Peraturan
pemerintah itu mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1962. Sejak saat itu
berubahlah status Jawatan PTT (Pos Telepon dan Telegrap) menjadi Perusahaan
Negara. Akhirnya Dinas Pos yang karena fungsinya lebih sosial daripada dinas
Telekomunikasi yang lebih melayani dunia bisnis, maka dipisaahkan Dinas Pos
dan Telekomunikasi sehingga masing-masing menjadi P.N. Pos Giro dan P.N
Telekomunikasi pada tanggal 6 Juli 1965.
Pada tahaun 1978 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978,
status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro.
Pada Tahun 1995 tepatnya pada tanggal 20 Juni 1995 Perum pos dan Giro diubah
menjadi Perseroan PT Pos Indonesia berdasarkan landasan hukum Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan, Peraturan Pemerintah
RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero).
Arti penting dari Pos Indonesia yang tetap krusial hingga kini adalah
fungsinya sebagai sarana pemersatu bangsa. Jasa layanan Pos Indonesia mampu
menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan cara
commit
menampilkan perangko kebudayaan, to user perekonomian masyarakat, alat
penggerak
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif


hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.
Perubahan status dari Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia
(Persero) berdampak pada berkembangnya layanan jasa kantor pos diantaranya;
jasa komunikasi, jasa pengiriman barang, jasa keuangan. Sebagai penyelenggara
jasa komunikasi, pos menyediakan layanan suratpos express, suratpos kilat
khusus, dan suratpos tercatat. Pos Indonesia memberikan pilihan yang beragam
dalam upaya menarik minat pengguna jasa pos. Hal inilah yang kemudian
memunculkan berbagai macam produk pos. Misalnya untuk pengiriman barang,
disediakan pelayanan paketpos biasa, paketpos kilat khusus dan paket pos logistik.
Pelayanan jasa keuangan kantor pos tidak hanya berupa weselpos, giro dan
tabungan namun telah berkembang ke berbagai jasa keuangan lainnya
diantaranya; setoran tabungan, pembayaran tagihan, rekening telepon seluler,
asuransi, kredit, penerimaan pajak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk
menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Tempat yang akan digunakan
untuk penelitian adalah Kantor Pos Solo yang terletak ditengah kota Surakarta
tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman No. 8 Surakarta 57100. Dipilihnya obyek
Kantor Pos Solo sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa obyek
tersebut merupakan alat komunikasi yang pertama dan tertua di Indonesia dan
masih bertahan hingga saat ini. Untuk menunjang penelitian ini, maka peneliti
juga membaca buku-buku referensi di Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers
Surakarta, Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran Surakarta, Kantor Pos
Solo di Jalan Jenderal Sudirman No. 8 Surakarta 57100.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan peneliti untuk
keperluan penelitian. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari 2011 sampai
dengan Oktober 2011 yaitu terhitung sejak penyusunan judul, penyusunan
proposal, mengurus perijinan sampai pengumpulan data dan penulisan akhir.
Secara rinci jadwal kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Tabel 1. Waktu Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop

1. Pengajuan
judul

2. Proposal

3. Perijinan

4 Pengumpulan
Data

5. Analisis data

6. Penulisan
Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


1. Bentuk Penelitian
Bentuk dari penelitian ini mengikuti paradigma penelitian kualitatif.
Penelitian merupakan usaha menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran
suatu pengetahuan yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah (Nawawi 1985:
24). Penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang menghasilkan karya
ilmiah dengan menggunakan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status kelompok
orang atau manusia suatu obyek atau suatu kelompok kebudayaan (Moleong,
2002: 3). Menurut Bogdan (1993:30), metode kualitatif menunjuk kepada
prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif ungkapan atau catatan
commit to user
orang itu sendiri atau tingkah laku orang yang terobservasi. Sutopo (1998: 24)
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan untuk menjawab


beberapa pertanyaan yang memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang
ada masa sekarang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bentuk penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini dipilih jenis penelitian
kualitatif karena dalam penelitian kualitatif proses untuk memperoleh makna
digali lebih luas, sehingga diperoleh makna yang dalam. Sesuai dengan sifatnya,
penelitian kualitatif ini bersifat holistic, jadi memandang suatu masalah sebagai
sebuah kesatuan dari proses sosial. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, dan
masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak
(Hadari Nawawi, 1985: 63).
Metode deskriptif mempunyai ciri-ciri pokok yaitu a) memusatkan
perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
masalah-masalah yang aktual, b) menggambarkan fakta-fakta tentang masalah
yang diselidiki, diiringi dengan interprestasi Nasional (Nawawi, 1985: 64).
Menurut Sutopo (1998: 26) penelitian deskriptif adalah penelitian yang meliputi
potret subjek, rekonstruksi dialog, deskripsi keadaan fisik tentang tempat dan
barang-barang lain dan catatan tentang peristiwa khusus. Dalam pendekatan
deskriptif lebih mementingkan pada saat penelitian atau masalah yang sedang
diteliti.
Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian bahwa suatu
pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang berasal
dari data dan diuji coba kembali secara empiris (Moleong, 2002 : 9). Penelitian
kualitatif merupakan suatu cara dalam meneliti peristiwa masa sekarang dengan
mendasarkan pada suatu teori yang diujikan kembali dan menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang atau perilaku yang
diamati dengan menggunakan suatu langkah tertentu. Penelitian kualitatif
deskriptif adalah penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada
commit to user obyek yang menjadi pokok
masa sekarang dengan menggambarkan
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan


menginterpretasikan ke dalam bentuk laporan.

2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan suatu cara untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
cara dalam mencapai tujuan sehingga strategi bisa diartikan sama dengan metode.
Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti jalan atau cara.
Sehubungan dengan karya ilmiah, maka yang dimaksud dengan metode adalah
cara kerja yang sistematis mengacu pada aturan baku yang sesuai dengan
permasalahan ilmiah yang bersangkutan dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Koentjaraningrat, 1977:16).
Ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian studi
kasus. Menurut Kartini Kartono (1996: 236), studi kasus adalah satu metode studi
eksploratif dan analisis yang sangat cermat dan intensif mengenai keadaan suatu
unit (kesatuan) sosial, yaitu berupa pribadi atau person, suatu keluarga, suatu
institut, kelompok kebudayaan, ataupun suatu kelompok masyarakat. Mulyana
(2003:201), studi kasus adalah “uraian dan penjelasan komprehensif mengenai
berbagi aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas),
suatu program, atau suatu situasi sosial”. Dalam hal ini terpancang artinya
terfokus, maksudnya dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah yang
sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. Disebut tunggal
karena penelitian ini merupakan penataan secara rinci aspek-aspek tunggal. H.B
Sutopo (2002:112-113) mengungkapkan “aspek tunggal bisa dilakukan pada
sasaran satu orang atau lebih, satu desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara,
bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya
keseragaman”. Jadi dalam studi kasus yang terpenting adalah bagaimana
menyajikan pandangan subjektif dari peneliti. Hal ini dapat dilakukan atau dapat
dicapai dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan, telaah dokumen
atau arsip.
Menurut Yin (1996:18) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
menyelidiki fenomena di dalam commit
kontekstokehidupan
user nyata, bilamana batas-batas
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber
dimanfaatkan. Untuk penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan tunggal
terpancang karena sasaran dan tujuan serta masalah yang akan diteliti sudah
ditetapkan sebelum terjun ke lapangan. Studi kasus merupakan salah satu metode
penelitian ilmu sosial.
Studi kasus terpancang merupakan suatu perangkat penting untuk
memfokuskan suatu inkuiri pada studi kasus. Tunggal karena kasus tersebut
menyatakan kasus penting dalam menguji teori yang telah disusun dengan baik.
Penelitian yang memusatkan diri pada pencatatan secara rinci dengan aspek-aspek
suatu fenomena tunggal. Tunggal dalam penelitian ini mengandung pengertian
bahwa hanya ada satu lokasi yaitu Kantor Pos Solo.

C. Sumber Data
Penelitian ilmiah memerlukan data atau informasi yang relevan dengan
persoalan yang dihadapi sehingga mengena dan tepat. Sumber data merupakan
segala sesuatu yang digunakan sebagai data dalam suatu penelitian. Untuk
memperkuat kajian dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data.
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan
dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (Sutopo, 2002: 57).
Menurut Sutopo (2002:50-53) mengatakan bahwa “Sumber data dalam
penelitian kualitatif bisa berupa narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas,
tempat atau lokasi, benda, beragam gambar atau rekaman”. Sedangkan menurut
Lofland yang dikutip oleh Moleong (2002:112) mengemukakan bahwa : “Sumber
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah informan, tempat dan peristiwa serta arsip
dan dokumen, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :
1. Informan
Informan yaitu individu-individu tertentu yang dapat memberikan
keterangan dan data atau informasi untuk kepentingan penelitian. ”Dalam
commit to user
penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

perannya sebagai individu yang memiliki informasinya” (Sutopo, 2002 : 90).


Narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan yang diminta peneliti tetapi
bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki.
Menurut pendapat Moleong (2002 : 90) ”informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian”. Jadi informan adalah orang yang dapat memberikan informasi dalam
penelitian yang digunakan sebagai sumber data. Dengan sumber data informan ini
maka akan diperoleh informasi, pernyataan maupun kata-kata yang diperoleh dari
sumber data primer yaitu orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui
secara mendalam mengenai data-data yang diperlukan. Informan dalam penelitian
ini meliputi : pegawai Kantor Pos Solo, pengguna jasa Kantor Pos Solo, penjual
benda-benda pos di sekitar Kantor Pos Solo.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena
dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteksnya, dan setiap situasi
sosial selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktifitas. Dari pengamatan tempat
dengan keseragaman benda yang berada di lokasi, peneliti sering memperoleh
informasi yang berkaitan dengan sikap dan pandangan pelakunya (Sutopo,
2002:51-52). Pengamatan pada peristiwa atau aktifitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri
secara langsung.
Tempat dan peristiwa dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang
diberikan oleh informasi. Dalam penelitian ini tempat yang akan diobservasi
adalah Kantor Pos Solo terletak ditengah kota Surakarta tepatnya di Jalan Jenderal
Sudirman No. 8 Surakarta 57100. Dari tempat penelitian akan muncul berbagai
fenomena dan data yang sangat diperlukan dalam penelitian. Peristiwa sendiri
merupakan fenomena yang terjadi di tempat penelitian tersebut, peristiwa yang
dimaksud adalah semua kegiatan yang terjadi di Kantor Pos Solo dan kaitannya
dengan peranannya sebagai media komunikasi jasa bagi masyarakat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

3. Dokumen
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang tidak kalah penting
dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas, tetapi juga berupa gambaran atau
benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu. Sedangkan
arsip merupakan suatu dokumen berupa catatan rekaman yang lebih bersifat
formal dan terencana (Sutopo, 2002:61).
Menurut Sutopo (1988: 64) dokumen merupakan sumber penelitian di luar
manusia, dapat berupa surat-surat, proposal-proposal,pengumuman-pengumuman,
agenda, catatan rapat, laporan studi yang dilakukan di tempat yang sama dan juga
artikel yang ada di media yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
diteliti. Dalam penelitian ini dokumen dan arsip yang akan digunakan adalah
berupa dokumen dan arsip yang ada di Kantor Pos Solo serta buku-buku yang ada
kaitannya dengan permasalah penelitian ini yang diperoleh dari perpustakaan.

D. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan kegiatan untuk merumuskan tentang siapa dan
berapa jumlah orang yang akan dijadikan sebagai sumber informasi. Teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sample yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebarannya populasi agar diperoleh sampel
yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi 1985:
152). Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian kualitatif perlu
dilakukan teknik sampling, sehingga dalam penelitian kualitatif sampel yang
ditujukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut
tahu betul terhadap masalah yang diteliti, dapat dipercaya dan datanya obyektif
Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini terutama untuk
pemilihan informan yang akan diwawancarai dilakukan dengan memilih informan
kunci( key informan), teknik purposive sampling dan snowball untuk informan
pendukung. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dipandang betul-betul
commit to
dan paling tahu mengenai permasalahan user
yang dimaksud sebagai informan kunci,
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

yaitu Wakil Kepala Kantor Pos Solo yang mengetahui tentang seluk beluk Kantor
Pos Solo. Dalam purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk
memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara
mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (H. B.
Sutopo, 2006: 64). Menurut Hadari Nawari (1985:152) teknik purposive sampling
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bersifat selektif, di mana peneliti menguraikan berbagai pertimbangan
berdasarkan konsep teoritis, keingintahuan pribadi, dan empiris serta
diarahkan bagi usaha generalisasi teoritis bukan karakteristik populasi.
2. Pengambilan sampel, peneliti lebih cenderung memilih informan yang
dianggap mengetahui secara mendalam serta dapat dipercaya sebagai sumber
data yang menetap.
3. Dalam teknik tersebut juga dikenal istilah time sampling dan snowball
sampling. Time sampling adalah waktu yang dipilih oleh peneliti yang paling
tepat untuk mengunjungi informan, snowball sampling merupakan cara
pemilihan informan pada waktu dilokasi penelitian berdasarkan petunjuk dari
informan lain.
Di lapangan, informan dapat berkembang sebagai bola salju atau snowball.
Snowball sampling menurut Yin ”digunakan bilamana peneliti ingin
mengumpulkan data, yang berupa informasi dari informan dalam salah satu
lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang paling tepat untuk dipilih, karena tidak
mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut” (HB.
Sutopo, 2002:57). Dalam penelitian ini cara peneliti melakukan snowball yaitu
menemukan informan dengan cara bertanya pada orang pertama misalnya Wakil
Kepala Kantor Pos Solo untuk selanjutnya bergulir ke orang kedua misalnya para
pegawai Kantor Pos, kemudian orang ketiga misalnya para pelanggan yang
menggunakan jasa Kantor pos dan seterusnya sehingga diperoleh data yang
lengkap, akurat dan mendalam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi
sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang
peneliti gunakan adalah sebagai berikut :
1.Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari
responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(Koentjaraningrat, 1990 : 129). Menurut Lexy J Moleong (2002: 135) wawancara
diartikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara,
orang yang memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Adapun tujuan wawancara
menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Lexy J Moleong (2002 : 153) antara
lain untuk merekonstruksikan mengenai orang, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian, mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti lain.
Penelitian kualitatif pada umumnya mengenai dua bentuk wawancara yaitu
wawancara berencana dan wawancara tak berencana. Wawancara berencana
selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun
sebelumnya. Semua responden yang diseleksi untuk diwawancarai diajukan
pertanyaan yang sama. Dengan kata-kata dan urutan yang seragam. Sebaliknya,
wawancara tidak berencana merupakan wawancara yang tidak mempunyai satu
persiapan sebelumnya.
Dipandang dari sudut pertanyaan wawancara dibagi menjadi dua
golongan yaitu wawancara tertutup dan wawancara terbuka. Wawancara tertutup
terdiri dari pertanyaan yang bentuknya sedemikian rupa sehingga kemungkinan
jawaban dari informan terbatas. “Adapun wawancara terbuka adalah terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan dari responden secara panjang lebar” (Lexi J. Moleong,
1990: 138).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk wawancara terbuka artinya


wawancara terdiri dari berbagai pertanyaan sehingga informan tidak terbatas
menjawab dalam beberapa kata saja, tetapi dapat memberikan keterangan yang
panjang. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terbuka berencana yaitu wawancara yang selalu direncanakan
dan disusun sebelumnya, semua responden yang diseleksi untuk wawancara
diajukan pertanyaan yang sama. Wawancara dimaksudkan untuk menggali
informasi yang belum diketahui. Informan yang dipilih adalah informan yang
dianggap tahu tentang topik permasalahan yang bersangkutan. Peneliti mencatat
informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas
tanpa memberikan pengaruh terhadap informan mengenai jawaban yang
diberikan. Peneliti menggunakan instrumen penelitian dengan pedoman.
2.Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan pengamatan
langsung. Dengan teknik ini dapat dilihat secara langsung keadaan, suasana, atau
kenyataan yang ada dalam masyarakat yang diteliti dan berfungsi menambah data
yang belum diperoleh melalui wawancara (Moleong, 2002:25). Teknik observasi
diharapkan akan dapat dihindari adanya informasi semu yang kadang-kadang
muncul dan ditemui dalam suatu penelitian. Observasi ini akan dilakukan secara
non formal dengan melihat dan melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat
apa yang terjadi dengan maksud agar dapat memacu pengertian, baik mengenai
konteks maupun gejala yang sedang dikaji.
Sutopo (2002:64) menjelaskan bahwa ”Teknik observasi digunakan untuk
menggali data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman
gambar-gambar”. Menurut Kartono (1996:182-188), kegiatan observasi ditinjau
dari cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Teknik observasi partisipatif dan non partisipatif. Teknik observasi partisipasif
yaitu teknik dimana observer ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh para subyek yang diobservasi. Dan teknik non partisipatif
adalah teknik observasi dimana observer tidak terlibat langsung dalam
kegiatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

b. Teknik observasi sistematis, yaitu untuk menemukan dan merumuskan


permasalahan, sekaligus menyusun kategori permasalahan, teknik observasi
sistematis sering dilengkapi alat-alat pencatat mekanis, seperti kamera foto,
pita perekam, tape recorder dan lain sebagainya.
c. Teknik observasi eksperimental, yaitu merupakan teknik observasi yang
dilakukan secara non-partisipatif namun berstruktrur dan sistematis dalam
pelaksanaannya.
Penelitian dengan judul Perkembangan Pos Indonesia (Studi tentang Kantor Pos
Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat), peneliti menggunakan
teknik observasi sistematis.

