1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
Abstract: This study aims to examine the effect of forensic auditing and auditor competence on
fraud prevention with emotional intelligence as a moderating variable. This research is a
quantitative research with correlational approach. The population in this study are all auditors
working at the Supreme Audit Board of the Republic of Indonesia Representative of Riau Islands
Province. The sampling technique uses purposive sampling method.The results of research with
multiple linear regression analysis showed that forensic audits have a significant effect, while the
competence of auditors has no significant effect on fraud prevention. The analysis of moderating
variables by the method of absolute difference values indicates that emotional intelligence does
not moderate forensic audits on fraud prevention,but moderate the auditor's competence on fraud
prevention.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit forensik dan kompetensi auditor
terhadap pencegahan fraud dengan kecerdasan emosional sebagai variabel moderating. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh auditor yang bekerja dikantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau. Teknik pengambilan sampel mengunakan metode purposive
sampling. Hasil penelitian dengan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa audit
forensik berpengaruh signifikan, sedangkan kompetensi auditor tidak berpengaruh signifikan
terhadap pencegahan fraud. Analisis variabel moderating dengan metode nilai selisih mutlak
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan
antara audit forensik dan pencegahan fraud, namun berpengaruh signifikan terhadap hubungan
antara kompetensi auditor dan pencegahan fraud.
Kata Kunci: Audit Forensik, Kompetensi Auditor, Pencegahan Fraud, Kecerdasan Emosional
secara umum merupakan suatu perbuatan
PENDAHULUAN melawan hukum yang dilakukan oleh orang-
orang dari dalam maupun luar organisasi.
Tindak kecurangan saat ini terus yang dengan maksud untuk mendapatkan
terjadi. Kecurangan atau yang sering disebut keuntungan pribadi ataupun kelompoknya dan
dengan fraud, dilakukan dengan beragam secara langsung merugikan pihak lain.
modus dan semakin berkembang seiring Kasus korupsi banyak dilakukan oleh
dengan perkembangan zaman. Kecurangan orang yang ada kaitannya dengan kekuasaan
97
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
yang dimilki seseorang untuk mengelola harta (Dua puluh sembilan) kasus. Sedangkan pada
kekayaan atau keuangan negara. tahun 2016 hanya ada 9 (Sembilan) kasus
Pengungkapan fraud relatif sulit karena pada namun berhasil menyelamatkan uang negara
umumnya dilakukan secara sistematis dan sebesar Rp. 3,8 miliar. Hal ini menunjukkan
tersembunyi dengan modus rekayasa dalam bahwa semakin pentingnya upaya pencegahan
transaksi keuangan. Untuk pembuktiannya bersama tindakan represif yang dilakukan
harus dengan bukti yang nyata, yaitu oleh instansi pemerintah dalam
terpenuhinya unsur perbuatan melawan pemberantasan fraud. Nilai tersebut didapat
hukum oleh seseorang, menguntungkan diri bukanlah dengan penindakan, melainkan
sendiri dan atau orang lain serta adanya melalui upaya pencegahan, koordinasi, dan
kerugian keuangan negara sinergi dengan instansi pemerintah yang
Penyelenggaraan pemerintahan tidak terkait, salah satunya yaitu BPK RI
dapat dilepaskan dari penggunaan anggaran perwakilan provinsi Kepulauan Riau.
negara sebagai sumber pembiayaan Hasil penelitian Njanike, Dube dan
pemerintahan. APBN dan APBD merupakan Mashanyanye (2009) jurnal Internasional
sumber pembiayaan yang sebagian besar yang mengatakan bahwa efektifitas audit
dihimpun dari masyarakat. Oleh karena itu, forensik untuk mendeteksi dan mencegah
penggunaanya harus diawasi oleh sebuah fraud dengan membentuk suatu lembaga
lembaga atau badan independen untuk di independen.
pertanggungjawabkan kepada rakyat sehingga Berdasarkan latar belakang diatas
diadakan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
Badan ini bertugas memeriksa penggunaan mengenai audit forensik, dengan judul:
APBN dan APBD. Untuk itu perkembangan “Pengaruh Audit Forensik Dan
ilmu akuntansi memasuki wilayah investigatif Kompetensi Auditor Terhadap
dan forensik untuk mendeteksi adanya Pencegahan Fraud Dengan Kecerdasan
tindakan kecurangan. Emosional Sebagai Variabel Moderating”.
Oleh karena itu, untuk membantu dan
memudahkan Aparat Penegak Hukum (APH) TINJAUAN PUSTAKA
dalam pengungkapannya diperlukan
metodologi pemanfaatan ilmu audit forensik Audit Forensik
yang dilakukan oleh auditor yang memilki Menurut Amrizal (2013) audit
kompetensi audit forensik serta memilki forensik merupakan ilmu mengenai
kecerdasan emosional yang matang, sehingga pengumpulan dan penyajian informasi dalam
dapat terungkapnya dugaan penyimpangan bentuk dan format yang dapat diterima oleh
dalam pengelolaan keuangan negara yang negara hukum di pengadilan dalam melawan
berindikasi fraud, sebab-sebab hakiki para pelaku kejahatan ekonomi.
penyimpangan, pihak-pihak yang terkait serta Menurut Standar Practices for
jumlah kerugian keuangan negara yang investigative and forensic accounting (IFA)
ditimbulkan oleh perbuatan pelaku yang Kanada, maupun dari praktik–praktik yang
berindikasi tindak pidana korupsi. dilakukan oleh Forensic Accounting di
Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Indonesia dalam Soepardi (2009) secara garis
Widjanardi mengungkapkan dalam Regional besar terdapat tiga manfaat atas kegiatan dari
Kompas 30 Desember 2017, bahwa selama seorang auditor forensik, yaitu :
tahun 2017 kasus korupsi naik 200 persen di 1. Dukungan kepada manajemen
wilayah Kepulauan Riau yaitu sebanyak 29 2. Dukungan dalam proses hukum
98
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
99
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
100
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
101
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
102
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
103
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
104
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
105
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
106
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
107
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
108
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
109
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
110
Measurement, Vol. 12, No. 1 : 97-111
Maret 2018
P-ISSN 2252-5394
111