Makalah Konsep Keluarga
Makalah Konsep Keluarga
Dosen Pembimbing:
Dr. Helmawati, S.E., M.Pd.I
Oleh :
Siti
Saodah Susanti
NIS : 21030901400717
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah, berkat rahmat, hidayah serta inayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini, shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah saw, keluarga serta shahabat-shabatnya juga umatnya yang selalu turut dan taat
atas petunjuknya sampai hari kiamat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ( UAS ) mata kuliah “ Kepemimpinan dan
Komunikasi Pendidikan ”, pada program Pasca sarjana Magister Pendidikan Islam Universitas
Islam Nusantara Bandung.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Dosen Pengampu
yang telah memberikan pencerahan-pencerahan dan penerangan berkaitan dengan materi
mata kuliah Kepemimpinan dan Komunikasi Pendidikan.
Saya menyadari kekurangan serta kealphaan dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata “sempurna atau benar”, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari para pemerhati juga pembaca demi perbaikan makalah ini di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat amin..
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Pemimpinan .............................................................................3
B. Pemimpinan dalam Keluarga ( suami ) .....................................3
1. Fungsi Pemimpin dalam Keluarga.......................................4
2. Kewajiban dan Hak Suami ( Ayah ) ...................................5
3. Kedudukan Pemimpin dalam Keluarga ..............................7
C. Komunikasi dalam Keluarga .....................................................8
BAB III : PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin
sejak adam diciptakan sebagai manusia pertama yang diturunkan ke bumi, ia ditunjuk sebagai
khalifah di bumi sebagai mana firman Allah dalam surat Al-baqarah : 30 yang berbunyi “
ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat “ sesungguhnya aku akan mengangkat
adam menjadi khalifah dimuka bumi.
Menurut bachtiar surin yang dikutip maman ukas “ perkataan khalifah berarti
penghubung / pemimpin yang diserahi untuk menyampaiakn / memimpin sesuatu. Maka dari
uraian tersebut jelas bahwa manusia memang telah dikarunia sifat dan tugas sebagai seorang
pemimpin.
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah
tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup
yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk
Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah&
memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya
mampu mengelola lingkungan dengan baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola
dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin,
paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Kepemimpinan
merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini didasari pada
latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap
kegiatan kelompok, dan kenyataannya bahwa seorang pemimpin dalam setiap kegiatan
kelompok merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi (Surya dan
Akib, Usahawan bulan Nopember 2003:42).
Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan kelahiran,
pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi. Kemampuan dan ketrampilan
kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas pemimpin. Bila organisasi
dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan,
kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif maka organisasi tersebut
akan maju dan mendapatkan simatik dari masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan suami sebagai seorang pemimpin dalam keluarga?
2. Apa saja faktor penyebab konflik dalam keluarga dan bagaimana solusinya?
3. Apa pentingnya komunikasi dalam keluarga ?
C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui peranan suami sebagai seorang pemimpin dalam keluarga?
2. Untuk mengetahui Faktor penyebab konflik dalam keluarga dan solusinya?
3. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi dalam keluarga ?
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pemimpin
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan. Sukses tidaknya sebuah organisasi sangat
tergantung dari kemampuan kepemimpinan dalam menggerakan seluruh anggota organisasi
untuk mecapai tujuan.Ccourtois dalam Sutarto ( 2001) mengatakan “ kelompok tanpa
pemimpin seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat , panik , kacau, anarki dan lain –
lain.
Para pemimpin harus punya keinginn untuk memimpin . Berbagai penelitian
menegaskan suatu keinginan yang kuat untuk memimpin banyak orang menjadi karakteristik
dari pemimpin efektif ( Boyatzis , dalam Edwin A. Locke , 1997). Selanjutnya Bass ( dalam
Edwin A. Locke , 1997 ) menjelaskan bahwa para pemimpin lebih tangguh dalam menghadapi
rintangan dibandingkan nonpemimpin dan mempunyai kapasitas untuk bekerja dengan
sasaran yang jauh kedepan dan mempunyai tingkat kekuatan kemauan atau keteguhan
hati.Para pemimpin lebih memilih tindakan yang menantang proses dari pada sekedar
menunggu sambil mengumbar senyum. Para pemimpin efektif biasanya menggunakan
pendekatan menangkap dan tanpa henti menunjukan inisiatif dan kemamuan yang lebih besar
dibandingkan dengan nonpemimpin.
