PERCOBAAN 2
CONVERTER DC-DC (CHOPPER)
2.1. Converter Buck
A. Tujuan pecobaan
1. Dapat Membuat Rangkaian Converter Buck
2. Dapat Menganalisa Pengaruh Duty Cycle Terhadap Tegangan Keluaran
Converter Buck
3. Dapat Menganalisa Pengaruh Induktor Terhadap Bentuk Gelombang Arus
Keluaran Converter Buck
4. Dapat Menganalisa Pengaruh Kapasitor Terhadap Tegangan Ripple
Keluaran Converter Buck
B. Dasar Teori
Buck Converter merupakan peralatan elektronika yang berfungsi
mengubah sumber tegangan DC menjadi tegangan DC yang lebih kecil. Fungsi
dari Buck converter sama seperti trafo step-down pada rangkaian dengan sumber
tegangan AC.
Prinsip kerja dari buck converter adalah ketika saklar konduksi (on) maka
pada beban akan timbul tegangan sebesar tegangan sumber sedangkan pada saat
saklar off tegangan pada beban menjadi nol.
1 𝑡𝑂𝑁 2
𝑉𝑜 = √ ∫ 𝑣𝑜 𝑑𝑡
𝑇 0
1 𝑡𝑂𝑁 2
𝑉𝑜 = √ ∫ 𝑣 𝑑𝑡
𝑇 0
𝑉2 𝑡𝑜𝑛
𝑉𝑜 = √ 𝑇 𝑡𝑜𝑛 = √ 𝑉
𝑇
𝑉𝑜 = √𝑑. 𝑉
Daya keluaran
𝑃𝑜 = 𝑉𝑜 𝐼𝑜
𝑉𝑜
dan 𝐼𝑜 =
𝑅
sehingga daya keluaran menjadi,
𝑉𝑜2
𝑃𝑜 = atau,
𝑅
𝑑𝑉 2
𝑃𝑜 =
𝑅
Resistansi input efektif chopper
𝑉
𝑅𝑖 =
𝐼𝑑𝑐
𝑅
𝑅𝑖 =
𝑑
Untuk mendapatkan nilai arus yang kontinyu, diperlukan induktor dengan nilai
tertentu. Nilai minimum induktor untuk mendapatkan arus kontinyu dapat
didapatkan melalui persamaan:
Asus X454L
1 Laptop/Komputer 1 Intel core i3 memory 2 GB
Storage 500 GB
2 Matlab 1 R2013a
3 DC Power Supply 1 Software
4 Mosfet 1 Software
5 Induktor 1 Software
6 Kapasitor 1 Software
7 Resistor 1 Software
8 Dioda 1 Software
9 Pulse Generator 1 Software
E. Data Hasil
Tabel E.1 Hasil Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Ic Vout
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (A) (V)
Tabel E.2 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (V)
Tabel E.3 Hasil Pengaruh Nilai Kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout Vmax Vmin
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (V) (V) (V)
Vout
Iout
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.09 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.9 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 9 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 90 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 900 𝑚𝐻
Berdasarkan tabel di atas, nilai frekuensi, tegangan sumber, resistor, induktor, dan Duty Cycle ditetapkan masing-masing sebesar 2
kHz, 40 Volt, 500 Ω, 1 mH, dan 40%. Pada percobaan ini dipakai lima data dengan nilai kapasitor yang semakin meningkat yaitu 0.09 uF,
0.9 uF, 9 uF, 90 uF, dan 900 uF dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nilai kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran. Dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor maka ripple tegangan yang dihasilkan semakin kecil, hal ini disebabkan karena
fungsi kapasitor sebagai filter tegangan output.
Pada tabel dapat dilihat bahwa ketika nilai kapasitor 0.09 uF, ripple tegangan yang dihasilkan
55.315 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 0.9 uF, ripple tegangan yang dihasilkan 48.253 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 9 uF maka ripple
tegangan yang dihasilkan 2.81 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 90 uF, ripple tegangan yang dihasilkan 0.263 V. Ketika nilai kapasitor
sebesar 900 uF, ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 0.03 V. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor
maka ripple tegangan yang dihasilkan semakin kecil, hal ini disebabkan karena fungsi kapasitor sebagai filter tegangan. Saat tegangan
output lebih kecil dari tegangan kapasitor, maka kapasitor akan mensuplai ke beban sehingga ripple tegangan menjadi lebih kecil.