3. Analisis Dokumen
Dalam penelitian ini, disamping peneliti berusaha mengumpulkan data
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, juga menggunakan analisis
dokumen sebagai bahan tertulis untuk melengkapi data-data yang dianggap masih
kurang. Cara yang dilakukan adalah dengan mencari teori atau membaca dokumen
dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti.
Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi
yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Menurut Yin dalam Sutopo (2002: 80)
analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan
sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga
maknanya yang tersirat. Dokumen baru berfungsi apabila dokumen telah
dianalisis, selanjutnya dokumen berfungsi sebagai bukti pengujian. Dokumen
dapat berupa notulen, foto,arsip, jurnal, catatan, transkip buku, surat kabar,
majalah, prasasti, rapat, agenda, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini teknik
yang dilakukan adalah menganalisis dokumen dengan cara mengamati, mencatat
dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tertulis dalam setiap dokumen dan
arsip yang menjadi sumber data. Langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam
menganalisis dokumen dan arsip yaitu dengan cara mengamati dokumen dan arsip
yang ada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya, artinya setiap penulis
harus bisa memilih dan menentukan suatu cara yang tepat untuk mengembangkan
validitas data yang diperoleh. Menurut Sutopo (2002:92) bahwa “Validitas data
merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil
penelitian”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode trianggulasi data
dan review informan dalam menguji keabsahan data.
1. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan teknik yang didasarkan pola pikir fenomenologis
yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap,
diperlukan tidak hanya satu cara pandang tetapi dibutuhkan beragam pandangan.
Menurut Moleong (2002: 178) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan dan pembanding terhadap data itu. Patton (2009: 99) menyatakan ada
empat macam trianggulasi yaitu:
a. Triangulasi data
Menggunakan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh,
mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik
pandang yang berbeda.
b. Triangulasi Investigator
Penggunaan beberapa evaluator atau ilmuwan sosial yang berbeda. Dalam
penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak sebagai pengamat
yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal
data. Berbagai teori yang berlaianan digunakan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori
telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya
data tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

d. Triangulasi metodologis
Penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal,
seperti wawancara, pengamatan, daftar pertanyaan terstruktur, dan dokumen.
Berbagai metode digunakan untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
wawancara dilakukan.
Dalam hal ini peneliti menggunakan dua teknik trianggulasi dari empat
trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik trianggulasi
data (sumber) dengan cara membandingkan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian
ini penenliti menggunakan sumber data yang berbeda seperti informan, tempat
dan peristiwa, serta dokumen dan arsip. Dengan cara pengumpulan data tersebut,
data yang diperoleh diperbandingkan antara data yang satu dengan data yang lain
sehingga diperoleh data yang valid. Trianggulasi metode digunakan dalam
penelitian oleh peneliti untuk mengumpulkan data dilakukan dengan metode yang
berbeda-beda, ada yang menggunakan metode wawancara, metode observasi dan
metode analisis dokumen.
2.Informan Review
Selain teknik pemeriksaan data dengan trianggulasi data, digunakan pula
review informan. Review informan merupakan pencocokan data atau informasi
yang sama kepada informan yang berbeda. Laporan penelitian direview oleh
informan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan
pernyataan atau deskriptif sajian yang bisa disetujui mereka. Hal ini kadang-
kadang menyebabkan diskusi mendapatkan pengertian dari kedua belah pihak.

G. Teknik Analisis Data


Menurut Patton dalam Moleong ( 2002:103 ), analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar dasar sehingga dapat ditemukan tema dan rumusan hipotesa
kerja seperti yang disarankan olehcommit
data. Menurut
to user Bogdan dan Taylor dalam Lexy
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

J. Moleong (2002: 103) analisis data sebagai proses yang mencari usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesa (ide) seperti yang
disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
hipotesis itu. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Analisis
kualitatif merupakan analisis data yang didasarkan pada hubungan antara fakta
satu dengan fakta yang lain secara hubungan sebab akibat untuk menerangkan
suatu peristiwa. Analisis kualitatif yang peneliti gunakan adalah teknik analisis
interaktif yang merupakan proses siklus yang bergerak diantara ketiga komponen
pokok yaitu reduksi atau seleksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan
Dalam bentuk analisis ini, peneliti tetap bergerak dalam empat komponen
yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasinya, yang dilakukan selama penelitian (Miles dan Huberman, 1992:15-
21). Sebagai penjelasan lebih lanjut di bawah ini peneliti menguraikan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data
Merupakan kegiatan dalam penelitian untuk mengumpulkan data di lapangan
dari sumber-sumber data yang telah ditentukan.
2. Reduksi data
Tahap ini merupakan pemusatan perhatian pada data lapangan yang telah
terkumpul. Data ini dipilih untuk menentukan derajat relevansinya dengan
maksud penelitian.
3. Sajian data
Tahap ini merupakan penyusunan informasi yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
Tahap ini, peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul
dari data (klarifikasi data). Apabila hasil klarifikasi memperkuat simpulan atas
data, maka pengumpulan data untuk komponen tersebut perlu dihentikan,
sehingga kesimpulan yang diperoleh cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan oleh peneliti (Burhan Bungin, 2001: 229).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan model analisis


interaktif, dimana peneliti bergerak di antara tiga alur kegiatan selama
pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi,
penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Pengumpulan Data

Data Sajian data


Reduksi

Kesimpulan/
Penarikan

Gambar2. Skema Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992 : 20)

H. Prosedur Penelitian
Menurut Sutopo (2002:187) prosedur penelitian adalah rangkaian tahap
demi tahap kegiatan dan awal sampai akhir penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dapat berjalan teratur, sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Penulisan Proposal dan Pengurusan Perijinan
Judul penelitian disetujui kemudian dilanjutkan dengan penulisan proposal
yang berisi garis besar penelitian. Penulisan proposal berisi garis-garis besar
penelitian yang akan dilaksanakan yang meliputi perumusan masalah,
penyusunan kerangka berpikir, dan pemilihan lokasi penelitian. Langkah
selanjutnya yaitu mengurus perijinan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

b. Pengumpulan Data dan Analisis Awal


Pengumpulan data dilakukan di lokasi penelitian termasuk dalam hal ini
mengadakan wawancara dengan informan dan mengadakan observasi terhadap
sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik dalam penelitian
sebagai data. Data yang terkumpul kemudian diklasifikasikan, dianalisis, dan
diinterprestasikan serta menjawab perumusan masalah data yang sudah
terjaring dalam analisis awal.
c. Analisis Akhir dan Penarikan Kesimpulan
Peneliti menganalisis lagi data yang telah didapat dengan teliti, jika kurang
sesuai diadakan perbaikan, kemudian data tersebut dikelompokan sesuai
dengan masalah penelitian. Data yang sudah tersusun rapi merupakan bagian
dari analisis awal, maka kegiatan selanjutnya merupakan analisis akhir dengan
mengorganisasikan dan mengurutkan data pola dalam uraian dasar sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan.
d. Penulisan Laporan dan Perbanyakan Laporan
Tahap ini meliputi penyusunan materi data, penyusunan kerangka laporan,
mengadakan uji silang antarindeks bahan data dengan kerangka yang baru
disusun dan penulisan laporan serta terakhir memperbanyak laporan hasil
penelitian. Dari data yang sudah disusun berdasarkan pedoman penelitian
kualitatif, maka akan dapat diambil sebuah laporan penelitian sebagai karya
ilmiah, yang sebelumnya melalui proses pengujian terlebih dahulu.
Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan skema prosedur
penelitian sebagai berikut :

Penarikan
Penulisan Kesimpulan
Proposal
Pengumpulan
Analisis Penulisan
Data dan
Akhir Laporan
Analisis Awal
Persiapan

Pelaksanaan Perbanyak
commit to user Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Perkembangan Pos Indonesia


Pos merupakan alat perhubungan komunikasi yang pertama di Indonesia.
Sejak didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van Imhoff di Batavia, 26
Agustus 1746 atau 265 tahun lalu, Pos Indonesia telah mengalami berbagai
perkembangan sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang.
Perkembangan Pos disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang kian komplek
seiring dengan kemajuan teknologi yang tak terbatas. Pos Indonesia menjadi saksi
sejarah bangsa dalam mengarungi berbagai perubahan politik, ekonomi, sosial dan
budaya sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Arti penting
dari Pos Indonesia yang tetap krusial hingga kini adalah fungsinya sebagai sarana
pemersatu bangsa. Pos Indonesia diharapkan tetap mampu bertahan dan kian
menunjukkan eksistensi dan kontribusi lebih nyata pada masyarakat dan bangsa.
Karena dalam beberapa hal, Pos Indonesia memiliki peran strategis yang belum
atau bahkan tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi secanggih apapun.
Setidaknya dalam dua hal, aspek sejarah dan fungsinya sebagai sarana pemersatu
bangsa.

1. Perkembangan Pos pada Masa Penjajahan


a. Perkembangan Pos pada Zaman VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie)(1602-1799)
Kedatangan Belanda di Indonesia menyebabkan adanya surat-menyurat
dengan Belanda. Tahun 1596 kedatangan Cornelis de Houtman telah membawa
surat-surat untuk raja-raja di Banten dan Jakarta. Meskipun telah ada hubungan
surat-menyurat, namun pengiriman surat harus ditujukan kepada pejabat-pejabat
resmi dan isinya tidak boleh mengandung pemberitaan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan Kompeni yang berdagang di Indonesia. Peraturan ini
dilakukan secara keras dan ketat sekali untuk menjaga agar sumber rempah-
commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

rempah yang sangat berharga kala itu tidak diketahui oleh lawan-lawan kompeni
(Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 47).
Pada saat itu perhubungan pos belum dapat dikatakan teratur masih
tergantung kepada kapal perang Kompeni yang berlayar ke pulau-pulau.
Demikian pula halnya dengan perhubungan yang menggunakan perahu atau
pedagang. Betapa sulitnya perhubungan kala itu dapatlah dimaklumi berhubung
terdapatnya bajak laut di dalam perjalannya. Pada tahun 1633 surat-surat yang
datang dari negeri Belanda setelah dicatat oleh jurusita lalu dipertontonkan di
Stadsherberg (Gedung Penginapan Kota) sehingga tiap orang dapat memeriksa
apakah ada surat baginya. Waktu tempuh surat dari negeri Belanda ke Indonesia
waktu itu adalah 9 bulan sedangkan surat dari Jakarta ke Ambonia memerlukan
waktu 4 bulan (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 48).
Kantor Pos pertama didirikan di Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W
Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih
menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang
dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke
Negeri Belanda. Setelah Kantor Pos Jakarta didirikan, maka empat tahun
kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos
yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute
perjalanan pos kala itu melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan. Sesudah itu
terdapat perhubungan pos yang teratur antara Jakarta dan Priangan dan antara
Semarang dengan kerajaan-kerajaan Surakarta dan Yogyakarta (Metro files,
5/11/2011).

b. Perkembangan Pos pada Zaman Pemerintahan Hindia Belanda (1800-


1811)
Pada pergantian abad secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari
tangan VOC ke tangan pemerintahan Hindia Belanda. Setelah pada tahun 1795
ijin oktroi VOC untuk berusaha di Indonesia ditiadakan. Pada tahun 1798 VOC
dibubarkan dan kemudian terjadilah kepindahan tampuk pemerintahan ke
commit to user
pemerintahan Belanda (Sartono Kartodirdjo, 1975: 1).
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Pada tanggal 12 Januari 1799 semua Kantor Pos dinyatakan sebagai milik
Hindia Belanda. Pembubaran kompeni ini baru terlaksanan pada tahun 1800
yakni setelah berkuasa selama 200 tahun. Meskipun demikian sensor terhadap
surat masih terus berjalan dan dilakukan di muka si- alamat oleh Komisi sensor.
Pada tahun 1901 dibentuk sebuah “college” yang terdiri dari komisaris-komisaris
Perposan Hindia Belanda untuk menyusun organisasi yang baru. Untuk
mempercepat pengiriman surat maka pemilik tanah di tanah-tanah tinggi Jakarta
diperintahkan menyediakan 2 ekor kuda pos untuk tiap kampung. Selanjutnya
diharuskan dibentuk patroli-patroli untuk menjaga keamanan perhubungan pos
(Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 52).
Masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels dibuat
jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan. Kebijaksanaan ini memang tepat
karena dilihat dari segi strategis kemiliteran diperlukan transportasi cepat untuk
memungkinkan sistem informasi secara cepat pula. Untuk memenuhi maksud itu
dengan tangan besi Daendels merencanakan pembuatan jalan raya pos dengan
memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada yang pernah dilalui pasukan Sultan
Agung pada waktu menyerang Batavia. Pembuatan “Jalan Raya Pos” pada tahun
1809 dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun. Melalui pembangunan jalan raya
Pos ini, maka diletakkannya prasarana yang sangat penting bagi perkembangan
ekonomi sosial dan politik Jawa, tidak hanya dalam bidang transportasi tetapi juga
dalam bidang administrasi sosial dan mobilitas sosial (Mimbar Indonesia, 1954:
22).
Jalan raya pos terbentang sepanjang pantai utara Jawa dari Barat sampai
ke Timur yang dapat dilalui oleh Cikarpos dan cikar-cikar besar yang beroda
tinggi. Disepanjang jalan ini didirikan secara teratur stasiun-stasiun pos dan
kandang-kandang kuda pada jarak tertentu. Dengan adanya perhubungan darat itu
maka perhubungan dan perdagangan bertambah ramai. Perjalanan dari Jawa Barat
ke Jawa Timur yang sebelumnya memakan waktu 40 hari dapat diperpendek
menjadi 6 hari. Kemajuan ini memberi kesempatan pula untuk memperbaiki
perhubungan pos. Daendels lalu mengadakan suatu pos kuda yang teratur,
commit
tujuannya yang terutama ialah untuk to user
mempercepat pengiriman laporan-laporan
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

dari tentaranya yang berada di daerah-daerah yang jauh dan terpencil, sehingga
tidak tergantung kepada keberangkatan kapal-kapal, dan kiriman-kiriman
pemerintah, surat-surat partikelir maupun pedagang dapat dipercepat
pengirimannya. Setelah jalan raya pos dibuka, maka setiap jarak 15 km terdapat
rumah-rumah penginapan dan tempat-tempat pertukaran kuda yang menjadi beban
rakyat. Perhubungan pos diselenggarakan dengan kereta-kereta pos yang sama
bentuknya. Postilon atau sais berbaju seragam biru dengan pinggiran merah
mengendarai kereta-kereta pos (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi,
1980 : 56).
Tiap bulan Komisaris pos harus mengirimkan laporan tertulis dan
memberi pertangung jawaban triwulan kepada Kepala Pos Distrik. Komisaris
jalan dan perposan harus mengadakan pemerikasaan lengkap tiap triwulan pada
semua Kantor Pos. Bila administrasi dan kasnya terdapat baik, maka buku posnya
ditandatangani sebagai tanda telah dilakukan pemeriksaan. Gubernur Jenderal
harus diberitahu kalau terjadi kelainan-kelainan. Tiap kwartal komisaris harus
memberikan laporan tentang hasil pemerikasaannya kepada Gubernur Jenderal.
Selain dengan postillon (pegawai pos), pos dapat dikirimkan dengan perantara
pedagang-pedagang yang berpergian dengan mempergunakan kendaraannya
sendiri. Semasa pemerintahannya, Daendels juga mengadakan perubahan yang
penting dalam pemberian jaminan terhadap rahasia surat. Ia menetapkan bahwa
pembukaan surat adalah terlarang (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi,
1980 : 58).