Jika ditinjau dalam konsep islam , tugas manusia sebagai pemimpin dibumi ini ialah
memakmurkan alam sebagai manispestasi dari rasa syukur manusia kepada Allah dan
pengabdian kepada Nya. Tugas khalifah diberikan kepada setiap manusia. Dalam
pelaksanaanya terkandung sikap kebersamaan atau pertanggungjawaban bersama kepada
Allah akan memakmurkan alam ini. Konsep ini melahirkan nilai yang sangat penting tentang “
Pemimpin “ dan anggota atau yang dipimpin , serta situasi diman kepemimpinan itu
berlangsung. Bagi setiap umat ada pemimpin yang dipercayai sehingga mereka dapat
membelajarkan tentang kebenaran , kebaikan , dan kemulyaan dengan keteladanannya.
Pemimpin harus menjadi penolong, penggerak, pengrah dan pembimbing anggota organisasi
untuk mematuhi kehendak Allah. Firman Allah dalam surah Att-taubah ayat 71 yang artinya :
“ Dan orang – orang yang beriman, laki – laki dan perempuan sebahagian mereka adalah menjadi
penolong bagi sebahagian lainnya. Mereka menyuruh ( mengerjakan ) yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada \Allah dan
RasulNya.” ( QS.9:71 )
Kita Semua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang
akan kita pimpin. Seorang pemimpin sejati, harus mampu meningkatkan kemampuan dirinya
untuk memuliakan orang – orang yang dipimpinnya. Dia bekerja lebih keras dan berfikir lebih
kuat, lebih lama, dan lebih mendalam dibanding orang yang dipimpinnya. Bukan sebaliknya,
pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari
orang – orang yang dipimpinnya. Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dijalankan
dan dilaksanakan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya tersebut.
Ada banyak keuntungan menjadi pemimpin . Durbin ( 2009 ) menjelaskan bahwa
keuntungan utama menjadi pemimpin adalah mendapatkan kekuasaan dan prestise. Prestise
berasal dari fakta bahwa banyak orang mengagumi pemimpin. Pemimpin sering berada pada
posisi yang menguntungkan untuk membantu orang lain, karena itu pemimpin merasa senang
dengan pekerjaanya.
Kriteria Seorang Pemimpin
Pemimpin merupakan manusia pilihan yang jumlahnya sedikit, namun peranya dalam
organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai.
Walaupun bukan satu – satunya ukuran keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan
tetapi kenyataanya membuktikan bahwa tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan
statis dan cenderung berjalan tanpa arah. Pemimpin yang benar – benar dapat dikatakan
sebagai pemimpin setidaknya memiliki beberapa kriteria, yaitu memiliki pengikut, memiliki
kekuasaan, dan memiliki kemampuan.
Adapun penjelasannya berikut ini :
a. Memiliki pengikut, memiliki pengikut merupakan sebuah kemutlakan bagi pemimpin.
Seseorang tidak akan dikatakan sebagai seorang pemimpin, jika ia tidak memiliki pengikut.
b. Memiliki Kekuasaan, kekuasaan ialah kekuatan, otoritas, dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan untuk berbuat
sesuatu.
Para pemimpin dapat memakai bentuk – bentuk kekuasaan yang berbeda untuk
mempengaruhi perilaku para anggota organisasinya. Dari berbagai teori mengenai kekuasaan,
paling tidak dapat dirumuskan enam bentuk kekuasaan kepemimpinan dalam organisasi yaitu
:
1) Kekuasaan paksaan ( Kekuasaan berdasarkan atas dasar takut ).
2) Kekuasaan legitimasi ( didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak
untuk menggunakan otoritas yang dimiliknya).
3) Kekuasaan keahlian ( kekusaan yang bersumber dari pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin).
4) Kekuasaan penghargaan ( Kekuasaan yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa
pemimpin mempunyai kemampuan untuk memberikan penghargaan kepada bawahan).
5) Kekuasaan referensi ( kekuasaan yang bersumber pada sifat – sifat pribadi dari seorang
pemimpin).
6) Kekuasaan informasi ( Kekuasaan yang bersumber karena adanya akses informasi yang
dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
c. Memiliki Kemampuan, kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan
atau keterampilan teknis dan sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan menjadi teladan bagi para
pengikutnya.
3. Kedudukan Suami
Walaupun kedudukan suami lebih tinggi dari pada istri di dalam rumah tangga,
kemudian suami merupakan pemimpin dalam keluarga, kepemimpinan suami di sini tidak
sampai memutlakkan seorang istri tunduk sepenuhnya. Istri tetap mempunyai hak untuk
bermusyawarah dan melakukan tawar menawar keinginan dengan suami berdasarkan
argumen-argumen rasional-kondisional. Jelasnya bahwa dalam keluarga tetap harus
mementingkan keputusan yang disepakati bersama dalam menjalankan rumah tangga yang
diimpikan oleh keduanya. Kepemimpinan suami atas keluarganya tidak menghilangkan hak-
hak mereka dalam berbagai hal. Diantara hak istri yaitu :
a) Mendapatkan mahar Hak istri yang pertama kali yang harus dipenuhi oleh seorang suami
adalah diberi mahar dengan penuh kerelaan. Ketika istri menghendaki mahar tertentu suami
harus memenuhinya tanpa menguranginya sedikit pun. Bahkan istri berhak menolak ketika
suaminya ingin menyentuhnya apabila mahar belum diberikan.Namun, jika ingin menjadi
perempuan yang shalehah, sebaiknyamempermudah lamaran dan tidak memberatkan mahar.
b) Mendapatkan pergaulan dengan sebaik-baiknya . Secara naluri perempuan memang memiliki
perasaan yang halus,tetapi ia mudah marah. Oleh karena itu, perempuan berhak mendapatkan
perlakuan yang lembut dari suaminya saat menghadapinya. Itulah yang dilakukan oleh
Rasulullah saw.terhadap istri - istrinya.
c) Mendapatkan nafkah. Istri sangat berhak untuk mendapatkan nafkah dari suaminya,meskipun
misalnya istri tersebut adalah orang yang kaya. Secaraumum termasuk nafkahnya ialah
memberi makan dan pakaian.
BAB III
PEMBAHASAN
Solusi
Kondisi kehidupan keluarga sangat fluktuatif. Kadang berada dalam suasana yang
bahagia, nyaman, tenteram dan tenang. Namun kadang bergolak, ada suasana ketegangan yang
membuat suami dan isteri tertekan secara psikologis sehingga tidak bahagia hidupnya. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi munculnya aneka suasana dalam kehidupan rumah tangga.
Perubahan suasana tersebut kadang begitu cepatnya. Sebuah keluarga yang semula
demikian tampak bahagia dan ceria, tiba-tiba keesokan harinya mengalami ketegangan dan
konflik yang memuncak. Sebaliknya, keluarga yang semua sudah berada di ambang
kehancuran, tiba-tiba tampak sedemikian mesra dan bahagia pada hari berikutnya. Para
konselor di Jogja Family Center sering terkejut atas perubahan yang sedemikian cepat pada
klien. Dikira masih berada dalam masalah keluarga, ternyata mereka tengah berlibur di
Australia dalam kondisi bahagia.Ada banyak cara untuk meredakan ketegangan hubungan
antara suami dan isteri, di antaranya adalah:
1. Kegiatan Spiritual
Suami dan isteri menguatkan aktivitas spiritual dengan melakukan ibadah secara tekun dan
khusyu’. Misalnya suami dan isteri menyengaja untuk bangun malam berdua, melakukan
shalat malam dan berdoa bersama untuk mendapatkan kebaikan kehidupan keluarga. Atau
menyengaja untuk mengundang tokoh spiritual, seperti ustadz atau ulama, untuk memberikan
nasihat dan pencerahan untuk semua anggota keluarga. Bahkan jika memiliki keluangan dana,
bisa melakukan umrah bersama satu keluarga. Kegiatan spiritual seperti ini diharapkan
mampu menjauhkan dan meredakan berbagai ketegangan hubungan antara suami dan isteri.
Dengan suasana spiritualitas keluarga yang terjaga, semua pihak akan selalu berusaha menjadi
orang yang terbaik. Menjadi suami yang ideal, menjadi isteri idaman, menjadi orang tua
teladan, menjadi anak-anak sesuai harapan.
2. Kegiatan Rekreatif
Sesekali waktu suami dan isteri perlu meluangkan kesempatan untuk melakukan rekreasi
berdua saja, atau bersama semua anggota keluarga. Rekreasi ini tidak mesti menuju tempat
wisata yang jauh dan mahal. Suasana rekreatif bahkan bisa dilakukan di rumah sendiri,
dengan jalan melakukan hal yang tidak biasanya. Misalnya, makan malam berdua di teras
samping rumah, atau mengobrol berdua di kebun belakang rumah, atau tidur di tenda yang
dipasang di halaman belakang. Kegiatan rekreasi diperlukan untuk menghindarkan kejenuhan
akibat kegiatan yang rutin dan monoton dalam keluarga. Ketegangan bisa muncul karena
suasana yang monoton, mekanistik, rutin dan membuat kejenuhan yang bertumpuk. Tidak ada
variasi dan tidak ada rekreasi, membuat ketegangan mudah muncul. Harapannya, dengan
kegiatan rekreasi keluarga, membuat suasana segar, mengendurkan syaraf, meredakan
ketegangan sehingga suasana menjadi nyaman dan tenteram,
3. Kegiatan Sosial
Di antara hal yang bisa meredakan ketegangan dalam keluarga adalah kegiatan sosial. Aktif
dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, membantu tetangga, menolong orang yang
memerlukan, mengunjungi panti yatim piatu, menjenguk orang sakit, dan lain sebagainya,
menjadi sarana untuk meredakan ketegangan hubungan antara suami dan isteri. Dengan
kegiatan sosial, suami dan isteri dituntut untuk memberikan contoh keteladanan bagi
masyarakat sekitar, minimal ada perasaan malu apabila ada keributan dalam keluarga
mereka. Selain itu, kegiatan sosial akan memberikan sikap empati atas masalah dan
penderitaan yang dialami orang lain, sehingga diharapkan menjadi suatu pelajaran berharga
bagi suami dan isteri untuk kembali ke rumah dalam suasana yang bahagia. Mereka bisa
melihat kesulitan yang dialami banyak kalangan masyarakat, sehingga akan memberikan
pelajaran penting agar selalu menjaga keutuhan keluarga.
1. Peran suami sebagai pemimpin dalam keluarga sangatlah penting , karena suami yang akan
menentukan kemana keluarganya itu akan dibawa.Suami memiliki tanggung jawab besar
terhadap anggota keluarganya , maka suami harus sadar betul dan memahami perannya dalam
keluarga untuk dapat menjaga, mengayomi anggota keluarganya , sehingga anggota keluarga
akan merasa nyaman dan tentram berada didalamnya. Namun kepemimpinan yang
dianugrahkan oleh allah kepada suami tidak serta – merta menjadi kewenang-wenangan
sehingga dalam prakteknya tidak ada suami yang diktator, otoriter atau dzalim.
2. A. Faktor penyebab timbulnya konflik dalam keluarga diantaranya :
a. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah.
b. Kurangnya komitmen terhadap keluarga.
c. Peran yang kurang jelas dari anggota keluarga.
B. Solusi
a. Kegiatan Spiritual
b. Kegiatan Rekreatif
c. Kegiatan Sosial
3. Komunikasi suami istri merupakan bagian terpenting dalam keluarga , jika suami istri mampu
berkomunikasi dengan baik , maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri dalam
keluarganya , dan sebaliknya ketidak puasan dalam keluarga bersumber dari kegagalan dalam
berkomunikasi.Dengan demikian komunikasi yang baik akan menjalin suatu hubungan yang
lebih erat, menumbuhkan rasa pengertian dan pemahan terhadap anggota keluarga , sehingga
anggota keluarga dapat saling mengerti keinginan masing
DAFTAR PUSTAKA
http://emmarachmatika.blogspot.com/2013/11/makalah-konsep-keluarga-
islam.html#ixzz3ce0Fm2M1
Diposting oleh siti saodah di 02.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
http://setiez-uninus.blogspot.co.id/2015/10/kepemimpinan-dalam-keluarga-suami.html