Anda di halaman 1dari 21
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Menimbang Mengingat PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, Nomor : P. 25/IV-SET/2014 TENTANG ‘TATA CARA REGISTRASI PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, bahwa dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan gaharu, maka pemerintah perlu mendorong upaya penangkaran/budidaya gaharu; b. bahwa dalam —rangka = mendukung —upaya__pemanfaatan asi! penangkarar/budidaya gaharu sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu terlebih dahulu dilakukan registrasi; cc. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi. Alam tentang Tata Cara Registrasi Penangkarar/Budidaya Gaharu. 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hoyati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Inonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Uindang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3803); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Setwa Liar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 3802); 5, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1978 tentang Pengesahan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES): 7. Keputusan... 7. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-I/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar; 8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 355/Kpts-I/2003 tentang Penandaan Spesimen Tumbuhan dan Satwa Liar; 9. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 104/Kpts-IV/2003 tentang Penunjukan Direktur Jenderal Perlindungan Huten dan Konservasi Alam sebagai Otorita Pengelola (Management Authority) CITES di Indonesia; 10, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-l/2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar; 11, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 02/Menhut-ll/2007_sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 51/Menhut- 11/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam; . 12, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhutil/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 405) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhutl/2012 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 779). MEMUTUSKAN : Menetapkan —-: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN. KONSERVAS] ALAM TENTANG TATA CARA REGISTRASI PENANGKARAN/ BUDIDAYA GAHARU. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Registrasi penangkararvbudidaya gaharu adalah pendaftaran kegiatan penangkarar/budidaya gaharu yang dilakukan oleh pelaku/pemilik usaha penangkaran/budidaya gaharu kepada Kepala Balai Besar KSDA atau Kepala Balai KSDA, untuk mendapatkan pengakuan bahwa gaharu yang dihasilkan merupakan gaharu hasil penangkaran/budidaya. Gaharu adalah kayu dengan berbagai bentuk, warna dan aroma yang Khas, serta memiliki kandungan kadar resin wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, sebagai akibat dari suatu proses infeksi oleh patogen pembentuk gaharu yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria spp. dan Gyrinops spp... Patogen adalah mikroba yang dapat menyebabkan penyakit pada pohon gaharu. Gaharu hasil penangkaran/budidaya (artificial propagation, garden, plantation) adalah gaharu yeng dihasilkan melalui budidaya tanaman dari biji atau bibit baik pada kebun masyarakat (garden) atau tanaman gaharu (production plantation) Jahan hak milik (private or community) atau lahan milik negara (state) dan adanya campur tangan manusia yang secara khusus (inokulasi) dilakukan untuk mempercepat proses pembentukan gubalnya. Penangkaran/budidaya gaharu adalah kegiatan memperbanyak dan atau menumbuhkan pohon penghasil Gaharu di dalam kondisi yang terkontrol dari material seperti biji, potongan (stek), ‘cangkok, bibit dari alam, dan kultur jaringan. Verifikasi adalah kegiatan pemeriksaan fisik lapangan penangkarar/budidaya gaharu yang dilaksanakan oleh staf Balai Besar KSDA/ Balai KSDA yang dituangkan dalam dokumen Berita ‘Acara Pemeriksaan Verifikesi Penangkarar/Budidaya Gaharu. 