c. Perkembangan Pos pada Zaman Inggris di Bawah Raffles (1811-1814)


Perkembangan Pos di bawah kepemimpinan Raffles mempunyai ciri khas
yang membawa perubahan-perubahan baru dalam perposan di Indonesia.
Peraturan-peraturan baru berlaku bagi Kantor Pos di Pulau Jawa. Setiap orang
yang mempergunakan jalan raya pos harus mempergunakan kendarannya sendiri.
Meskipun demikian Thomas Stamford Raffles tetap mempertahankan keberadaan
kuda pos dengan segala peralatannya beserta kusirnya. Setiap orang yang mau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

mempergunakannya harus membayar sebelum berangkat (Direktorat Jenderal Pos


dan Telekomunikasi, 1980 : 58).
Perposan Inggris menentukan biaya pengiriman harus dibayar di muka.
Bila porto surat tidak dibayar di muka, maka pada surat tersebut dibubuhi kata-
kata “Bearing Postage” atau “tidak berprangko”. Biaya pengiriman yang belum
dibayar dicantumkan pada sampul surat. Penerima harus membayar waktu
penyerahan. Bila surat tidak tersampaikan atau penerima tidak mau membayar
biaya pengiriman surat, surat tersebut dikirimkan kembali kepada pengiriman
yang harus membayar biaya pengiriman surat. Pada waktu itu pula surat-surat
yang biaya kirimnya telah dibayar di muka dibubuhi cap yang berteraa “Post
Paid” (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 59).

d. Perkembangan Pos pada Zaman Pemerintahan Hindia Belanda (1814-


1942)
Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan ketentuan-ketentuan baru
mengenai tarif pos untuk perhubungan dalam negeri yang merupakan tarif
pengiriman surat antar karesidenan-karesidenan. Tarif Pos didasarkan atas jarak
yang harus ditempuh dalam pengangkutan surat dari Kantor Pos pengiriman
kepada Kantor Pos penerima. Kantor Pos yang terdapat sepanjang jalan raya pos
dari tahun 1810-1832 ialah: Anyer, Serang, Jakarta, Rembang, Tuban, Gresik,
Surabaya, Pasuruan, Probolinggo dan Besuki. Kantor Pos dari tahun 1835-1845
ialah : Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Magelang, Salatiga, Madiun, Ngawi,
Kediri, Bangkalan, Sumenep. Sejak tahun 1875 telah dilakukan pembuatan
laporan tahunan. Meskipun laporan tersebut masih sederhana, namun sudah
mengandung angka-angka statistik yang penting sekali tentang lalu-lintas pos dan
uang. Fakta ini menunjukkan bahwa sistem informasi pada waktu itu sudah ada.
Ini disebabkan karena Inspektur Kepala harus memberitahukan segala sesuatu
yang penting dan merupakan data yang dibutuhkan dan ditetapkan oleh Hindia
Belanda mengenai Dinas Pos untuk mendapatkan kepastian tentang
pelaksanaannya mengenai sasaran yang baik atau tidak. Data dan informasi ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

kemudian dapat membantu pimpinan Hindia Belanda untuk mengambil keputusan


lebih lanjut (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 60).
Arus perkembangan teknologi telepon dan telegraf yang masuk ke
Indonesia pun mengubah sistem pelayanan pos di Indonesia. Pada tahun 1906, pos
di Indonesia pun akhirnya berubah menjadi Posts Telegraafend Telefoon Dienst
atau Jawatan Pos Telegraf dan Telepon (PTT). Layanan pos yang awalnya
berpusat di Welrevender (Gambir) juga berpindah ke Dinas Pekerjaan Umum atau
Burgerlijke Openbare Werker (BOW) di Bandung pada tahun 1923
(http://ptposindonesiapersero.blogspot.com/p/sejarah-pos.html).

e. Perkembangan Jawatan Pos Telegraf dan Telepon (PTT) pada Masa


Pendudukan Jepang
Sesudah pemerintahan Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada bala-
tentara Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, pemerintah sipil dilakukan di bawah
pimpinan Angkatan perang Jepang. Seperti dalam Mekar Sari 20 Januari 1993
bahwa : “...Jawatan PTT sasuwene masa pendhudhukan jepang kepecah-pecah
ngeloni struktur organisasi Pemerintahan Militer Jepang saengga ing wektu iku
tinemu Jawatan PTT Sumatra, Jawatan PTT Jawa, Jawatan PTT Sulawesi lan
sapiturute...”
Hal ini berarti bahwa Jawatan PTT selama zaman Jepang terpecah-pecah
mengikuti struktur organisasi pemerintahan militer Jepang, sehingga pada masa
itu terdapat Jawatan PTT Sumatra, Jawatan PTT Jawa, Jawatan PTT Sulawesi dan
sebagainya.
Jawatan PTT selama pemerintahan militer Jepang dikelola semata-mata
untuk kepentingan pemerintahan militer Jepang. Peraturan-peraturan
pemerintahan Hindia Belanda pada umumnya masih dipergunakan di zaman
pemerintahan Jepang. Hanya beberapa perubahan kecil yang dilakukan, ini
membuktikan bahwa peraturan-peraturan lama tidak mudah diganti atau
diperbaharui. Di bidang perposan yang menonjol ialah adanya peningkatan dalam
dinas bank tabungan pos, ini dimaklumi karena pemerintahan militer Jepang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

memerlukan pengerahan uang (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980


: 139).
2. Perkembangan Pos Setelah Kemerdekaan
a. Perkembangan Pos pada Zaman Pengambilalihan Jawatan Pos Telegraf
dan Telepon (PTT) dari Jepang
Jepang yang masih bekerja di Kantor Pos Pusat Pos Telegraf dan Telepon
(PTT) tampaknya sudah acuh tak acuh mengingat kondisi di negaranya yang tidak
menentu setelah jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, maka
kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Angkatan Muda Pos Telegraf dan Telepon
untuk merebut kekuasaan PTT dari tangan Jepang sebagai pelaksana amanat
Proklamasi Kemerdekaan. Seperti dalam Mekar Sari 20 Januari 1993 bahwa :
“ ...Tanggal 14 januari taun 1945 Pemerintah Jepang menyerah tanpa
syarat marang Sekutu. Tanggal 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Indonesia
diporoklamirke, lan tanggal 27 September 1945 kekuasaan atas Jawatan
PTT direbut saka tangane Jepang dening Angkatan Muda PTT (AMPTT).
Minangka kepala Jawatan PTT Republik Indonesia kang sapisanan
diangkat Mas Soeharto lan RE. Dijar minangka wakile. Ing tanggal 27
September kasebut sabanjure nganti tekan saiki dilestarekake minangka
Hari Bahkati Postel..”.
Hal ini berarti bahwa pada tanggal 14 januari 1945 Pemerintah Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Tanggal 17 Agustus 1945 Kemerdekaan
Indonesia diporoklamirkan, dan tanggal 27 September 1945 kekuasaan atas
Jawatan PTT direbut dari Jepang oleh Angkatan Muda PTT (AMPTT). Kepala
Jawatan PTT Republik Indonesia yang pertama diangkat adalah Mas Soeharto dan
RE. Dijar sebagai wakilnya. Tanggal 27 September sampai sekarang diperingati
sebagai hari lahir Pos dan Telekomunikasi.

b. Perkembangan Pos pada Masa Orde Lama


Kesulitan-kesulitan yang dihadapi PTT setelah merebut kemerdekaan dan
pemindahan kekuasaan dalam masa demokrasi liberal, diantaranya ialah
membangun kembali jaringan-jaringan perhubungan pos, jaringan-jaringan
perhubungan telegraph, telepon dan radio yang menuntut tenaga kerja yang
terdidik, terlatih dan terampil untuk dapat menciptakan sistem perhubungan yang
commit to user
awalnya primitif menjadi modern. Pada masa ini diisi dengan konsolidasi,
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar instansi perhubungan


( http://www.posindonesia.co.id/profile.php?id=2).
Pada tahun 1960 berlakulah Peraturan Pemerintah, pengganti Undang-
Undang No. 19/1960 tentang Perusahaan Negara yang mengatur keseragaman di
dalam cara menyusun, menguasai serta bentuk hukum Perusahaan Negara pada
waktu itu, mengatur ketentuan-ketentuan mengenai menampung perusahaan-
perusahaan asing yang diambilalih, serta perusahaan-perusahaan lain yang ada
yang dibentuk berdasarkan I.B.W ataupun I.C.W (Indische Bedrijven Wet).
Sebagai pelaksana Undang-Undang no. 19 prp tahun 1960, maka pada tanggal 21
Desember 1961 dikeluarkan peraturan pemerintah No.240 tahun 1961 tentang
Pendirian Perusahan Negara Pos dan Telekomunikasi disingkat P.N. Postel.
Peraturan pemerintah itu mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1962. Sejak saat itu
berubahlah status Jawatan PTT (Pos Telepon dan Telegrap) menjadi Perusahaan
Negara. Kesempatan yang timbul karena perubahan status PTT ini dipergunakan
juga untuk mengubah namanya menjadi P.N. Pos dan Telekomunikasi. Akhirnya
Dinas Pos yang karena fungsinya lebih sosial daripada dinas Telekomunikasi yang
lebih melayani dunia bisnis, maka dipisaahkan Dinas Pos dan Telekomunikasi
sehingga masing-masing menjadi P.N. Pos Giro dan P.N Telekomunikasi pada
tanggal 6 Juli 1965 (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 13).

c. Perkembangan Pos pada Masa Orde Baru


Abad ke-20 ditandai dengan berbagai layanan yang makin cepat. Di bidang
Pos mulai adanya pos kilat dan surat kilat khusus, pengantaran dilakukan dengan
sepeda motor, bahkan surat tercatat dan paket pos diantar sampai rumah penerima,
namun Indonesia masih ketinggalaan dalam memperpendek waktu dan jarak. Di
luar negeri susah mulai dengan elektronik mail, meskipun demikian faktor
manusia sebagi pengantar pos tidak akan dapat tergantikan sepenuhnya sebagai
pembantu dalam kontak perhubungan manusia. Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 163 tahun 1966 Kabinet Dwikora dibubarkan dan sebagai gantinya
dibentuk Kabinet Ampera. Di dalam Kabinet Ampera Departemen Pos dan
commit
Telekomunikasi diubah statusnya to user Direktorat Jenderal Pos dan
menjadi
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

Telekomunikasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi


dan berada dalam Departemen Perhubungan (http://ptposindonesiapersero.
blogspot.com/p/sejarah-pos.html).
Diawal permulan masa Orde Baru, Ditjen Postel belum mempunyai kantor
sama sekali, para pegawai sementara menempati gedung Telekomunikasi di jalan
Merdeka Selatan Jakarta. Pada tanggal 27 september 1970 ditjen Postel pindah
menempati gedung baru di jalan Kebon Sirih no. 37 Jakarta Pusat sampai
sekarang. Pada tahaun 1978 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978,
status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro.
Pada Tahun 1995 tepatnya pada tanggal 20 Juni 1995 Perum pos dan Giro diubah
menjadi Perseroan PT Pos Indonesia berdasarkan landasan hukum Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan, Peraturan Pemerintah
RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero) (Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi, 1980 : 22).

d. Perkembangan Pos pada Masa Reformasi


Masa Reformasi ditandai dengan perkembangan jaman yang terus bergulir
dan persaingan bisnis diantara para kompetitor domestik maupun internasional
menuntut Pos Indonesia untuk lebih berkembang. Pos Indonesia melakukan
beberapa upaya peningkatan diantaranya, yaitu modernisasi kantor pos yang
diwujudkan pada gedung maupun layanan pos, di antaranya mail services,
financial services, maupun logistik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat (http://ptposindonesiapersero.blogspot.com/p/sejarah-pos.html)
Dalam perkembangannya, Pos Indonesia mampu menunjukkan
kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan
memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar
24.000 titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100
persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi
terpencil di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan informasi, komunikasi dan
teknologi, jejaring Pos Indonesiacommit
sudah to user 3.700 Kantorpos online, serta
memiliki
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan
rantai yang terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode
Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal
daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat (http://surabayawebs.
com/index.php/2011/07/27/menjelang-265-tahun-pos-indonesia-melayani-bangsa-
dan-negara/).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini tabel perkembangan Pos di Indonesia,
Tabel. 2 Perkembangan Pos Indonesia
TAHUN KETERANGAN
1596 Kedatangannya Cornelis de Houtman telah membawa surat-
surat untuk raja-raja di Banten dan Jakarta. Meskipun telah ada
hubungan surat-menyurat, namun pengiriman surat harus
ditujukan kepada pejabat-pejabat resmi dan isinya tidak boleh
mengandung pemberitaan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemberitaan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Kompeni yang berdagang di Indonesia.
26 - 8- 1746 Kantor Pos pertama didirikan di Jakarta oleh Gubernur
Jenderal G.W Baraon van Imhoff pada tanggal. Tujuannya
untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,
terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di
luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke
Negeri Belanda.
1809 Pembuatan Jalan Raya Pos Atas perintah Gubernur Jenderal
Daendels. Disepanjang jalan didirikan secara teratur stasiun
stasiun pos tujuannya yang terutama ialah untuk mempercepat
pengiriman laporan-laporan dari tentaranya yang berada di daerah-
daerah yang jauh dan terpencil.
1906 Pos di Indonesia berubah menjadi Posts Telegraafend Telefoon
Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT).

1942 Selama penjajahan Jepang


commit Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon
to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

(PTT) terpecah-pecah mengikuti struktur organisasi


pemerintahan militer Jepang.
27-9 - 1945 Pengambilalihan Kantor Pusat Jawatan Pos, Telegraf, dan
Telepon (PTT) di Bandung oleh Angkatan Muda PTT dari
pemerintahan Militer Jepang. Tanggal 27 September
diperingati sebagai Hari Bakti Postel.
1961 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 Tahun 1961 status
Jawatan Pos Telegraf dan Telepon (PTT) berubah menjadi
Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi
1965 PN Pos dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi :
1. Perusahaan Negara (PN) Pos dan Giro berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1965 dan
2. Perusahaan Negara (PN) Telekomunikasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1965
1978 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978, status
Perusahaan Negara (PN) Pos dan Giro diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro.
20 - 6-1995 Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro diubah menjadi
Perseroan PT Pos Indonesia
Dasar Hukum :
Undang-undangNomor 1 Tahun 1995 tentang Perusahaan
Perseroan;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro
menjadi Perusahaan (Persero) (Lembaran Negara RI Tahun
1995 Nomor 11);
Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum
dalam akta Notaris Sutjipto, SH Nomor117 tanggal 20 Juni
1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos Indonesia,
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perposan di Indonesia sudah
dimulai sejak zaman penjajahan. Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu itu
sudah ada sistem informasi. Pos Indonesia sejak masa penjajahan hingga masa
kemerdekaan terus mengalamicommit to user
perkembangan. Pos Indonesia mengalami
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

pergantian status hingga berulang kali sampai akhirnya menjadi perseroan.


Puncaknya, sejak perubahan dari status perum menjadi persero inilah Pos
Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan.

