Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan bahasa
sederhana namun penuh manfaat, laporan ini berjudul “Observasi Pengelolaan Laboratorium
Fisika di SMAN 1 Kota Jambi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium.

Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, peserta didik dipacu dan dilatih untuk
mengembangkan keterampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati,
bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada.Salah satu sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan adalah laboratorium yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah,
seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu pengetahuan alam yang menuntut adanya pembuktian antara
teori yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya.Laboratorium merupakan sumber belajar
yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium Fisika di SMAN 1 Kota Jambi perlu dikelola secara baik
untuk kelancaran proses belajar mengajar.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis dalam menyusun laporan ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan baik
dalam materi maupun cara penyajian penulisannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini.Semoga informasi yang
terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Jambi, 1 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN


BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia
tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk
keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas
belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah
Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki
kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya
kelak.

Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan bahwa Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting
untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum
2013, siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat
menemukan suatu konsep.

Laboratorium merupakan suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan
bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah,
penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan
tertentu. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan
berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar
mengajar.

Fungsi dari laboratorium adalah untuk menyampaikan roh/jiwa metode struktur ilmiah.Untuk
menjalankan program laboratorium dengan baik, maka diperlukan adanya pengelolaan
laboratorium.Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelolaan fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan lab, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di
laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.Aspek-aspek pengelolaan laboratorium
terdiri dari perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamatan dan perawatan.

Oleh karena itu,kami ingin mengetahui apakah laboratorium yang berada di SMAN 1 Kota
Jambi sudah sesuai dengan kriteria laboratorium ideal, maka dilakukan observasi ini.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya observasi di SMAN 1 Kota Jambi adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ke optimalan penggunaan laboratorium Fisika di SMAN 1 Kota Jambi
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan praktikum di
laboratorium Fisika SMAN 1 Kota Jambi
3. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat/bahan praktikum Fisika di laboratorium SMAN
1 Kota Jambi
4. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum di laboratorium
Fisika SMAN 1 Kota Jambi
5. Untuk mengetahui kondisi laboratorium Fisika di SMAN 1 Kota Jambi, apakah sudah sesuai
dengan kriteria laboratorium ideal.

1.3 Manfaat

a. Manfaat untuk sekolah


1. Dapat memahami bagaimana pengolahan laboratorium fisika yang baik serta
dapat menjadikan tolak ukur evaluasi baik pada pemerintah daerah
2. Dapat menyediakan sarana dan prasarana laboratorium fisika yang baik demi
kelancaran proses pembelajarn disekolah.
b. Manfaat untuk mahasiswa
1. Dapat memberikan informasi positif kepada mahasisiwa/i khususnya yang
berkecimpung di bidang Fisika agar lebih memahami bagaimana pengelolaan
manajemen Fisika yang baik.
2. Dapat memberikan pengalaman mengenai cara mengelola dan merawat
laboratorium Fisika dengan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penanganan dan Penataan Laboratorium atau yang lebih umum dikenal dengan
manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola semua
perangkat Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Beberapa alat-
alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik.Oleh karena
itu manajemen lab adalah suatu bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
Laboratorium.Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja
(job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi
lab yang baik pula.

Manajemen Laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan
semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah
sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.

Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan
aktivitasnya.Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus.Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium contohnya
penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas.Fasilitas khusus berupa peralatan
dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat,
lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain.

Menurut Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau
tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti arah angin,
dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah
dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar
mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di
laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan.

Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana


mestinya.Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi.Tidak sedikit
ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi.Tentu saja
hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan
bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu
masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain :

1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.

2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya

bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan

laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana

mestinya.

3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.

4. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga menyulitkan bagi

pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi pembinaannya kepada para guru

(Emha, 2002).

Agar laboratorium khususnya laboratorium IPA dapat dimanfaatkan secara optomal, maka

pengelolaan laboratorium harus menyangkut beberapa aspek sebagai berikut:

a. Perencanaan
Proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan,

langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan secara efektif dan efisien

b. Penataan
Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium agar

tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam
penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.
Adapun yang harus diketahui sebelum melakukan penatan: mengenali alat dan fungsinya,

mengenali sifat bahan, kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian, keperangkatan,

nilai/harga alat, kualitas alat tersebut dan kelangkaannya, bahan dasar penyusun alat, bentuk dan

ukuran alat serta bobot/berat alat.

Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat

yang mahal harganya penyimpanannya dipisah.Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya

dikumpulkan menurut golongan percobaannya.Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis


percobaan disimpan tersendiri ditempat khusus.

c. Pengadministrasian
Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencatatan atau

inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua

fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Dalam kaitannya dengan

pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai

pengadministrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium

bertujuan: mencegah kehilangan / penyalahgunaan, memudahkan operasional dan

pemeliharaan, mencegah duplikasi /overlapping permintaan alat serta memudahkan pengecekan.

d. Pengamanan,Perawatan Dan Pengawasan


Aspek ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk menjalankannya. Untuk

memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah terdapat berbagai personil yaitu: kepala

sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek bidang kurikulum, penanggung jawab teknis

laboratorium, koordinator laboratorium, dan laboran.


Untuk mengelola Laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkat-perangkat apa
yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini jika dikelola secara optimal,
akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Dengan demikian manajemen lab itu
adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang
(lab-lay-out) sampai dengan semua perangkat - perangkat penunjang lainnya.
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat (2) serta pasal 43 ayat (1) dan
ayat (3). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian
teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang
menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai
(Depdiknas.2002).

Agar laboratorium di sekolah dapat berperan, berfungsi, dan bermanfaat seperti itu, maka
diperlukan sebuah sistem pengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan
baik serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium
Fisika di sekolah yang bersangkutan.

Dimensi pengelolaan laboratorium menurut Sutrisno (2010) terdiri dari: organisasi


laboratorium, administrasi laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium,
administrasi peminjaman alat-alat laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat
laboratorium), dan keselamatan kerja di laboratorium(http://jurnal.upi.edu/file/).

e. Tata letak laboratorium


Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi
bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium
antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan untuk
menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan
lokasi sumber air.Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan
mempermudah tindakan lainnya.

Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama, dan
ruang-ruang pelengkap.Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa
melakukan praktikum.Ruangan pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang
penyimpanan.Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang
dipakai dalam praktikum. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaanya tidak setiap saat. Selain
ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan
spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan administrasi/staf.

Penyimpanan alat-alat di dalam gedung tidak boleh disatukan dengan bahan kimia.
Demikian pula penyimpanan alat-alat gela stidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat
dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruangan persiapan.Contohnya
apabila luas lantai 100 m2, 70-80 m2 digunakan sebagai ruang utama praktikum.

Suatu laboratorium yang perlu diingat adalah bahwa ruang-ruang penunjang laboratorium
tersebut tidak mutlak harus ada atau tempat serta fasilitas-fasilitas lainnya.Supaya cahaya
matahari langsung tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan laboratorium dan untuk
mencegah masuknya air hujan, maka disekelilingnya laboratorium hendaknya diberi selokan
yang luas lebih kurang 20% dari luas seluruh laboratorium (Putu Nyeneng,2010).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMAN 1 Kota Jambi, permasalahan yang
mengenai laboratorium yang dapat kami bantu untuk diselesaikan adalah pembuatan jadwal
praktikum fisika untuk kelas 11. Yang mana dikarenakan permasalahan yang ada salah satunya
adalah tidak adanya tenaga laboran yang dapat membuat jadwal praktikum serta menyiapkan
praktikum yang akan dilakukan. Jadwal praktikum yang akan dibuat adalah jadwal praktikum
untuk semester genap dikarenakan semester ganjil sebentar lagi akan berakhir.

3.2 Pembahasan
Sebelumnya kelompok kami telah melakukan observasi di SMPN 19 Kota Jambi , namun
karena beberapa kondisi di sekolah tersebut kami tidak dapat membantu lebih jauh masalah yang
terjadi di sekolah tersebut . akhirnya kelompok kami emutuskan untuk membantu kelompok lain
yang melakukan observasi di SMAN 1 Kota Jambi. Setelah mengunjung dan melakukan
observasi serta wawancara dengan salah seorang guru fisika di SMA tersebut didapatkanlah
solusi yang dapat kami lakukan untuk membantu kelompok Riska dan kawan kawan.
Laboratorium IPA di SMA N 1 Kota Jambi telah sesuai dengan laboratorium yang
seharusnya dimana terpisah antara laboratorium Fisika, Biologi, dan Kimia. Hanya saja
laboraoium fisika di SMAN 1 Kota Jambi saat ini sedang dibagi fungsinya , setengah ruang
digunakan sebagai kelas dan setengahnya untuk laboratorium fisika yang dibatasi oleh lemari
alat. Meski dilengkapi oleh fasilitas yang memadai mulai dari kursi dan meja praktikum hingga
alat praktikum yang terbilang lengkap, namun dengan kondisi ruangan yang tidak cukup luas
terkadang praktikum dapat dilakukan hingga ke teras labor untuk meminimalisir terjadi
kekacauan .
Namun kami tidak bisa melakukan apapun terkait masalah tersebut, dimana itu merupakan
kebijakan dan wewenang dari Kepala Sekolah di SMA tersebut. Selain permasalahan ruangan
tidak ada permasalahan fisik lainnya yang ada di laboratorium fisika SMAN 1 Kota Jambi. Ibu
Rita Asma selaku kepala labortorium menjelaskan bahwa alat yang ada di labor ini sudah lebih
dari cukup, hanya saja terdapat kendala lain dalam pelaksanaan praktikum yaitu kurangya tenaga
teknisi labor.
Meski ibu Siti selaku laboran membantu memperbaiki kerusakan alat namun ada beberapa
alat yang tidak dapat beliau perbaiki, dan memang seharusnya ada tenaga yang bekerja sebagai
teknisi labor. Teknisi labor sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah seperti itu, namun itu
diluar kebijakan beliau sebagai laboran untuk mencarikan teknisi.
Selain itu ketentuan dari pemerintah yang menetapkan bahwa penerimaan siswa baru
dipilih berdasarkan zonasi berdampak pada kondisi labratorium. Ruang kelas yang tidak cukup
untuk menampung para siswa membuat laboratorium harus dibagi fungsinya. Selain itu karena
siswa yang diterima semakin banyak banyak, SMA tersebut kekurangan tenagaga pengajar fisika.
Sehingga laboran yang seharusnya fokus dengan laboratorium sekarang harus juga mengajar
dikelas, keadaan tersebut membuat ibu Siti Bararah selaku laboran sekaligus pengajar tidak bisa
berfokus dengan laboratorium. Dengan demikian beliau meminta kami untuk membuat jadwal
pengguanaan laboratorium fisika sesuai dengan jadwal mangajar guru mata pelajaran fisika dan
kalender pendidikan.
Dikarenakan semester ganjil telah sampai dipenghujung akhir , jadwal penggunaan
laboratorium yang kami buat diperuntukkan untuk semester ganjil dan terkhusus untuk kelas 10
dan 11. Karena kelas 12 akan menghadapi ujian nasional ditakutkan sulit untuk menyesuaikan
jadwal mereka. Selain membuat jadwal penggunaan laboratorium kami juga membuat LKS
untuk praktikum yang sekiranya akan dilakukan di laboratorium .
Lembar kerja ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memperdalam materi yang
dipraktikumkan. Untuk mempermudah pengerjaan LKS kami mebagi nya, untuk jadwal serta
LKS kelas 11 akan disusun oleh kelompok kami. Materi praktikum yang akan dilengkapi dengan
LKS diantaranya : momentum sudut dan rotasi serta termodinamika. Dengan mempertimbangkan
jumlah inggu aktif dalam satu semester ,praktikum yang sebaiknya dilakukan adaah praktikum
untu kedua materi tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Solusi yang dapat kami lakukan untuk membantu menyelesaikan salah satu masalah yang
ada di laboratorium fisika SMAN 1 Kota Jambi setelah melakukan observasi adalah :
1. Membuat jadwal penggunaan laboratorium fisika sesuai dengan kalender pendidikan serta
jadwal mengajar guru mata pelajaran fisika kelas 10 dan 11 , dikarenakan tenaga laboran
yang ada kini tidak bisa berfokus pada laboratorium saja melainkan juga harus mengajar
dikelas.
2. Memberikan LKS untuk materi yang ira kira dapat dpraktikumkan , dengan meninjau
waktu dan kelengapan alat dan bahan untuk praktikum . LKS ini diharapkan dapat
embantu siswa untuk berlatih lebih dalam dan mengerti mengenai materi yang
dipraktikumkan.

4.2 Saran
Untuk mahasiswa yang hendak melakukan observasi di laboratorium sekolah hendaknya
dapat engerti setelah melihat kondisi sekolah tersebut apakah pihak sekoalah tidak merasa
keberatan dengan kunjungan dari mahasiswa dan sebagainya. Lebih baik memilih sekolah asal,
karena kemungkinan akan diterima dengan lapang dada.
LAMPIRAN

Kondisi laboratorium bagian meja percobaan.

Beberapa alat yang tersusun dengan rapi


Contoh tabel jadwal penggunaan lab setiap bulan dalam satu semester

Contoh jadwal praktikum semester ganjil tahun 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai