Anda di halaman 1dari 8

NARASI EPILEPSI

 Apa itu epilepsi?


Epilepsi adalah suatu kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan
adanya kejang berulang akibat adanya gangguan fungsi otak
secara terus menerus yang disebabkan oleh lepasnya energy
listrik yang berlebihan dan abnormal.

 Berapa angka kejadian Epilepsi?


Angka kejadian di Negara berkembang epilepsi berkisar 5-74 per
1000 orang, sedangkan di Negara maju berkisar antara 4-7 per
1000 orang.

 Usia berapa biasanya epilepsi terjadi?


Epilepsi apat mulai diderita seseoang pada usia kapan saja. Tetapi
paling sering terjadi pada usia balita atau kanak-kanak dan pada
usia lanjut ( > 65 tahun). Insiden tertinggi terjadi pada anak
berusia di bawah 2 tahun (262/100.000 kasus) dan uisa lanjut di
atas 65 tahun (81/100.000 kasus).

 Apa saja penyebab epilepsi ?


Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu
penyebab primer dan sekunder.
1. Primer (genetik dan idiopatik): yaitu penyebabnya tidak
diketahi karena tidak dapat dibuktikan adanya kelainan pada
otak.
2. Sekunder : adanya kelainan di otak yang menyebabkan gejala
kejang misalnya trauma, infeksi otak, tumor, penyakit stroke,
keracunan dll.

 Apa saja factor risiko epilepsi?


1. Usia terbanyak pada usia < 2 tahun dan > 65 tahun, namun bisa
terjadi pada semua usia.
2. Stroke
3. Cedera kepala
4. Radang atau infeksi pada otak atau selaput otak
5. Tumor otak
6. Komplikasi persalinan
7. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin (misalnya
TORCH)
8. Riwayat keluarga : jika anda memiliki riwayat epilepsi dalam
keluarga, maka akan meningkatkan risiko terjadinya epilepsi.
9. Riwayat kejang pada masa kanak-kanak.

 Bagaimana tanda dan gejala dari epilepsi?


Sebelum serangan:
1. Didahului oleh “AURA” seperti perasaan takut, mual, merasa
melihat, mencium, atau mengecap sesuatu
2. Perubahan tingkah laku seperti mudah marah, tersinggung,
tegang
3. Perasaan lapar, berkeringat, mengantuk.

Saat serangan:
1. Kejang
2. Kehilangan kesadaran
3. Lidah tergigit, mulut mengecap-ngecap
4. Produksi air liur bertambah (mulut berbusa)
5. Terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 atau lebih dan
denyut nadi meningkat lebih dari 100 x/ menit
6. Kebiruan pada bibir dan ujung-ujung jari.

Setelah serangan:

1. Tertidur atau mengantuk setelah serangan


2. Bingung setelah serangan
3. Merasa sakit kepala

 Bagaimana kalsifikasi epilepsi?


Epilepsi dibagi 3 kelompok: Epilepsi umum, Epilepsi parsial, dan
Epilepsi yang tidak dapat ditentukan

Eplepsi Umum yang dubagi menjadi 4 kelompok

1. Tonik Klonik
Seluruh badan kaku diikuti kejang, tiba-tiba jatuh, kejang-
kejang, mulut berbusa, mengompol, 5 menit setelah kejang
pasien tertidur.
2. Absence
Biasanya masa anak-anak atau awal masa remaja, pasien
tiba-tiba melotot atau berkedip-kedip dengan kepal terkulai,
hanya beberapa detik dan kadang tidak disadari.
3. Mioklonik
Biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur, pasien
mengalami sentakan yang tiba-tiba.
4. Atonik
Pasien tiba-tiba lemas dan jatuh, namun dalam beberapa
saat pulih kembali, jarang terjadi.
Epilepsi Parsial dibagi 3 jenis yaitu:
 Parsial sederhana

Pasien tidak kehilangan kesadaran, diikuti kejang pada


jari, wajah, satu sisi tubuh.
 Parsial kompleks

Pasien tidak sadar saat serangan, tidak ingat apa yang


sudah terjadi, ada gerak otomatis yang tidak bertujuan
seperti tepuk tangan, mengecap-ngecap, mengunyah, timbul
halusinasi, dan perilaku anti social.
 Parsial umum sekunder

Bangkitan parsial sederhana atau parsial kompleks yang


menjadi serangan umum.

 Apakah epilepsi dapat menurun secara genetik?


- Sebagian besar anak dari penderita epilepsi tidak mengalami
kejang atau epilepsi juga. Tetapi gen ini dapat diturunkan
- Risiko anak mengalami epilepsi jika ayahnya epilepsi adalah
1-3%
- Risiko anak mengalami epilepsi jika ibunya epilepsi adalah 3-8%
- Jika kedua orang tua memiliki epilepsi maka risiko anak
mengalami epilepsi semakin besar.

 Apa saja faktor yang menyebabkan epilepsi berulang?


- ketidak patuhan minum obat
- kelelahan
- kurang tidur
- tidak makan atau terlambat makan
- hormonal
- stress psikologis
- alcohol
- demam akibat infeksi

 Apa saja pemeriksaan penunjang untuk epilepsi?


- elektro-ensefalografi (EEG) yaitu perekaman gelombang otak
- pemeriksaan pencitraan otak (CT Scan kepala,MRI kepala), untuk
mendeteksi adanya lesi otak seperti tumor,stroke,dll
- pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah, elektrolit, gula
darah, fungsi hati
- pemeriksaan kadar obat dalam darah
- pemeriksaan lainnya sesuai indikasi

 Apkah efek samping dari obat epilepsi?


Efek samping obat epilepsi dapat berupa rasa lelah,
ngantuk,gangguan nafsu makan,gangguan berat
badan,anemia,gusi tebal,rambut rontok,penglihatan dobel,pusing
atau gangguan keseimbangan dan tremor.
Efek samping yang membahayakan yaitu reaksi alergi sampai
kemungkinan terjadi sindrom Steven Johnson (kulit dan selaput
lendir melepuh)

 Bagaimana pertolongan pertama pada penderita epilepsi?


1. cari tempat yang aman, jauhkan penderita dari benda tajam dan
berbahaya
2. temani penderita sampai kejang berhenti
3. berikan alas lembut di bawah kepala agar hentakan saat kejang
tidak menimbulkan cidera kepala
4. longgarkan pakaian ketatatau kerah baju di leher penderita agar
nafas tidak terhambat
5. jangan menahan gerakan penderita saat kejang
6. miringkan tubuh ke salah satu sisi saat kejang agar cairan dapat
mengalir dan dapat menjaga aliran udara saat bernapas
7. jangan masukkan benda apapun ke mulut penderita seperti
minuman,makanan, penahan lidah
8. setelah kejang selesai, tetap temani penderita hingga
kesadarannya pulih total,kemudian biarkan penderita beristirahat
atau tidur.

 Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita epilepsi?


Komplikasi yang berbahaya adalah status epileptikus, yaitu
serangan kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau
adanya minimal 2 serangan dan diantara serangan-serangan
tersebut tidak terjadi pemulihan kesadaran. Kondisi ini
merupakan kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan
segera.

 Bagaimana bila penderita epilepsi hamil?


- Epilepsi pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi seperti:
kejang berulang, status epileptikus, kejang saat persalinan,
hipertensi kehamilan, persalinan premature, keguguran,berat
badan lahir rendah
- Ibu yang bebas kejang minimal 9 bulan sebelum kehamilan,
kemungkinan besar akan tetap bebas kejang selama
kehamilannya
- Tidak ada obat epilepsi yang dianggap pasti aman pada
kehamilan. Efek yang dapat timbulpada bayi antara lain berupa
defek neural tube. Obat epilepsi tetap diteruskan dan tidak
diganti bila ibu sudah hamil.

 Apakah penderita epilepsi dapat bekerja?


- dalam hubungannya dengan perbaikan kualitas hidup penderita
epilepsi, maka pekerjaan disesuaikan dengan jenis,frekuensi, dan
waktu timbulnya kejang.
- Pilih pekerjaan dengan resiko kerja paling minimal
- Jangan bekerja sendiri, dan harus dibawah pengawasan
- Jadwal kerja yang teratur
- Lingkungan kerja (atasan dan teman kerja) haurs diberitahu
mengenai kondisi penderita dan dapat memberikan pertolongan
awal denga baik, maka epilepsy jangan dirahasiakan .
- Bila memungkinkan tinggal di asrama atau tempat yang dekat
dengan tempat bekerja.

 Apakah penderita epilepsi boleh mengemudi?


Pemberian SIM kepada penyandang epilepsi dapat dilakukan bila
penderita telah bebas bangkitan minimal 3 tahun berdasarkan
surat keterangan dokter spesialis saraf. Penderita epilepsi tidak
diijinkan mengoperasikan trasnportasi umum.

 Sampai kapan penderita epilepsi minum obat?


Penderita epilepsi harus minum obat teratur. Penghentian obat
epilepsi dapat dipertimbangkan setelah minimal 3 tahun bebas
serangan, gambaran EEG normal, dan kemungkinan
kekambuhankecil. Pengehentian obat ini harus disetujui oleh
penderita dan keluarganya, dan dilakukan secara bertahap
 Apakah epilepi dapat kambuh kembali?
- Semakin tua usia maka kemungkinan timbul kekambuhan
semakin tinggi
- Kekambuhan juga tergantung pada penyebab epilepsinya. Jika
ada penyebabnya misalnya tumor atau stroke maka
kemungkinan kambuhnya besar.

 Jangan lupa…
1. konsultasikan pada dokter bagian neurologi
2. pentingnya deteksi dini dan kepatuhan minum obat
3. dukungan dari lingkungan dan sekitar
4. epilepsy dapat dikontrol dan tidak menular
5. segera ke dokter atau rumah sakit atau pelayanan kesehatan
tedekat

Anda mungkin juga menyukai