3. Perkembangan Kantor Pos Solo


Berdirinya Kantor Pos Solo tidak terpisakan dari perkembangan kota
Surakarta pada umumnya dan perkembangan Dinas Pos pada khususnya. Pada
dasarnya Kantor Pos Solo tidak terlepas dari sejarah Pos Indonesia secara utuh.
Berdirinya Kantor Pos Solo secara pasti tidak diketahui kapan berdirinya. Sekitar
tahun 1812 sesungguhnya telah ada perhubungan Pos di Surakarta namun masih
dalam masa penjajahan Perancis karena pada masa tersebut Surakarta masih suatu
kerajaan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Bapak Sakiman bahwa :
“Berdirinya Kantor Pos Solo ini secara tepatnya, para staf tidak ada yang
mengetahui secara pasti, meskipun sudah puluhan tahun mengabdi sebagai
pegawai pos. Yang jelas sejak jaman kerajaan lalu lintas pos memang sudah ada”
(Wawancara dengan Pak Djoko, tanggal 1 Agustus 2011).
Keterangan di atas sesuai dengan yang tercantum dalam literatur Sejarah
Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid I. Pada tahun 1750 didirikan kantor pos
di Semarang, dengan jalur pos melalui Karawang, Cirebon, Pekalongan.
Perhubungan pos menjadi lebih teratur antara Jakarta dengan Priangan dan antara
Semarang dengan kerajaan-kerajaan Surakarta dan Yogyakarta (Dirjen Postel Jilid
I, 1980 : 30-45)
Pada awal berdirinya, Dinas Pos masih berstatus sebagai jawatan dan
menjadi satu dengan telegram dan telepon sehingga disebut dengan Jawatan PTT.
Pada masa terjadi Agresi Militer Belanda II, banyak kantor PTT yang
dibumihanguskan termasuk Kantor Pos Solo didalamnya, hal ini bertujuan untuk
melindungi dan mempertahankan diri beserta alat-alat telekomunikasi. Namun
diperkirakan juga pada tahun 1945 Kantor Pos Solo dibangun kembali sebagai
Kantor Pos utama (rayon) (wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber
Daya Manusia, tanggal 1 Agustus 2011). Keterangan tersebut sesuai dengan
Babad Sala yang ditulis Oleh RM.commit to user
Sayid bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Di sebelah utara pertigaan jalan Gladag didirikan Kantor pos dan Kantor
Telepon. Pada tahun 1948 bulan Desember Kantor Pos dan Kantor
Telepon tersebut dibakar sebagai bentuk pertahanan kota karena adanya
Agresi Militer Belanda. Kemudian Kantor Pos dibangun kembali, akan
tetapi bangunan Kantor Pos tidak lagi menyatu dengan Kantor Telepon.
Bangunan Kantor Pos yang baru dibangun di tanah bekas bagunan rumah-
rumah besar milik Belanda.

Keadaan umum Jawatan PTT setelah berakhirnya masa perang


kemerdekaan adalah pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan pembanguna,
serta upaya menghadapi hambatan-hambatan di berbagai daerah. Keadaan yang
semakin membaik mulai dirasakan, misalnya dengan diadakan seminar
Rehabilitation Centre di Solo pada tahun 1957. Pada bidang penelitian didakan
tingkat pendidikan menengah yang meliputi tentang pendidikan pengawasan pos,
pendidikan pengatur pos dan pendidikan perakitan pos (wawancara dengan Bapak
Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia, tanggal 1 Agustus 2011).
Perkembangan pos cukup baik dari tahun ke tahun. Dalam rangka efisiensi
dan efektifitas usaha penyelenggaraan jasa pos dan giro, terutama dalam
menjalankan peranannya sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional. Sesuai
dengan tujuan yang ada dalam PP No. 5 tahun 1995, maka Perum Pos dan Giro
Kota Surakarta berubah menjadi Perusahaan Perseroan yakni Kantor Pos Solo
57100.
Untuk mendekatkan layanan pos bagi masyarakat, Kantor Pos Solo
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ambil bagian menjadi
Agen Pos. Pelaku bisnis Agen Pos ini merupakan mitra kerja PT Pos Indonesia
yang melayani penjualan benda-benda pos, seperti perangko dan meterai, serta
jasa antaran surat dan paket dan akan mendapat bagi hasil cukup bagus, dengan
modal terjangkau. Agen Pos bukan saja melayani jasa pos konvensional, namun
juga melayani transaksi keuangan, yakni pengiriman uang dalam dan luar negeri,
serta transaksi pembayaran dengan pihak ketiga yang selama ini sudah
berlangsung di Kantor Pos, yakni pembayaran rekening listrik, telepon, HP,
cicilan mobil, sepeda motor, computer, laptop, alat rumah tangga, barang
elektronik, pajak, kartu kredit, perbankan. Ada beberapa agen pos di luar Kantor
commit to user
Pos Solo seperti di Palur, Colomadu dan pasar Klewer (wawancara dengan Bapak
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus
2011).
Kantor Pos Solo menyediakan prangko prisma yaitu prangko yang
menggunakan foto pribadi sebagai gambar di prangko tersebut. Kantor Pos Solo
memiliki 14 buah bis surat yang tersebar di area Solo. Setiap harinya bis surat
dicek oleh petugas pos sebanyak 2 kali. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi, maka aplikasi teknologi dijadikan basis pengembangan produk maupun
layanan, Kantor Pos Solo sudah melakukan peningkatan layanan dengan
menggunakan teknologi. Kantor Pos Solo memberikan sarana untuk melakukan
jejak lacak untuk melacak kiriman internasional. Bentuk pengembangan berbasis
teknologi juga dilakukan pada pelayanan logistik dan jasa keuangan (wawancara
dengan Bapak Djoko, wakil kepala kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).

B. Peran pemerintah dalam Perkembangan Pos Indonesia


Sebagai BUMN yang mengemban misi bisnis dan sosial, tugas Pos
Indonesia tidak bisa dibilang ringan. Sebab, selain harus mencetak profit, Pos
Indonesia juga dituntut memberikan jasa pelayanan publik berupa layanan pos
universal. Setelah Pos Indonesia berstatus persero, maka Pos Indonesia lebih
mandiri dengan memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya yang
dimiliki untuk mencetak profit yang kemudian digunakan sebagai biaya
pengembangan Pos Indonesia itu sendiri dengan tidak mengandalkan subsidi dari
pemerintah lagi. Kantor Pos Solo yang menginduk pada Pos Indonesia juga tidak
lagi menerima subsidi dari pemerintah (wawancara dengan Bapak Djoko, wakil
kepala kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
Sebagai perusahaan perseroan (Persero), Pos Indonesia tetap terikat
dengan ketentuan Perhimpunan Pos sedunia atau akta-akta Universal Postal
Union (UPU), yang mewajibkan pelayanan universal dimana negara anggota
harus menjamin bahwa semua pengguna atau pelanggan menikmati hak atas
layanan pos universal yang meliputi ketentuan tetap mengenai mutu layanan
pokok pos di semua titik dalam wilayahnya, dengan tarif terjangkau. Cakupan
commit
layanan universal menurut kongres to user adalah penyelenggaraan layanan
UPU tersebut
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

surat dasar 2 kg dan paket seberat 20 kg yang harus disampaikan di dalam dan
luar negeri. Untuk melaksanakan layanan pos universal, Universal Pos Union
(UPU) menetapkan ketentuan sebagai berikut :
1. Single postal territory, artinya seluruh wilayah Indonesia dianggap sebagai
bagian dari wilayah pos tunggal yang merupakan satu kesatuan bagi pertukaran
kiriman pos. Seseorang dapat mengirim surat melalui pos dengan jaminan
tersedianya layanan sampai ke seluruh pelosok tanah air dan seluruh penjuru
dunia.
2. Freedom of transit, artinya Pos Indonesia mewakili negara, wajib menyalurkan
atau meneruskan kiriman negara lain dengan sarana yang paling aman dan rute
tercepat (Sri Wahyuningsih, tt : 7).
Berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi, mempengaruhi
budaya masyarakat dalam pola penggunaan jasa perposan, masyarakat cenderung
memilih yang layanan yang prosesnya cepat dengan tarif memadai. Akibatnya
berpengaruh terhadap pemanfaatan sarana dan pendapatan Pos Indonesia di
daerah pedesaan atau daerah yang kurang potensial. Disisi lain, sebagai anggota
UPU (Universal Postal Union), Pos Indonesia harus menjamin bahwa semua
pengguna/pelanggan menikmati hak atas layanan pos universal yang meliputi
ketentuan tetap mengenai mutu layanan pokok pos di semua titik dalam
wilayahnya, dengan tarif terjangkau.
Pemerintah berkewajiban untuk menjamin terselenggaranya layanan
universal yang harus memenuhi kriteria menjangkau seluruh pelosok tanah air,
termasuk daerah terpencil, lokasi transmigrasi dan daerah perintisan dengan
perlakuan yang sama dan tarif yang terjangkau masyarakat serta mempunyai
jaringan internasional. Sementara itu, Pos Indonesia yang merupakan anggota
Union Postal Universal (UPU) juga terikat konvensi untuk melakukan pelayanan
yang bersifat Universal Service Obligation (USO) yang mewajibkan Pos
Indonesia untuk memberikan pelayanan murah dan merata untuk seluruh
penduduk.
Pos Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga
diberikan tanggung jawab untuk commit to userperan pemerintah dalam melayani
memberikan
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

masyarakat atau Public Service Obligation (PSO), seperti keharusan untuk


memberikan kemudahan dalam pelayanan komunikasi, pengiriman barang dan
pelayanan keuangan terhadap para pegawai negeri, transmigrasi, pensiun di
daerah terpencil. Untuk mendukung pelayanan universal, sejak tahun 2003
pemerintah memberikan kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service
Obligation), dengan memberikan dana kompensasi pada kantor pos cabang luar
kota yang secara ekonomis sudah tidak mungkin beroperasi, namun masih
diperlukan masyarakat dengan tarif yang terjangkau. Dana kompensasi diberikan
untuk pendanaan infrastruktur dengan harapan masyarakat tetap dapat menikmati
dan mendapatkan layanan pos yang diinginkan. Pemerintah berkewajiban
mendorong dan mengembangkan terselenggaranya layanan pos yang adil dan
merata (Buletin Komunikasi dan Informasi, tt:2).
Kantor Pos Solo memiliki 22 buah Kantor Pos Cabang yang tersebar
diseluruh Kota Surakarta. Beberapa Kantor Pos Cabang luar kota yang secara
ekonomis sudah tidak mungkin beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat,
menerima kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation).
Kantor Pos Cabang yang menerima kompensasi dalam penyelenggaraan PSO
(Public Service Obligation) antara lain, Kantor Pos Cabang Bekonang, Kantor Pos
Cabang Gondangrejo, Kantor Pos Cabang Colomadu, Kantor Pos Cabang Ngringo
(wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos
Solo, tanggal 1 Agustus 2011)
Kewajiban Pelayanan Umum Pos menetapkan program pelaksanaan
Publik Service Obligation (PSO) sebagai salah satu solusi untuk mendukung
pemerataan pelayanan pos pada khususnya yang menjangkau daerah-daerah yang
terisolasi. Melalui program PSO diharapkan kawasan atau daerah terpencil dapat
dijangkau layanan pos sehingga memberikan dampak nilai pertumbuhan ekonomi,
sosial dan budaya yang lebih baik serta mengatasi kesenjangan informasi antara
wilayah satu dengan lainnya. Penyelenggaraan pos dijalankan oleh Negara demi
kepentingan umum dan bertujuan menunjang pembangunan nasional, selain
memberikan dana kompensasi pemerintah berperan dalam pembuatan Undang-
commit
Undang tentang pos yang mengatur to user
tentang pembinaan pos, penyelenggaraan pos,
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

ketentuan pidana serta ketentuan-ketentuan lain yang mengandung pemberian


sangsi pidana (www.balitbang.depkominfo.go.id).

C. Kantor Pos Solo 57100


1. Lokasi dan Pelayanan Kantor Pos Solo
Kantor Pos Solo terletak ditengah kota Surakarta tepatnya di Jalan
Jenderal Sudirman No. 8 Surakarta 57100. Kantor Pos Solo merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) serta sebagai Sentral Pengelolaan Pos (SPP) dengan
fungsi yang cukup lengkap ditinjau dari segi aktifitas layanan fungsi-fugsi
tersebut, antara lain: a).Sebagai Kantor Pos, b).Sebagai Kantor Sentral Giro
Gabungan, c).Sebagai Kantor Sentral Distribusi (Sumber : Supervisor SDM
Kantor Pos Solo).
Jangkauan pelayanan Kantor Pos Solo 57100 meliputi seluruh wilayah
Indonesia dan wilayah kota Surakarta dengan jumlah kecamatan dan kelurahan
sebagai berikut :
a. Kecamatan sebanyak 5 kecamatan
b. Kelurahan sebanyak 5 kelurahan
Disamping itu, Kantor Pos Solo 57100 juga melayani :
a. Sebagaian wilayah Kabupaten Sukoharjo, meliputi kecamatan Kartasura,
Bekonang, dan Grogol)
b. Sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, meliputi Colomadu,
Gondangrejo, dan Ngringo.
Untuk tiap-tiap kecamatan telah tersedia masing-masing 1 buah Kantor
Pos Cabang (KPC). Kantor Pos Solo 57100 memiliki 22 buah Kantor Pos Cabang
yang tersebar diseluruh Kota Surakarta, antara lain:
a. Kantor Pos Cabang Gading
b. Kantor Pos Cabang UNS.
c. Kantor Pos Cabang Purwosari.
d. Kantor Pos Cabang Nusukan.
e. Kantor Pos Cabang Semanggi.
f. Kantor Pos Cabang Bekonang.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

g. Kantor Pos Cabang Ngringo.


h. Kantor Pos Cabang Kerten.
i. Kantor Pos Cabang Pajang.
j. Kantor Pos Cabang Mojosongo.
k. Kantor Pos Cabang Jebres.
l. Kantor Pos Cabang Gondangrejo.
m. Kantor Pos Cabang UMS.
n. Kantor Pos Cabang Jongke.
o. Kantor Pos Cabang Cengklik.
p. Kantor Pos Cabang Makamhaji.
q. Kantor Pos Cabang Colomadu.
r. Kantor Pos Cabang Solo Baru.
s. Kantor Pos Cabang Stabelan.
t. Kantor Pos Cabang Kartasura.
u. Kantor Pos Cabang Solo Barat.
v. Kantor Pos Cabang Tipes.
Kantor Pos Solo 57100 memiliki jam buka loket selama 6 hari dalam seminggu,
dengan jam buka sebagai berikut :
a. Jam buka loket Di Kantor Pos Solo 57100
Senin-Sabtu : pukul 07.00-19.00
Minggu/hari libur : tutup
b. Jam buka loket di Kantor Pos Cabang
Senin – Kamis : pukul 07.30-14.00
Jumat – Sabtu : pukul 07.30- 11.00
Minggu/hari libur : tutup (Sumber : Bagian Pelayanan Jasa Surat Pos dan
Layanan Prioritas Kantor Pos Solo).

2. Visi Misi, Tugas Tujuan dan Logo Pos Indonesia


a. Visi Misi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan tentang suatu kondisi yang ingin
diwujudkan melalui serangkaian commit
aktifitastosaat
userini. Untuk mengembangkan tugas
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

pokok perusahaan Kantor Pos Solo menetapkan visinya yaitu; Pos Indonesia
senantiasa berupaya untuk menjadi penyedia sarana komunikasi kelas dunia, yang
peduli terhadap lingkungan, dikelola oleh sumber daya manusia yang profesional
sehingga mampu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, serta tumbuh dan
berkembang sesuai dengan konsep bisnis yang sehat.
Sedangkan misi Kantor Pos Solo yaitu; menyediakan sarana komunikasi
yang handal dan terpercaya bagi masyarakat dan pemerintah guna menjunjung
pembangunan nasional serta memperkuat kesatuan dan keutuhan bangsa dan
negara. Dan mengembangkan usaha yang bertumpu pada peningkatan mutu
pelayanan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk
mencapai kepuasan pelanggan serta memberikan nilai tambah yang optimal bagi
karyawan, pemegang saham, masyarakat, dan mitra kerja (Sumber : Bagian
Supervisor SDM Kantor Pos Solo).
b. Tugas dan Tujuan
Kantor Pos Solo mengemban tugas sebagi penyedia sarana komunikasi yang
baik dan terpercaya bagi masyarakat dan pemerintah untuk menunjang
pembangunan nasional sehingga memperkuat kesatuan dan keutuhan bangsa.
Sedangkan tujuan Kantor pos Solo yaitu; senantiasa berupaya untuk menjadi
penyedia komunikasi kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan sehingga
mampu memberikan pelayanan maksimal bagi mesyarakat dan tumbuh sesuai
denagn konsep bisnis yang sehat (wawancara dengan Bapak Djoko, Wakil
Kepala Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
c. Logo Pos Indonesia
Logo merupakan sebuah simbol yang menunjukkan citra, visi, dan misi dari
pemilik logo tersebut. Apabila logo tersebut adalah milik sebuah perusahaan, logo
tersebut akan merefleksikan jati diri perusahaan tersebut. Logo juga merupakan
identitas suatu perusahaan yang menggambarkan tujuan-tujuan, prinsip-prinsip,
serta ideologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Logo suatu perusahaan bisa
saja berubah seiring dengan perubahan diri dari perusahaan itu sendiri. Dalam
perkembangan PT. Pos Indonesia (Persero), logo yang mewakili diri Pos
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Indonesia pun berubah mengikuti perubahan yang terjadi di dalam tubuh PT. Pos
Indonesia (Persero) itu sendiri.
Gambar 1. Logo Pos Indonesia

Sumber : Bagian SDM Kantor Pos Solo


Makna yang terkandung dalam logo Pos Indonesia, terdapat seekor
merpati pos yang seolah-olah sedang terbang mengelilingi dunia dengan
kecepatan tinggi. Ukuran merpati yang lebih besar daripada bola dunia
melambangkan bahwa Pos Indonesia diharapkan bisa menguasai ataupun
memimpin usaha perposan di dunia internasional. Warna dasar jingga yang
terdapat di gambar merpati dan bola dunia menunjukkan bahwa Pos Indonesia itu
penting, warna jingga sendiri memiliki arti penting serta perlu diperhatikan,
seperti yang terdapat di pembatas-pembatas jalan, pakaian pendaki gunung,
seragam para penerbang, dan lain sebagainya. Tulisan „POS INDONESIA‟
dengan tipografi bold ini memberikan ketegasan identitas perusahaan dan juga
identitas negara. Tulisan tersebut berada di bawah gambar merpati yang sedang
mengelilingi dunia dengan kecepatan tinggi karena logo ini ingin menunjukkan
bahwa Pos Indonesia lebih mengutamakan profesionalitas dalam pelayanan untuk
pelanggan-pelanggannya (wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber
Daya Manusia Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang mewujudkan pola
tetap antar bidang kerja, kerangka tersebut dapat menggambarkan kedudukan,
wewenang, dan tanggung jawab dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi
commit
garis, wewenang dari kepala kantor to user kepada manajer operasional yang
dilimpahkan
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

bertugas sebagai koordinator operasional dari beberapa kepala bagian. Berikut ini
struktur organisasi Kantor Pos Solo;
Bagan 1. Struktur Organisasi Kantor Pos Solo 57100
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR POS SOLO 57100

KEPALA KANTOR POS


L. SUTADJI

WAKIL KEPALA KANTOR POS


DJOKO ASMORO

MANAJER PELAYANAN JASA SURAT POS MANAJER SUMBER DAYA MANUSIA


DAN LAYANAN PRIOROTAS SAKIMAN
1. KUKUH HIHAHAT
2. EDY SUSANTO MANAJER SARANAN DAN TEKNOLOGI
RASMONO
MANAJER PAKET POS
1. HERU SUSANTO
2. AGUS SUSILO MANAJER KEUANGAN DAN BPM
TETEN SUGIRI
MANAJER PELAYANAN JASA KEUANGAN,
GIRO, DAN PENYALURAN DANA MANAJER
TATI NURHAYATI AKUNTANSI
LATIF FATIMAH
MANAJER SENTRA LAYANAN PELANGGAN
KORPORAT
MANAJER PENGAWASAN PELAYANAN
AGUS IRIANTO
LUAR DAN AGEN POS
MANAJER PEMASARAN DAN PELAYANAN DYAH E. P
PELANGGARAN
SENO AJI A.N MANAJER AUDIT, MUTU, PROGRAM
KEMITRAAN, DAN BINA LINGKUNGAN
MANAJER PROSES DAN DISTRIBUSI DAERAH
1. BAMBANG SANTOSO SITI RUMTIANAH
2. MAHMUD ATMAJA
3. SUNAR SETIONO

MANAJER ANTARAN
DWI ANDRIANTI P

KANTOR POS CABANG

Sumber : Bagian SDM Kantor Pos Solo

Deskripsi jabatan bagian pada struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)
Kantor Pos Solo adalah sebagaicommit
berikutto: user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

a. Kepala Kantor Pos


Tugas dan tanggung jawab kepala kantor pos antara lain :
1). Mengelola dan memimpin kegiatan sesuai dengan fungsi dan tugas Kantor
Pos Solo agar berdaya guna dan beerhasil guna.
2). Mewakili direksi PT. Pos Indonesia dalam hubungan dengan pihak luar
3). Melakukan pemerikasaan secara rutin dan periodic.
b. Wakil Kepala Kantor Pos
Tugas dan tanggung jawab wakil kepala kantor pos yaitu :
1). Mewakili kepala kantor untuk kegitan eksternal
2). Mengarahkan dan memonitor serta mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan di
Kantor pos cabang.
3). Melakukan pembinaan SDM, memberikan coaching, dan counseling
kepada karyawan di lingkungan kerjanya untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
c. Manajer Pelayanan Jasa Surat Pos dan Layanan Prioritas
Tugas manajer pelayanan jasa surat pos dan layanan prioritas yaitu:
1). Mengelola kegiatan pelayanan di loket untuk menjamin kelancaran
operasional dan pelayanan di loket sehingga tercipta pelayanan yang
memuaskan bagi pelanggan.
2). Melakukan verifikasi data transaksi keuangan dan produksi harian loket
terhadap pekerjaan penerimaan layanan suratpos.
d. Manajer Paket Pos
Tugas manajer paket pos yaitu :
1). Melakukan proses pembukaan, dan penutupan rekening giropos.
2). Melakukan proses penarikan kembali rekening giropos, dan pembayaran
cekpos sesuai dengan SOP yang ditetapkan Perusahaaan.
3). Melakuakn proses penyaluran dana, pertanggungan keuangan, pelaporan,
dan tertib administrasinya.
e. Manajer Sentra Layanan Pelanggan Korporat
Tugas Manajer Sentra Layanan Pelanggan Korporat yaitu:
commit korporat.
1). Menerima dan memeriksa kiriman to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

2). Mengkoordinir dan mengawasi proses tutupan kiriman korporat sesuai


dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.
3). Mengelola jejak lacak kiriman korporat dengan aplikasi I-Pos.
f. Manajer Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan
Tugas Manajer Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan yaitu :
1). Melakukan penawaran produk perusahaan dan promosi sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
2). Menyusun data base pelanggan korporat, dan target pelanggan sasaran
pemasaran.
3). Mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan
pelanggan (customer service) dan penyelesaian keluhan pelanggan
(customer care) untuk meningkatkan pelayanan pelanggan
g. Manajer Prosese dan distribusi
Tugas Manajer Prosese dan distribusi yaitu:
1). Melakukan proses tutupan suratpos biasa, tercatat, kilat khusus, pos
express, express mail service untuk dikirimkan ke kantor tujuan.
2). Mengawasi pelaksanaan sortir suratpos biasa, tercatat, kilat khusus, pos
express, express mail service dan proses tutupanpos.
3). Melakukan proses pendistribusian kantong pos sesuai dengan tujuannya
dan menyerahkan kantungpos kepada pihak angkutanpos.
h. Manajer Antaran
Tugas Manajer Antaran yaitu:
1). Menghimpun data standar waktu penyerahan suratpos.
2). Mengatur jalan antaran, wilayah antaran, dan beban antaran untuk masing-
masing pengantar di UTP dalam lingkungan tanggungjawabnya.
3). Mengawasi pelaksanaan kinerja antaran.
i. Manajer Sumber daya Manusia
Tugas Manajer Sumber daya Manusia yaitu:
1). Melakukan pengawasan terhadap daftar hadir pegawai.
2). Mengatur tata kelola dan administrasi surat-menyurat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

3). Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan terkait dengan


Sumber daya manusia, dan melakukan percocokan naskah/dokumen
pembayaran dengan pembukuan akuntansi.
j. Manajer sarana dan Teknologi
Tugas Manajer sarana dan Teknologi yaitu:
1). Membantu dukungan operasional teknologi
2). Mengatur pengeluaran operasional kendaraan bermotor sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Perusahaan
3). Melakukan inventarisasi aset
k. Manajer Keuangan dan BPM
Tugas Manajer Keuangan dan BPM yaitu:
1). Mengatur arus kas masuk dan keluar, dengan prinsip pada tingkat likuiditas
yang tepat dan wajar.
2). Mengawasi dan mempersiapkan gaji tenaga kerja.
3). Membuat laporan saldo rekening Koran, bank, dan laporan pelimpahan dan
pembebanan
l. Manajer Akuntansi
Tugas Manajer Akuntansi yaitu:
1). Mengerjakan administrasi di bagian akuntansi.
2). Menyusun laporan kilat UPT dan laporan akuntansi, dan mengirimkannya
ke Divre dan kantor Pusat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
perusahaan.
3). Melakukan pemerikasaan terhadap saldo-saldo pada PSA dan mencocokkan
dengan dokumen sumbernya serta bukti pendukung lainnya.
m. Manajer Pengawasan Pelayanan Luar dan Agen Pos
a. Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pengelolaan
pengawasan pekerjaan pelayanan luar dan agenpos sesuai dengan
ketentuan perusahaan
b. Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan di bagian
Penngawasan Pelayanan Luar dan Agenpos di UPT dalam lingkungan
tanggungjawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

n. Tugas manajer pengawasan pelayanan luar dan agen pos yaitu :


1). Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Kantor pos cabang.
2) melakukan pemerikasaan saldo uang kas.
o. Manajer Audit, Mutu, Progra Kemitraan, dan Bina Lingkungan Daerah
Tugas Manajer Audit, Mutu, Program Kemitraan, dan Bina Lingkungan
Daerah yaitu :
1). Melakukan uji kelayakan terhadap calon mitra binaan yang diberikan
pinjaman Dana kemitraan sesuai dengan ketentuan Kantor Pusat.
2). Melakukan tagihan angsuran pinjaman mitraan binaan dan tertib
administrasinya.
3). Melaksanakan pencatatan kegiatan keuangan dan operasional Program
Kemitraan Bina Lingkungan daerah.
p. Kantor pos cabang
Kantor pos Cabang mempunyai tugas poko dan tanggung jawab yaitu:
1). Melakukan penerimaan transaksi penjualan benda pos, materai, prangko
dan benda filateli, pelayanan jasa suratpos, paketpos, jasa keuangan dan
keagenan, tabungan, giro dan penyaluran dana, pembayaran pensiun,
pembayaran weselpos dan layanan lainnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di perusahaan.
2). Mencatat data produksi pos yang diterima, dan diantar untuk data statistik.
(wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia Kantor
Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).

4. Produk Kantor Pos Solo


Ada berbagai jenis layanan produk pos yang disediakan oleh Pos Indonesia antara
lain:
a. Kiriman Internasional
1. EMS
EMS merupakan layanan premium Pos Indonesia untuk pengiriman
commit ke
dokumen dan barang dagangan to user
luar negeri. Kiriman express ke 83
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

negara yang masuk dalam jaringan EMS. Pengiriman maupun penerimaan


dapat melakukan pelacakan kiriman secara elektronik
2. Paket Internasional
Layanan pengiriman barang ke 184 negara, baik Paket Pos internasional
Udara maupun Paket pos Internasional laut
3. Western Union
Layanan pengiriman uang dari dank e-14 Negara (Brunei, Hongkong, Iran,
Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Philipina, Qatar, Singapore, Uni Emirat
Arab, Austria, Brazil, Taiwan, Thailand,) dapat dilayani oleh seluruh
Kantor Pos Online Weselpos.
b. Filateli
Menjebatani pengkoleksi benda pos seperti perangko. Tanpa disadari,
seorang pengumpul perangko menekuni hobinya dengan sungguh-sungguh,
akan memperoleh pengetahuan yang luas. Prangko-prangko yang diterbitkan
oleh berbagai Negara dapat menampilkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan sejarah, ekonomi, politik, kebudayaan, flora, fauna dan lain-lain.
c. Hybrid-Mail
Hybrid-Mail adalah salah satu layanan berupa layanan pengiriman berita
dengan spesifikasi hybrid karena dapat diakses pengguna jasa baik melalui
internet berbasis WEB dan Short Message Service (SMS) melalui nomor 8161
(saat ini hanya untuk telkomsel dan Indosat) yang kemudian dapat diterima
oleh tujuan dalam bentuk Surat maupun Kartu.
d. Agen Pos
Agen pos adalah pasar yang menjebatani interaksi konsumen-produsen
dan sebagai pusat informasi sekaligus sarana berkomunikasi dan bertemu
diantara anggota masyarakat. Ada beberapa agen pos di luar Kantor pos seperti
di Palur, Colomadu, dan Pasar Klewer.
e. Logistic
Logistic merupakan layanan pengiriman barang dalam jumlah partai besar.
1. Costumize
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

Layanan pengiriman barang dengan spesifikasi dan harga sesuai dengan


permintaan/kesempatan.
2. Layanan Kargo
Layanan pengiriman barang tanpa batasan ukuran dan berat, layanan berupa
pengiriman barang dari gudang pengirim langsung ke gudang penerima baik
itu dikirim ke atau dari dalam dan luar negeri.
f. Keuangan
1. SOPP (System Online Payment Point)
Merupakan cara tercepat, mudah dan praktis dalam melakukan setoran
tabungan, pembayaran tagihan rekening telepon, seluler, asuransi, kredit,
penerimaan pajak dan isi ulang pulsa seluler.Kerjasama SOPP (System
Online Payment Point) pada Kantor Pos Solo dilakukan dengan beberapa
perusahaan corporat diantaranya, FIF, Telkom, Adira, BAF, Otto Summit
Finance, Ge Cons Finance, ABN Amro, Telkomsel, Indosat, PLN, Setoran
Pajak, Bank Muamalat, Indonesia, Suzuki Finance Indonesia, BTN, Citi
Bank, HSBC, Bakrie, Bhakti, Colombia Finance, Tunas Finance, Nusapro,
Wanaartha.
2. Weselpos Prima
Sarana pengiriman uang untuk tujuan di seluruh Indonesia dengan sevice
H+1. Produk kiriman uang cepat sampai, bisa diantar sampai rumah.
3. Weselpos Instan (Remittance)
Merupakan solusi untuk pengiriman uang secara cepat dengan service H+0
dan aman karena penerimaan dilengkapi dengan PIN. Dapat diambil di
seluruh Kantor Pos dalam jaringan.
4. Weselpos Berlangganan
Sarana pengiriman uang untuk tujuan di seluruh Indonesia dalam jumlah
uang yang tetap dan rutin. Kiriman uang dapat diterima di rumah.
Pengambilan tanggalnya sudah ditetapkan.
g. Paket pos
1. Paket pos Biasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

