Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KEPERAWATAN

ANALISIS JURNAL
HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA
PERAWAT PELAKSANA RS PKU MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR

Disusun Oleh :
Nama : Windia Ari Ardani
NIM : 1620027
Kelas : S1-4A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2019
1. Jurnal 1
Hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat
inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
2. Jurnal 2
Motivasi gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi berhubungan erat dengan
kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda D.I Yogyakarta.
3. Jurnal 3
Hubungan budaya organisasi dengan kinerja perawat pelaksana di rawat inap RS
PMC.

ANALISIS JURNAL

No Kriteria Jawaban Pembenaran dan Critical Thinking


1 P Ya Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa kepuasan kerja perawat
mempunyai pengaruh besar dalam peningkatan kinerja perawat
karena dapat menciptakan suatu iklim organisasi yang tepat
dengan adanya suatu tindakan keterbukaan, demokrasi dalam
organisasi, dan saling menghargai serta gaya kepemimpinan yang
berpihak pada perawat.
2 I Ya a. Karakteristik Perawat Pelaksana
Usia yang produktif dan usia yang telah mencapai
kematangan baik secara fisik maupun psikologi diperlukan
bagi seseorang untuk bekerja dengan optimal untuk merawat
pasien.
b. Iklim Organisasi
Iklim organisasi memperlihatkan bahwa sikap, nilai,
norma, dan perasaan ternyata dimiliki oleh perawat pelaksana
di ruang rawat inap dengan mengikuti suatu organisasi yang
sudah cukup baik melalui struktur tugas yang cukup jelas,
adanya promosi atau kenaikan gaji yang dilaksanakan secara
berkala yang disesuaikan pada prestasi dan jasa bukan karena
senioritisme ataupun favoritisme, adanya motivasi yang tinggi
dari perawat untuk bekerja dengan baik, adanya program
pelatihan, adanya perasaan aman dari perawat, adanya
komunikasi yang baik, adanya perasaan yang baik terhadap
organisasi, adanya penghargaan dari atasan yang mereka
dapatkan. Hal tersebut hendaknya dapat dipertahankan dengan
ditingkatkan dengan cara pemeberian bimbingan, pemerataan
program pelatihan, pemeberian reiforcement seccara langsung
atau tidak langsung, dan keadilan di setiap keputusan yang
diambil sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Analisis Jurnal :
1. Motivasi gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi
berhubungan erat dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
a. Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Rumah Sakit
Motivasi perawat yang baik diperlukan oleh perawat
yang memiliki sumber daya manuasia yang dapat
berinteraksi secara langsung oleh pasien sehingga kualitas
pelayanan yang dilaksanakan oleh perawat mumpunyai
nilai dari salah satu indikator baik atau buruknya kualitas
pelayanan di rumah sakit. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan dalam manajemen rumah sakit untuk
meningkatkan motivasi adalah merasa diperlukan oleh
organisasi, mengetahui yang diharapkan keryawan dan
individu, perlakuakn adil antar pekerja dan pemeberian
imbalan peluang untuk berkembang, tantangan yang
manarik dan suasana kerja yang menyenangkan. Kemudian
ada 3 hal yang dapat memotivasi bawahan seperti
mendorong karyawan dalam pekerjaan yang menantang
yang mempunyai cukup berprestasi, bertanggung jawab,
kemajuan, dapat menikmati pekerjaan sendiri, dan adanya
pengakuan terhadap semua hal-hal mengecewakan
karyawan terutama faktor yang bersifat “embel-embel”
pada pekerjaan, peraturan, penerangan, istirahat, sebutan
jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan karyawan akan kecewa
apabila peluang untuk berprestasi terbatas.
b. Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kepuasaan Kerja
Perawat di Rumah Sakit
Di dalam manajemen rumah sakit mempunyai stategi
pengembangan untuk meningkatkan komitmen organisasi
seluruh karyawan khususnya pada perawat. Upaya dalam
membangun komitmen organisasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya model The Commitment Wheel :
1. Suatu organisasi ingin membangun komitmen yang
pertama adalahorganisasi harus mengedepankan nilai-
nilai kemanusiaan kepada seluruh individu atau
karyawan yang harus dipandang sebagai manusia secara
utuh bukan sekedar sebagai salah satu dari sekian
banyak faktor produksi.
2. Komunikasi dua arah, kesatuan, dan mediasi
transendental.
3. Membangun komitmen dengan cara memperkerjakan
individu berdasarkan nilai, jaminan keamanan, dan
bentuk imbalan yang ketat.
4. Aktualisasi yang merupakan urutan prioritas terakhir
dalam membangun komitmen organisasi mampu
menyakinkan bahwa semua individu dalam organisasi
mempuanyai kesempatan yang sama untuk
mengaktualisasikan kemampuannya dan
ketrampilannya.
c. Hubungan Motivasi Gaya Kepemimpinan dan Komitmen
Organisasidengan Kepuasan Kerja Perawat
Perawat yang merasa puas dalam pekerjaannya akan
memberikan pelayanan lebih baik dan bermutu kepada
pasien rumah sakit sehingga kepuasaan pasien dan
keluarga pasien juga terpenuhi, yang pada akhirnya
meningkatkan citra dan pendapatan rumah sakit.
Kepuasaan kerja menyebabkan kinerja dan memperkuat
pandangan bahwa kinerja dapat ditingkatkan melalui
peningkatan kepuasan kerja karena kepuasan kerja
memberikan semangat kepada karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya. Adanya kepuasaan kerja
diharapkan akan menciptakan hubungan kerja yang
harmonis antara karyawan dan pimpinan sehingga tujuan
rumah sakit dapat tercapai dan berhasil secara optimal.
2. Hubungan budaya organisasi dengan kinerja perawat
pelaksana di rawat inap RS PMC.
a. Pendidikan dan Kinerja Perawat
Peningkatan pelayanan keperawatan dapat diupayakan
dengan meningkatkan kinerja perawat yaitu dengan
peningkatan pengetahuan melalui pendidikan keperawatan
berkelanjut. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kinerja perawat tidak hanya pengetahuan tetapi pengalaman
seseorang dalam melaksanakan kinerja yang baik dalam
pelayanan kepererawatan. Namun secara konsep
pendidikan memberikan pengetahuan bukan hanya
langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan
untuk mengembangkan diri serta kemampuan
memanfaatkan semua sarana yang ada disekitar kita untuk
kelancaran tugas. Hal ini menunjukkan bahwa
pengembangan diri perawat tidak hanya dibangku
pendidikan tetapi kemampuan perawat dalam berperan aktif
mencari informasi merupakan salah satu faktor motivasi
perawat untuk bekerja.
b. Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Kinerja
Perawat Pelaksana
Kinerja keperawatan mencerminkan kemampuan
perawat untuk mengimplementasikan proses asuhan
keperawatan. Perawat akan bekerja dengan baik apabila
didukung dengan budaya organisasi dalam hal ini budaya
organisasi berhubungan dengan kinerja perawat adalah
penyesuaian dan misi organisasi. Budaya yang benar-benar
dikelola dengan alat manajemen akan berpengaruh dan
menjadi pendorong bagi karyawan untuk bersikap positif,
dedikatif, dan produktif. Keterlibatan yang tinggi dari
perawat pelaksana dalam melakukan kerjasama dalam tim
di organisasi akan berakibat pada peningkatan kinerja
perawat pelaksana.
3 C Ya Kepuasaan kerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor
misalnya karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, dan
karakteristik individu. Adanya karakteristik individu membuat
penilaian kepuasan kerja bersifat pribdai dan subyektif.
Kepuasaan kerja terhadap teman sebaya menempati posisi yang
paling tinggi. Hal ini dapat disebabkan adanya pembinaan dan
menjaga hubungan baik dengan teman sekerja baik dalam forum
atau di luar pekerjaan. Dan untuk itu kepuasaan kerja terendah
adalah kompensasi.
Analisis Jurnal :
1. Motivasi gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi
berhubungan erat dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
Perawat harus mempunyai komitmen organisasi yang tinggi
kepada rumah sakit jika tidak maka akan berdampak negatif
pada rumah sakit. Apabila komitmen karyawan rendah maka
akan bisa menimbulkankan perilaku karyawan yang kurang
baik, misalnya tindakan kerusuhan yang dampak labih
lanjutnya adalah ruputasi organisasi menurun, kehilangan
kepercayaan dari klien, dan dampak yang lebih jauh lagi
adalah menurunnya laba perusahaan. Karyawan yang
berkomitmen rendah akan berakibat turn over. Sebaliknya jika
komitmen organisasi perawat tinggi maka akan
menguntungkan pihak rumah sakit. Karyawan yang
mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi cenderung
labih stabil dan produktif sehingga lebih menguntungkan
organisasi. Karyawan yang mempunyai komitmen yang tinggi
pada organisasi akan memberikan sumbangan terhadap
organisasi dalam hal stabilitas kerja.
2. Hubungan budaya organisasi dengan kinerja perawat
pelaksana di rawat inap RS PMC.
Perawat pelaksana baik perempuan maupun laki-laki
mempunyai beban kerja yang sama dan tanggung jawab yang
sama walaupun beberapa teori mengatakan kinerja perawat
pelaksana perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki.
4 O Ya Kepuasan kerja perawat dalam iklim organisasi yang secara
kondusif dapat meningkatkan kepuasan kerja dari perawat
sehingga akan memunculkan perbaikan kerja perawat itu sendiri
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dari pelayanan
kesehatan dari rumah sakit.
Analisis Jurnal :
1. Motivasi gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi
berhubungan erat dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
Motivasi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan
kepuasan kerja mempengaruhi kinerja perawat yang
merupakan kunci utama dari keberhasilan dan kesuksesan
dalam organisasi yang berkaitan dengan sumber daya
manusia. Sumber daya manusia berhubungan dengan
pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah tenaga
perawat. Tenaga perawat merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan dalam kepuasan kerja. Tingkat kepuasan
kerja perawat merupakan sasaran penting dalam manajemen
sumber daya manusia karena secara langsung dan tidak
langsung bisa mempengaruhi produktivitas kerja yang pada
akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan kepada klien.
2. Hubungan budaya organisasi dengan kinerja perawat
pelaksana di rawat inap RS PMC.
Hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja perawat
pelaksana merupakan suatu penyesuaian dalam kebutuhan
organisasi yang dapat melaksanakan kegiatan di dalam
organisasi tersebut. Pembentukan budaya organisasi melalui
proses seleksi dapat menyeragamkan dan mensosialisasikan
nilai-nilai suatu organisasi kepada perawat pelaksana. Perawat
akan mempunyai motivasi untuk berkarya secara maksimal
sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi. Terciptanya
budaya organisasi yang mendukung strategi organisasi dapat
menjadi instrumen unggulan yang kompetitif. Dimensi-
dimensi yang berpengaruh terhadap budaya organisasi
meliputi komunikasi, pelatihan dan pengembangan, imbalan,
pembuatan keputusan, pengambilan risiko, kerjasama dan
praktik menajemen. Kinerja perawat pelaksana dipenagruhi
oleh variabel individu, psikologis, dan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal dan Agritubella. 2017. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Perawat
Pelaksana di Rawat Inap RS PMC. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekanbaru Medical
Center.
Supriyadi, Komarudin S, dan Hartiningsih S. N. 2018. Motivasi Gaya Kepemimpinan dan
Komitmen Organisasi Berhubungan Erat dengan Kepuasan Kerja Perawat di Rumah
Sakit Bhayangkara Polda D.I Yogyakarta. Vol 13. No 1. Program Studi Ilmu STIKES
Surya Blobal Yogyakarta.
Utami, Dyah. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di
Ruang Rawat Inap RS PKU Muahammadiyah Karanganyar. Program Studi Ilmu
Keperawatan FK UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai