Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

“KONSEP FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN”

Dosen : Ayu Puspita, Ners., M.Kep

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 2
DHEA PERMATASARI ISKANDAR 2018.C.10a.0964
CIA 2018.C.10a.0962
ERNA SARI 2018.C.10a.0966
LALA VERONICA 2018.C.10a.0974
LOREN 2018.C.10a.0976
MELATIA PASKA 2018.C.10a.0977
SUSED 2018.C.10a.0986
TRISIA VIRONIKA 2018.C.10a.0990
YUNI ELIA KARTIKA 2018.C.10a.0993

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi para mahasiswa terutama yang
berada di STIKes Eka Harap materi tentang “Konsep Fisiologi Sistem Integumen”
sehingga diharapkan dengan mempelajari makalah ini mahasiswa maupun pembaca
lainnya untuk mendapatkan tambahan pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis
berharap adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini
pada masa yang akan datang. Akhir kata dari penulis berterimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga
menjadi bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 25 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ............................................................................................................ 1
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................................ 1
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 PENGERTIAN SISTEM INTEGUMEN ........................................................ 2
2.2 FISIOLOGI INDRA KULIT ............................................................................ 2
2.2.1 Fungsi Proteksi .......................................................................................... 2
2.2.2 Fungsi Absorpsi ......................................................................................... 3
2.2.3 Fungsi Ekskresi ......................................................................................... 3
2.2.4 Fungsi Persepsi .......................................................................................... 4
2.2.5 Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi) ................................. 4
2.2.6 Fungsi Pembentukan Vitamin D ............................................................. 4
2.3 FISIOLOGI INDRA RASA RABA ................................................................. 4
2.4 FISIOLOGI RAMBUT..................................................................................... 8
2.5 FISIOLOGI KUKU DAN KELENJAR KULIT ............................................ 9
2.6 PENGATURAN ALIRAN DARAH DI DALAM KULIT ........................... 11
2.7 GANGGUAN PADA SISTEM INTEGUMEN MANUSIA.......................... 12
BAB III............................................................................................................................. 17
PENUTUP........................................................................................................................ 17
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 17
4.2 Saran ................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem
yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem
organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya,
termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur
internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air serta juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit
adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi
panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen pelengkap kulit
termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat dan kelenjar minyak.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia?
2. Apa sajakah gangguan-gangguan Sistem Integumen pada Manusia ?

1.3 TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Untuk memenuhi tugas Ilmu Dasar Keperawatan 1 tentang
Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia
b. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa(i)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM INTEGUMEN


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem
yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem
organ yang paling luar. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya,
termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“,
yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem
integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari
kontak luar. Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan
tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam
tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang
berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran
(vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang
tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital.

2.2 FISIOLOGI INDRA KULIT


Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi
proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

2.2.1 Fungsi Proteksi


Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai
cara sebagai yaitu berikut:

a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas,


dan zat kimia.Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan
tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.

2
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi. selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.

c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan


rambut darikekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini,
bersamaan dengan ekskresi keringat, akanmenghasilkan mantel
asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat
pertumbuhan mikroba.

d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang


berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmenini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada
proteksi oleh melanin,maka dapat timbul keganasan.

e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertamaadalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudianada sel
fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratindan sel Langerhans.

2.2.2 Fungsi Absorpsi


Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material
larut-lipid sepertivitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu,
oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitaskulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik
dapat diserap sepertiaseton,dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, sepertikortison, sehingga mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melaluicelah antarsel
atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

2.2.3 Fungsi Ekskresi


Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua
kelenjar eksokrinnya, yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

3
2.2.4 Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan
Ruffini di dermis dan subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh
badan-badan Krause yang terletak di dermis, badantaktil Meissner
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badanMerkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankanoleh badan Paccini di epidermis. Saraf-
saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnyadi daerah yang erotik.

2.2.5 Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saatsuhu
tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan2 terbawa keluar dari tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah,
tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat danmempersempit
pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran
panas oleh tubuh.

