Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Lantaran Belakang

Benih merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya pertanian. Benih yang berkualitas
dapat menguntungkan dan meningkatkan produktivitas tanaman pada konsumen. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian benih agar dapat diperoleh keterangan atau gambaran mengenai mutu suatu benih
yang akan digunakan untuk keperluan penanaman. Pengujian yang dilakukan dapat membantu dalam
pengisian label dalam hal sertifikasi benih hingga sampai ke tangan petani. Dalam melakukan pengujian
benih dilakukan pengujian kemurnian benih yang berguna untuk mengetahui komposisi dari contoh uji
yang mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut diambil dengan cara-cara
yang sudah ditetapkan.

Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang kepositifan


fisik komponen-komponen benih termasuk persentase berat dari benih murni (pure seed), benih
tanaman lain, benih varietas lain, biji-bijian herba (weed seed), dan kotoran-kotoran pada masa benih.
Tujuan dari pengujian benih ini adalah untuk mengetahui mutu kualitas pada suatu jenis benih dari
kelompoknya. Benih yang bermutu merupakan benih berkualitas yang memiliki standar mutu baik secara
fisik, fisiologis, dan genetis yang berlaku secara internasional yang ditetapkan oleh Internasional Seed
Testing Association (ISTA). Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di
lapangan. oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai
pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih ini mengacu dari
ISTA, dan beberapa penyesuaian yang telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus
seperti ukuran, struktur, dan pola perkecambahan jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini.
Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih.Pemurnian
varietas dilaksanakan apabila dikhawatirkan suatu varietas yang telah lama beredar sudah tidak murni
lagi atau terkontaminasi, sehingga karakteristiknya tidak sesuai lagi dengan deskripsi dari varietas
tersebut. Dengan demikian kegiatan pemurnian varietas merupakan suatu usaha pengembalian mutu
sesuai dengan keadaan varietas yang baku bagi varietas yang sudah lama dilepas, atau kemantapan sifat-
sifat unggul suatu varietas lokal yang belum dilepas, namun sudah tersebar/digemari/dominan disuatu
daerah.

Tujuan dari kemurnian benih itu sendiri yaitu untuk melindungi konsumen agar benih
yang digunakan bukan benih campuran dari varietas lain atau kotoran benih, mengetahui
komposisi benih, mengetahui macam spesies dan varietas lain yang tercampur dengan benih dan
kita dapat mengetahui macam kotoran serta biji gulma yang terikat. Oleh karena urain diatas
maka perlu dilakukan praktikum terknologi benih ini tentang uji kermurnian benih ini agar kita
dapat mengetahui cara mengitung kemurnian benih dan dapat mengetahui komposisi dari suatu
contoh benih. Karena
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui cara mengitung
kemurnian benih dan dapat mengetahui komposisi dari suatu contoh benih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman dilapangan. Oleh
karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih
di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa
penyesuaian yang telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat
untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih.Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik dan
fisiologi benih (Harjadi, 1997).

Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih dan serasah,
atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih dinyatakan dalam persentase
(%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen
benih murni, benihtanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari
ketigakomponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukankomposisi benih
murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakililot benih (Heddy,2000)

Benih bermutu fisik yang tinggi adalah benih yang bersih. Namu tidak hanya bersih dari
campuran kotoran fisik seperti pasir, tanah, tangkai atau daun kering, tetapi juga harus bersih dari
campuran benih-benih mati atau benih abnormal fisik dan benih kosong, atau dari perangan benih
seperti kulit, endosperm, dan pecahan kotiledon. Kualitas benih sangat mempengaruhi produktivitas dari
suatu tanaman yang akan diperoleh, sehingga perlu ketelitian yang kuat dalam menentukan benih yang
akan digunakan dalam usaha untuk melakukan budidaya tanaman. Komponen yang perlu diperhatikan
pada saat melakukan analisis kemurnian fisik adalah benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
(Suharto, 2003).

Benih yang baik untuk ditanam ialah benih yang memiliki daya kecambah yang tinggi. Daya
berkecambah dari suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian
penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal
pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan
sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah
pada jangka waktu yang telah ditentukan (Danuarti 2005).

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan
berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni dari
suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih
yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh
benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species
yang dimaksud (Justice, 1990).

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut
tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih
ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang
berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai
embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik
dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir,
sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984).
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 September 2019 pukul 12.00
sampai 13.30 yang bertempat di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu meja analisis kemurnian benih,
pinset, timbangan, petridish dan alat tulis menulis. Sedangkan untuk bahannya yaitu
benih padi dan benih kacang hijau.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
3.3.1 Disiapkan benih yang akan diuji dalam sebuah wadah (petridish).
3.3.2 Ditimbang berat contoh uji tersebut dengan timbangan analitik (berat total).
3.3.3 Dipisahkan komponen uji, kemudian ditimbang.
3.3.4 Dilakukan analisis sebanyak dua kali ulangan dengan beda antar ulangan tidak boleh
lebih dari 5 %.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. hasil pengamatan Uji Kemurnian Benih Padi dan Kacang Hijau
Kelompok Padi (gr) Kacang Hijau
a b c d a b C D
15 66,74 3,44 0,40 4,35 114,41 34,59 0 5,87
16 70,3 0,75 0,12 3,28 106,33 40,44 0,32 4,36
17 60,35 10,40 0,05 3,70 115,09 26,24 0,81 1,69
18 69,22 0,96 0,29 2,88 104,64 37,72 1.49 2,30
19 70,38 0,7 0,26 3,72 134,08 9,45 0,47 2,14
20 64,39 0,03 5,03 3,89 117,35 25,66 0,42 6,34
21 62,49 9,22 1,4 0,20 124,58 22,45 0,95 0,35
Total 463,87 25,5 7,55 22,02 816,53 196,55 4,46 23,05
Rata – 66,27 3,64 1,08 3,14 116,64 28,08 0,64
rata
%

4.1.1 Analisis Data


 Padi
a. Nama benih : Padi
b. Nama ilmiah : Oryza sativa
c. Tanggal praktikum : Jum’at, 27 September 2019

Benih spesies lain : × 100%

=3,64 : 75 x 100 %
= 4,85 %

Benih gulma : × 100%

:
: 1,39 %

Bahan lain/kotoran : × 100%

:
: 4,19 %
Benih murni :
= 100 % - (4,85% + 1,39% + 4,19 %)
= 100% - (10,34%)
= 89,57 %

 Kacang Hijau
a. Nama benih: Kacang hijau
b. Nama ilmiah: Phaseolus radiatus L.
c. Tanggal praktikum : Jum’at, 27 September 2019
Benih spesies lain : × 100%

:30,39 – 150 x 100%


: 20,6%

Benih gulma : × 100%

:
: 0,43 %

Bahan lain/kotoran : × 100%

:
: 2,19 %
Benih murni :
: 100 % - ( 18,7% + 0,43 % + 2,19%)
: 100 % - ( 23,22% )
: 78,68

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kemurnian benih ini, kita menimbang padi seberat 75 gram dan
Kacang Hijau seberat 150 gram. Benih padi yang berisi 75 gram ini kemudian dipisah-pisahkan
dengan kategori benih murni, kotoran benih, varietas lain dan biji gulma begitupun dengan
Kacang Hijau. Setelah terpisah menjadi empat kategori langkah selanjutnya adalah menimbang
masing-masing kategori tersebut dengan menggunakan timbangan elektrik. Persentase dari
benih murni yang didapatkan dari berat benih murni dibagi dengan berat awal dan dikalikan
100%. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut table pengamatannya. Benih murni
padi (BM) 72,55 gram,varieties lain padi(CVL) 1,61 gram,kotoran benih padi (KB) 0,89 gram.
Dan pada benih murni kacang Tunggak (BM)146,60 gram,varieties lain kacang Tunggak
(CVL)1,04 gram,dan kemurnian benih kacang tunggak (KB)2,87gram. Pada tabel
perhitungannya benih murni padi(Bm) 96,94 %; varieties lain padi (CVL) 2,14 % dan kotoran
benih (KB)0,92% dan (BG) 0 %. Dan benih murni kacang tunggak (BM) 97,4 %,verietes lain
kacang tunggak (CVL)0,69 % dan kotoran benih kacang tunggak (KB)1,91 % dan (BG) 0 %.

Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Sehingga
komponen – komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih
dilapangan harus dievaluasi terlebih dahulu dalam pengujian. Dalam pengujian benih harus mengacu
dari ISTA, dan beberapa penyesuaian yang telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus
jenis – jenis yang dibahas dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian tersebut mencangkup dari mutu
fisik fisiologis benih itu sendiri.
Dalam praktikum yang telah dilakukan yang dimana benih yang digunakan yaitu benih padi dan
benih kacang hijau. Benih – benih tersebut didapatkan atau bersumber dari pasar.

Padi merupakan jenis tanaman pangan yang mempunyai peran penting sebagai tanaman pangan dunia. Padi
sebagai penghasil beras ini tergolong dalam jenis tanaman rumput-rumputan (Poaceae). Semakin
meningkatnya permintaan beras membuat begitu penting peran budidaya padi, terutama di Indonesia.
Indonesia termasuk negara dengan makanan pokok beras dan pengonsumsi beras terbesar. Amin salah satu
tantangan yang muncul dalam budidaya padi adalah menurunnya produktivitas lahan yang disebabkan
penerapan cara budidaya yang tidak memperhatikan keadaan faktor lingkungan dan tidak bersifat
berkelanjutan. Kualitas benih merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya padi. Benih yang
berkualitas mampu beradaptasi, memiliki pertumbuhan yang cepat serta seragam, tumbuh lebih
cepat, dan tinggi nilai produktivitasnya. Pemilihan benih berkualitas dapat dilakukan dengan mudah,
yaitu dengan merendam benih dalam larutan garam dengan menggunakan indikator telur. Letakkan
telur di dasar air dan masukkan garam hingga telur terangkat di permukaan. Selanjutnya telur
diambil dan masukkan benih padi. Benih yang mengambang dibuang.
PERSEMAIAN
Persemaian bisa benih dilakukan 25 hari sebelum masa tanam. Tempat untuk persemaian diusahakan sama
atau tidak terlalu jauh dari lahan untuk menjaga kesegaran waktu proses pemindahan. Yang paling perlu
diperhatikan adalah drainase harus baik agar benih tidak kelebihan air. Lahan dibuat bedengan dan dicangkul
hingga tidak ada bongkahan tanah lagi. Benih sebaiknya direndam sebelum ditanam selama 2 x 24 jam agar
mampu menyerap air dengan maksimal untuk proses awal perkecambahan. Sebelum disemai lahan diberi
sedikit pupuk organik untuk persediaan hara. Benih yang sudah berkecambah ditebar secara merata, tetapi
jangan sampai terbenam karena bisa menyebabkan infeksi patogen pada bibit. Perdata selanjutnya adalah
diberi pupuk organik kembali setelah persemaian berumur 1 minggu.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan lahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi data
dan melumpur. Hal ini akan membuat gulma mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi baik,
lapisan bawah tanah menjadi jenuh air yang dapat menghemat air. Dua minggu sebelum dilakukan pengolahan
lahan sebaiknya diberikan bahan organik berupa pupuk kandang 2 ton/ha dan kompos jerami 5 ton/ha secara
merata di atas lahan. Pengolahan lahan bisa dilakukan dengan 2 kali bajak dan 1 kali garu untuk mendapat
hasil olahan yang optimal.
PENANAMAN
Terdapat berbagai macam cara penanaman padi, namun lebih disarankan dengan cara tanam jajar legowo 2 :
1 (40 x (20 x 10) cm. Cara tanam ini akan memberikan jumlah populasi yang banyak dengan produksi lebih
tinggi dibanding dengan cara konvensional pada umumnya. Selain itu kelebihan cara tanam ini adalah
memudahkan perawatan, mudah mengatur keluar masuk air karena ada ruang kosong, menekan serangan
hama dan penyakit karena cenderung lebih terang, serta menghemat biaya pemupukan.
PEMELIHARAAN
Tahap pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pengairan, pemupukan, dan pengendalian hama. Penyiangan
adalah dengan mengendalikan gulma yang tumbuh untuk mengurangi tingkat kompetisi dengan padi.
Pengairan adalah dengan memenuhi kebutuhan air padi baik dari segi kuantitas maupun kualitas, apabila
kekurangan bisa dilakukan irigasi dan jika kelebihan bisa membuat drainase. Pemupukan adalah tahan
pemeliharaan yang paling penting, yaitu pemberian unsur hara baik makro maupun mikro untuk memenuhi
kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan dengan seimbang dan yang paling penting alah
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara yang ada dalam tanah. Pengendalian hama
dan penyakit juga penting untuk mendapat hasil yang optimal. Pengendalian harus dilakukan secara alami dan
berkelanjutan sesuai dengan hama dan penyakit yang dihadapi.
PANEN
Panen bisa dilakukan ketika bulir padi hampir keseluruhan telah menguning yang biasanya 33-36 hari setelah
padi berbunga. Cara panen dapat dilakukan secara manual menggunakan sabit dengan memotong pangkal
batang atau dengan mesin reaper harvester untuk menghemat waktu. Panen dilakukan serentak dalam satu
lahan untuk mengurangi risiko diserang hama.
PASCA PANEN
Merupakan tahapan dalam menentukan kualitas yang akan dijadikan beras siap konsumsi. Tahap
penyimpanan hasil panen juga merupakan unsur penting agar kualitas tetap terjaga, seperti menempatkan
hasil panen di tempat yang tidak terlalu lembab dan segera untuk diolah.

Kacang hijau yang kita kenal sering dikonsumsi dalam bentuk bubur kacang hijau. Kacang
hijau ini merupakan salah satu tanaman pangan yang mudah dalam dibudidayakan. Kacang
hijau ini dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat. Bijinya yang berwarna hijau sedikit lonjong
serta teksturnya yang keras.
1. Tanah
Tekstur tanah yang sesuai adalah Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi
dan drainase yang baik. Struktur tanah gembur dengan pH 5,8 7,0 optimal 6,7
2. Iklim
Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln, Temperatur 25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 -
80% dan cukup mendapat sinar matahari

Benih dan Varietas

Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan.
Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut,
dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang endemik penyakit tersebut.
Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

Penyiapan lahan

Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT).
Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau dipinggirkan. Apabila
tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3 - 5 m. Pada lahan tegalan atau
bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu pengolahan tanah:
 pembajakan sedalam 15 - 20 cm,
 kemudian dihaluskan dan diratakan.
 saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 - 5 m.

Cara tanam

Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang. Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x
15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha. Pada musim kemarau digunakan
Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha. Pada bekas
tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen,
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.
Pemupukan

Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha
yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.
Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk
pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. Di lahan sawah bekas padi yang subur,
tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan organik.

Mulsa jerami

Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi
sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu.

Pengairan

Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 0C) dan kelembaban udara rendah (54 - 52 %) pertanaman
perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33 hari. Pada daerah sedang (suhu udara 24 - 26 0C)
dan kelembaban udara sedang hingga tinggi (77 - 82 %) pengairan cukup diberikan satu kali
pada umur 21 hari atau 38 hari. Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada
saat menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 - 50 hari), sehingga jika
kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan pengairan.

Hama dan Penyakit

1. Pengendalian hama

Hama utama kacang hijau adalah lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat jengkal Piusia chaitites,
kepik hijau Nezaravirfduta, kepik coklat Riptonus tinearis, penggerek polong Maruca testutalis
dan Etietla ztnckenetta, dan Kutu Thrips.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti: Cwifldor, Regent, Curacron,
Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00
liter/ha. Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan perlakuan benih
dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).

2. Pengendalian penyakit

Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang, embun tepung
Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines. Pengendalian dilakukan dengan
penyemprotan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil
pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air. Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat
efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu.
Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol yang diberikan pada
umur 4, 5 dan 6 minggu.

Panen dan pascapanen

Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Panen dengan cara dipetik
dan polong segera dijemur selama 2 - 3 hari hingga kulit mudah terbuka. Pembijian dilakukan
dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari
kehilangan hasil. Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji
dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8 - 10 %

Anda mungkin juga menyukai