Paket pos biasa merupakan layanan pengiriman atas kemasan yang berisi
barang dengan ketentuan bentuk yang cukup besar, ukuran dan berat > 5 <
40 kg. Pengiriman jenis ini dilakukan melalui laut dan darat dengan waktu
tempuh antara dua minggu sampai dengan satu bulan untuk pengiriman
paket pos luar negeri. Ketententuan mengenai lamanya pengiriman ini
tergantng pada jarak. Kemasan yang berisi barang dengan ketentuan sebagai
berikut :
a). Darat/ laut dengan berat maksimum 40 kg
b). Udara dengan berat maksimum 30 kg
2. Paket pos Kilat Khusus
Paket pos kilat khusus memiliki keunggulan waktu tempuh yang lebih cepat
dibandingkan paket pos biasa. Layanan ini menawarkan garansi waktu
tempuh dang anti rugi jika terjadi keterlambatan atau hilang.
h. Suratpos
1. Suratpos Kilat Khusus
Sarana pengiriman dokumen dan barang domestic yang cepat dengan
jaringan terluas.
2. Pos Expres
Layanan pengiriman dokumen penting, surat dan barang berharga secara
lebih cepat, dijamin tepat waktu, aman dan terlacak dengan mengedepankan
akurasi pengiriman berbasis teknologi informasi ( IT ), mengutamakan
solusi dan pelayanan istimewa serta premium class service dengan hrga
kompetitif.
3. Suratpos Tercatat
Saranan pengiriman dokumen dan barang dengan aman dan dalam
jangkauan terluas ke luar negeri (wawancara dengan Bapak Kukuh, Manajer
Pelayanan Jasa Surat Pos dan Layanan Prioritas Kantor Pos Solo, tanggal 1
Agustus 2011).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

5. Sistem Operasi
a. Sistem Operasi Pengiriman Surat
Sitem operasi dalam pengiriman surat terdiri dari beberapa langkah berikut
ini:
1). Input
Input adalah sistem operasi Pos Express yaitu surat yang dikirim oleh
pelanggan yang nantinya akan di proses oleh Pos Express sehingga surat yang
dikirim sampai ke alamat tujuan.
2). Proses
Perubahan input menjadi output. Dalam hal ini proses yang dilakukan dari
penerimaan surat hingga pendistribusian surat sampai alamat yang dituju
adalah collecting, processing, transporting, dan delivery.
a). Coleccting
Coleccting adalah kegiatan pengumpulan surat dari pengirim yang
diterima di loket kantor pos, kantor pos cabang (KPC), maupun dari
perusahaan yang telah mengadakan kerjasama.
Dalam proses collecting, terdapat prosedur yang dilakukan oleh
petugas loket PLB (Pusat Layanan Bisnis), yaitu antara lain :
(1). Pengisisan daftar pengantar kiriman
(2). Pemerikasaan surat
(3). Penimbangan berat kiriman
(4). Pencetakan resi
(5). Pemberian stempel pada resi
b). Processing
Processing merupakan tahap kedua dari sistem operasi dalam
pengiriman surat. Setelah processing pengumpulan surat dari loket,
kemudian surat akan diproses kembali di bagian processing. Kegiatan
processing ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu pengolahan di
kantor asal dan pengolahan di kantor tujuan.
(1). Pengolahan di kantor asal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Pengolahan di kantor pos Solo merupakan pengolahan kiriman yang


diterima di loket PLB maupun loket ritel. Pada proses pengolahan, surat
retail dan surat korporat digabung dalam penanganannya. Proses
pengolahan kiriman dimulai dari kegiatan entry data hingga penutupan dan
pelabelan.
(a). Entri data dan penyortiran
Barcode resi yang terdapat pada setiap kiriman discan untuk
dimasukkan ke dalam aplikasi advis kiri. Advis merupakan daftar rincian
isi kiriman dari kota asal ke kota tujuan dimana data harus sama dengan
jumlah dari resinya. Kemudian surat disortir berdasarkan kota tujuan
setempat.
(b). Pengantongan dan pelabelan
Setelah disortir kemudian surat dimasukkan dalam kantong. Ada dua
proses pengantongan yait; menggunakan anak kantong dan menggunakan
kantong gabungan. Semua surat yang akan dikirim sebelumnya
dimasukkan dalam anak kantong. Anak kantong memuat surat yang akan
dikirim per kota, advis sebagai daftar rincian kiriman dimasukkan ke
dalam kantong. Pelabelan dilakukan dengan mencantumkan kantor tujuan
dan tanggal proses pengolahan. Kantong gabungan berisi anak kantong
yang telah diberi label kantong gabungan dibagi menjadi 2, yaitu untuk
kiriman regional dan nsional.
(c). Pembuatan bukti serah
Setelah diberi label kemudian barcode yang ada pada kantong surat
discan.
2). Pengolahan di kantor tujuan (puri terima )
Pengolahan di kantor tujuan dalam hal ini di Kantor Pos Solo
merupakan pengolahan yang dilakukan oleh kantor pos Solo yang telah
mendapat kiriman surat dari kantor pos asal. Kegiatan pengolahan di kantor
tujuan meliputi pemeriksaan dan penyortiran.
Pemerikasaan dilakukan pada surat yang dikirim ke kantor tujuan
diterima dari bandara dan commit to user
dari loket ritel maupun korporat. Surat yang
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

diterima kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam aplikasi penerimaan


kantong. Jumlah surat dalam kantong kemudian dicocokkan dengan advis.
Surat yang telah disesuaikan dengan daftar yang tertulis pada advis, baik itu
jumlah surat dalam satu kantong maupun berat surat. Apabila ada
ketidaksesuaian maka dapat dilakukan complain ke kota asal.
Pada tahap penyortiran surat yang diserahkan pada mandor kemudian
dimasukkan dalam aplikasi puri terima kemudian disortir per kota sesuai
dengan wilayah antar.
c). Transporting
Trasporting adalah proses distribusi kiriman dari kantor pos Solo ke
kantor pos tujuan. Pos Express dalam pengiriman surat memakai cara
distribusi langsung, yaitu dengan transportasi darat maupun udara.
Kiriman pos Express dibagi menjadi dua yaitu kiriman internasional
dan kiriman nasional (selain Jawa Tengah dan DIY) digabung menjadi satu
kedalam kantong gabungan dengan tujuan JKTSH (Jakarta Sukarno hatta).
Sedangkan semua kiriman regioanal diserahkan melalui darat yaitu
mengggunakan armada pos
d). Delivery
Surat yang telah disortir kemudian dibagikan kepada petugas antaran
sesuai dengan wilayah antar. Surat yang berhasil diserahkan kepada
penerima surat atau orang yang serumah dengan alamatnya yang tertera
pada surat, sebagai bukti penerimaannya orang yang menerima surat
diharapakan untuk membubuhi tanda tangan serta
menuliskan nama pada lembar resi. Surat yang tidak berhasil diantar
dalam 3 kali pengiriman maka akan dikembalikan.
3). Output
Output dari sistem operasi pengiriman surat adalah surat yang dikirim hingga
ke rumah atau alamat yang dituju.
(wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia Kantor
Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

b. Proses Pengangkutan Paket pos


Dalam paket pos ada dua macam layanan di dua loket yang berbeda, yaitu
paket pos kilat khusus di loket depan dan pengiriman paket pos biasa di loket
belakang. Pada dasarnya prosedur pengiriman paket pos baik melalui loket depan
maupun loket khusus paket pos tidak terdapat perbedan yang mencolok. Bagi
pengiriman yang akan menggunakan jasa Kantor Pos Solo hendaknya
memperhatikan dan melakukan hal seperti di bawah ini
1). Membungkus atau mengepak barang yang hendak dikirim dengan baik.
2). Mengisi formulir Paket-1 (formulir tanda bukti pengiriman pket pos)
3). Menentukan berat paket pos dengan bantuan petugas loket.
4). Membayar total pengiriman.
Pengepakan atau pembungkusan paket pos dengan baik merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh pengirim, tujuannya untuk mengurangi resiko
timbulnya kerusakan. Apabila paket pos hendak dikirim ke luar negeri,
pengepakan dilakukan setelah barang atau isi poket pos tersebut diberi izin oleh
petugas bea dan cukai. Prosedur pengiriman untuk jenis paket pos, misalnya
motor atau benda-benda elektronik, harus dilakukan check list terlebih dahulu
oleh petugas. Check list merupakan laporan kebenaran pemeriksaan yang
bertujuan memberikan keterangan tetang kondisi barang yang dikirimkan. Check
List ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan jika terjadi kerusakan terhadap
barang kiriman setelah sesampainya di kantor tujuan, sehingga dapat difungsikan
pula sebagai bahan pembuktian. Setelah dilakukan Check List, maka dilakukan
pengepakan sesuai dengan standart. Di Kantor Pos Solo pengepakan standar yang
umumnya digunakan untuk barang-barang semacam ini adalah pengepakan
menggunakan kayu. Hal ini bertujuan sebagi upaya meminimalasir adanya
kerusakan saat tertindih oleh kiriman-kiriman yang lain. Apabila untuk barang-
barang semacan ini pengirim tidak menghendaki pemakaiann pengepakan tandart,
maka barang kitriman tersebut akan menjadi pertanggungan pengiriman sendiri.
Proses dalam pengiriman paket hampir sama dengan pengiriman surat
yaitu melalui coleccting, processing, transporting, delivery.
1). Coleccting commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

Coleccting adalah kegiatan pengumpulan paket pos dari pengirim


yang diterima di loket kantor pos, kantor pos cabang (KPC), maupun dari
perusahaan yang telah mengadakan kerjasama.
2). Processing
Processing merupakan tahap kedua dari sistem operasi dalam
pengiriman paket. Setelah processing pengumpulan paket dari loket,
kemudian paket akan diproses kembali di bagian processing.
3). Transporting
Trasporting adalah proses distribusi kiriman dari kantor pos Solo ke
kantor pos tujuan.
4). Delivery
Paket yang telah disortir kemudian dibagikan kepada petugas antaran
sesuai dengan wilayah antar. Paket yang berhasil diserahkan kepada
penerima paket atau orang yang serumah dengan alamatnya yang tertera,
sebagai bukti penerimaannya orang yang menerima paket diharapakan untuk
membubuhi tanda tangan.
Kantor Pos Solo dalam melakukan pengangkutan paket pos dilakukan
dengan alat angkutan yang dimilikinya dan alat angkutan dari pihak lain.
Sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 37 Tahun 1985 Pasal 11 yang
menyebutkan :
1). Setiap perusahaan angkutan darat, laut, udara dan media telekomunikasi untuk
umum wajib mengangkut kiriman pos yang diserahkan oleh badan.
2). Hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran wajib angkut kiriman pos
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dituangkan dalam suatu kontrak
antara Badan dengan pihak perusahaan angkutan atau penyelenggara
telekomunikasi untuk umum.
3). Untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap perusahaan
angkutan umum wajib menyampaiakan jadwal perjalanannya dan media
telekomunikasi untuk umum wajib menyampaikan jadwal hubungan kepada
badan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

4). Kewajiban mengangkut kiriman pos sebagimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat berlaku juga bagi semua pihak yang menyelenggarakan angkutan darat, laut,
udara dan media telekomunikasi bukan untuk umum dengan imbalan sesuai
dengan ketentua yang berlaku.
Menurut PP Nomor 37 Tahun 1985 Pasal 11, setiap perusahaan angkutan
darat, laut, udara dan media telekomunikasi untuk umum dan bukan untuk umum
wajib mengangkut kiriman pos yang diserahkan kepada Pos Indonesia dan untuk
keperluan pengangkutan paket pos maka setiap perusahaan angkutan umum wajib
menyampaikan jadwal perjalanannya dan media telekomunikasi untuk umum
wajib menyampaikan jadwal hubungannya kepada Menteri atau Badan yang
ditunjuk dan pihak pengangkut berhak mendapat imbalan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Di dalam menyelenggarakan pengangkutan, Kantor Pos Solo
bekerja sama dengan pihak-pihak perusahaan :
1). Garuda Indonesia (GIA)
2). Merpati airlines
3). Jawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI)
4). Koperasi Milik PT Pos Indonesia (Persero)
Pada dasarnya kerja sama yang terjadi antara Kantor Pos Solo dengan
pihak pengangkut tidak dibuat secara langsung oleh pejabat kantor pos Solo,
karena yang membuat perjanjian adalah PT Pos Indonesia (Persero) Pusat. Hal ini
juga dikarenakan Kantor Pos Solo berstatus sebagai kantor pos rayon dan kantor
pos pemeriksa, sehingga bertindak sebagai unit pelaksana teknis saja yaitu
memeriksa paket-paket pos pembantu untuk kemudian dibuatkan surat pengantar
ke kantor pos tujuan. Kerjasama yang yang dibuat sendiri Kantor Pos Solo
hanyalah kerjasama dengan koperasi yakni mengenai sewa kontrak kendaraan
(armada angkut). Armada yang disewa ini digunakan untuk pengangkutan kiriman
pos untuk wilayah se-eks karesidenan Surakarta.
Pengangkutan merupakan faktor yang sangat menentukan proses
pengiriman paket pos. Pengangkutan yang berjalan cepat, aman, lancar dan
selamat merupakan tujuan dari adanya perjanjian kerja sama pengangkutan.
Mengingat hal tersebut, PT commit to user
Pos Indonesia dalam membuat perjanjian
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

pengangkutan dengan pihak angkutan lain benar-benar memperhatikan ketepatan


jadwal pemberangkatan dan jadwal tiba di tempat tujuan. Dalam proses pihak
pengangkutan diharuskan menyediakan alat angkutan yang layak jalan dan
menyediakan angkutan cadangan bila ada kendala dalam perjalanan serta
menyiapkan awak angkutan yang tertib dan disiplin. Hal tersebut dimaksudkan
untuk menjamin kecepatan, keamanan, keselamatan paket pos dengan baik.
Ketentuan pertanggungjawaban atas kerugian yang timbul karena disebabkan oleh
kelalaian pihak pengangkut, maka ketentuan mengenai ganti rugi pengaturannya
berdasarkan instruksi dari PT Pos Indonesia (Persero) Pusat. Namun
pengangkutan juga dapat bebas dari ketetuan ganti rugi apabila terbukti bahwa
kerugian yang timbul bukan akibat dari proses pengangkutan, hal ini tercantum
dalam PP nomor 37 tahun 1985 Pasal 13, yang menyebutkan bahwa pengangkutan
bertanggung jawab atas kerugian karena kehilanagn atau kerusakan kiriman pos,
kecuali jika pengangkut dapat membuktikan jika kerugian itu terjadi di luar
kesalahannya (wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya
Manusia Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).

D. Peran Kantor Pos Solo sebagai Media Jasa bagi Masyarakat


Pos Indonesia merupakan sebuah lembaga jasa komunikasi yang pertama
dan memegang peran penting dalam laju kehidupan manusia. PT Pos Indonesia
melaksanakan Public Service Obligation (PSO) yang diamanatkan pemerintah
dengan empat prinsip layanan, yaitu :
1. Semua penduduk dapat dengan mudah memperoleh layanan pos
2. Tarif jasa pos yang seragam dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
3. Terselanggaranya layanan pos yang menunjang program pemerintah
4. Menjangkau semua negara di dunia sebagai perwujudan kebebasan transit dan
wilayah pos tunggal.
Pos Indonesia tidak hanya bisa diandalkan untuk menyampaikan kiriman ke
seluruh penjuru dunia. Jangkauan layanan pos yang hampir menyentuh 24.000
titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen
commit todan
kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, user
940 lokasi transmigrasi terpencil di
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi,


Pos Indonesia merupakan BUMN dengan jejaring terluas di Indonesia memiliki
3.792 Kantor Pos dan 1.811 Mobil Pos yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia. Saat ini terdapat 4.006 Kantor Pos dan Mobil Pos yang sudah
dilengkapi dengan teknologi secara On-Line, sehingga satu sama lainnya
terhubung secara real time. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu
sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk
mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia
mampu diidentifikasi dengan akurat (http://surabayawebs.com/index.php/
2011/07/27/menjelang-265-tahun-pos-indonesia-melayani-bangsa-dan-negara/).
Pos Indonesia menjadi satu-satunya layanan publik yang mampu
menjangkau hingga wilayah terluar/terdepan Indonesia yang tak terjangkau oleh
sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Dalam konteks ini, Pos Indonesia
hadir sebagai sarana perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar.
Cakupan bisnis, layanan, dan keunggulan kompetensi yang dimiliki, maka peran
Pos Indonesia sangat strategis. Paling tidak, jasa layanan Pos Indonesia mampu
menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan cara
menampilkan perangko kebudayaan, penggerak perekonomian masyarakat, alat
komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif
hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.
Sebagai BUMN yang mengemban misi bisnis dan sosial, tugas Pos Indonesia
tidak bisa dibilang ringan. Sebab, selain harus mencetak profit, Pos Indonesia juga
dituntut memberikan jasa pelayanan publik berupa layanan pos universal. Berikut
ini layanan jasa yang diberikan Kantor Pos Solo terhadap masyarakat:

1. Kantor Pos Solo sebagai Media Komunikasi Jasa


Pos Indonesia dahulu sebagai satu-satunya penyelenggara layanan jasa
komunikasi bagi masyarakat. Manusia mampu berinteraksi jarak jauh serta
melakukan transaksi jarak jauh berkat jasa PT. Pos Indonesia. Pos Indonesia tetap
harus menyampaikan sepucuk surat ke daerah transmigrasi/terpencil ataupun
commit
medan perang, misalnya. Selain itu,to user
berkembangnya daerah pemekaran
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

menjadikan Pos Indonesia semakin berat. Sebab, kantor pos di wilayah terpencil
umumnya selalu merugi. Dan yang tidak kalah penting Pos Indonesia harus
mampu menjangkau wilayah terpencil di daerah perbatasan. Karena keberadaan
kantor pos di sana, merupakan lambang bahwa wilayah tersebut masuk wilayah
kedaulatan Indonesia. Semua itu, jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit
(wawancara dengan Bapak Djoko, Wakil Kepala Kantor Pos Solo, tanggal 1
Agustus 2011).
Kantor Pos, dengan ribuan pekerjanya telah memproses surat-surat yang
ada. Petugas Pos memilah-milah surat, dikumpulkan, dikirim ke kantor-kantor Pos
yang lebih besar, kemudian dipilah-pilah lagi, dikumpulkan lagi, lalu dikirim ke
kantor-kantor pos tujuan. Di pilah-pilah lagi, dikumpulkan lagi, kemudian
dikelompokkan untuk dibawa ke masing-masing petugas pengirim surat, dan
akhirnya, surat tersebut sampai di alamat tujuan.
Fungsi Kantor Pos Solo kini sudah semakin tersisihkan seiring
perkembangan zaman dan teknologi. Kondisi ini tentu berbeda dengan keberadaan
Kantor Pos Solo dahulu sebagai satu-satunya lembaga penyedia jasa komunikasi
yang sangat vital. Dahulu surat menajadi satu-satunya alat komunikasi.
Keberadaan surat telah menumbuhkan tradisi menulis di kalangan msyarakat.
Bahkan teknik penulisan surat sudah dijarkan sejak sekolah dasar. Berkomunikasi
melalui surat memberi kenangan tersendiri bagi pengirim dan penerima surat. Di
sisi lain keberadaan prangko dapat dijadikan sebagi perekat hubungan antar-
masyarakat dengan cara menampilkan perangko kebudayaan. Penerbitan prangko
sering dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan dimaksudkan untuk
memperingati kejadian atau peristiwa, baik yang bersifat nasional maupun
internasional.
Saat ini, Fungsi Kantor Pos Solo sebagai penyedia layanan jasa
pengiriman semua jenis berita misalnya surat dan telegram mulai ditingggalkan.
Namun, pelanggan korporat yang masih menggunakan jasa pos masih cukup
tinggi. Tidak semua dokumen bisa diselesaikan dengan teknologi. Banyak
perusahaan yang mempercayakan pengiriman dokumen dan surat-surat resmi pada
Pos Indonesia. Perusahaan yang commit to user layanan ini cukup menyediakan
menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

softcopy dokumen maupaun surat. Pekerjaan selanjutnya, mulai dari penyiapan,


pencetakan, penyampulan hingga pengantaran surat kepada alamat. akan
dilakukan oleh Pos Indonesia. Selain sebagai jawaban atas tantangan bisnis yang
dihadapi, kehadiran unit bisnis ini juga dimaksudkan untuk memberikan solusi
dalam penyampaian berita bagi para pelanggan korporat (wawancara dengan
Bapak Sakiman, Manajer SDM Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).

Tabel 3. Daftar Pelanggan Korporat Kantor Pos Solo


Bulan Maret 2011
NO NAMA SURAT KORPORAT JUMLAH BIAYA
1 ADIRA 2.041 Rp. 6.435.000
2 AIA 124 Rp. 1.078.000
3 AR RISALAH 210 Rp. 2.949.300
4 ANDALAN 47 Rp. 320.000
5 AT-TABIYAH 2 Rp. 121.000
6 AQWAN 29 Rp. 771.100
7 AGUS K 1 Rp. 300.500
8 ACHMAD 0 Rp. 0
9 AVAIL 2 Rp. 18.000
10 BAF 3815 Rp. 11.759.500
11 BATIK KERIS 156 Rp. 995.000
12 BEPS 87 Rp. 1.990.500
13 BRI SYARIAH 8 Rp. 56.000
14 BTN 2 Rp. 13.000
15 BTPN 93 Rp. 564.000
16 BUKOPIN 526 Rp. 2.057.000
17 BUMIPUTERA 46 Rp. 350.500
18 BI 258 Rp. 1.126.500
19 BANK PULSA 0 Rp. 0
20 BFI 4 Rp. 12.000
21 CENTRAL JAVA 8.632 Rp. 87.986.000
22 CARTENZ commit to0 user Rp. 0
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

23 CNB 1 Rp. 16.500


24 DANAMON 498 Rp. 1.829.500
25 DUTA KAISAR 0 Rp. 0
26 DIAMOND PAVILION 0 Rp. 0
27 EMPAT MATA 0 Rp. 0
28 GRAHA PUSTAKA 125 Rp. 1.175.200
29 GRAHADI 0 Rp. 0
30 GUNUNG SUBUR 13 Rp. 1770000
31 GIZONE 0 Rp. 0
32 INTAN SEJATI 0 Rp. 0
33 INDIVA 37 Rp. 412600
34 ISLAMADINA 0 Rp. 0
35 JATI AYU 0 Rp. 0
36 KANWIL DJP 570 Rp. 2530000
37 KONIMEX 208 Rp. 10263500
38 KPP 169 Rp. 1088500
39 KPPN 180 Rp. 1047500
40 KIMIA FARMA 32 Rp. 326500
41 KP SOLO 0 Rp. 0
42 KURNIA ASTRASURYA 8 Rp. 180500
43 KUSUMA HADI 0 Rp. 0
44 KITA FINANCE 19 Rp. 274780
45 LPPKS 0 Rp. 0
46 LPPM UNS 0 Rp. 0
47 LP UNS 0 Rp. 0
48 MUAMALAT 37 Rp. 467650
49 MACAN SEMESTA 338 Rp. 3276000
50 NIAGA 0 Rp. 0
51 NATURAFIT 2 Rp. 84200
52 OTTO 158 Rp. 698500
53 PRADIPTA 84 Rp. 927800
54 PRIMAGAMA 0 Rp. 0
commit to user
55 PRIMA BARA 3 Rp. 30000
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

56 PUSPA DEWI 2 Rp. 666500


57 PUTRA NUGRAHA 0 Rp. 0
58 PMI 0 Rp. 0
59 RHEZNA MEDIKA 1 Rp. 182500
60 RC DR. SOEHARSO 0 Rp. 0
61 SINARMAS 79 Rp. 431000
62 SOLO PARAGON 101 Rp. 975000
63 SALON PARIS 1 Rp. 186900
64 SARI HUSADA 20 Rp. 110000
65 SETI-AJI 0 Rp. 0
66 SRI WARNO 1 Rp. 307000
67 SUN SHINE 3 Rp. 107800
68 SPMB UNS 0 Rp. 0
69 SANG HYANG SERI 0 Rp. 0
70 TELKOM 87 Rp. 304000
71 TIGA SERANGKAI 0 Rp. 0
72 UT 36 Rp. 573000
73 WOM FINANCE 616 Rp. 1540000
74 WIDYA PUTRA 0 Rp. 0
75 YPOC 0 Rp. 0
Sumber: Bagian Pemasaran Pos Express Kantor Pos Solo
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah surat yang dikirim dari suatu
perusahaan serta biayanya. Semakin meningkatnya jumlah pelanggan dan dengan
banyaknya surat yang dikirim menunjukkan bertambahnya kepuasan dalam
pengiriman surat korporat. Diharapkan dari tahun ke tahun Kantor Pos Solo dapat
meningkatakan operasinya, karena dengan kinerja yang optimal maka tercipta
kepuasan pelanggan dalam pengiriman surat korporat.
Fungsi pos kini bergeser dari pengiriman surat yang berasal dari individu
kepada individu, menjadi surat dari sebuah perusahaan kepada perorangan. Kantor
pos Solo bekerja sama dengan beberapa perusahaan seperti Bank Mandiri, Indosat
untuk mengirimkan surat ke perorangan. Jumlah surat yang harus dikirim stabil
commitPos
setiap bulannya. Kedepannya Kantor to user
Solo masih mampu meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

produksi surat dari korporat. Dari satu pelanggan korporat, akan memproduksi
surat yang jauh lebih banyak sehingga bila ditotal jumlah pengiriman surat
menurun namun produksi pengiriman meningkat. Kerjasama dengan organisasi
bisnis lain, instansi pemerintahan atau komunitas perbankan dalam pengiriman
surat atau sejenis surat dokumen sangat membantu keberlangsungan unit
pengiriman surat. Layanan mail yang tersedia mencakup surat biasa (regular
mail), surat tercatat) (registered mail, surat kilat khusus (urgent mail). Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan teknologi tidak sepenuhnya dapat
menggantikan peran Pos khusunya kantor Pos Solo sebagai media layanan
komunikasi jasa bagi masyarakat. Kantor Pos Solo yang mampu menjadi perekat
hubungan antar-masyarakat serta sebagai alat komunikasi untuk keselarasan
politik dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai
institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.

2. Kantor Pos Solo sebagai Media Pengiriman Barang


Jasa pengiriman memudahkan masyarakat dalam mengirimkan barang
kepada seseorang dengan berbagai jaminan. Banyak orang menggunakan jasa
pengiriman karena jaraknya yang jauh. Selain itu, juga disebabkan kecepatan
waktu saat pengiriman. Semakin cepat benda sampai pada tempat yang dituju,
semakin banyaklah pelanggannya. Namun bukan berarti yang menjadi prioritas
hanyalah masalah kecepatan waktu sampai saja. Masalah keamanan benda atau
barang yang dikirim pun menjadi prioritas utama.
Bagi jasa pengiriman barang seperti Kantor Pos Solo, kepuasan
konsumenlah yang terpenting. Kantor Pos Solo sangat menjaga layanan kirim
mereka. Misalnya saja untuk barang yang dikategorikan dokumen, akan
dibungkus dengan plastik agar tidak basah. Juga tidak akan ditumpuk dengan
barang nondokumen sebab khawatir menjadi rusak. Jika barang yang dikirim
merupakan dokumen berharga seperti sertifikat, akan dikenakan biaya asuransi.
Hal tersebut ditetapkan untuk menghindari kemungkinan dokumen berharga
tersebut hilang atau rusak. Jasa pengiriman yang telah terbukti memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

pelayanan baik, aman, dan memuaskan menjadi jaminan utama dalam pengiriman
barang.
Kantor Pos Solo khususnya dituntut untuk memberikan pilihan yang
beragam dalam upaya menarik minat pengguna jasa pos. Hal inilah yang
kemudian memunculkan berbagai macam produk pos. Pengiriman barang terbagi
dalam dua kategori yaitu, pengiriman barang dalam partai besar dan pengiriman
barang dalam partai kecil (ritel). Untuk pengiriman barang partai besar, Kantor
Pos Solo menyediakan layanan jasa logistik, yang terbagi menjadi cutomized dan
layanan kargo. Customized yaitu layanan pengiriman barang dengan spesifikasi
dan harga sesuai dengan permintaan atau kesepakatan. Layanan kargo untuk
pengiriman barang tanpa batasan ukuran dan berat, layanan berupa pengiriman
barang dari gudang pengirim langsung ke gudang penerima baik itu dikirim ke
atau dari dalam dan luar negeri.
Untuk pengiriman barang dalam partai kecil (ritel) Kantor Pos Solo
menyediakan layanan paketpos standar dan paketpos kilat khusus. Paketpos
standar adalah layanan hemat untuk pengiriman barang dalam negeri. Paketpos
kilat khusus adalah layanan prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan tertentu
di Indonesia. Garansi waktu tempuh kiriman dan ganti rugi jika terjadi
keterlambatan. Jaringan paketpos kilat khusus terintegrasi dan terkoneksi dengan
sistem teknologi informasi yang memungkinkan status kiriman lebih mudah
dilacak dan diketahui. Jaringan pengiriman barang melalui paketpos kilat khusus
menjangkau seluruh Indonesia (182 kota/ kabupaten) dan terus dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Sedangkan untuk
pengiriman barang ke luar negeri, di setiap Kantor Pos tersedia layanan paketpos
luar negeri. Ini membuktikan bahwa Kantor Pos Solo tetap mampu bertahan
bahkan kian menunjukkan eksistensi dan kontribusi lebih nyata pada masyarakat
dan bangsa serta sebagai penggerak perekonomian masyarakat (wawancara
dengan Bapak Kukuh, Manajer Pelayanan Jasa Surat Pos dan Layanan Prioritas
Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

3. Kantor Pos Solo sebagai Media Jasa Keuangan


Salah satu layanan jasa keuangan PT Pos adalah weselpos. Weselpos
adalah suatu sistem pengiriman uang melalui Pos yang dijamin sepenuhnya oleh
Perum Pos dan Giro dan pelaksanaannya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam
Undang-undang No. 4/1959 tentang Pos. Penyelenggaran dinas weselpos dalam
negeri meliputi seluruh wilayah tanah air dalam suatu sistem tatalaksana dan tarif
yang seragam (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 1980 : 47).
Dahulu pengiriman uang melalui weselpos memerlukan waktu berhari-
hari, karena uang baru bisa diambil penerima ketika wesel tersebut sampai di
tujuan atau sampai pada penerima. Sebelum menjamurnya kecanggihan teknologi,
weselpos menjadi satu-satunya layanan jasa pengiriman uang. Bahkan begitu
pentingnya layanan weselpos dulu, di sekolah pun disajikan materi mengenai
tahapan pengisian wesel dan pengambilannya. Karena kecanggihan teknologi saat
ini pengiriman uang melalui weselpos mudah dan cepat, tanpa harus menunggu
bukti fisik wesel sampai pada tujuan, penerima cukup menunjukkan nomor resi
kepada petugas pos kemudian uang bisa langsung cair. Untuk memenuhi berbagai
kepentingan pemakainya terdapat beberapa jenis weselpos antara lain; weselpos
biasa, weselpos telegrap, weselpos tebusan, weselpos berlangganan, weselpos
kwitansi, weselpos luar negeri.
Selain weselpos layanan keuangan lainnya adalah giro pos. Mekanisme
yang sederhana dari Giropos dapat merasionalisasi sistem pembayaran di tengah
masyarakat yang makin maju dan komplek dalam kebutuhan sehari-hari yang
mengakibatkan pelbagai macam lalu lintas pembayaran yang perlu dipermudah
dan disederhanakan, tetapi cepat, cermat dan mudah pelaksanaannya. Instansi-
instansi yang sering melakukan transaksi pembayaran kepada pegawai-pegawai
negeri, tenaga kerja lainnya dan para pensiunan yang tersebar di Indonesia, serta
perusahaan-perusahaan asuransi pada umumnya memanfaatkan dinas Giropos.
(wawancara dengan Bapak Kukuh, Manajer Pelayanan Jasa Surat Pos dan
Layanan Prioritas Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
Kantor Pos Solo juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin
menabung yaitu melalui tabungancommit
bataratopos.
userAwalnya layanan bank di Kantor
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

Pos bernama tabungan pos, tabungan pos sendiri merupakan cikal bakal dari Bank
Tabungan Negara (BTN). Karena fungsi pos lain dengan fungsi bank maka dalam
perkembangannya dipisahlah layanan bank dari layanan inti Pos. Saat ini layanan
tabungan batara merupakan kerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN)
yang membuka loket di Kantor Pos solo. Tabungan batara pos memberikan
pelayanan seperti :
a). Menerima dan meneruskan pembukuaan rekening tabungan atau permintaan
untuk menjadi penabung.
b). Menerima tabungan dan membayar pengambilan uang tabungan
(wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos
Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
Persaingan yang semakin ketat dengan para kompetitor domestik maupun
internasional dalam bisnis perposan, harus dipandang sebagai tantangan dan
momentum bagi Pos Indonesia untuk menunjukkan kinerjanya Menghadapi
persaingan bisnis tersebut Pos Indonesia Bukan saja mengembangkan produk
layanan yang terkait langsung dengan bisnis intinya, tetapi juga ekspansi ke
berbagai bidang usaha yang lainnya. Selain jasa keuangan weselpos, giropos, dan
tabungan batara, Kantor Pos Solo juga melayani jasa keuangan SOPP (System
Online Payment Point) yaitu layanan jasa mudah dan praktis dalam melakukan
setoran tabungan, pembayaran tagihan rekening telepon, seluler, asuransi, kredit,
penerimaan pajak dan isi ulang pulsa seluler. Kerjasama SOPP (System Online
Payment Point) pada Kantor Pos Solo dilakukan dengan Kerjasama SOPP pada
Kantor Pos Solo dilakukan dengan beberapa perusahaan corporat diantaranya,
FIF, Telkom, Adira, BAF, Otto Summit Finance, Ge Cons Finance, ABN Amro,
Telkomsel, Indosat, PLN, Setoran Pajak, Bank Muamalat, Indonesia, Suzuki
Finance Indonesia, BTN, Citi Bank, HSBC, Bakrie, Bhakti, Colombia Finance,
Tunas Finance, Nusapro, Wanaartha (wawancara dengan Bapak Djoko, Wakil
Kepala Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
Dalam upaya peningkatan penerimaan pajak dan non pajak melalui
rekening giro pos. Kantor Pos Solo saat ini tengah mengintensifkan pelaksanaan
“jemput bola” untuk menampung commit to user
setoran-setoran penerimaan negara dan
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

perusahaan-perusahaan dan instansi yang ada di kota Solo dan sekitarnya. Secara
umum ada dua cara yang ditempuh, yaitu mendatangi perusahaan-perusahan dan
instansi terkait oleh para petugas pemasaran serta membuka loket layanan
penerimaan pajak dan non pajak di kantor pelayanan pajak Surakarta (wawancara
dengan Bapak Djoko, Wakil Kepala Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
Terobosan baru dari layanan Kantor pos Solo ini mampu memikat
masyarakat untuk menggunakan layanan jasa keuangan dari Kantor Pos Solo.
Umumnya masyarakat memilih menggunakan layanan jasa dari pos karena
prosedur pembayaran yang mudah, tidak rumit dan cepat. Selain itu juga karena
adanya berbagai macam layanan jasa yang disediakan, sehingga masyarakat yang
menggunakan layanan jasa dari pos bisa melakukan berbagai transaksi
pembayaran sekaligus di tempat (wawancara dengan Mbak Yanti, masyarakat
pengguna layanan jasa Kantor Pos Solo, tanggal 8 Agustus 2011). Meskipun
perkembangan teknologi yang tak terbatas dan menjamurnya perusahaan yang
menyerupai pos, Kantor Pos Solo tetap hadir dan memberikan pelayanannya bagi
kepentingan masyarakat serta sebagai penggerak perekonomian masyarakat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
PENUTUP

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,


selanjutnya dapat ditarik sebuah kesimpulan, beserta implikasi dan sarannya
sebagai berikut :

A. Kesimpulan
Pos Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan sejak masa
kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Pos Indonesia terus mengupayakan
penyempurnaan layanan untuk menjawab tantangan jaman dan kebutuhan
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kantor Pos pertama didirikan di Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W
Baraon van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk
lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk. Pada tanggal 27
September 1945 Angkatan Muda PTT merebut kantor Jawatan Pos,
Telegraf, dan Telepon (PTT) dari tangan Jepang, hingga kini tanggal 27
September 1945 diperingati sebagai hari lahir Pos dan Telekomunikasi.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari
Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT). Keluarnya perpu No. 19/1960
tentang Perusahaan Negara, maka pada tanggal 1 Januari 1962 Jawatan
Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) berubah menjadi Perusahaan Negara
(PN) Pos dan Telekomunikasi. Dinas Pos yang karena fungsinya lebih
sosial daripada dinas Telekomunikasi yang lebih melayani dunia bisnis,
maka dipisahkanlah Dinas Pos dan Telekomunikasi sehingga masing-
masing menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Giro dengan Perusahaan
Negara (PN) Telekomunikasi pada tanggal 6 Juli 1965. Pada tahun 1978
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 berubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro. Selama 17 tahun berstatus
Perum, maka pada tanggalcommit
20 Juni
to 1995
user Perusahaan Umum (Perum) Pos

86
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

dan Giro diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos


Indonesia (Persero), berdasarkan landasan hukum Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan, Peraturan Pemerintah
RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengalihan Bentuk Perusahaan Umum
(Perum) Pos dan giro menjadi Perusahaan (Persero).

2. Peran pemerintah bagi perkembangan Pos Indonesia antara lain,


pemerintah berperan dalam pembuatan Undang-undang tentang pos yang
mengatur tentang pembinaan pos, penyelenggaraan pos, ketentuan pidana
serta ketentuan-ketentuan lain yang mengandung pemberian sangsi pidana.
Untuk mendukung pelayanan universal Pos Indonesia, sejak tahun 2003
pemerintah memberikan kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public
Service Obligation), dengan memberikan dana kompensasi pada kantor
pos cabang luar kota yang secara ekonomis sudah tidak mungkin
beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat dengan tarif yang
terjangkau. Dana kompensasi diberikan untuk pendanaan infrastruktur
dengan harapan masyarakat tetap dapat menikmati dan mendapatkan
layanan pos yang diinginkan. Pemerintah berkewajiban mendorong dan
mengembangkan terselenggaranya layanan pos yang adil dan merata.

3. Pos Indonesia merupakan sebuah lembaga jasa komunikasi yang pertama


dan memegang peran penting dalam laju kehidupan manusia. Jangkauan
layanan pos yang hampir menyentuh 24.000 titik layanan yang
menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan
42 persen kelurahan/desa dan lokasi transmigrasi, Pos Indonesia menjadi
satu-satunya layanan publik yang mampu menjangkau hingga wilayah
terluar/terdepan Indonesia yang tak terjangkau oleh sinyal teknologi dan
alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir sebagai sarana perekat ikatan
ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Jasa layanan Pos Indonesia
mampu menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan
cara menampilkan perangko kebudayaan, penggerak perekonomian
commit
masyarakat, alat komunikasi to user
untuk keselarasan politik dan persatuan
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat


pertahanan/kedaulatan Negara. Layanan publik Kantor Pos Solo meliputi
layanan jasa komunikasi, layanan jasa pengiriman barang dan layanan jasa
keuangan. Layanan jasa komunikasi yaitu, pengiriman surat. Layanan jasa
pengiriman barang menyediakan paket pos express dan paket pos logistik.
Layanan jasa keuangan berupa layanan weselpos, giropos, dan tabanas
batara,serta layanan jasa keuangan SOPP yaitu layanan jasa mudah dan
praktis dalam melakukan setoran tabungan, pembayaran tagihan rekening
telepon, seluler, asuransi, kredit, penerimaan pajak dan isi ulang pulsa
seluler.

B. Implikasi
1. Teoritis
Perkembangan Kantor Pos Solo tidak lepas dari keterkaitan dengan
kebijakan pemerintah baik itu perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya
sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Kebijakan pemerintah
telah membawa Pos Indonesia mengalami beberapa kali perubahan satus, sejak
perubahan status dari Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia (Persero)
itulah, perkembangan Pos Indonesia seperti anak panah yang dilepas dari
busurnya segalanya bergerak amat cepat. Bukan saja pengembangan produk yang
layanan yang terkait langsung dengan bisnis intinya, tetapi juga ekspansi ke
berbagai bidang usaha lainnya. Penelitian ini secara teori mampu membuka
pendalaman materi dan memberikan pengetahuan tentang Kantor Pos Solo.

2. Metodologis
Dalam pelaksanaan penelitian yaitu menggunakan teknik pengumpulan
data dengan metode wawancara dan observasi secara langsung, sering sekali
dijumpai antara informan satu dengan yang lain mempunyai jawaban yang
berbeda berdasarkan kemampuan pemahaman dan kemampuan berbicara
informan. Sehingga sedikit menghambat analisis
commit to user peneliti untuk mendeskripsikan
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

perkembangan dari Kantor Pos Solo ini. Menghadapi hal ini tindakan yang
dilakukan adalah dengan mencari informasi lain dengan tidak hanya dengan
wawancara saja, tapi juga dengan mencari data lain baik dari buku-buku maupun
hasil penelitian mengenai Pos Indonesia.

3. Praktis
Perkembangan pos dalam rangka efisiensi dan efektifitas usaha
penyelenggaraan jasa pos dan giro, telah mampu menjawab tantangan zaman dan
kebutuhan masyarakat. Melalui berbagai terobosan layanan baru yang bukan saja
produk layanan yang terkait langsung dengan bisnis intinya, tetapi juga ekspansi
ke berbagai bidang usaha yang lainnya. Sehingga Kantor Pos Solo benar-benar
dapat mengoptimalkan pemanfaatan layanan jasa yang dimiliki. Menyediakan
sarana komunikasi dan layanan jasa yang handal dan terpercaya bagi masyarakat
dan pemerintah guna menjunjung pembangunan nasional serta memperkuat
kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara.

C. Saran
Setelah mengadakan penelitian tentang “Perkembangan Kantor Pos Solo
dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat”, maka dapat diajukan
saran-saran kepada:
1. Kantor Pos Solo
Kepada Kantor Pos Solo diharapkan agar selalu melakukan terobosan-
terobosan baru untuk produk dan jasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
perkembangan informasi yang diperoleh dan terus mengupayakan penyempurnaan
layanan untuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Persaingan
yang semakin ketat dengan para kompetitor domestik maupun internasional dalam
bisnis perposan, harus dipandang sebagai tantangan dan momentum bagi Kantor
Pos Solo untuk menunjukkan kinerjanya yang lebih baik. Kepada para staf
pegawai Kantor Pos Solo hendaknya lebih meningkatkan disiplin kerja yang
sudah ada terutama petugas yang secara langsung berhubungan dengan pelanggan
commit
agar dapat meningkatkan pelayanan mutu.to user
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

2. Masyarakat
Kepada masyarakat diharapkan agar lebih berperan aktif lagi dalam
mendukung eksistensi Kantor Pos Solo, karena beberapa tahun belakangan ini
banyak sekali bermunculan layanan jasa yang menyerupai Pos. Dukungan dari
masyarakat bisa diperlihatkan dengan menggunakan layanan jasa dari Kantor Pos
Solo serta ikut menjaga kebersihan, dan ketertiban bangunan kantor pos itu sendiri
dengan tidak mencorat coret bangunan pos maupun bis surat yang ada di pinggir
jalan. Menggunakan jasa Kantor Pos merupakan sebuah tindakan untuk turut
membangun bangsa, mengingat arti penting Kantor Pos Solo yang mampu
menjadi perekat hubungan antar-masyarakat serta sebagai alat
pertahanan/kedaulatan Negara.

3. Pemerintah
Kepada Pemerintah diharapkan agar lebih mengoptimalkan peran dan
fungsi Kantor Pos Solo. Pemerintah hendaknya lebih meningkatkan promosi atau
ajakan kepada masyarakat agar menggunakan layanan jasa dari Kantor Pos Solo.
Promosi bisa melalui berbagai media seperti koran, baliho, maupun melalui
televisi lokal. Karena dirasa akhir-akhir ini promosi tentang kantor pos mengalami
penurunan dan banyak masyarakat yang belum mengetahui perkembangan
layanan yang diberikan Kantor pos Solo saat ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Burhan Bungin. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media


Group.

Budi Winarno. 2002. Teori dan Kebijakan Politik. Yogyakarta: Media


Pressindo.

Crish Manning & Tadjuddin. 1996. Urbanisasi Pengangguran dan Sektor


Informal Kota. Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 1980. Sejarah Pos dan


Telekomunikasi di Indonesia Jilid I: Masa Perang Kemerdekaan.
Jakarta: CV Cahaya Makmur.

_________1980. Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid II: Masa


Perang Peramg Kemerdekaan. Jakarta: CV Cahaya Makmur.

_________1980. Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid III: Masa


Demokrasi Liberal. Jakarta: CV Cahaya Makmur.

_________1980. Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid IV: Masa


Demokrasi Terpimpin. Jakarta: CV Cahaya Makmur.

_________1980. Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid V: Masa


Orde Baru. Jakarta: CV Cahaya Makmur.

Faisal Afif, dkk. 1994. Seluk Beluk Organisasi Perusahaan Modern.


Bandung: PT Eresco.

Hadari Nawawi. 1985. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:


Gajah Mada University Press.

Husein Umar. 2003. Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta: Gramedia.

Holsti K.J. 1988. Politik Internasional. Jakarta: Erlangga.

Purwosutjipto H. M. N.. 1995. Pengertian Pokok Hukum Dagang Jilid 3.


Jakarta: Djambatan.

Heribertus Sutopo. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta: Pusat


penelitian UNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

_________2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan


Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Irawan & Bahu Swasha. 1992. Lingkungan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Kansil, C.S.T.. 1995. Hukum Perusahaan Indonesia. Jakarta: Pradnya


Paramita.

Kartini Kartono. 1996. Pengantar Metode Riset Sosial. Bandung: Mandar


Maju.

Koentjaraningrat. 1977. Metode Penelitian-Penelitian Masyarakat. Jakarta:


PT Gramedia.

_________ 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Ikrar Mandiri Abadi.

Lestariningsih & Suryatmojo. 1996. Administrasi Perusahaan. Surakarta:


Universitas Sebelas Maret Press.

Lexy J. Moleong, M. A. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


Rosda Karya.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba


Empat

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Tjetjef Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mirriam Budiarjo. 1982. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Pariata Westra. 2002. Administrasi Perusahaan Negara. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Patton, M.C. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Poerwadarminto. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Pamudji S. 1982. Perbandingan Pemerintahan. Bandung: Bumi Aksara.

Sartono Kartodirdjo, dkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
commit
Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran to user
jasa. Jakarta : Salemba empat.
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Yin, Robert K. 1996. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta : Grafindo
Persada.

Sumber Arsip

Sajid, R. M. Babad Sala.1984. Surakarta: Reksopustoko

Sumber Jurnal dan Surat Kabar:

Hassan Noer. 1993. Sejarah Pos lan Giro ing Indonesia. Mekar Sari. 48.

Sri Wahyuningsih. 2009. “Peningkatan Daya Saing Pos Menghadapi


Persaingan Global”. Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 7 No.4.

Sri Wahyuningsih. 2009. “Pengembangan CAP (Community Acces Point)


Melalui Warmasif (Warung Masyarakat Informasi Indonesia ) Di Kantor
Pos”. Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 7 No.3.

Bangunan Djalan-Djalan untuk Perhubungan Darat. 1954. Mimbar


Indonesia. 22.

Sumber Internet:

( http://www.posindonesia.co.id/profile.php?id=2) diunduh pada 11 Juni 2011


(http://ptposindonesiapersero.blogspot.com/p/sejarah-pos.html) diunduh pada
11 Juni 2011
(http://surabayawebs.com/index.php/2011/07/27/menjelang-265-tahun-pos-
indonesia-melayani-bangsa-dan-negara/) diunduh pada 25 Juni 2011
(www.balitbang.depkominfo.go.id) diunduh pada 2 Juli 2011

Sumber Lainnya
Program Metro files di Stasiun Televisi Swasta Metro TV tentang Sejarah PT.
Pos Indonesia. Dikutip tanggal 5 November 2011.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai