Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS B
Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
junjungan kami Nabi Muhammad SAW, atas berkat dan rahmat-Nya lah
kepada dosen pemateri praktikum Bapak Dr. Ir. Rd. Herry Supratman, MS, IPM
dan asisten laboratorium penanggung jawab kelas B Shofiyatun Nisa, yang telah
Adapun laporan ini penyusun buat untuk dapat di jadikan suatu acuan dan
saran dan kritikannya agar penyusun lebih baik lagi dalam menyusunnya laporan
selanjutnya.
memberikan manfaat bagi para pembacanya dan mahasiswa untuk dapat lebih
memahami dan memperdalam ilmu produksi ternak unggas ini dengan baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan memohon maaf
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................ 2
1.4 Waktu dan Tempat .................................................................. 3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fermentasi Singkong .............................................................. 4
2.2 Starter Ragi ............................................................................ 5
2.3 Starter Bakteri........................................................................... 5
III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1 Alat......................................................................................... 7
3.2 Bahan ..................................................................................... 7
3.3 Prosedur Kerja ........................................................................ 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aktivitas Kapang dalam Fermentasi Pakan Sumber Energi........ 9
4.2 Aktivitas Enzim dalam Fermentasi Pakan Sumber Energi........ 10
4.3 Hasil Pengaplikasian Fermentasi Pada Bahan Pakan Singkong.. 12
4.3.1 Hasil Pengamatan ........................................................... 12
4.3.2 Pembahasan ................................................................... 12
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................. 15
5.2 Saran ...................................................................................... 16
iii
Bab Halaman
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 17
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Fermentasi Singkong ............. ..................................................... 12
v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Proses fermentasi ......................................................................... 19
2. Singkong sebelum fermentasi ...................................................... 19
3. Singkong setelah fermentasi ........................................................ 20
4. Distribusi Tugas .......................................................................... 20
vi
1
PENDAHULUAN
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan
tidak beracun terhadap ternak tersebut. Mengenali bahan pakan adalah kewajiban
ternak terhadap pakan membuat para peternak mencari alternatif pakan selain
hijauan dan dedak padi pada umumnya. Para peternak pada saat ini telah
menambahkan protein, sumber energi, mineral dan lain sebagainya. Tentu dengan
berbagai jenis pakan yang ada di sekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun
limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu.
peningkatan produksi ternak sebagai salah satu sumber protein hewani. Upaya
perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak,
tanaman yang mudah tumbuh bahkan pada kondisi tanah yang miskin akan
unsur hara. Pada masa panen, karena produksi yang melimpah, harga jual
singkong dan jagung dapat menurun. Dalam usaha peternakan, 70% biaya
produksi ditentukan oleh biaya pakan. Oleh karena itu, faktor keuntungan yang
besar dapat diperoleh apabila ransum dapat dimanipulasi secara efektif dan
efisien seperti jagung dan singkong, terutama dalam penggunaan bahan pakan
yang kaya akan protein. Tuntutan akan kebutuhan pakan dengan kandungan
2
tinggi seperti bungkil kedelai dan tepung ikan. Oleh sebab itu, pengembangan
singkong.
energi.
singkong.
Waktu : 12.30-14.30
II
TINJAUAN PUSTAKA
Peuyeum adalah makanan yang berasal dari Jawa Barat (daerah Sunda)
dan dibuat dari singkong yang difermentasikan. Makanan ini mirip dengan tape
yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perbedaan utamanya ialah bahwa
peuyeum kering dan tape sedikit agak basah. Sebab pada pembuatan dan
Peuyeum merupakan makanan yang terbuat dari ubi di mana cara pembuatannya
hampir sama dengan pembuatan tape. Namun pada pembuatan peuyeum, ubi
terlebih dulu dicuci kemudian dikukus sampai matang. Setelah matang ubi
tersebut didinginkan dan ditaburi dengan ragi tape sesuai konsentrasi. Kemudian
malam kemudian digantung pada suhu kamar selama 3 hari (Setiawan, 2009).
pati. Salah satu contohnya adalah ubi kayu. Hal ini sangat mendukung terciptanya
berbagai jenis bahan pangan. Salah satu contoh adalah bahan pangan hasil
fermentasi, seperti tape dan peuyeum. Dari segi teksturnya, tape dan peuyeum
Sedangkan tape teksturnya sangat lunak dan berair sehingga tidak memungkinkan
dapat berfungsi sebagai starter fermentasi. Selain itu juga kaya akan protein yakni
penyusunnya (Susanto dan Saneto, 1994). Starter yang digunakan untuk produksi
tape disebut ragi, yang umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4 – 6 cm
dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan peralatan khusus untuk produksi ragi.