2.2.6 Fungsi Pembentukan Vitamin D


Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor
7 dihidroksi kolesteroldengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di
hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah
hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari
traktus gastrointestinal kedalam pembuluh darah. Walaupun tubuh
mampu memproduksi vitamin D sendiri,namun belum memenuhi
kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberianvitamin D
sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat
pulamengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-ototdi bawah kulit.

2.3 FISIOLOGI INDRA RASA RABA


Rasa sentuhan disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf yang
berbeda-beda pada kulit menurut ujung saraf yang dirangsang baik itu
panas, dingin, maupun sakit yang ditimbulkan karena tekanan dalam rasa
dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang. Indra rasa raba terdapat
pada kulit dn apat berfungsi sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh.
Kulit banyak memiliki ujung-ujung saraf rasa yang menerima rangsangan
dari luar dan diteruskan ke pusat saraf diotak. Reseptor-reseptor tersebar

4
luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia, selain itu di dalam
kulit juga terdapat tempat-tempat tertentu yang sensitif terhadap panas dan
sakit.
a. Rasa Mekanik
Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan, raba, getar dan geli
berada di setiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan
Aestesiometer dapat mengetahui bagian kulit yang paling peka terhadap
rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan lebih padat di
bandingkan dengan kulit lain, hal ini merupakan manifestasi adanya
reseptor tekan pada kulit di bawahnya.
1. Ambang diskriminasi spasial (ADS): Merupakan kemampuan untuk
membedakan dua titik berdekatan sebagai titik yang terpisah yaitu
ambang diskriminasi spasial suksesif (pengganti) dan ambang
diskriminasi spasial simultan. ADS suksesif lebih kecil
dibandingkan dengan ADS simultan. Hal ini disebabkan karena
ADS suksesif dihantarkan oleh saraf yang sama, sedangkan ADS
simultan secara bersamaan dihantarkan oleh dua saraf yang
hubungannya dengan kortek sensoris melalui serat yang berbeda.
2. Reseptor gatal: merupakan pengindra yang memiliki kecepatan
tinggi dan terdapat pada reseptor akar rambut, bila pada punggung
tangan diraba akan timbul rasa raba. Intensitas yang ditimbulkan
oleh gerakan rambut tadi berbanding langsung dengan kecepatan
gerak rambut hanya jika rambut itu bergerak.
3. Reseptor getar: melalui ujung saraf bebas yang merupakan ujung
saraf pengindra, ambang rangsangan. Reseptor ini menghassilkan
satu impuls saja dan sangat cepat beradaptasi. Reseptor gatal ini
merupakan reseptor percepatan struktur yang mempunyai sifat
sesuai dengan badan pacini.
4. Reseptor geli: melalui ujung saraf bebas yang merupakan ujung saraf
pengindra, ambang rangsangan hanya dapat mengetahui adanya
rangsang untuk reseptor. Rangsangan mekanik ringan bergerak
seperti gerakan serangga kecil di kulit. Rasa gatal ditimbulkan oleh
rangsangan frekuensi rendah yang dihasilkan oleh sesuatu yang
bergerak pada kulit secara berulang pada serabut-serabut saraf kulit.
Distribusi rasa gatal terjadi pada kulit, maka membran mukosa
tertentu dan rasa nyeri biasanya terjadi berulang-ulang.

b. Rasa Suhu
Mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas.
Reseptor ini berfungsi mengindra rasa dingin/panas dan refleks
pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reesptor dalm sistem
saraf pusat. Dengan pengukuran waktu, reaksi dapat

