Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik (Price dan Wilson, 2006).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai jenis
dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
dapat diabsorbsinya (Smeltzer dan Bare, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur akibat
dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti
osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Mansjoer, 2000).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan , dan krepitasi
(Doenges, 2002).

B. Klasifikasi fraktur
Menurut Mansjoer (2002) ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan dunia luar dibagi menjadi 2 antara lain:
1. Fraktur tertutup (closed)
Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit masih utuh)
tanpa komplikasi. Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang
berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak
sekitarnya.
b. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
c. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
bagian dalam dan pembengkakan.
d. Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartement.
2. Fraktur terbuka (open atau compound fraktur)
Dikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang
memungkinkan atau potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman dari luar
dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah.
Derajat patah tulang terbuka :
a. Derajat I
Laserasi < 2 cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal.
b. Derajat II
Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen jelas.
c. Derajat III
Luka lebar, rusak hebat atau hilang jaringan sekitar.

Menurut Mansjoer (2002) derajat kerusakan tulang dibagi menjadi 2


yaitu:

1. Patah tulang lengkap (complete fraktur)


Dikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu dengan yang lainya
atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan
fragmen tulang biasanya berubah tempat.
2. Patah tulang tidak lengkap (incomplete fraktur)
Bila antara patahan tulang masih ada hubungan sebagian. Salah satu sisi
patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang sering disebut green stick.
C. Etiologi
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2006) ada 3 yaitu:
1. Cidera atau benturan
2. Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah
oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis.
3. Fraktur beban
Fraktur baban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang- orang yang baru saja
menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan
bersenjata atau orang- orang yang baru mulai latihan lari.

D. Patofisiologis
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan
fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
oleh karena perlukaan di kulit (Smeltzer dan Bare, 2002).
Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak
seimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
Pasien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi
antara lain : nyeri, iritasi kulit karena penekanan, hilangnya kekuatan otot.
Kurang perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di imobilisasi,
mengakibatkan berkurangnyan kemampuan perawatan diri (Carpenito, 2007).

Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) fragmen- fragmen tulang di


pertahankan dengan pen, sekrup, plat, paku. Namun pembedahan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi. Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada
jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera mungkin
akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi (Price dan
Wilson, 2006).
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ekstrimitas, krepitus, pembengkakan local, dan perubahan warna.
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang di rancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen
tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung
bergerak tidak alamiah bukan seperti normalnya, pergeseran fraktur
menyebabkan deformitas, ekstrimitas yang bias diketahui dengan
membandingkan dengan ekstrimitas yang normal. Ekstrimitas tidak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas
tulang tempat melekatnya otot.
3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur.
4. Saat ekstrimitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan
yang lainya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
dari trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. (Smeltzer dan Bare,
2002).

F. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2000) dan Muttaqin (2008) konsep dasar yang harus
dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur yaitu : rekognisi, reduksi,
retensi, dan rehabilitasi.
1. Rekognisi (Pengenalan )
Riwayat kecelakaan, derajat keparahan, harus jelas untuk menentukan
diagnosa dan tindakan selanjutnya. Kelainan bentuk yang nyata dapat
menentukan diskontinuitas integritas rangka.
2. Reduksi (manipulasi atau reposisi)
Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen fragmen
tulang yang patah. Reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah
mulai mengalami penyembuhan (Mansjoer, 2002).
3. Retensi (Immobilisasi)
Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali
seperti semula secara optimal. (Muttaqin, 2008).
4. Rehabilitasi
Mengembalikan aktivitas fungsional semaksimal mungkin untuk menghindari
atrofi atau kontraktur. (Mansjoer, 2000).
G. Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Smeltzer dan Bare (2002) dan Price dan Wilson
(2006) antara lain:
1. Komplikasi awal fraktur antara lain:
a. Syok
b. Sindrom emboli lemak
c. Sindroma Kompartement
d. Kerusakan Arteri
e. Infeksi
f. Avaskuler nekrosis
2. Komplikasi dalam waktu lama atau lanjut fraktur antara lain:
a. Malunion
b. Delayed Union
c. Non union
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Doenges (2000) ada beberapa pemeriksaan penunjang pada pasien
fraktur antara lain:
1. Pemeriksaan roentgen : untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur
2. Scan tulang, tomogram, CT- scan atau MRI : memperlihatkan fraktur dan
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Pemeriksaan darah lengkap : hematokrit mungkin meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur
atau organ jauh pada trauma multiple). Peningkatan sel darah putih adalah
respon stress normal setelah trauma.
4. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse
multiple, atau cedera hati.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Seorang perempuan berusia 82 tahun masuk RSUP Dr. Soeradji