Tepung beras yang bersih dicampur dengan air untuk membentuk pasta dan
dibentuk pipih dengan tangan, kemudian diletakkan di atas nyiru yang dilambari
dengan merang dan ditutup dengan kain saring. Pada proses perombakan pati
dibutuhkan suatu bahan dasar tambahan yaitu ragi tape. Ragi tape adalah suatu
produk inokulum campuran yang terdiri dari mikroba, jamur (kapang), saci dll
(Setiawan, 2009).
Mikroorganisme pada proses fermentasi ini umumnya adalah bakteri asam laktat,
9 bakteri asam asetat yaitu bakteri yang mampu mengubah zat gula dalam bahan
bahan mengalami perubahan rasa, aroma, tekstur dan warna (Novary, 1999).
nilai gizi, dan perbaikan cita rasa yang telah dilakukan mungkin sejak zaman
prasejarah oleh manusia dan hampir semua peradaban. Fermentasi pada masa
6
mendatang akan menjadi cara yang semakin penting untuk membuat jenis pangan
baru, di samping itu untuk maksud pengawetan yang bertambah nyata (Harris dan
karbohidrat. Dimana dalam proses ini polisakarida akan dirombak atau dipecah
fruktosa dengan bantuan enzim amilase yang berasal dari kapang. Jika ragi
semakin banyak maka enzim amilase juga akan semakin banyak sehingga glukosa
dan fruktosa juga akan semakin banyak dan rasanya akan semakin manis. Dalam
proses selanjutnya glukosa akan dirombak menjadi alkohol dan CO2 oleh bantuan
enzim invertase yang berasal dari khamir atau bekteri. Semakin banyak jumlah
glukosa maka akan semakin banyak juga alkohol yang dihasilkan, dan apabila
fermentasi berlangsung lebih lama maka produksi alkohol juga akan semakin
banyak, jika dilanjutkan dengan fermentasi dalam waktu yang cukup lama maka
produksi asam asetat atau asam laktat juga akan meningkat, dan sebaliknya jika
fermentasi sangat singkat maka produksi asam juga akan sedikit (Hidayat, 2006).
7
III
3.1 Alat
difermentasi.
media.
pH.
3.2 Bahan
dingin.
IV
Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dimana terjadi
suatu perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang ada dalam
singkong diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula dengan bantuan suatu
organisme yang disebut ragi atau khamir (Suriasih, 2001). Rasa manis tape
sendiri disebabkan oleh kadar gula dari tape itu sendiri. Dalam proses fermentasi,
pati akan berubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh
sedangkan rasa asam disebabkan oleh asam yang terbentuk selama fermentasi.
Pati yang terkandung dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dextrin dan gula
hidrolisis pati menjadi maltosa dan glukosa karena adanya aktifitas kapang
sumber karbonnya.
adanya bakteri Acetobacter yang sering terdapat pada ragi dan bersifat oksidatif.
Proses fermentasi juga akan menghasilkan asam piruvat dan asam laktat. Asam
piruvat adalah produk antara yang terbentuk dari hasil hidrolisis gula menjadi
10
etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi etanol atau asam laktat. Bakteri
laktat (Kozaki, 1984). Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi
dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat
dalam pembuatan tape singkong. Pemakaian ragi dalam pembuatan tape singkong
sangat penting karena enzim dari ragi tersebutlah yang nantinya berperan dalam
proses fermentasi, serta memberi aroma (alkohol). Enzim yang berperan dalam
pendapat (Astawan, 2004), dalam proses fermentasi adalah 2-3 hari untuk
menghasilkan tape yang rasanya khas, rasa manis dengan sedikit asam serta
adanya alkohol. Rasa manis pada tape disebabkan perubahan karbohidrat menjadi
glukosa sedangkan rasa asam disebabkan oleh asam yang terbentuk selama
fermentasi (Suliantari dan Winiati, 1990). Pati yang terkandung dalam bahan
organik membentuk ester yang merupakan pembentuk komponen cita rasa tape.
pembuatan tape pada dasarnya meliputi empat tahap penguraian yaitu, molekul-
asam organik oleh bakteri Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi
alkohol, dan sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk
ester yang memberi cita rasa pada tape, rasa asam pada tape disebabkan pati yang
diubah oleh enzim amylase menjadi gula (sukrosa) lalu enzim invertase
menjadi dekstrin dan gula, selanjutnya diubah menjadi alkohol atau asam
asam atau manis, pH atau kadar asetat pun dapat mempengaruhi rasa bila kadar
asam asetat tinggi maka akan merubah cita rasa pada tape menjadi lebih masam.
12
Hasil Pengamatan
Hari
pH Berat (kg) Warna Tekstur Rasa
0 6,8 1,95 putih keras hambar
3 4,7 1,89 kuning pucat lembut asam
4.3.2 Pembahasan
pertanian yang banyak ditanam di Indonesia sebagai bahan baku utama industri
adalah mudah dicerna, cita rasa lebih enak dan nilai nutrisi. Selama ini,
±72 jam. Dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh lama fermentasi.
penambahan ragi. Pada hidrolisis pati, enzim yang berperan adalah -amilase
−amilase
maltosa → glukosa + glukosa
dari pati akan dihasilkan glukosa dan dengan adanya aktivitas amilolitik dari
bakteri asam laktat akan mampu menghasilkan glukosa yang lebih banyak,
air.
Dari sini tape juga akan cepat berair. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan
berair. Untuk mendapatkan produk tape singkong dengan tekstur yang dapat
diterima panelis, seharusnya fermentasi dihentikan saat jam ke-48 untuk tape
dengan menggunakan ragi mampu mendegradasi pati lebih cepat karena akan
menghasilkan glukosa, dari glukosa sebagian akan diubah menjadi alkohol oleh
khamir dan dari alkohol diubah menjadi asam, sedangkan sebagian dari glukosa
akan langsung diubah menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat sehingga
proses fermentasi akan lebih cepat dan aroma pun lebih cepat terbentuk. Berbeda
dengan fermentasi dengan hanya penambahan ragi. Pati hanya diubah oleh
mikroorganisme yang hanya ada pada ragi menjadi glukosa selanjutnya menjadi
alkohol yang kemudian menjadi asam, sehingga memerlukan waktu yang lebih
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat dilihat bahwa sebagian glukosa
yang telah terbentuk dari proses penguraian pati sudah dikonversi menjadi asam
14
laktat oleh bakteri asam laktat sehingga kadar glukosa turun. Hal ini didukung
dengan data jumlah bakteri asam laktat dan oleh data perubahan pH dan kadar
total asam. Sesuai dengan Quattara (2009) nilai pH pada fermentasi dengan
penambahan ragi lebih kecil dan total asam pada fermentasi dengan penambahan
ragi lebih besar jika dibandingkan dengan tanpa fermentasi. pH yang didapat saat
tape didiamkan selama 3 hari atau 72 jam yaitu menghasilkan pH sebesar 4,7 dan
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
singkong adalah enzim amylase dan zymase. Setelah itu, terjadi fermentasi
3. pH yang didapat saat tape didiamkan selama 3 hari atau 72 jam yaitu
Sebagian glukosa yang telah terbentuk dari proses penguraian pati sudah
16
dikonversi menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat sehingga kadar
glukosa turun.
5. 2 Saran
Tidak ada saran untuk praktikum Pengolahan Bahan Pakan secara Biologi
DAFTAR PUSTAKA
Harris, R.S dan E. Karmas, 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan.
Penerjemah S. Achmadi. Penerbit ITB. Bandung.
Hidayat, Yusuf dan Sutarma. 2007. Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri.
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999.
Suliantari dan Winiati, P.R. 1990. Teknologi Fermentasi Umbi-umbian dan Biji-
bijian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Suriasih, Ketut. 2001. Pengaruh Subtitusi Starter Yoghurt dengan Cairan Tape
Ketan Terhadap Karakteristik Yoghurt yang dihasilkan. Vol. 1. No.1.
Wikandari, Prima Retno. 2012. Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari
Bekasam sebagai Penghasil ACE Inhibitor pada Fermentasi Bekasam Like
Product. Jurnal AGRITECH 32(3).
19
LAMPIRAN
1. Proses fermentasi
4. Distribusi Tugas
Nama NPM Tugas
Hafizh Al Kautsar 200110170033 Bab I, Bab II, Bab III
Iklima Bunga O. 200110170066 Bab IV 4.3
Naufal Vidi E. 200110170109 Bab IV 4.1 dan 4.2
Claudyne Mayranie 200110170274 Cover, Kata
Pengantar, Daftar Isi,
Daftar Tabel, Daftar
Lampiran, Daftar
Pustaka, Editor, Bab V