Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rujukan adalah salah satu dari materi pembahasan dalam bahasa
Indonesia, yang mana kita harus mengerti pengertian rujukan maupun daftar
pustaka, harus bisa membedakan antara rujukan dengan daftar pustaka, dan
bagaimana cara penyusunan maupun penulisannya. Didalam penyusunan dan
penulisannya harus benar dan memperhatikan syarat-syarat ataupun
ketentuannya.Dan daftar pustaka dapat dari berbagai sumber yaitu dari buku,
internet, dsb.
Dalam menyusun suatu karangan ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu
sumber/ bahan karya ilmiah itu didapat. Berbagai banyak sumber dalam
menyusun karangan ilmiah, selalu ada unsur dalam karangan tersebut, salah
satunya dikutip, dan sumber yang didapatpunharus dicantumkan sumber
menemukan data dengan menggunakan daftar pustaka dan catatan kaki.
Ada cara dan susunan dalam membuat kutipan, daftar pustaka dan
catatan kaki yang harus diketahui dalam membuat karangan ilmiah. Dan
unsur ini terkadang disepelekan oleh sebagian orang dalam menyusun
karangan ilmiah. Penulis pada kesempatan kali ini akan menjelaskan tentang
kutipan, daftar pustaka,dan catatan kaki, dimana terdapat membuaat/
mengambil kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki yang benar. Dimana
pembahasan tersebut amatlah penting untuk menunjang mata kuliah Bahasa
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Rujukan?
2. Bagaimana cara penyusunan rujukan yang baik dan benar?
3. Bagaimana menulis rujukan dari berbagai sumber?
4. Bagaimana teknik penulisan karya tulis ilmiah
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan berbagai gaya penulisan rujukan.
2. Merujuk atau mengutip pendapat ahli dan menuliskannya sesuai kaidah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Rujukan


Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi informasi
(pembicara) untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas.
Rujukan mungkin menggunakan faktual atau non-faktual.Rujukan faktual terdiri
atas kesaksian, statistik contoh, dan objek faktual. Rujukan dapat berwujud dalam
bentuk bukti, nilai-nilai, dan/atau krebilitas. Sumber rujukan adalah tempat materi
tersebut ditemukan.
Kutipan adalah penggunaan ide, konsep, teori dan yang sejenisnya dari
sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua pengutipan
yang ditulis harus mencantumkan rujukannya. Kesengajaan atau kealpaan
pencatuman rujukan pada sebuah kutipan merupakan pelanggaran etika dalam
tulis-menulis.
1. Tata Cara Penulisan Rujukan
Cara menulis daftar rujukan harus dilakukan pada penulisan karya tulis
ilmiah. Biasanya pada bagian penutup karya tulis ilmiah akan dibuat
kesimpulan dan saran. Di dalamnya akan di buat semacam saran-saran atas
masalah yang dibuat secara singkat. Agar penyusunan sebuah karya ilmiah
lebih rapih, biasanya sebuah karya ilmiah akan dilengkapi dengan daftar
pustaka atau rujukan yang berisi buku-buku atau referensi yang dijadikan
sebagai bahan rujukan pembuatan karya tulis tersebut.
Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:

1. Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam


teks kutipan.
2. Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada
bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
3. Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada
bagian akhir karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka).

2
Tata Cara Penulisan Bodynote
1. Ditulis di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu bisa di awal atau tengah
teks kutipan.
2. Rujukan ditulis di dalam kurung.
3. Secara umum rujukan terdiri dari: nama pengarang (tanpa gelar), tahun
publikasi dan nomor halaman.
Format penulisan:
a. Jika penulisnya satu, contoh: ... (Barda Nawawi Arief, 2012: 7), atau:
Menurut Barda Nawawi Arief (2012: 7),...
b. Jika penulisnya dua, contoh: ... (Supardi dan Nachrawi, 2013: 1-3).
c. Jika penulisnya lebih dari dua: contoh: ... (Ruzardi, dkk., 1998: 10), atau:
Ruzardi, dkk. (1998: 10)…
d. Jika sumber kutipan berasal dari dua atau lebih karya penulis yang sama,
dan diterbitkan pada tahun yang sama, maka penulisan tahun diberi kode
dengan huruf kecil: a, b, dan seterusnya setelah tahun terbit. Contoh: ...
(Sutrisno, 2005a: 8). Menurut Sutrisno (2005b: 76) …
e. Jika satu kutipan diambil dari banyak sumber dengan penulis yang
berbeda-beda, maka dipisahkan dengan tanda “;”. Contoh: ... (Yasmin,
1997: 2; Anwar dan Kelik, 2000: 6; Farzan, dkk., 2000).
f. Jika rujukan diambil dari koran atau majalah, maka penulisannya dengan
format : (nama media ditulis miring, waktu terbit). Contoh: ... (Suara
Merdeka, 9 Maret 2014).
g. Jika kutipan berasal dari sumber kedua. Contoh:

1. Herbert Packer (1970) dalam Arif Setiawan (2009: 23) berpendapat


bahwa ...
2. ... (Herbert Packer, dalam Arif Setiawan, 2009: 23)
3. ... (Herbert Packer, dikutip oleh Arif Setiawan, 2009: 23)
Catatan: Dalam daftar pustaka hanya dicantumkan referensi yang merupakan
sumber kedua saja. Dalam contoh di atas berarti yang dicantumkan adalah Arif
Setiawan, sedangkan Herbert Packer tidak perlu dicantumkan.

3
Contoh:
Menurut Sudarto dan Muladi (1981: 151), politik hukum adalah serangkaian
usaha untuk menciptakan norma-norma hukum yang sesuai dengan situasi dan
kondisi pada masa tertentu. Perkembangan hukum tidak terlepas dari
perkembangan dinamika atau pengaruh politik pada suatu masa (Moh. Mahfud
MD, dalam Ni’matul Huda, 2010: 8). UU Pornografi merupakan respon terhadap
semakin maraknya peredaran pornografi di Indonesia. Data Departemen Kominfo
menunjukan bahwa 90% anak-anak di Indonesia dengan usia antara 8 hingga 16
tahun yang menggunakan internet pernah melihat situs porno di internet (Kompas,
12 Juli 2007).
Tata Cara Penulisan Footnote
a. Ditulis pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
b. Baris pertama ditulis menjorok ke dalam.
c. Nama pengarang ditulis tanpa gelar.
Format penulisan:
1. Penulisan rujukan berupa buku dengan urutan: nama pengarang, judul buku
(ditulis miring), cetakan, edisi (jika ada), nama penerbit, kota penerbit, dan
halaman. Contoh:
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP;
Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Jakarta, 2010, hlm. 100.
2. Penulisan rujukan berupa buku bunga rampai dengan urutan: nama penulis,
judul artikel (diberi tanda petik), nama editor, judul buku (ditulis miring),
cetakan, edisi (kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan halaman.
Contoh:
Ari Wibowo, “Mewujudkan Keadilan Melalui Penerapan Hukum Progresif”,
dalam Mahrus Ali (editor), Membumikan Hukum Progresif, Cetakan Pertama,
Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm. 5.
3. Penulisan rujukan berupa buku terjemahan dari bahasa asing dengan
urutan: nama pengarang buku asli, judul buku terjemahan (ditulis miring),

4
nama penerjemah, cetakan, edisi (kalau ada), nama penerbit, kota penerbit,
tahun dan halaman. Contoh:
Jan Rammelink, Hukum Pidana, terjemahan oleh Tristam Pascal
Moeliono, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm. 82.
4. Penulisan rujukan berupa sumber kedua. Contoh:
John Rawls, A Theory of Justice, dikutip dalam Munir Fuady, Bisnis
Kotor; Anatomi Kejahatan Kerah Putih, Cetakan Pertama, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 60.
5. Penulisan rujukan berupa jurnal dengan urutan: nama pengarang, judul
artikel (diberi tanda petik), nama jurnal (ditulis miring), volume/edisi,
tahun dan halaman. Contoh:
Tengku Ghani Jusoh, “Terrorism According to Arabic Lexicography”,
Jurnal Millah, Vol. VI, No. 1, Agustus 2006, hlm. 45.
6. Penulisan rujukan berupa Skripsi/Tesis/Disertasi dengan urutan: nama
pengarang, judul karangan (diberi tanda petik), bentuk karangan, nama
institusi, kota institusi, tahun, dan halaman. Contoh:
Ewit Soetriadi, “Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme
dengan Hukum Pidana”, Tesis pada Program Magister Ilmu Hukum,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2008, hlm. 301.
7. Penulisan rujukan berupa makalah dengan urutan: nama pengarang, judul
karangan (diberi tanda petik), nama forum (ditulis miring), penyelenggara,
tempat, tanggal dan halaman. Contoh:
Barda Nawawi Arief, “Kriminalisasi Kebebasan Pribadi dan Pornografi/
Pornoaksi dalam Perspektif Kebijakan Pidana”, Makalah dalam Seminar
tentang Kriminalisasi Kebebasan Pribadi dan Pornografi-Pornoaksi
dalam RUU KUHP, diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, Hotel Graha Santika Semarang, 20 Desember 2005, hlm. 60.

8. Penulisan rujukan berupa artikel dari internet dengan urutan: nama


penulis, judul artikel (diberi tanda petik), alamat e-mail (diberi garis
bawah), tanggal akses. Contoh:

5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
“Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, diakses pada tanggal
25 Juli 2011.