Tirtonegoro dengan keluhan nyeri pada bagian lengan kiri dan kesulitan untuk
tidur akibat terpeleset dengan posisi jatuh tangan menumpu berat tubuh yang
jatuh. Sehingga terjadi luka ± 1cm di pergelangan tangan, perdarahan disertai
dengan keluhan nyeri. Berdasarkan pengkajian fisik tekanan darah pasien 130/80
mmHg, suhu badan : 36,5° C, HR : 88 x/menit, VAS : 7 (0-10), RR: 18 x/menit.

A. PENGKAJIAN

Hari / tanggal : Senin, 15 September 2014

Waktu : Pukul 13.00 WIB

Tempat : Bangsal Melati 3 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Oleh : Vinda Astri Permatasari

Sumber Data : Klien, keluarga klien, catatan medis dan keperawatan

Metode : Wawancara, observasi dan studi dokumen

1. Identitas
a. Klien
Nama : Ny. “P”
Umur : 82 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 13 Desember 1931
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tak Sekolah
Pekerjaan : Buruh harian
Alamat : Trucuk, Klaten, Jateng
No. CM : 829798
Tanggal Masuk RS : 14 September 2014
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. “N”
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gergunung, Klaten, Jateng
Hubungan dengan klien : Anak Kandung

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat digerakkan.
Pasien mengatakan sulit untuk tidur.
b. Alasan masuk rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien jatuh terpeleset di teras rumah. Pasien
jatuh dengan posisi tangan menumpu berat tubuh yang jatuh terpeleset,
sehingga terjadi luka ± 1cm di pergelangan tangan, perdarahan disertai
dengan keluhan nyeri. Keluarga kemudian mengantarkan pasien ke UGD
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 15 September 2014
untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut. Setelah
dilakukan tindakan rontgen thorax AP+wrist+joint sebelah kiri dengan
hasil rontgen positif fraktur, maka pasien harus menjalani rawat jalan dan
menunggu untuk jadwal operasi di bangsal Melati 3.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat digerakkan.
Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri di sekitar pergelangan tangan. VAS 7
dari 0-10. Nyeri hilang timbul. Pasien menyatakan sulit tidur karena tidak
mendengarkan radio yang biasanya pasien dengarkan sebelum memulai
tidur.

3. Upaya pengobatan
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya belum pernah membawa pasien ke
klinik pengobatan atau perawatan yang lain.

4. Riwayat kesehatan lalu


Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit.
Pasien baru pertama kali mengalami fraktur. Keluarga pasien juga
mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit menurun maupun
menular. Selama ini, apabila pasien merasakan sakit, pasien hanya membeli
obat di warung dan langsung sembuh.

5. Kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular maupun
menurun dalam keluarganya.

6. Pola kebiasaan pasien


a. Aspek fisik-biologis
1) Pola nutrisi
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu makan 3x sehari dan habis
setengah centong bubur setiap kali makan dan minum 3-4 gelas
perhari (±1000 cc/hari) Pasien tidak mengkonsumsi kopi, hanya
mengkonsumsi teh dan air putih.
Selama sakit
Pasien selalu makan 3x sehari, setiap porsi yang disajikan rumah sakit
selalu tidak habis. Keluarga pasien mengatakan pasien hanya makan 3
sendok setiap kali makan. Pasien mengatakan sudah kenyang. Pasien
mendapatkan diet bubur. Pasien terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm di
tangan kanannya sejak 14 September 2014 dengan kondisi tidak ada
kemerahan tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada lesi. Keluarga
pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien minum 2-3 gelas
perhari (±750 cc/hari).

2) Pola eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengaku BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lunak dan
berwarna coklat dan tidak merasakan sakit. Pasien mengaku tidak
pernah mengkonsumsi obat pencahar. Pasien manyatakan BAK ± 4-5
kali sehari.
Selama sakit
Terakhir BAB sebelum masuk rumah sakit. Semenjak masuk rumah
sakit (14 September 2014), pasien menyatakan belum BAB. Pasien
mengatakan perut tidak terasa sakit. Keluarga pasien mengatakan
selama di RS pasien BAK ±3-4 kali sehari. Pasien BAK dengan
menggunakan pispot di atas tempat tidur.

3) Pola aktivitas istirahat tidur


Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidur selama ±8 jam, dari pukul 21.00 WIB sampai
pukul 05.00 WIB. Pasien mengaku kadang-kadang tidur siang.
Sebelum sakit pasien aktifitasnya dilakukan secara mandiri.
Selama sakit
Pasien mengatakan susah untuk tidur karena tidak mendengarkan
radio, aktivitas yang sering dilakukan pasien menjelang tidur.
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak, sebentar
tidur sebentar bangun.. Selama sakit pasien melakukan aktivitasnya
dengan dibantu keluarganya. Keluarga pasien mengatakan pasien
melakukan seluruh aktivitasnya di atas tempat tidur. Pasien
mengatakan dalam melakukan aktivitas, selalu dibantu orang lain.
Pasien mengatakan nyeri saat tangan kanannya digerakkan. Pasien
terbaring di tempat tidur. Pasien terlihat meringis menahan sakit.
Pasien bergerak dengan pelan-pelan. Pasien mengatakan susah untuk
mengubah posisi karena nyeri. Pasien mengatakan tidak bisa tidur
kembali setelah terbangun. Wajah pasien terlihat sayu. Pasien
menunjukkan perilaku gelisah.

4) Pola kebersihan diri


Sebelum sakit
Setiap hari, pasien selalu mandi 2x sehari. Pasien menyatakan selalu
mencuci rambutnya 2 hari sekali dengan menggunakan shampo secara
rutin.
Selama sakit
Setiap pagi dan sore, pasien selalu mandi dengan dibantu keluarga di
tempat tidur dengan di lap. Keluarga pasien manyatakan belum
mencuci rambutnya semenjak masuk rumah sakit.