B. Dasar Teori
Boost Converter (Step-Up Converter) merupakan DC-DC Converter yang
menghasilkan tegangan output yang jauh lebih besar dari tegangan inputnya.
Boost Converter ini termasuk ke dalam rangkaian Switched Mode Power Supply
(SMPS) yang setidaknya terdapat komponen switch semikonduktor seperti mosfet
serta satu komponen penyimpan energi seperti kapasitor atau induktor atau
kombinasi keduanya. Induktor nantinya akan berfugsi untuk menyimpan energy
listrik yang akan disalurkan ke beban. Tegangan pada beban adalah hasil dari
tegangan masukan ditambah dengan energy yang tersimpan pada induktor,
sehingga tegangan keluaran. Boost Converter menjadi lebih besar dari pada
tegangan masukannya . Filter yang dibuat dengan kapasitor atau terkadang juga
dengan induktor biasanya disimpan pada output dari Converter tersebut untuk
mengurangi tegangan ripple. Skema rangkaian Boost Converter ditunjukkan oleh
gambar berikut ini:
VL = Vd
Sedangkan di saat saklar dalam kondisi terbuka pada t=t1, arus pada induktor
akan mengalir melewati dioda menuju beban, sehingga energi yang tersimpan
pada induktor selama kondisi tertutup akan turun sampai saklar menutup (on)
kembali pada siklus berikutnya
Arus yang disimpan di induktor akan berkurang karena impedansi yang lebih
tinggi. Berkurangnya arus pada induktor menyebabkan induktor tersebut
membalik polaritasnya (lebih negatif pada sisi kiri). Sehingga arus yang mengalir
pada dioda dan pada beban adalah penjumlahan antara arus pada sumber dan arus
pada induktor (seri). Disaat yang bersamaan kapasitor juga akan melakukan
penyimpanan energi dalam bentuk tegangan. Itulah sebabnya DC-DC Converter
tipe Boost memiliki keluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan masukannya.
Steady-state operation
Gambar B.10 Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus pada Boost Converte
Ripple Factor
ASUS X454L
1 Laptop/Komputer 1 Intel core i3 memory 2 GB
Storage 500 GB
2 Matlab 1 (R2013a)
3 DC Power Supply 1 Software
4 Mosfet 1 Software
5 Induktor 1 Software
6 Kapasitor 1 Software
7 Resistor 1 Software
8 Dioda 1 Software
9 Pulse Generator 1 Software
E. Data Hasil
Tabel E.1 Hasil Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Ic Vout
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (A) (V)
Tabel E.2 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout
Cycle
(kHz) (V) (Ohm) (mH) (uF) (A) (A) (V)
(%)
Tabel E.3 Hasil Pengaruh Nilai Kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout Vmax Vmin
Cycle
(kHz) (V) (Ohm) (mH) (uF) (A) (A) (V) (V) (V)
(%)
Vout
fungsi Duty Cycle sebagai pengatur tegangan keluaran, duty cycle merupakan
perbandingan keadaan saklar terbuka dan periode penyalaan. Tegangan keluaran
yang dihasilkan merupakan nilai rata-rata dari keadaan saklar yang terbuka dan
tertutup.
Iout
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.09 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.9 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 9 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 90 𝑚𝐻
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 900 𝑚𝐻
Berdasarkan table di atas ditetapkan nilai frekuensi, tegangan sumber, resistor, induktor, dan Duty Cycle, masing-masing sebesar 2
kHz, 40 Volt, 500 Ω, 1 mH dan 20%. Pada percobaan ini dipakai lima data dengan Nilai Kapasitor yang semakin besar mulai dari 0.09 uF,
0.9 uF, 9 uF, 90 uF dan 900 uF dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nilai kapasitor terhadap ripple tegangan. Pada table dapat dilihat
bahwa ketika nilai Kapasitor sebesar 0.09 uF maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 746.24 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 0.9 uF
maka tegangan ripple yang dihasilkan sebesar 190.925 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 9 uF maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar
20.69 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 90 uF maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 2.076 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 900 uF
maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 0.2 V. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor maka ripple
tegangan yang dihasilkan juga akan semakin kecil, hal ini disebabkan karena fungsi kapasitor sebagai filter tegangan. Saat tegangan
keluaran lebih kecil daripada kapasitor, maka kapasitor akan mensuplai ke beban sehingga ripple tegangan menjadi lebih kecil.
.