7. Bibit..... 7. Bibit gaharu adalah individu gaharu yang diambil dari habitat alam atau dari hasil penangkaran/budidaya yang aken digunakan sebagal indukan 8 Pemohon adalah perorangan atau Koperasi atau Badan Usaha yang memiliki kegiatan penangkaran/budidaya gaharu 9, Surat Keterangan Kepemilikan Penangkaran/Budidaya Gaharu adalah surat bukti kepemilikan penangkaran/budidaya gaharu yang diterbitkan oleh Kepala Balai Besar KSDA/Balai KSDA dan memuat sekurang-kurangnya nama peril, alamat tempat tinggal pemilik, alamat lokasi budidaya, dan jumlah gaharu sebenarnya yang dimiliki setelah melalui proses verifikasi. 10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 11. Direktur adalah Direktur yang membidangi Konservasi Keanekaragaman Hayati. 12. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota yang membidangi Kehutanan. 13. Kepala Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam adalah Kepala Balai Besar/Balai yang membidangi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 14. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah yang ditugaskan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) untuk menangani kegiatan administrasi dan teknis penangkaran di wilayah kerjanya. 15. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi Konservasi Wilayah (Kepala SKW) yang ditugaskan oleh Kepala Balai KSDA untuk menangani kegiatan administrasi dan teknis penangkaran di wilayah kerjanya. 16. Kepala Desa adalah Kepala Desa tempat lokasi penangkarar/budidaya gaharu. Pasal 2 Registrasi penangkaran/budidaya tumbuhan penghasil gaharu wajib dilaksanakan bagi setiap kegiatan penangkaran/budidaya gaharu yang akan melakukan pemanfaatan untuk tujuan perdagangan di dalam dan atau ke luar negeri Pasal 3 Tata cara registrasi penangkaran/budidaya tumbuhan penghasil_gaharu bertujuan memberikan petunjuk, arahan dan acuan teknis kepada pihak terkait dalam rangka pelaksanaan registrasi unit penangkaran/budidaya gaharu kepada Kepela Balai Besar atau Kepala Balai KSDA. Pasal 4 Ruang lingkup peraturan ini, meliputi: a. tata cara registrasi; dan b. pelaporan, monitoring dan evaluasi. BAB Il TATA CARA REGISTRASI Bagian Kesatu ‘Umum Pasal 5 (1) Tata cara permohonan registrasi penangkarar/budidaya gaharu sebagalmana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, diajukan oleh pemohon kepada Kepala Balai Besar/Balal KSDA sesuai lokasi penangkeran/budidaya gaharu. (2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diajukan oleh: a. Perorangan; b. Koperasi; atau ¢. Badan Usaha. Pasal 6 (1) Dalam hal permohonan yang diajukan perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) hhuruf a, dapat mengajukan permohonan secara langsung kepada Kepala Balai Besar/Balai KSDA atau melalui Kepala Dinas atau Kepala Bidang atau Kepala Seksi, sesuai lokasi penangkeran/budidaya gaharu setempat. (2) Kepala Dinas atau Kepala Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menindaklanjuti permohonan kepada Kepala Balai Besar KSDA setempat. (3) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menindaklanjuti permohonan kepada Kepala Bidang atau Kepala Balai Besar/Balai KSDA setempat. (4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilengkapi dengan fotocopy KTP dan formulir registrasi penangkararvbudidaya gaharu yang antara lain memuat nama pemnilk, tempat/tanggal lahir, alamat pemilik, lokasi tanaman, luas lahan dan cara penanaman, status lahan, jenis dan jumlah pohon serta dan waktu penanaman, sebagaimana lampiran I peraturan ini. Pasal 7 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b dan huruf ¢, dilengkapi dengan fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan formulir registrasi penangkaran/budidaya gaharu yang memuat, nama Koperas/Badan Usaha, nama Pimpinan/Direktur/Pemilik, Nomor Akta Notaris, NPWP, alamat kantor, lokasi tanaman luas lahan dan cara penanaman, status lahan, jenis dan jumlah pohon, asal usul bibit dan waktu penanaman, sebagaimana lampiran Il, peraturan Bagian Kedua Verifikasi Pasal 8 (1) Kegiatan penangkaran/budidaya gaharu yang telah mengajukan permohonan registrasi wajib dilakukan verifkasi untuk ‘memeriksa kebenaran penangkararvbudidaya gaharu. 2) Kepala Balai Besar/Balai KSDA memerintahkan petugas/tim veriikasi untuk melakukan pengecekan data dan pemeriksaan fisik lapangan kegiatan penangkarar/budidaya yang dilakukan oleh pemohon dan hasilnya dillput dalam dokumen Berita Acara Verifikasi. (3) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan di lokasi penangkaran/budidaya gaharu dan disaksikan oleh pemilik penangkarar/budidaya gaheru dan atau orang yang dikuasakan oleh pemilik. (4) Verifikesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan terhadap data yang terdapat dalam formulit permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) dan atau Pasal 7. (5) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana lampiran Ill, peraturan ini, Pasal.... Pasal 9 (1) Dalam hal terjadi perubahan jumlah, jenis dan atau kepemilikan tanaman gaharu, maka perorangan atau Koperasi atau Badan Hukum yang telah melakukan registrasi penangkaran/ budidaya gaharu, walib mengajukan kembali permohonan verifikasi tethadap perubahan jumiah tanaman gaharu tersebut. (2) Format pengajuan permohonan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana lampiran IV, peraturan ini. Bagian Ketiga Penerbitan Surat Keterangan Pasal 10 (1) Berdasarkan Berita Acara Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), Kepala Balai Besar/Balai KSDA menerbitkan surat keterangan kepemilikan penangkaran/budidaya gaharu. (2) Surat keterangan kepemilikan penangkarar/budidaya gaharu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain memuat nama pemilik penangkaran/budidaya gaharu, alamat pemilik, lokasi kantor, jumlah dan jenis pohon gaharu yang ditanam, lokasi penangkarar/budidaya gaharu, luas lahan penangkaran/ budidaya gaharu, sebagaimana lampiran V, peraturan ini. (3) Surat keterangan kepemilikan penangkararVbudidaya gaharu sebagaimana dimaksud pada ayat @), dilampiri Berita Acara Verifikasi terbaru. (4) Proses penerbitan surat keterangan kepemilikan penangkarar/budidaya gaharu oleh Kepala Balai Besar/ Balai KSDA selambat-lambatnya 22 (dua puluh dua) hari kerja. (5) Surat keterangan kepemilikan penangkaran/budidaya gaharu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berlaku selama pemiliknya masih menjalankan usahanya atau mengundurkan diri atau dicabut karena tidak melaksanakan kewajiban. (©) Surat keterangan kepemilikan penangkarar/budidaya gaharu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), merupakan dokumen asal usul gaharu hasil penangkaran/budidaya. 7) Pemilik surat keterangan kepemilikan penangkerarvbudidaya gaheru berhak memanfaatkan gaharu hasil penangkaran/budidaya secara komersial baik di dalam maupun ke luar negeri, sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 Kewajiban pemilik surat keterangan kepemilikan penangkaran/budidaya gaharu, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5), antara lain: ‘a. melaporkan setiap ada penambahan dan atau pengurangan jenis dan jumlah pohon penghasil gaharu secara langsung kepada Kepala Balai Besar/Balai KSDA atau melalui Kepala Dinas atau Kepala Bidang atau Kepala Seksi setempat; . melaporkan kepada Kepala Balai Besar/Balal KSDA atau melalui Kepala Dinas atau Kepala Bidang atau Kepala Seksi setempat apabila surat keterangan kepemilikan penangkerar/budidaya gaharu ‘akan dipindah tangankan kepada pihak lain; dan ‘c. membantu petugas yang berwenang dalam melakukan evaluasi kinerja, bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan penangkararVbudidaya gaharu. BAB. BAB Ill PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI Bagian Kesatu Pelaporan Pasal 12 (1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pesal 4 huruf b, dilakukan oleh Kepala Balai Besar/Balai KSDA kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Direktur, sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dan paling lambat pada setiap awal bulan Oktober. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam bentuk rekapitulasi data Penangkaran/budidaya gaharu yang telah teregister_ dengan melampirkan fotocopy Surat Keterangan Kepemilikan Penangkaran/Budidaya Gaharu. (3) Format rekapitulasi data penangkaran/budidaya gaharu yang telah teregister, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sebagaimana lampiran VI peraturan ini. Bagian Kedua Monitoring dan Evaluasi Pasal 13 (1) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, dilkukan oleh Balai Besar/Balai KSDA sekurang-kurangnya | (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (2) Monitoring dan evaluasi sebageimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a dan huruf b. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 Dalam hal pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), yang telah mempunyai izin penangkaran/budidaya dari Balai Besar/Balai KSDA sebagaimanan diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-ll/2005, maka Kepala Balai Besar/Balai KSDA wajib memberikan surat keterangen kepemilikan penangkarar/budidaya gaharu tanpa harus mengajukan permohonan registrasi sebagaimana diatur dalam peratutran ini BABY PENUTUP Pasal 15 Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Jakarta LAMPIRAN |: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVAS! ALAM NOMOR +P. 25/V-SET/2014 TANGGAL 31 Desember 2014 TENTANG —: TATA CARA REGISTRASI PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU ‘A. PERMOHONAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU (PERORANGAN) erssaveessonn®) Kepada Yth. Kepala .. di ) a“ Yang bertandatangan dibawah ini Nama ‘Alamat tempat tinggal mengajukan permohonan registrasi penangkaran/budidaya gaharu, yang berlokasi di ****) dan akan dimanfaatkan secara komersial di dalam dan atau ke luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu*****) dalam memproses lebih lanjut, bersama ini kami lampirkan foto copy KTP dan isian formulir data penangkaran/budidaya gaharu yang kami miliki. dengan Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Pemohon, Keterangan: +) diil tempat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. %) a. Dilsi nama Balai Besar KSDA atau Balal KSDA yang bersangkutan, apabila surat ditujukan langsung kepada Kepala Balai Besar KSDA atau Kepala Balai KSDA dimana lokasi penangkarar/budidaya gaharu berade; atau . Dilsi nama Dinas atau Bidang KSDA Wilayah atau Seks! Konservasi Wilayeh yang bersangkuten apebila surat 30cm hon, 6 [Asaiusul Bibi «a. Pembibitar/penangkaran Bi Dib tang! sel canghow sambungy | Coe are ak -seplhan/kultur jaringard propegu ain *®) | *! = oka asa bbit . Pengambian alam = BiAnakan **) Cetra ak = Lokasi pengambllan = 77 | Waltu penanaman (umiah, bulan, tahun) ae Je on pohon, Bulan: 7 denis. ‘c._enis. @ | Rencana pemanenan (umlah, bulan, tahun) a._Jenis.. Jeni e._Jenis ‘S| Jenis yang telah dipanen Gurnlah, bulan, tahun) a._Jenis denis ._Jenis.. Catatan = T. 2. Pemeriksa : ama [= Nama [= Nama [= NP NP fe NP H Keterangan: *) Phy sale satu yang sesual '*) Dis Nomor atau Kode lokas! bila las! lebih drt 1 namun mast dalam lingkup wilayah keja BBKSDABKSDA penerbit BAP LAMPIRAN IV: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVAS! ALAM NOMOR P. 25/V-SET/2014 TANGGAL — 31 Desember 2014 TENTANG —:_ TATA CARA REGISTRASI PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU ‘A. FORMAT PENGAJUAN PERMOHONAN VERIFIKAS! ULANG PENAMBAHAN/PERUBAHAN JUMLAH ‘TANAMAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU MILIK PERORANGAN. Kepada Vth. Kepala di et) see) Yang bertandatangan dibawah ini: Nama ‘Alamat tempat tinggal dengan Ini mengalukan permohonan vera penembahanperubahan jumiah tanaman gaharu atas keperilian penangkerar/budidaya gaharu yang telah teregister sesual dengan Surat Keterangan Kepemilikan Penangkaran/Budidaya Gaharu nomor : yang berlokasi di #94) dan akan dimanfaatkan secara komersial di dalam dan atau ke luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. ‘Sebagal bahan pertimbangan Bapal/bu*****) dalam memproses lebih lanjut, bersama ini kami lampirkan foto ‘copy Surat Keterangan Kepemilikan Penangkarar/Budidaya Gaharu dan isian formulir data penambahan tanaman ") Da alamat lokasl penanglararvbudiéaya ghar (bl lebih drt okas sebutkan semuenye) =*) Coret yang tidak perls D. DATA _PENGAJUAN VERIFIKAS! LANG _PENAMBAHAN/PERUBAHAN = JUMLAH —TANAMAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHAR MILIK KOPREASVBADAN USAHA DATA VERIFIKAS! PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU KOPERASVBADAN HUKUM. Nama Koperasi/ Badan Hukum *) Pimpinary Direktur/ Pemilik(sesual akte notars) *) Nomor Akte Notaris sit ‘SIP NPwP ‘Alamat Kantor : RT/RW Desa/kelurahan Kecamatan Kabupaten/tota Provinsi 8, Data Tanaman Gaharu Noveeue ory Bok) | aDesaKelrehen | Luss He) | Status | Jens don Jumiah Pobon ‘Asal Uae Dt Waieu Kecamawn” | dencara | lohan Penanamen Gitar) Tanamt) | °°) | asctemnge | seat d | Pembibtan | Penganblan Prova Sieg | anmeeey Menyetujui: Kepala Desa/ Kelurahan Direktur/Pimpinan, Keteange: {7 lt sesuatJumiah bok yang dni pemahon LAMPIRAN V: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR 2 P. 25/V-SET2014 TANGGAL — 31 Desember 2014 TENTANG TATA CARA REGISTRASI PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU. ‘A. SURAT KETERANGAN KEPEMILIKAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU KOP UPT (BALAI BESAR KSDA/BALAI KSDA) SURAT KETERANGAN KEPEMILIKAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU. Nomor : KT. ‘Kode UPT/Tahun Kepala Balai Besar KSDA/ Balai KSDA .. sm Menerangkan bahwa : Nama ‘Tempat Tol Lahir ‘Alamat Kampung.. Kecamatan ‘adalah pemilik penangkararvbudidaya gaharu, sesuai data sebagai berikut Lokasi Penangkarar/Budidaya ee Desa/Kelurahan smn Luas areal denis tanaman ‘ Jumiah Pohon + Sesuai BAP terakhir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat ketengan ini. Dengan dikeluarkannya Surat Keterangan Kepemilikan Penangkarar/Budidaya Gaharu ini maka kepada yang bersangkutan diberikan hak pemanfaatan gaharu hasil budidayanya secara komersial baik di dalam negeri sesual ketentuan yang berlaku. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenamnya, agar yang berkepentingan menjadi maklur, Kepala Balai Besar KSDA/ Balai KSDA ... NP. B. SURAT KETERANGAN KEPEMILIKAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU KOP UPT (BALAI BESAR KSDA/BALAI KSDA) ‘SURAT KETERANGAN KEPEMILIKAN PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU. Nomor: KT. ...... /Kode UPT/Tahun Kepala Balai Besar KSDA/ Balai KSDA .... Nama Koperas/Badan Hukum_ ‘Alamat Kantor adalah pemilik Penangkaran/Budidaya Gaharu, sesuai data sebagai berikut : Lokasi Penangkarar/Budidaya Luas areal Jenis tanaman Jumlah Pohon + Sesuai BAP terakhir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat ketengan ini. Dengan dikeluarkannya Surat Keterangan Kepemilikan PenangkararvBudidaya Gaharu ini maka kepada yang bersangkutan diberikan hak pemanfaatan gaharu hasil budidayanya secara komersial baik di dalam maupun ke lar negeri sesuai Ketentuan yang beriaku. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenamya, agar yang berkepentingan menjadi maklum. Kepala Balai Besar KSDA/ Balai KSDA .. NP. LAMPIRAN VI: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, NOMOR +P. 25/1V-SET/2014 TANGGAL ©; «31 ~Desember 2014 TENTANG TATA CARA REGISTRAS! PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU nit Kerja: Balai Besar KSD/V Balak KSDA REKAPITULASI DATA PENANGKARAN/BUDIDAYA GAHARU YANG TEREGESTER TAHUN «....sese A. Pevorangan Po PemitivAlamat Jrmlah Potion Keterangan 2 5 3 “Jamia 1 [a = = 3 ae Tova B. Koperast dan Badan Usaha JumlahPohon | Keterangan No, | Nama Koperasi@adan Usaha dan Alamat T 2 3 6 mia 1 at, Toval:

Anda mungkin juga menyukai