b. Aspek mental – intelektual – sosial – spiritual


1) Konsep diri
a) Identitas diri
Pasien adalah seorang janda dengan pekerjaan yaitu buruh harian.
b) Gambaran diri
Pasien terbuka dengan orang yang baru dikenal.
c) Peran diri
Pasien sebagai orang tua tunggal mempunyai 8 orang anak.
d) Ideal diri
Pasien berharap cepat sembuh dan tidak merasakan sakit lagi.
2) Intelektual
Pasien mengatakan hanya mengetahui bahwa tulang di tangan kirinya
patah dan terasa sakit.
3) Hubungan interpersonal
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan sekitar baik-baik
saja. Saat dilakukan pengkajian terlihat banyak tetangga dan keluarga
yang berkunjung untuk mengetahui kondisi pasien.
4) Mekanisme Koping
Pasien menerima dengan ikhlas dan berharap diberi kesembuhan oleh
Allah SWT.
5) Support Sis
6) Tem
Keluarga sangat mendukung untuk kesembuhan pasien.
7) Aspek Mental/ Emosional
Pasien tidak gampang emosional. Pasien tidak nampak gelisah dan
tegang saat perawat datang. Saat dilakukan pengkajian pasien dan
keluarga terlihat kooperatif dan menjaga kontak mata dengan perawat.
8) Aspek Spiritual
Agama pasien adalah Islam. Pasien menyatakan setiap hari selalu
melaksanakan ibadah shalat wajib 5 waktu walaupun pasien sedang
terbaring sakit. Keluarga pasien mengatakan selalu mengingatkan dan
membantu pasien untuk shalat.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda tanda vital
TD : 130/80 mmHg
S : 36,5° C
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
b. Pemeriksaan secara sistematik (Cepalo Kaudal)
1) Kepala : Rambut beruban, tidak ada lesi, tidak ada
ketombe.
2) Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva tidak
pucat, terlihat kantung mata
3) Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada sekret yang
keluar, tidak ada pernapasan cuping hidung
4) Telinga : Simetris, masih bisa mendengar dengan
jelas, tidak ada cairan yang keluar
5) Mulut : Pasien kadang berbicara tidak jelas,
mukosa mulut lembab, tidak ada sariawan.
6) Gigi : Pasien sudah tidak mempunyai gigi
lengkap, pasien tidak menggunakan gigi palsu
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
8) Dada
a) Inspeksi : Warna putih pucat, simetris, tidak ada lesi
b) Palpasi : Pergerakan diding dada simetris, tidak ada
nyeri tekan
c) Perkusi :
Interkosta 1-3 paru kiri terdengan suara resonan
Interkosta 4-6 paru kiri terdengar suara redup
Interkosta 1-6 paru kanan terdengar sara resonan
Interkosta 6 paru kanan terdengar suara redup
d) Auskultasi : Pada trakhea terdengar suara trakheal,
bronkus terdengar suara bronkheal dan bronkeolus
terdengar suara bronkovesikuler. Suara jantung tidak
dikaji.
9) Abdomen
a) Inspeksi : Warna coklat, tidak terlihat lesi dan benjolan
b) Auskultasi : Tidak terkaji
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Perkusi : Timpani, redup pada kuadran kiri bawah
10) Genetalia : Tidak terkaji
11) Ekstremitas
a) Atas : Capillary refill time (CRT) 3 detik, tidak ada
edema, pada tangan kanan terpasang infus NaCl 0,9%
16 tpm sejak 18 November 2013 dengan kondisi tidak
ada kemerahan tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak
ada lesi. Balutan infus terlihat bersih tidak ada
rembesan. Di pergelangan tangan kiri pasien terlihat
luka ± 1cm. Tangan kiri terlihat dibalut dengan spalk
sepanjang antebrachii, balutan terlihat bersih.
b) Bawah : Simetris, kaki masih lengkap, dapat
digerakkan, tidak ada cacat tidak ada lesi, tidak ada
edema, tidak ada nyeri tekan.
8. Terapi yang didapatkan
a. Ranitidin 2x50mg per IV
b. Cefotaxim 2x1gram per IV
c. Ketorolac 3x500mg per IV
d. Kalnex 3x500mg per IV
e. Metronidazole 3x500mg per IV drip
f. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm di tangan sebelah kanan sejak tanggal 14
September 2014

9. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu), tanggal pemeriksaan 14
September 2014
GDS : 166 (Pre Diabetes)

b. Pemeriksaan protein total, tanggal pemeriksaan 14 September 2014


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Normal
Protein total 8,04 gr% 6,5-8,5
Albumin 3,9 gr% 3,7-5,2
Globulin 4,1 gr%

c. Pemeriksaan serum, tanggal pemeriksaan 14 September 2014


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
BUN 10,6 mg/dl 7-18
Creatinin 0,72 mg/dl 0,6-1,3
AST 13,7 IU/L 7-24
ALT 8,9 IU/L 7-32
10. Analisa Data

