Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG ILMU PERTANIAN UMUM

DI BALITJESTRO BATU MALANG

Disusun oleh

Raihan Dwi Sasmitha Hardiyansyah


191710201076
TEP C

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LAPORAN KEGIATAN BUDIDAYA APEL DI BALITJESTRO

Budidaya adalah kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati


yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.
Kegiatan budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, budi daya adalah "usaha yg bermanfaat dan memberi
hasil.
Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media
lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya
yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga,
batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budi daya
tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam
(bahasa Belanda: akkerbouw). Termasuk dalam "tanaman" di sini adalah gulma
laut serta sejumlah fungi penghasil jamur pangan.
Salah satu contoh nya adalah budidaya apel di Balitjestro Batu Malang.
Meskipun bukan asli tanaman dari Indonesia, apel termasuk salah satu jenis buah
yang populer disamping jeruk dan mangga. Sebagai buah segar, apel banyak
disajikan dalam pesta, buah penyerta kunjungan orang sakit maupun sesaji
upacara agama di Bali. Selain dikonsumsi dalam bentuk buah segar, kelezatan
apel bisa dinikmati dalam bentuk minuman maupun dodol yang banyak dijajakan
di Kota Wisata Batu.
Varietas tanaman apel yang berada di balitjestro sebanyak 37 aksesi
namun yang sudah dilepas oleh kementrian pertanian masih ada 3 varietas yaitu
apel manalagi, apel anna, apel rome beauty. Varietas tersebut antara lain apel
manalagi, rome beauty, dan anna. Apel manalagi adalah apel yang hijau
kekuningan dan rasanya manis. Apel anna adalah apel yg merah kekuningan dan
berasa asam manis. Sedangkan rome beauty berwarna merah rasanya juga asam
manis.

Gambar. Kebun apel Balitjestro


1. Syarat Tumbuh
a. Ketinggian tempat
Untuk menanam tumbuhan apel diperlukan ketinggian yang sesuai.
Balitjestro daerah batu memiliki ketinggiannya 950 mdpl, ketinggian ini
dinilai cocok untuk menanam tumbuhan apel
b. Suhu
Suhu udara di batu pada malam hari adalah 16 derajat sedangkan saat
siang 27-28 derajat.
c. Kelembapan
Kelembapan udara yang dibutuhkan untuk menanam tumbuhan ape ialahl
75-80 %.

2. Pemilihan Benih

Balitjestro memiliki beberapa teknologi dalam pembenihannya. Salah


satunya ialah perbanyakan apel secara klonal tunggal . Di seluruh Indonesia yang
memiliki pohon induk tunggal adalah Balitjestro . Tanaman apel yang memiliki
pohon induk tunggal adalah anna, manalagi, dan rome beauty. Tanaman pohon
induk tunggal adalah tanaman yang telah memiliki sertifikasi dari Balai Sertifikasi
benih dan ditandai dengan label berwarna kuning (PIT).

PIT sudah melalui seleksi – seleksi mulai dari produktivitasnya, penanganan


hama penyakit, dan barulah nanti akan dijadikan pohon induk tunggal. Dari pohon
induk tunggal akan diperbanyak dengan mata tempel. Contohnya pohon induk
tunggal diambil mata tempelnya yang ada di setiap sisi daun. Diambil lalu
diokulasikan dengan batang bawah apel liar. Hasil dari okulasi ini nanti statusnya
akan turun menjadi benih dasar.
Dalam perbenihan, PIT merupakan benih penjenis. Benih dasar mempunyai
label berwarna putih. Dari blok pondasi/ benih dasar diambil lagi mata
tempelnya, kemudian diberi nama blok penggandaan mata tempel (BPMT), jadi
sdari benih dasar tadi diambil mata tempelnya lalu statusnya turun menjadi BPMT
yang warna labelnya ungu.
Dari BPMT diambil lagi mata tempelnya menjadi benih sebar yang berlabel
biru. Jika kita ingin mendapatkan benih bermutu, maka harus mengikuti alur
tersebut yang dinamakan regulasi. Pembelian benih dasar dan benih pokok, akan
ditangani oleh Balitjestro. Sedangkan untuk benih sebar, akan ditangani oleh
koperasi.

Gambar 2. Labeh bibit


Benih dasar dihargai Rp. 75.000, benih pokok Rp.25.000, benih sebar
memiliki harga 17.000 – 20.000, dan status benih juga akan memengaruhi harga
jualnya. Kebanyakan tanaman apel sudah mengacu pada SMM (Sistem
Manajemen Mutu). Yang membuat label benih dasar dan benih pokok adalah
Balitjestro, sedangkan yang membuat label benih sebar adalah BSPB (Balai
sertifikasi).
Pohon apel yang ada di Balitjestro merupakan gabungan dari batang atas dan
batang bawah. Batang bawahnya merupakan apel liar, sedangkan batang atasnya
sesuai keinginan kita. Batang bawah bertanggung jawab terhadap akar, sedangkan
batang atas bertanggung jawab pada produksinya.
Selanjutnya,perbanyakan tanaman apel dengan batang bawah dilakukan
dengan cara berikut :
1. Anakan
Ciri-ciri anakan yang diambil adalah setinggi 30 cm, diameter 0,5 cm, Dan
kulit batang Kecoklatan. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman
dengan cara menggali tanah di sekitar pohon,setelah itu anakan di cabut
beserta Akar-akarnya secara perlahan. Setelah anakan di cabut, anakan di
rompes dan cabang-cabang di potong, kemudian di tanam pada bedengan
selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
2. Rundukan
Bibit hasil rundukan dapat di peroleh dengan dua cara yaitu :
a. Anakan pohon induk liar : Anakan yang agak panjang di rebahkan
melekat tanah, Lalu cabang di jepit kayu dan di itmbin tanah.
Penimbunan di lakukan Tiap-tiap mata dan apabila telah cukup kuat
tunas dapat di pisahkan dengan cara memotong cabangnya.
b. Perundukan tempelan batang sawah : Dilakukan pada waktu tempelan
di buka (2 Minggu) Yaitu dengan memotong 2/3 bagian penampang
batang sawah. sekitar 2 cm diatas tempelan, dan bagian atas karatan di
benamkan di dalam tanah lalu di tekuk lagi keatas. Kemudian pada
tekukan di beri penjepit kayu atau Bambu.Setelah rundukan berumur
sekitar 4 bulan, di lakukan pemisahan bakal bibit dengan cara
memotong miring batang tersebut di bawah keratan atau tekukan. Lalu
bekas luka diolesi defolatan.
3. Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm (Diameter seragam dan
lurus), Sebelum di tanam bagian bawah stek di celupkan larutan Roton F
untuk merangsang pertumbuhan Akar. Dan jarak penanaman (30 x 25 cm)
Tiap bedengan di tanami dua baris, Dan stek siap diokulasi pada umur
5bulan, dan dia meter batang 1 cm dan perakaran cukup kuat.
Selanjutnya perbanyakan tanaman apel dengan batang atas menggunakan
cara okulasi. Okulasi tanaman apel memiliki 3 cara yaitu :
1. Okulasi Chip Badding :

Gambar 1. Okulasi Chip Badding


1) Mengiris batang bawah sekitar 1-2 cm dengan sedikit kayu ikut
teriris.
2) Mengiris mata tempel dengan sedikit kayunya.
3) Mata tempel ditempelkan ke batang bawah. Batang bawah
varietas apel liar, sedangkan batang atas varietas apel manalagi
4) Menali atau menutupi sayatan menggunakan plastik yang elastis .
Penalian dilakukan dari bawah ke atas yang bertujuan agar tidak
kemasukan air saat hujan.
2. Okulasi biasa :

Gambar 2. Okulasi biasa


Okulasi biasa dilakukan dengan cara mengiris seperti bentuk
jendela. Kemudian batang atasnya diambil lalu disisipkan ke batang bawah
yang telah dikupas membentuk jendela.
3. Okulasi T-Badding :

Gambar 3. Okulasi t-badding


Okulasi T bading dilakukan dengan cara
1) Mengupas sedikit batang sampai mengenai sedikit kayu.
2) Menyelipkan mata tempelnya
Jika ingin mengetahui hasil okulasi, maka harus menunggu hingga 21 hari
lalu kita dapat buka talinya. Lalu menunggu selama 4-5 bulan hingga tinggi
tanaman mencapai 1 meter, baru bisa dipindahkan ke lahan. Tiga okulasi tersebut
memiliki presentasi keberhasilan di atas 95%

3. Perompsesan Daun
Apel bukan berasal dari Indonesia oleh karena itu untuk ketika
inginmembuahkan tanaman apel, maka daun pada tanaman apel harus dirontoka
terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena apel berbunga di musim gugur di
daerah aslinya, karena Indonesia tidak memiliki musim gugur jadi daunnya harus
dirontokkan.
Perontokan daun ini dapat dilakukan menggunakan dua acara, yaitu
dengan cara manual maupun kimia. Di Balitjestro sendiri biasanya menggunakan
cara manual yaitu dengan tenaga manusia, dikarenakan lahan yang tidak terlalu
luas dan pohon apel tidak terlalu banyak. Jika jumlah pohon banyak, perompesan
dilakukan secara kimia yaitu dengan campuran urea dan ZPT yang disemprotkan
ke pohon. Namun perompesan dengan bahan kimia ini memerlukan waktu sekitar
3 - 4 hari untuk perontokan daunnya.

4. Penanganan Hama dan Penyakit Tanaman.


Selama masa pertumbuhan pohon apel, banyak jenis hama dan penyakit
yang dapat menyerang pohon apel. Salah satunya adalah jamur, oleh karena itu
untuk menghindari penyakit jamur pada tanaman apel di oleskan fungisida pada
batangnya, terlebih jika musim hujan karena kelembapan akan meningkat.

Gambar 4. Batang pohon apel dilapisi fungisida


Contoh bahan aktif pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan
hama yang lain yaitu Imidakloprid, abamectin (kutu daun, kutu sisik, Trips),
Dicofol, Piridaben (Tungau) dan Sipermetrin (ulat), dan lain-lain. Sedangkan
bahan aktif yang biasa digunakan untuk mengendalikan penyakit antara lain
Difenokonazo, Propineb, Mankozeb, dan lain-lain.
5.Panen
Umur panen buah apel bergatung pada varietasnya. Apel manalagi dapat di
panen pada umur 4,5 bulan, apel anna 4 bulan, sedangkan apel rome beauty
dapat dipanen saat umur 5 bulan. Di indonesia panen buah apel dapat
dilaksanakan sebanyak dua kali.

Anda mungkin juga menyukai