5
dinyatakan:kecepatan rasa dingin lebih cepat dibandingkan kecepatan
hantaran rasa panas.
1. Rasa suhu kulit tetap (statis): bila sesorang berada dalam air hangat,
mula-mula akan timbul rasa hangat akan kembali. Hal ini karena
tubuh secara penuh beradaptasi terhadap suhu kulit yang baru.
Adaptasi penuh ini hanya terjadi pada suhu netral (suhu nyaman),
rasa hangat yang mantap akan dirasakan di atas 360C dan rasa dingin
dirasakan pada suhu 170C.
2. Rasa suhu kulit yang berubah: terdapat tiga parameter tertentu yaitu
suhu awal, kecepatan perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar
terhadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang
rasa hangat tinggi, sedangkan ambang rasa dingin meningkat.
Kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa
panas dan dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga
berpengaruh pada timbulnya rasa panas/dingin.
3. Titik-titik rasa dingin dan panas: permukaan kulit yang peka
terhadap rasa panas dan dingin berlokasi pada titik-titik tertentu.
Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan dengan
tiitik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan
rasa panas. Kulit wajah merupakan daerah yang paling peka terhadap
rasa suhu dan memilki kepadatan titik-titik rasa dingin yang paling
tinggi.

c. Rasa Propriosepsi
Berasal dari dalam tubuh disebut juga rasa dalam tubuh disebut
juga rasa dalam, tidak terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam
misalnya otot, tendo, dan sendi. Informasi propriosepsi dihantarkan ke
medula spinalis melalui kolom dorsal dan masuk ke serebelum, sebagian
berjalan ke laminikulus medial, talamus, dan sebagian lagi ke korteks.
Impuls berasal dari kumparan otot berbentuk urat golgi, organ sensorik
dalam dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons
terhadap gerakan-gerakan tertentu.
Terdapat 3 submodalitas yaitu sebagai berikut:
1. Rasa posisi: mengindrai bagian-bagian tubuh dalam ruang atau posisi
ruas sendi tubuh yang satu dengan ruas sendi yang berdekatan, rasa
ini sedikit sekali bahkan mungkin tidak beradaptasi.
2. Rasa gerakan: timbulnya menghindari gerak pada setiap sendi dan
berapa besar perubahan sudut dan kecepatan gerak pada sendi yang
bergerak
3. Rasa kekuatan: seberapa besar kekuatan atau tahanan yang
dikerahkan untuk gerak otot.

6
Integrasi Sentral. Dalam kehidupan sehari-hari alat indra ini tidak
bekerja sendiri-sendiri, mereka bekerja secara terpadu dalam
mengindrai suatu benda terhadap rasa raba, rasa suhu, dan rasa
propriosepsi. Semua berperan dan diperlukan oleh fungsi sistem saraf
pusat.

d. Rasa Nyeri
Ditimbulkan oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi
melindungi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang
terkena. Modalitas rasa nyeri terdiri atas submodalitas nyeri somatik
yaitu nyeri permukaan, nyeri dalam, dan nyeri viseral. Zat kimia pada
kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri misalnya asetilkolin,
seratokinin, dan histamin yang juga menimbulkan rasa gatal.
Pada otot jantung yang mengalami iskemia, nosiseptor (reseptor
rasa nyeri) akan terangsang untuk menimbulkan rasa nyeri yang disebut
angina pektoris. Alat dalam yang mengandung reseptor nyeri misalnya
usus, uretra, dan empedu. Reseptor nyeri peka terhadap rangsangan
yang kuat sehingga terjadi nyeri viseral yang disebut kolik.
Rasa nyeri terdiri atas bagian-bagian berikut ini :
1. Nyeri proyeksi : nyeri yang timbul bila rangsangan bukan pada
reseptornya, tetapi langsung pada serat saraf di salah satu tempat
dalam perjalanan sarafnya. Rasa nyeri tidak pada tempat
rangsangan, tetapi pada proyeksi perifer (ujung) saraf yang
bersangkutan.
2. Nyeri alih: rasa nyeri berasal dari sufat dalam, serat saraf yang
terangsang di ala+ dalam dan serat saraf dari kulit atau segmen
dengan alat dalam serta bersinaps pada satu neuron yang sama
yang menimbulkan eksitasi(rangsangan) sehingga impuls
diteruskan ke SSP. Rasa nyeri yang timbul dan diinterprestasikan
dating dari kulit.
3. Hiperalgesia: salah satu bentuk nyeri khusus dialami seseorang
adalah saat kulit terkena rangsangan nosissptif misalnya terik
matahari dan luka bakar.
4. Hipoalgesia: menurunnya rasa nyeri akibat kerusakan saraf atau
tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini bisa
disertai dengan hilangnya modalitas rasa.
5. Nyeri Kronis: suatu perubahan pada system saraf pusat dalam
pengolahan rasa nyerinya belum diketahui sebabnya. Salah satu
organ tubuh yang diamputasi dapat mengalami rasa nyeri yang
dirasakan seperti berasal dari bagian tubuh yang telah dibuang.