9. Penulisan rujukan jika tidak ada nama pengarangnya, maka ditulis


“anonim”. Contoh:
Anonim, “UU Anti Teroris Ditujukan untuk Umat Muslim”,
http://www.cmm.or.id, diakses pada tanggal 16 Maret 2011.

10. Pengutipan ulang dari sumber yang sama digunakan identitas berupa:
Ibid., Loc. Cit., dan Op. Cit. Kecuali untuk sumber elektronik, maka ditulis
kembali secara lengkap.

a. Ibid (singkatan dari ibidium): Dipergunakan untuk catatan kaki yang


sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya (tanpa
diselingi sumber lain).
b. Loc. Cit (singkatan dari loco citati): Dipergunakan untuk catatan kaki
yang sumbernya pernah dikutip dan pengutipannya pada halaman yang
sama, tetapi sudah diselingi catatan kaki dari sumber lain.
c. Op. Cit (singkatan dari opere citati): Dipergunakan untuk catatan kaki
yang sumbernya pernah dikutip dan pengutipannya pada halaman yang
berbeda, tetapi sudah diselingi catatan kaki dari sumber lain.

2.2 Fungsi rujukan


Fungsi Sistem Rujukan diantaranya :
1. Sebagai Referensi dari mana sebuah kutipan dikutip
2. Sebagai sumber untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut .
Sedangkan fungsi utama Sistem Rujukan dalam suatu karya ilmiah adalah
Sebagai sumber untuk mendapatkan keterangan dari mana penulis itu
mengutip sebuah kutipan, agar kutipan tersebut dapat dipertanggungjawabkan
pada karya tulisnya.

6
2.3 Jenis-jenis sistem rujukan
Ada dua jenis sistem perujukan sumber bacaan yang sering digunakan sebagai
dasar kutipan kita, yaitu:
a. Sistem Catatan
Sistem Catatan adalah Sistem yang menyajikan informasi mengenai sumber
dalam bentuk catatan kaki (footnotes), catatan belakang (endnotes) atau daftar
pustaka (bibliography).
b. Sistem Langsung
Sistem Langsung adalah Sistem yang menyajikan informasi mengenai
sumber dalam tanda kurung dan diletakkan langsung pada kutipan.
Contoh : “Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ...
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278).

2.4 Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah


1. Pengertian Karya Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai
dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M.
1995:11
2. Bentuk Karya Ilmiah :
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan
ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
a. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah,
misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau
majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah
singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
b. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan

7
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi
biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya
ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
c. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk
buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di
pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan
umum yang lain.
3. Format makalah ilmiah
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki
format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah.
Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi
pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting
dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan
karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah,
dan lain sebagainya.
1) Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
a. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
b. Jenis kertas: HVS 80 gram.
c. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan)
dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.
2) Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai
berikut:
a. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti
MS Word, Excel, dan lain-lain.

8
b. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12
kecuali untuk:
c. Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft
cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak
tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan
panjang judul, lihat Lampiran).
d. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
e. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-
bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
f. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-
judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-
bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-
bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat
dengan huruf miring bias
g. Batas tepi (margin):
h. Tepi atas : 4 cm
i. Tepi bawah : 3 cm
j. Tepi kiri : 4 cm
k. Tepi kanan : 3 cm
l. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
m. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

A. BAGIAN AWAL
1. Halaman sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang,
nama penulis, Institusi, tahun, kota.
2. Lembar Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama
lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.

9
3. Abstrak
Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan
dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan peneliti.
4. Kata pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik dan
saran yang membangun.
5. Daftar isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman
tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
6. Daftar tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul
tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal, antara
judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2 spasi.
7. Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat
pemuatannya dalam teks.

B. BAB I PENDAHULUAN
c. Latar Belakang Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa
diselidiki, bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
d. Identifikasi Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar
belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang
terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan
intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa
kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang
menggugah perhatian.
e. Batasan masalah

10
f. Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan
pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul
dalam perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang
lingkupnya. Batasan masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat
pernyataan.
g. Rumusan masalah
yang hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
masalah. Dalam format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampilkan variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variable tersebut, dan subjek penelitian.
h. Tujuan penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
i. Kegunaan Penelitian
Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis.
Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis,
serta pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan
selanjutnya. Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk
aspek ilmu dengan aspek praktis.
j. Kerangka Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan
kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya
disajikan dalam bentuk diagram alur.
k. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut
ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable.
Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka,
karena pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis
yang diperoleh dari kajian pustaka.

11
C. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1. Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2. Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang telah diajukan pada bab 1.
Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1. Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2. Prinsip relevansi.
Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam
karya tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
D. BAB III METODE PENELITIAN
a. Rancangan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
b. Populasi dan sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi
jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel
adalah:
1. Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
2. Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
3. Besarnya sampel.
c. Instrumen penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah
itu dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau
pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
d. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menguraikan:

12
1. Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
2. Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3. Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
4. Analisis Data Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunakan.

E. BAB IV HASIL PENELITIAN


1. Deskripsi data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk
masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau histogram, nilai
rerata, simpang baku, dll.
2. Pengujian hipotesis
F. BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
3. Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian
dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang
telah mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan
penelitian.
G. BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian
merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam
BAB IV.
B. Saran

13
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu
instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang
dianggap layak.
C.Daftar Pustaka
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya di
mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
2. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama
penulis harus dicantumkan ulang.
5. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,dicetak tebal,
tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum sepertiPT., CV.), posisinya di tengah
halaman, dan tanpa diakhiri tandatitik. Perkecualiannya adalah judul pada
halaman PersetujuanSeminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak
tebal).
1.Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelahkiri dengan
menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Hurufpertama setiap kata dimulai
dengan huruf besar (Title Case)kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judulsub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
2. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.Huruf pertama
setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)kecuali kata penghubung dan
kata depan, tanpa diakhiri titik.

2.5 Karakteristik Tujuan dan Bentuk Karya Tulis Ilmiah

1. Tulisan yang dibuat harus mengacu pada teori. Teori dibutuhkan sebagai
landasan berfikir dalam pembahasan suatu masalah.
2. Harus lugas, artinya tidak emosional, tidak kritis, dan tidak menimbulkan
Interprestasi lain. Hal ini harus diperhatikan dengan baik.

14
3. Kemudian juga harus logis, artinya mengacu pada pembahasan yang rasional
dengan urutan yang konsisten. Tulisan tidak memuat hal-hal yang janggal atau
tidak bisa dibuktikan kebenarannya, serta tidak boleh di luar nalar manusia.
4. Efisien, artinya mempergunakan kata, kalimat dan bahasa yang baik, sesuai,
dan mudah dipahami.
5. Efektif, artinya tulisan-tulisan yang dibuat harus padat dan ringkas. Tidak
boleh bertele-tele atau memasukkan opini-opini yang tidak penting.
6. Objektif, artinya berdasarkan pada fakta, dalam hal ini kerangka karya tulis
ilmiah bersifat konkrit dan benar adanya, tidak mengada-ada.
7. Sistematis, artinya baik penulisan dan pembahasan harus sesuai dengan
prosedur dan sistem yang berlaku.

Nah, yang tadi itu kan karakteristik karya tulis ilmiah, sekarang kalian sudah tahu
belum apa tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah itu? Beberapa tujuan dari
pembuatan karya tulis ilmiah yang haru kalian ketahui yaitu:

a. Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk
karya ilmiah yang sistematis dan metodologis.
b. Makalah ilmiah yang telah ditulis, harapannya akan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
c. Foster etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya konsumen
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen (produsen) berpikir dan
menulis di bidang ilmu pengetahuan.
d. Untuk membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa.
Pembuktian dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dan itu bisa dilihat
dalam bentuk karya ilmiah bersangkutan yang dibuat oleh siswa setelah
mendapat pengetahuan.
e. Selain itu juga untuk melatih keterampilan dasar dalam melakukan penelitian.

Karakteristik dan tujuan sudah kita ketahui, nah karya tulis ilmiah juga memiliki
banyak manfaat lho, beberapa diantaranya yaitu:

15
1. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
2. Penulis mendapat kesempatan berlatih mengintegrasikan hasil bacaan
dengan gagasan sendiri.
3. Mengembangkan pemikiran menjadi lebih matang.
4. Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan, seperti
menggunakan katalog dalam mencari buku yang diperlukan.
5. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan
fakta dan data secara jelas dan sistematis.
6. Dengan menulis karya ilmiah, penulis akan merasakan kepuasan
intelektual, yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk
menyajikan satu pengetahuan.
7. Dengan menulis karya ilmiah, penulis ikut menyumbang bagi perluasan
cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
8. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

16
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data
informasi atau sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil
sehingga dapat disesuaikan atau dipertanggungjawabkan.
Fungsi dari sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai landasan
teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang telah
disesuaikan dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah karya
ilmiah.
Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan benar. calon penulis
karya ilmiah paling tidak harus mengetahui etika dan kode etik dalam
penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar
dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan
menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah,
karena itu merupakan suatu pemebelajaran ketika akan membuat karya ilmiah
yang kedua ketiga dan selanjutnya. Karya ilmiah mempunyai beberapa jenis
seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai, opini, dan
fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk
menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan
gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk
menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat
berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah
bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih
mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis,
memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping
menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

17

Anda mungkin juga menyukai