DATA MASALAH PENYEBAB

DS : Resiko Infeksi Pertahanan tubuh


1. Keluarga pasien mengatakan pasien sekunder tidak
mengalami luka ± 1cm di adekuat
pergelangan tangan kiri yang
disertai dengan perdarahan
DO :
1. Pada tangan kanan terpasang infus
NaCl 0,9% 16 tpm sejak 18
November 2013 dengan kondisi
tidak ada kemerahan tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada
lesi.
2. Balutan infus terlihat bersih tidak
ada rembesan.
3. Di pergelangan tangan kiri pasien
terlihat luka ± 1cm
4. Tangan kiri terlihat dibalut dengan
spalk sepanjang antebrachii, balutan
terlihat bersih.
5. Pemeriksaan darah
HGB : 11,1 g/dL
WBC : 14,1 103/μL
LYM% : 4,7 %
NEUT% : 39,2 %
LYM# : 0,7 103/μL
NEUT# : 12,5 103/μL
DS : Nyeri Akut Kerusakan jaringan
1. Pasien mengatakan nyeri di muskuloskeletal
bagian tangan kirinya, nyeri saat
digerakkan.
2. Pasien mengatakan susah tidur
karena merasakan kesakitan yang
luar biasa.
DO :
1. Pasien terlihat meringis menahan
sakit
2. Tanda tanda vital
TD : 130/80 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
3. P : Saat digerakkan
Q : Ditusuk-tusuk
R : Pergelangan tangan
S : VAS : 7 (0-10)
T : Hilang timbul
DS : Gangguan pola Ketidaknyamanan
tidur fisik : nyeri
1. Pasien menyatakan sulit tidur
karena tidak mendengarkan radio
yang biasanya pasien dengarkan
sebelum memulai tidur.Keluarga
pasien mengatakan pasien tidak
bisa tidur nyenyak, sebentar tidur
sebentar bangun.
2. Pasien mengatakan tidak bisa tidur
kembali setelah terbangun
DO :
1. Wajah pasien terlihat sayu
2. Terlihat kantung mata
3. Pasien menunjukkan perilaku
gelisah
DS : Hambatan Nyeri dan terapi
Mobilitas Fisik pembatasan aktifitas
1. Pasien mengatakan susah untuk
mengubah posisi karena nyeri
2. Keluarga pasien mengatakan pasien
melakukan seluruh aktivitasnya di
atas tempat tidur.
3. Pasien mengatakan dalam
melakukan aktivitas, selalu dibantu
orang lain.
DO :

1. Selama sakit pasien melakukan


aktivitasnya dengan dibantu
keluarganya.
2. Pasien terbaring di tempat tidur.
3. Pasien bergerak dengan pelan-pelan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Resiko infeksi 15 September 2014 15 September 2014 15 September 2014


berhubungan dengan 13.30 WIB 13.30 WIB 13.30 WIB
pertahanan tubuh Setelah dilakukan 1. Observasi tanda- 1. Mengidentifikasi
sekunder tidak adekuat asuhan keperawatan tanda vital pasien : kondisi vital
ditandai dengan : selama 4x24 jam TD, N, S, RR pasien
diharapkan pasien 2. Observasi keadaan 2. Mengidentifikasi
DS :
tidak terkena luka adanya infeksi
a. Keluarga pasien infeksi, dengan maupun tidak
mengatakan pasien kriteria hasil : 3. Lakukan perawatan 3. Mengendalikan
mengalami luka ± 1cm 1. Suhu pasien luka dengan teknik penyebaran
di pergelangan tangan normal (36- aseptik mikroorganisme
kiri yang disertai 36,9oC) 4. Lakukan perawatan pathogen.
dengan perdarahan 2. Tidak terlihat terhadap prosedur 4. Untuk mengurangi
tanda dan gejala invasif seperti resiko infeksi
DO :
infeksi infuse nosokomial
a. Pada tangan kanan 3. Nilai pemeriksaan 5. Batasi pengunjung 5. Mencegah
terpasang infus NaCl darah normal kontaminasi silang
0,9% 16 tpm sejak 18 HGB : 11,5-15,5 6. Ajarkan kepada 6. Keluarga dapat
November 2013 g/dL pasien dan keluarga menjadi pemberi
dengan kondisi tidak WBC : 4,5-10,3 mengenai informasi utama
ada kemerahan tidak 103/μL pencegahan, tanda pada perawat
ada tanda-tanda infeksi LYM% :19-48 dan gejala infeksi mengenai keadaan
dan tidak ada lesi. % pasien
b. Balutan infus terlihat NEUT% : 40-74 7. Kelola pemberian 7. Antibiotik dapat
bersih tidak ada % cefotaxim 2x1 membunuh
rembesan. LYM# : 1-3,7 gram dan drip mikroorganisme
c. Di pergelangan tangan 103/μL metronidazole penyebab infeksi
kiri pasien terlihat luka NEUT# : 1,5-7 3x500 mg 8. Penurunan Hb dan
± 1cm 10 /μL
3
8. Jika di temukan peningkatan
d. Tangan kiri terlihat 4. Pasien dan tanda infeksi jumlah leukosit
dibalut dengan spalk keluarga mampu kolaborasi untuk dari normal bisa
sepanjang antebrachii, menjelaskan pemeriksaan darah, terjadi akibat
balutan terlihat bersih. tentang seperti Hb dan terjadinya proses
e. Pemeriksaan darah pencegahan, leukosit. infeksi
HGB : 11,1 g/dL tanda dan gejala
WBC : 14,1 103/μL infeksi
LYM% : 4,7 %
NEUT% : 39,2 %
LYM# : 0,7 103/μL
NEUT# : 12,5 103/μL

2. Nyeri akut berhubungan 15 September 2014 15 September 2014 15 September 2014


dengan kerusakan 13.30 WIB 13.30 WIB 13.30 WIB
jaringan muskuloskeletal Selama dilakukan 1. Lakukan 1. Mengetahui
ditandai dengan : tindakan pengkajian nyeri tingkat nyeri untuk
keperawatan menentukan
DS :
diharapkan pasien intervensi
a. Pasien mengatakan mampu beradaptasi 2. Ajarkan teknik non selanjutnya
nyeri di bagian tangan dengan nyeri, farmakologi : 2. Mengurangi nyeri
kirinya, nyeri saat dengan kriteria distraksi relaksasi, pasien
digerakkan. hasil : nafas dalam
b. Pasien mengatakan 1. Tanda-tanda vital 3. Kelola pemberian 3. Analgetik dapat
susah tidur karena TD : 130-150/80- ketorolac 3x30 mg mengurangi rasa
merasakan kesakitan 90 mmHg nyeri
yang luar biasa. HR : 60-100
DO : x/menit
RR : 16-20
a. Pasien terlihat meringis
x/menit
menahan sakit
2. Pasien mampu
b. Tanda tanda vital
mengontrol nyeri
TD : 130/80 mmHg
3. Pasien
HR : 88 x/menit
menyatakan nyeri
RR : 18 x/menit
berkurang
c. P : Saat digerakkan
Q : Ditusuk-tusuk
R : Pergelangan tangan
S : VAS : 7 (0-10)
T : Hilang timbul
3. Gangguan pola tidur 15 September 2014 15 September 2014 15 September 2014
berhubungan dengan 13.30 WIB 13.30 WIB 13.30 WIB
ketidaknyamanan fisik : Setelah dilakukan a. Lakukan a. Mengetahui pola
nyeri ditandai dengan : tindakan pengkajian tidur untuk
keperawatan selama kecukupan tidur merencanakan
DS :
3x24 jam intervensi
a. Pasien menyatakan diharapkan pasien selanjutnya
sulit tidur karena tidak dapat istirahat tidur b. Ciptakan suasana b. Menurunkan
mendengarkan radio dengan optimal, nyaman, kurangi kemungkinan
yang biasanya pasien dengan kriteria atau hilangkan pengganggu tidur
dengarkan sebelum hasil : distraksi pasien
memulai tidur. 1. Melaporkan lingkungan dan
b. Keluarga pasien istirahat tidur gangguan tidur c. Membantu pasien
mengatakan pasien malam yang c. Batasi pengunjung untuk beristirahat
tidak bisa tidur optimal. selama periode tidur dengan
nyenyak, sebentar tidur 2. Tidak istirahat yang tenang
sebentar bangun. menunjukan optimal d. Membantu pasien
c. Pasien mengatakan perilaku memulai tidur
tidak bisa tidur kembali gelisah. d. Gunakan alat yang adekuat
setelah terbangun 3. Wajah pasien bantu tidur sesuai kebiasaa di
tidak terlihat (mendengarkan rumah
DO :
sayu dan tidak radio atau musik) e. Membantu pasien
a. Wajah pasien terlihat terlihat kantung untuk memulai untuk tidur
sayu mata pola tidur
b. Terlihat kantung mata
c. Pasien menunjukkan e. Kolaborasi dengan
perilaku gelisah dokter pemberian
obat tidur

4. Hambatan mobilitas fisik 15 September 2014 15 September 2014 15 September 2014


berhubungan dengan 13.30 WIB 13.30 WIB 13.30 WIB
nyeri dan terapi Selama dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Mengidentifikasi
pembatasan aktifitas tindakan pasien dalam kemampuan
ditandai dengan : keperawatan mobilisasi mobilisasi pasien
diharapkan 2. Meningkatkan
DS :
mobilitas pasien 2. Latih pasien dalam motivasi pasien
a. Pasien mengatakan tidak terganggu, pemenuhan untuk mobilisasi
susah untuk mengubah dengan kriteria kebutuhan ADL secara mandiri
posisi karena nyeri hasil : secara mandiri 3. Mencegah
b. Keluarga pasien 1. Pasien meningkat sesuai kemampuan terjadinya cedera
mengatakan pasien dalam aktivitas 4. Mencegah pasien
melakukan seluruh fisik 3. Bantu pasien saat mengalami cedera
aktivitasnya di atas 2. Pasien dan mobilisasi
tempat tidur. keluarga mengerti 4. Ajarkan pasien dan
c. Pasien mengatakan cara dan tujuan keluarga cara
dalam melakukan dari peningkatan mengubah posisi
aktivitas, selalu dibantu mobilitas fisik yang benar dan
orang lain. berikan bantuan
jika diperlukan
DO :

a. Selama sakit pasien


melakukan aktivitasnya
dengan dibantu
keluarganya.
b. Pasien terbaring di
tempat tidur.
c. Pasien bergerak
dengan pelan-pelan

C. IMPLEMENTASI

Dx
Kegiatan Evaluasi
Kep.

Resiko PAGI Senin, 15 September 2014


infeksi Senin, 15 September Jam 08.40 WIB
2014 S : Pasien mengeluhkan tangan
Jam 08.30 WIB kiri terasa sakit
Memonitor tanda-
O : Tanda-tanda vital
tanda vital
TD : 130/80 mmHg
S : 36,5° C
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
A : Masalah resiko infeksi
sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

Nyeri Senin, 15 September Senin, 15 September 2014


akut 2014 Jam 08.45 WIB
Jam 08.45 WIB S : Pasien menyatakan bisa nafas
Mengajarkan teknik dalam
non farmakologi : : Pasien menyatakan nyeri
nafas dalam berkurang

O : Pasien terlihat mempraktikkan


nafas dalam dengan benar

: Pasien nampak meringis


menahan sakit

A : Masalah nyeri akut sebagian


teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30


mg

Hamba Sabtu, 20 September Sabtu, 20 September 2014


tan 2014 Jam 13.20 WIB
mobilit Jam 13.00 WIB S : Keluarga pasien mengatakan
as fisik Mengajarkan pasien akan memastikan pasien tidak
dan keluarga cara akan mengangkat beban berat dan
mengurangi odem, menggerakkan pergelangan
cara menggunakan tangan kiri
tripod dan merawat O : Keluarga pasien terlihat
luka post operasi mengangguk mengerti
(hindari dari air,
: Pasien terlihat mobilisasi
mengubah posisi
duduk, berdiri dan kemudian
tangan kiri,
berjalan dengan
melarang angkat
menggunakan tripod
berat, melarang
menggerakkan A : Masalah hambatan mobilitas
pergelangan tangan fisik teratasi
kiri)
P : Pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai

  • Format Pengkajian Anak-1
    Format Pengkajian Anak-1
    Dokumen10 halaman
    Format Pengkajian Anak-1
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Sampul Umiii
    Sampul Umiii
    Dokumen26 halaman
    Sampul Umiii
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Patoflow Nurul Iqrimah
    Patoflow Nurul Iqrimah
    Dokumen1 halaman
    Patoflow Nurul Iqrimah
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Anak-1
    Format Pengkajian Anak-1
    Dokumen10 halaman
    Format Pengkajian Anak-1
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • LP Pteregium
    LP Pteregium
    Dokumen18 halaman
    LP Pteregium
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Askep Remaja (Niar)
    Askep Remaja (Niar)
    Dokumen36 halaman
    Askep Remaja (Niar)
    Apriyanti
    Belum ada peringkat
  • Umi Anggrek
    Umi Anggrek
    Dokumen11 halaman
    Umi Anggrek
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Ibu Besssssssssssssstttttttttttttttt
    Ibu Besssssssssssssstttttttttttttttt
    Dokumen31 halaman
    Ibu Besssssssssssssstttttttttttttttt
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Umii Flamboyan Sawerg
    Umii Flamboyan Sawerg
    Dokumen18 halaman
    Umii Flamboyan Sawerg
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia
    Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia
    Dokumen37 halaman
    Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia
    Apriyanti
    100% (1)
  • Patoflow Nurul Iqrimah
    Patoflow Nurul Iqrimah
    Dokumen1 halaman
    Patoflow Nurul Iqrimah
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Umii Flamboyan Sawerg
    Umii Flamboyan Sawerg
    Dokumen18 halaman
    Umii Flamboyan Sawerg
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Patoflow Nurul Iqrimah
    Patoflow Nurul Iqrimah
    Dokumen1 halaman
    Patoflow Nurul Iqrimah
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Igd Gerd
    Igd Gerd
    Dokumen7 halaman
    Igd Gerd
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Askep Remaja (Niar)
    Askep Remaja (Niar)
    Dokumen36 halaman
    Askep Remaja (Niar)
    Apriyanti
    Belum ada peringkat
  • Umi Anggrek
    Umi Anggrek
    Dokumen11 halaman
    Umi Anggrek
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Umii Flamboyan Sawerg
    Umii Flamboyan Sawerg
    Dokumen18 halaman
    Umii Flamboyan Sawerg
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Sampul Analisa Sintesa
    Sampul Analisa Sintesa
    Dokumen12 halaman
    Sampul Analisa Sintesa
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Kumik
    Kumik
    Dokumen17 halaman
    Kumik
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Tonsil
    Leaflet Tonsil
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Tonsil
    nirma yulan
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Tonsil
    Leaflet Tonsil
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Tonsil
    nirma yulan
    Belum ada peringkat
  • Henti Jantung
    Henti Jantung
    Dokumen29 halaman
    Henti Jantung
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Umii Flamboyan Sawerg
    Umii Flamboyan Sawerg
    Dokumen18 halaman
    Umii Flamboyan Sawerg
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen18 halaman
    Tugas
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Kamisumiiiiiiiiiiii
    Kamisumiiiiiiiiiiii
    Dokumen4 halaman
    Kamisumiiiiiiiiiiii
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • DiarePedia
    DiarePedia
    Dokumen21 halaman
    DiarePedia
    Eka Nanda Murfian
    100% (1)
  • Senin
    Senin
    Dokumen14 halaman
    Senin
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen18 halaman
    Tugas
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat
  • DiarePedia
    DiarePedia
    Dokumen21 halaman
    DiarePedia
    Eka Nanda Murfian
    100% (1)
  • Tugas Bu Cristin 1
    Tugas Bu Cristin 1
    Dokumen25 halaman
    Tugas Bu Cristin 1
    Nurul Iqrimah Muliadi
    Belum ada peringkat