7
e. Rasa Gatal
Merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi
perangsangan tertentu. Semakin kuat rangsangan suatu rasa, rasa gatal
yang timbul akan diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangan mencapai
intensitas yang tinggi, maka rasa gatal yang dialami dapat hilang. Pada
jaras spinotalmik, yang sedang dilewati rasa gatal dilewati juga oleh rasa
nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal sesuai dengan titik nyeri.
Reseptor gatal terletak pada bagian kulit permukaan, sedangkan reseptor
nyeri terdapat lebih dalam dari kulit.

2.4 FISIOLOGI RAMBUT


Rambut, atau pili, ada pada hampir seluruh bagian tubuh. Tetapi
sebagian besar berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna, atau
tersamar. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini
tertanam dikulit kepala, alis, dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut
ini akan menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di
wajah laki-laki) sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.
1. Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir
melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.
a. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya,
kemudian membentuk bulbus rambut. Bulbus rambut ini
kemudian diinvaginasi suatu massa yang tersusun dari jaringan
ikat renggang, pembuluh darah, dan syaraf yang disebut papila
dermal yang memberikan nutrisi untuk pertumbuhan rambut.
b. Sel-sel bulbus rambut yang terletak tepat di atas papila disebut
matriks germinal rambut, dan analog dengan sel-sel stratum
basalis pada epidermis. Setelah mendapat nutrisi dari pembuluh
darah pada papila, sel-sel matriks germinal kemudian membelah
dan terdorong ke arah permukaan kulit untuk menjadi rambut
yang terkeratinisasi penuh.
2. Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan
batang, bagian di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut
tersusun dari tiga lapisan epitelium.
a. Kutikel, adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati
yang bersisik.
b. Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk
bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah
pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
c. Sebuah medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga
lapisan sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan sering kali tidak
terjadi, terutama pada rambut pirang.

8
3. Otot arektor pili adalah pita tipit otot polos yang berhubungan
dengan folikel rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung
rambut berdiri (“merinding”) dan mengakibatkan keluarnya sekresi
kelenjar sebasea. Setiap folikel rambut mengandung satu atau
beberapa kelenjar sebasea.
4. Pertumbuhan rambut bersifat siklik (siklus).
a. Ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase
istirahat, jika rambut telah mencapai batas pertumbuhan
maksimal.
1) Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berubah
menjadi suatu massa terkeratinisasi menyerupai pentungan
yang tetap melekat pada folikel.
2) Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk
dari bagian bawah massa yang lama. Rambut yang baru
mendorong keluar rambut yang lama, sehingga rambut
lama menjadi rontok.
3) Di suatu saat tertentu 90% rambut kepala sedang tumbuh
dengan aktif, sedangkan 10% sisanya beristirahat.
b. Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun
dan kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bulan sebelum
rontok.
c. Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kurang lebih 0,05
inci/minggu. Sedangkan, rambut pada kulit kepala
membutuhkan waktu sekitar 7 minggu untuk dapat tumbuh
sepanjang satu inci.
d. Kebotakan adalah suatu deteriorasi folikel yang progresif.
Prevalensinya lebih besar pada laki-laki karena memiliki
karakteristik pengaruh genetik kelamin yang hanya akan muncul
jika hormon laki-laki ada dalam tubuh.

2.5 FISIOLOGI KUKU DAN KELENJAR KULIT


Kuku, rambut, kelenjar keringat serta kelenjar sebasea adalah
derivatif epidermis.
a. Kuku
Kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang
berasal dari perpanjangan epidermis ke dalam dermis.
1. Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas
dasar kuku yang nutrisinya disuplai dari pembuluh darah.
2. Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di kulit.
Pertumbuhan kuku kira-kira 0,5 mm perminggu, lebih cepat di
musim panas daripada di musim dingin.

9
3. Kutikel (eponikium) adalah lipatan epidermis berlekuk yang
menutup akar kuku. Hiponikium adalah stratum korneum tebal di
bawah ujung lepas kuku.
4. Lunula (bulan sabit) adalah area keputihan berbentuk melengkung
dekat kutikel.

b. Kelenjar Pada Kulit


1. Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenis
berdasarkan struktur dan lokasinya.
a. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubular simpel dan
berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar
ini penyebarannya meluas keseluruh tubuh, terutama pada
telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini
(keringat) mengandung air dan membantu pendinginan
evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat apokrin
adalah kelenjar keringat terspelisasi yang besar dan bercabang
denagn penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada
aksila, areola payudara dan regia anogenotal.
1) Kelenjar apokrin yang ditemukan dilipatan ketiak dan
area anogenital memiliki duktus yang membuka ke
bagian atas fololikel rambut. Kelenjar ini mulai
berfungsi pada masa pubertas untuk merespons stres
atau kegemberian dan mengeluarkan semacam sekresi
tidak berbau kemudian akan berbau jika bereaksi dengan
bakteri.
2) Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan
serumen atau getah telinga, dan kelenjar silaris Moll
pada kelompok mata juga termasuk kelenjar apokrin.
3) Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi
yang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.
2. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke
folikel rambut. Kelenjar sebasea rambut, dan kelenjar keringat
apokrin membentuk unit pilosebasea tetepi hanya terbentuk pada
rambut diarea genetalia, bibir, puting susu, dan areola payudara.
a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin( sel-sel sekretori
menghilang selama sekresi sebum).
b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-
pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut
kulit dan merupakan suatu zat barier terhadap evaporasi. Zat ini
juga memiliki aktivitas baktresida.

10
c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea diwajah, leher,
dan punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa
kehidupan. Kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga
menyebabkan furunkel ( bisul ).

2.6 PENGATURAN ALIRAN DARAH DI DALAM KULIT


1. Pengaturan Saraf
Pengaturan aliran darah melalui kulit yaitu untuk mengatur
suhu tubuh dimana aliran darah melalui kulit dan diatur oleh
mekanisme saraf bukan oleh pengaturan setempat.

2. Mekanisme Vasokontriksi dan Vasodilatasi

Vasokontriksi Vasodilatasi

Pada suhu tubuh normal, Bila suhu berlebihan dan keringat


di bagian saraf mulai keluar, aliran darah kulit lengan
vasokontriksi akan dan batang tumbuh bertambah tiga kali
mempertahankan lipat akibat vasodilatasi aktif
anastomisis hampir
tertutup tetapi bila
terkena panas jumlah
simpul sangat berkurang
sehingga anastomisis
akan berdilatasi
sehinggas sejumlah besar
darah mengalir dan dapat
meningkatkan
pengeluaran panas.

3. Efek Dingin Sirkulasi

Pembuluh darah berkontraksi sampai suhu 15ᵒC,saat titik


mencapai derajat kontraksi maksimum pembuluh darah mulai
berdilatasi di sebabkan oleh efek pendinginan setempat terhadap
pembuluh darah.Mekanisme berkontraksi dingin membuat
hambatan influls saraf datang ke pembuluh pada suhu mendekati
0ᵒC, sehingga darah mencapai vasodinatasi maksimum.Hal ini dapat
mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena terutama tangan
dan telinga.

11
4. Pengaturan Aliran Darah Setempat
Mempunyai peranan kecil untuk pengaturan aliran darah
kulit, bila orang duduk selama lebih tiga puluh menit kemudian
berdiri akan mengalami kemerahan yang hebat pada daerah kulit
yang terkena. Proses ini disebut juga hyperemia reaktif karena
berkurangnya penyediaan bahan gizi untuk jaringan selama periode
penekanan.

2.7 GANGGUAN PADA SISTEM INTEGUMEN MANUSIA


1. Kanker Kulit

Penyebab Kanker kulit adalah pertumbuhan sel kanker yang


tidak terkontrol didalam jaringan kulit. jika tidak diobati, sel sel
kanker ini akan menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah
bening, tulang, jaringan lunak, dan lain lain. kanker kulit adalah
jenis kanker yang paling dominan didunia. Di Amerika kanker kulit
diderita oleh satu dari lima orang dengan prevalensi sekitar 20%
menurut Yayasan Kanker Kulit.

2. Lupus

Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau


kekebalan tubuh yang terganggu yang diderita lebih dari 1.5 juta
rakyat Amerika. Normalnya sistem kekebalan tubuh akan menjaga
tubuh dari gangguan penyakit, virus, bakteri dan bentuk lain yang
berbahaya. Dalam hal penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh salah
mengidentifikasi bahaya dan sebaliknya menyerang sel tubuh yang

12
sehat dan merusak jaringan lunak seperti kulit dan organ lainnya.
Penyakit lupus dapat menimbulkan masalah lanjutan pada ginjal,
sistem saraf, jaringan darah dan kulit.

3. Rubeola atau Penyakit Campak

Penyebab rubeola adalah infeksi yang disebabkan oleh virus


yang berkembang dalam sel di daerah tenggorokan dan paru paru.
Rubeola sangatlah menular, dan cepat menyebab melalui media
udara ketika penderita rubeola batuk atau bersin. Orang yang
menderita Rubeola akan merasakan demam, batuk, hidung berair,
dan ruam ruam pada kulit sebagai puncak dari penyakit Rubeola.
Jika tidak dirawat dapat menyebabkan komplikasi seperti radang
infeksi telinga, pneunomia dan encephalitis (pembengkakan otak).

4. Jerawat

Penyebab penyakit jerawat adalah terhalangnya pori pori


pada tubuh oleh minyak, kulit mati, dan atau bakteri. Setiap pori-
pori di kulit kita terdapat folikel, folikel ini terbuat dari rambut dan
kelenjar minyak. Kelenjar minyak mengeluarkan sebum, yang
berjalan melewati rambut/bulu, keluar melalui pori pori dan berakhir
di kulit. Sebum membuat kulit lembab dan lembut, jika anda
menderita penyakit Jerawat, mungkin saja terjadi gangguan pada
proses ini. Hal hal yang paling sering menyebabkan jeawat adalah
 Terlalu banyak sebum yang dihasilkan kelenjar minyak kulit
 Sel kulit mati yang bertumpuk di pori pori
 Bakteri telah tumbuh berkembang di pori pori.

13
5. Hemangioma

Hemangioma adalah pertumbuhan daging atau kulit tetapi


bukan kanker yang tumbuh karena pertumbuhan jaringan darah
abnormal. Hemangioma biasanya ditemukan dalam lapisan dari
organ dalam - biasanya hati-. Karena Hemangioma tidak disebabkan
faktor luar, biasanya orang menderita atau Hemangioma
berkembang sebelum orang lahir, ketika mereka masih didalam
kandungan. Hemangioma didalam hati biasanya tidak menyebabkan
kelainan. Biasanya juga tidak terdeteksi sebelum anda
memeriksakan diri dan biasanya pemeriksaan yang tidak terkait
sama sekali dengan Hemangioma.

6. Cold Sore (Herpes Simplex Virus)

Cold sores adalah keadaan kulit melepuh berentuk bulat


berisi cairan yang biasanya tumbuh disekitar mulut atau sekitar
wajah. Terkadang lepuhan juga muncul di jari, hidung atau didalam
mulut, tetapi itu jarang terjadi. Biasanya Cold Sore disebabkan oleh
virus Herpes, dan tidak ada pengobatan untuk penyakit ini selain
mengobati atau membasmi herpes tersebut. Terkadang penyakit ini
akan kambuh tanpa tanda-tanda, dan berhati-hatilah karena cairan
didalam cold sore tersebut sangat mudah menular.

14
7. Psoriasis

Penyakit psoriasis adalah kondisi gangguan kulit kronis yang


ditandai dengan bercak merah terkadang menyerupai sisik pada
kulit. Psoriasis dapat terlihat berbeda tergantung dimana dan jenis
apa yang menyerang Anda. Jika anda memiliki gejala seperti
Psoriasis karena memang gejala dan penampakanna mirip dengan
eksim. Jika anda mengerti jenis Psoriasis mana yang menyerang
anda maka anda akan lebih mudah untuk mengobatinya.

8. Rosacea

Rosacea adalah gangguan kulit kronis yang menyerang lebih


dari 16 juta warga Amerika. Penyebab Rosacea masih tidak
diketahui dan juga tidak ada obatnya. Namun ilmuwan belakangan
ini mampu mengembangkan jenis perawatan yang dapat menekan
gejala - gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Rosacea.
Terdapat empat jenis Rosacea, setiap jenisnya membawa gejala
sendiri. Kemungkinan dalam satu Individu dapat diserang oleh lebih
dari satu jenis Rosacea. Ciri Khas Rosacea adalah lingkaran kecil
berwarna merah berisi nanah yang tumbuh pada kulit. Biasanya
Rosacea hanya tumbuh pada bagian hidung, pipi dan kening.
Rosacea dapat menghilang dan timbul dengan sendirinya, biasanya
memiliki siklus. Jadi ketika anda menderita penyakit ini, bisa saja
gejala-gejalanya akan hilang namun akan muncul kembali di masa
yang akan datang.

15
9. Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic)

Eksim Seborrheic adalah suatu kondisi kulit. Juga dikenal


dengan sebutan Dermatitis Seborrheic. Ketika bayi menderita
penyakit ini disebut juga cradle cap. Terdapat 2 penyebab penyakit
Eksim Seborrheic, yaitu pertama adalah produksi minyak sebum
pada kulit yang berlebihan, dan kedua adalah jamur yang disebut
Malassezia. Biasana ditemukan didalam kelenjar minyak kulit dan
dipercaya sebagai penyebab iritasi. Walaupun tidak terdapat obat
untuk penyakit ini, tetapi kita dapat mengenali dan mempelajari
penyebab dan pemicu penyakit Eksim ini dan mengembangkan cara
untuk menghindarinya, seperti menjaga kesehatan tubuh khususnya
kulit secara teratur dan benar.

10. Hives / Urticaria (Gatal Alergi)

Hives, Urticaria, gatal karena alergi adalah perasaan gatal


disertai timbulnya benjolan-benjolan kecil pada kulit. Biasanya
berwarna merah dan sakit ketika disentuh. Pada kebanyakan kasus,
urticaria disebabkan oleh reaksi terhadap pengobatan dan atau reaksi
alergi terhadap benda yang menyebabkan iritasi.

16
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku,
rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Kulit
merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh
dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan menghasilkan vitamin dan
hormon. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi,
absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D. Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia
diantaranya yaitu Kanker Kulit, penyakit pupus, Rubeola atau Penyakit
Campak, Jerawat, Hemangioma, Cold Sore (Herpes Simplex Virus),
Psoriasis, Rosacea, Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic), dan Hives /
Urticaria (Gatal Alergi).

4.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan
penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan
kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan
penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa
yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik
dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan
makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih
meningkatkan pengetahuan tentang konsep.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.scribd.com/doc/52471266/8/Kelenjar-pada-kulit
2. http://www.docstoc.com/docs/58180799/Anatomi-dan-fisiologi-
sistem-integumen-(kulit)
3. Ethel, Sloane.2003.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta :Buku
Kedokteran EGC.
4. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi Kedokteran.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
5. Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
6. Syaifuddin.2006.Anatomi fisiologi untuk mahasiswa
keperawatan.Jakarta : EGC.
7. Setiadi.2007.Anatomi & fisiologi manusia.Yogyakarta : Graha Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai