Anda di halaman 1dari 55

Buck Dan Boost Converter

PERCOBAAN 2
CONVERTER DC-DC (CHOPPER)
2.1. Converter Buck
A. Tujuan pecobaan
1. Dapat Membuat Rangkaian Converter Buck
2. Dapat Menganalisa Pengaruh Duty Cycle Terhadap Tegangan Keluaran
Converter Buck
3. Dapat Menganalisa Pengaruh Induktor Terhadap Bentuk Gelombang Arus
Keluaran Converter Buck
4. Dapat Menganalisa Pengaruh Kapasitor Terhadap Tegangan Ripple
Keluaran Converter Buck

B. Dasar Teori
Buck Converter merupakan peralatan elektronika yang berfungsi
mengubah sumber tegangan DC menjadi tegangan DC yang lebih kecil. Fungsi
dari Buck converter sama seperti trafo step-down pada rangkaian dengan sumber
tegangan AC.
Prinsip kerja dari buck converter adalah ketika saklar konduksi (on) maka
pada beban akan timbul tegangan sebesar tegangan sumber sedangkan pada saat
saklar off tegangan pada beban menjadi nol.

Gambar B.1 Rangkaian Buck Converter

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Gambar B.2 Sinyal Keluaran Buck Converter

Tegangan keluaran rata–rata


𝑡𝑂𝑁
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉 ( )
𝑡𝑂𝑁 + 𝑡𝑂𝐹𝐹
𝑡𝑂𝑁
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉 ( ) = 𝑉. 𝑑
𝑇
𝑡𝑂𝑁
dimana ( ) = 𝑑 = duty cycle
𝑇
dimana,
Vdc = Nilai rata-rata tegangan keluaran, V = tegangan sumber,
ton = waktu sak;lar chopper on, toff = waktu saklar chopper off
T = periode (ton + toff dalam satu siklus), f = frekwensi (1/T)
D = duty cycle (rasio lamanya saklar on dalam satu periode)

Arus keluaran/arus beban


𝑉𝑑𝑐
𝐼𝑑𝑐 =
𝑅
𝑉 𝑡𝑂𝑁 𝑉
𝐼𝑑𝑐 = ( ) = .𝑑
𝑅 𝑇 𝑅
Nila rms tegangan keluaran

1 𝑡𝑂𝑁 2
𝑉𝑜 = √ ∫ 𝑣𝑜 𝑑𝑡
𝑇 0

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
selama ton, Vo = V sehingga rms tegangan keluaran menjadi

1 𝑡𝑂𝑁 2
𝑉𝑜 = √ ∫ 𝑣 𝑑𝑡
𝑇 0

𝑉2 𝑡𝑜𝑛
𝑉𝑜 = √ 𝑇 𝑡𝑜𝑛 = √ 𝑉
𝑇

𝑉𝑜 = √𝑑. 𝑉
Daya keluaran
𝑃𝑜 = 𝑉𝑜 𝐼𝑜
𝑉𝑜
dan 𝐼𝑜 =
𝑅
sehingga daya keluaran menjadi,
𝑉𝑜2
𝑃𝑜 = atau,
𝑅
𝑑𝑉 2
𝑃𝑜 =
𝑅
Resistansi input efektif chopper
𝑉
𝑅𝑖 =
𝐼𝑑𝑐
𝑅
𝑅𝑖 =
𝑑

Untuk mendapatkan nilai arus yang kontinyu, diperlukan induktor dengan nilai
tertentu. Nilai minimum induktor untuk mendapatkan arus kontinyu dapat
didapatkan melalui persamaan:

Sedangkan untuk mendapatkan nilai riak tegangan keluaran tertentu,


diperlukan pemasangan kapasitor dengan nilai yang dapat dicari melalui
persamaan

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
C. Alat dan Bahan

No Nama Jumlah Ket.

Asus X454L
1 Laptop/Komputer 1 Intel core i3 memory 2 GB
Storage 500 GB
2 Matlab 1 R2013a
3 DC Power Supply 1 Software
4 Mosfet 1 Software
5 Induktor 1 Software
6 Kapasitor 1 Software
7 Resistor 1 Software
8 Dioda 1 Software
9 Pulse Generator 1 Software

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
D. Prosedur Percobaan
1. Membuka software MATLAB
2. Membuka Simulink Library
3. Membuat Rangkaian Seperti pada gambar D.1
4. Mengatur tegangan input, duty cycle, frekuensi, resistor, induktor dan
kapasitor seperti yang ditunjukkan pada tabel E.1
5. Menjalankan program simulasi yang telah dibuat
6. Melihat hasil pengukuran dari rangkaian tersebut yaitu: arus input, arus
output, dan tegangan output
7. Mencatat hasil pengukuran pada tabel E.1
8. Mengulangi langkah yang sama yaitu dari 4 sampai 6 untuk tabel E.2 dan E.3

Gambar D.1 Rangkaian Percobaan Buck Converter

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

E. Data Hasil
Tabel E.1 Hasil Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Ic Vout
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (A) (V)

20 2 40 500 1 1 0.04932 0.04968 -0.0001894 24.84

30 2 40 500 1 1 0.05047 0.05076 -0.0001946 25.38

40 2 40 500 1 1 0.0506 0.05089 -0.0001964 26.45

50 2 40 500 1 1 0.06772 0.07119 -0.0006503 35.59

60 2 40 500 1 1 0.0746 0.07439 0.019700 37.2

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Tabel E.2 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (V)

40 2 40 500 0.09 1 0.05889 0.06242 31.21


40 2 40 500 0.9 1 0.05068 0.0528 26.4

40 2 40 500 9 1 0.06119 0.06596 32.98


40 2 40 500 90 1 0.02755 0.03144 15.72

40 2 40 500 900 1 0.02833 0.03439 17.19

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Tabel E.3 Hasil Pengaruh Nilai Kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout Vmax Vmin
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (V) (V) (V)

40 2 40 500 1 0.09 0.04827 0.0485 24.25 62.44 7.125

40 2 40 500 1 0.9 0.05059 0.05246 26.23 62.53 14.277

40 2 40 500 1 9 0.07594 0.07777 38.88 40.48 17.67

40 2 40 500 1 90 0.07367 0.07644 38.22 38.37 38.107

40 2 40 500 1 900 0.09669 0.07518 38.15 38.16 38.13

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
F. Analisa Data
F.1 Hasil Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran
Dengan Frekuensi 2 kHz
 Analisa Data Hasil
Tabel E.1 Hasil Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran
Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Ic Vout
Cycle
(kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (A) (V)
(%)

20 2 40 500 1 1 0.04932 0.04968 -0.0001894 24.84

30 2 40 500 1 1 0.05047 0.05076 -0.0001946 25.38

40 2 40 500 1 1 0.0506 0.05089 -0.0001964 26.45

50 2 40 500 1 1 0.06772 0.07119 -0.0006503 35.59

60 2 40 500 1 1 0.0746 0.07439 0.019700 37.2

Berdasarkan tabel di atas, nilai frekuensi, tegangan sumber,


resistor, induktor, dan kapasitor ditetapkan masing-masing sebesar 2 kHz,
40 Volt, 500 Ω, 1 mH, dan 1 uF. Pada percobaan ini dipakai lima data
dengan Duty Cycle yang divariasikan mulai dari 20%, 30%, 40%, 50%
dan 60% dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Duty Cycle terhadap
tegangan keluaran.
Ketika Duty Cycle diatur 20%, maka tegangan keluaran (Vout)
yang dihasilkan sebesar 24.84 V. Ketika Duty Cycle diatur 30%, maka
tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 25.28 V. Ketika Duty Cycle
diatur 40%, maka tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 26.45 V.
Ketika Duty Cycle diatur 50%, maka tegangan keluaran yang dihasilkan
sebesar 35.59 V. Ketika Duty Cycle diatur 60%, maka tegangan keluaran
yang dihasilkan sebesar 37.2 V. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika
persentase Duty Cycle diatur semakin besar maka tegangan keluaran yang
dihasilkan juga akan semakin besar, hal ini berkaitan dengan fungsi Duty
Cycle sebagai pengatur tegangan keluaran. Duty cycle merupakan

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
perbandingan antara keadaan saklar terbuka dan periode penyalaan.
Tegangan keluaran yang dihasilkan merupakan nilai rata-rata dari
tegangan ketika keadaan saklar yang terbuka dan tertutup.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai arus keluaran (Iout)
yang dihasilkan semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan nilai
tahanan yang digunakan konstan sedangkan Duty Cycle diatur semakin
meningkat. Semakin besar persentase Duty Cycle yang digunakan,
tegangan keluaran yang dihasilkan akan meningkat. Karena arus keluaran
berbanding lurus terhadap tegangan keluaran yang semakin meningkat
sedangkan tahanan yang nilainya konstan berbanding terbalik terhadap
arus keluaran, menyebabkan arus keluaran akan menjadi semakin besar.
Sesuai dengan persamaan:
𝑽𝒐
Io = 𝑹

Nilai Ic didapatkan fluktuatif terhadap nilai duty cycle yang


semakin meningkat dan nilai Ic yang didapat sebagian bernilai negatif,
yang menyebabkan nilai Ic negatif karena ketika tegangan pada kapasitor
lebih besar daripada tegangan keluaran, maka kapasitor akan mensuplai
beban dan mengalir arus dari kapasitor sehingga menyebabkan arus yang
terbaca menjadi negatif.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 Analisa Grafik

Grafik Perbanding Duty Cycle terhadap Vout


35.59 37.2
40
35
30 24.84 25.38 26.45
25
Vout 20
15
10
5
0
20 30 40 50 60
Duty Cycle

Vout

Berdasarkan grafik di atas dapat dianalisa bahwa semakin besar


persentase Duty Cycle maka tegangan keluaran yang dihasilkan juga
akan semakin besar sesuai dengan persamaan Vout = VsxD, dan hal
ini juga sesuai dengan fungsi Duty Cycle sebagai pengatur tegangan
keluaran, duty cycle merupakan perbandingan keadaan saklar terbuka
dan periode penyalaan. Tegangan keluaran yang dihasilkan
merupakan nilai rata-rata dari keadaan saklar yang terbuka dan
tertutup.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Grafik Perbanding Duty Cycle terhadap Iout


0.07119 0.07439
0.08
0.07
0.06 0.04968 0.05076 0.05089
0.05
Vout 0.04
0.03
0.02
0.01
0
20 30 40 50 60
Duty Cycle

Iout

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai arus keluaran (Iout)


yang dihasilkan semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan nilai
tahanan yang digunakan konstan sedangkan Duty Cycle diatur semakin
meningkat. Semakin besar persentase Duty Cycle yang digunakan,
tegangan keluaran yang dihasilkan akan meningkat. Karena arus keluaran
berbanding lurus terhadap tegangan keluaran yang semakin meningkat
sedangkan tahanan yang nilainya konstan berbanding terbalik terhadap
arus keluaran, menyebabkan arus keluaran akan menjadi semakin besar.
Sesuai dengan persamaan::
𝑽𝒐
Io = 𝑹

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
F.2 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran
Dengan Frekuensi 2 kHz
 Analisa Data Hasil
Tabel E.2 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran
Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout
Cycle
(kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (V)
(%)
40 2 40 500 0.09 1 0.05889 0.06242 31.21
40 2 40 500 0.9 1 0.05068 0.0528 26.4
40 2 40 500 9 1 0.06119 0.06596 32.98
40 2 40 500 90 1 0.02755 0.03144 15.72
40 2 40 500 900 1 0.02833 0.03439 17.19
Berdasarkan tabel di atas, nilai frekuensi, Tegangan sumber,
resistor, kapasitor, dan Duty Cycle ditetapkan masing-masing sebesar 2
kHz, 40 Volt, 500 Ω, 1 uF, dan 20%. Pada percobaan ini dipakai lima data
dengan nilai Induktor yang semakin meningkat yaitu 0.09 mH, 0.9 mH, 9
mH, 90 mH, dan 900 mH dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nilai
Induktor terhadap arus keluaran.
Pada tabel dapat dilihat ketika saat Induktor 0.09 mH, arus
keluaran (Iout) yang dihasilkan 0.06242 A. Saat Induktor 0.9 mH, arus
keluaran sebesar 0.0528 A. Saat Induktor 9 mH, arus keluaran sebesar
0.06596 A. Saat Induktor 90 mH, arus keluaran sebesar 0.03144 A. Saat
Induktor 900 mH, arus keluaran sebesar 0.03439 A. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ketika nilai induktor yg dipasang semakin besar maka
arus keluaran yang dihasilkan akan fluktuatif. Seharusnya, arus keluaran
yang dihasilkan akan semakin kecil karena arus melewati kumparan
Induktor, di mana sifat dari induktor itu ialah menyimpan arus.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 Analisa Grafik
Pengaruh Penambahan Induktor terhadap Arus Keluaran

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.09 𝑚𝐻

Grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L= 0.09


mH dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan diskontinyu. Dengan
melihat nilai L= 0.09 mH yang digunakan berada di bawah nilai Lmin =
0.075 H, sesuai dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih kecil dari
nilai Lmin didapatkan arus yang diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.9 𝑚𝐻

Grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L= 0.9


mH dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan diskontinyu. Dengan melihat
nilai L= 0.9 mH yang digunakan berada di bawah nilai Lmin = 0.075 H,
sesuai dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih kecil dari nilai Lmin
didapatkan arus yang diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 9 𝑚𝐻

Grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L= 9 mH


dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan diskontinyu. Dengan melihat
nilai L= 9 mH yang digunakan berada di bawah nilai Lmin = 0.075 H sesuai
dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih kecil dari nilai Lmin akan
didapatkan arus yang diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 90 𝑚𝐻

Grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L= 90


mH dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan kontinyu. Dengan melihat
nilai L= 90 mH yang digunakan berada di atas nilai Lmin = 0.075 H,
sesuai dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih besar dari nilai
Lmin didapatkan arus yang kontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 900 𝑚𝐻

Grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L= 900


mH dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan kontinyu. Dengan melihat
nilai L= 900 mH yang digunakan berada di atas nilai Lmin = 0.075 H,
sesuai dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih besar dari nilai
Lmin didapatkan arus yang kontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

F.3 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran


Dengan Frekuensi 2 kHz
 Analisa Tabel
Tabel E.3 Hasil Pengaruh Nilai Kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout Vmax Vmin ∆Vo Tegangan
Cycle
(kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (V) (V) (V) (V) Ripple (%)
(%)
40 2 40 500 1 0.09 0.04827 0.0485 24.25 62.44 7.125 55.315 228.1

40 2 40 500 1 0.9 0.05059 0.05246 26.23 62.53 14.277 48.253 183.96

40 2 40 500 1 9 0.07594 0.07777 38.88 40.48 37.67 2.81 7.22

40 2 40 500 1 90 0.07367 0.07644 38.22 38.37 38.107 0.263 0.68

40 2 40 500 1 900 0.09669 0.07518 38.15 38.16 38.13 0.03 0.07

Berdasarkan tabel di atas, nilai frekuensi, tegangan sumber, resistor, induktor, dan Duty Cycle ditetapkan masing-masing sebesar 2
kHz, 40 Volt, 500 Ω, 1 mH, dan 40%. Pada percobaan ini dipakai lima data dengan nilai kapasitor yang semakin meningkat yaitu 0.09 uF,
0.9 uF, 9 uF, 90 uF, dan 900 uF dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nilai kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran. Dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor maka ripple tegangan yang dihasilkan semakin kecil, hal ini disebabkan karena
fungsi kapasitor sebagai filter tegangan output.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Pada tabel dapat dilihat bahwa ketika nilai kapasitor 0.09 uF, ripple tegangan yang dihasilkan
55.315 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 0.9 uF, ripple tegangan yang dihasilkan 48.253 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 9 uF maka ripple
tegangan yang dihasilkan 2.81 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 90 uF, ripple tegangan yang dihasilkan 0.263 V. Ketika nilai kapasitor
sebesar 900 uF, ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 0.03 V. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor
maka ripple tegangan yang dihasilkan semakin kecil, hal ini disebabkan karena fungsi kapasitor sebagai filter tegangan. Saat tegangan
output lebih kecil dari tegangan kapasitor, maka kapasitor akan mensuplai ke beban sehingga ripple tegangan menjadi lebih kecil.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 Analisa Grafik
Pengaruh Penambahan Beban C terhadap Tegangan Ripple
 C=0.09 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 62.44 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 7.125
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 62.44 − 7.125 = 55.315
∆𝑉𝑜 55.315
= = 2.28
𝑉𝑜 24.25
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 1−𝐷 1 − 0.4
= = = 208.33
𝑉𝑜 8𝐿𝑥𝑓 2 𝐶 8𝑥1𝑥10−3 𝑥(2000)2 𝑥0.09x10−6
Berdasarakan nilai pada grafik dan perhitungan di atas didapatkan
nilai ripple tegangan 2.28 dan berdasarkan perhitungan menggunakan
persamaan didapatkan nilai ripple tegangan 208.33. Nilai antara ripple
tegangan berdasarkan grafik dan berdasarkan perhitungan memiliki
perbedaan yang sangat tinggi, nilai ripple tegangan berdasarkan
perhitungan lebih tinggi dari pada nilai berdasarkan grafik.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C= 0.9 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 62.53 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 14.277
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 62.53 − 14.277 = 48.253
∆𝑉𝑜 48.253
= = 1.83
𝑉𝑜 26.23
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 1−𝐷 1 − 0.4
= = = 20.83
𝑉𝑜 8𝐿𝑥𝑓 𝐶 8𝑥1𝑥10 𝑥(2000)2 𝑥0.9x10−6
2 −3

Berdasarakan nilai pada grafik di atas didapatkan nilai ripple


tegangan 1.83 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
didapatkan nilai ripple tegangan 20.83. Nilai antara nilai ripple
tegangan berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan
memiliki perbedaan yang sangat tinggi, nilai ripple tegangan
berdasarkan perhitungan lebih tinggi dari pada nilai berdasarkan grafik.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C=9 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 40.48 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 37.67
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 40.48 − 37.67 = 2.81
∆𝑉𝑜 2.81
= = 0.07
𝑉𝑜 38.88
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 1−𝐷 1 − 0.4
= = = 2.08
𝑉𝑜 8𝐿𝑥𝑓 2 𝐶 8𝑥1𝑥10−3 𝑥(2000)2 𝑥9x10−6
Berdasarakan nilai pada grafik di atas didapatkan nilai ripple
tegangan 0.07 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
didapatkan nilai ripple tegangan 2.08. Nilai antara nilai ripple tegangan
berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan memiliki
perbedaan yang cukup tinggi, nilai ripple tegangan berdasarkan
perhitungan lebih tinggi dari pada nilai berdasarkan grafik.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C=90 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 38.37 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 38.107
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 38.37 − 38.107 = 0.263
∆Vo 0.263
= 88.22 =6.88x10-3
Vo

∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan


∆𝑉𝑜 1−𝐷 1 − 0.4
= = = 0.2
𝑉𝑜 8𝐿𝑥𝑓 𝐶 8𝑥1𝑥10 𝑥(2000)2 𝑥90x10−6
2 −3

Berdasarakan nilai pada grafik di atas didapatkan nilai ripple


tegangan 6.88x10-3 dan berdasarkan perhitungan menggunakan
persamaan didapatkan nilai ripple tegangan 0.2. Nilai antara nilai ripple
tegangan berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan
memiliki perbedaan yang sangat tinggi, nilai ripple tegangan
berdasarkan perhitungan lebih tinggi daripada nilai berdasarkan grafik.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C=900 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 38.16 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 38.13
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 38.16 − 38.13 = 0.03
∆𝑉𝑜 0.03
= 38.15 = 7.86x10-4
𝑉𝑜

∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan


∆𝑉𝑜 1−𝐷 1 − 0.4
= = = 0.02
𝑉𝑜 8𝐿𝑥𝑓 𝐶 8𝑥1𝑥10 𝑥(2000)2 𝑥900𝑥10−6
2 −3

Berdasarakan nilai pada grafik di atas didapatkan nilai ripple


tegangan 7.86x10-4 dan berdasarkan perhitungan menggunakan
persamaan didapatkan nilai ripple tegangan 0.02. Nilai antara nilai
ripple tegangan berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan
memiliki perbedaan yang sangat tinggi, nilai ripple tegangan
berdasarkan perhitungan lebih tinggi daripada nilai berdasarkan grafik.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
G. Kesimpulan
1. Pada buck konverter semakin besar persentase Duty Cycle maka tegangan
keluaran yang dihasilkan juga akan semakin besar, hal ini sesuai dengan
fungsi Duty Cycle sebagai pengatur tegangan keluaran.
2. Nilai Induktor yang dipasang semakin besar maka arus keluaran yang di
hasilkan akan semakin kecil, hal ini disebabkan karena arus melewati
kumparan Induktor, yang dimana sifat dari sebuah induktor itu ialah
menyimpan arus. Ketika nilai L lebih besar dari nilai Lmin maka arus yang
didapatkan kontinyu, begitupun sebaliknya.
3. Semakin besar nilai kapasitor maka ripple tegangan yang dihasilkan
semakin kecil, hal ini disebabkan karena fungsi kapasitor sebagai filter
tegangan, ∆Vo berdasarkan grafik bernilai lebih kecil dari pada nilai ∆Vo
berdasarkan perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
2.1. Converter Boost
A. Tujuan pecobaan
1. Dapat Membuat Rangkaian Converter Boost
2. Dapat Menganalisa Pengaruh Duty Cycle Terhadap Tegangan Keluaran
Converter Boost
3. Dapat Menganalisa Pengaruh Induktor Terhadap Bentuk Gelombang Arus
Keluaran Converter Boost
4. Dapat Menganalisa Pengaruh Kapasitor Terhadap Tegangan Ripple
Keluaran Converter Boost

B. Dasar Teori
Boost Converter (Step-Up Converter) merupakan DC-DC Converter yang
menghasilkan tegangan output yang jauh lebih besar dari tegangan inputnya.
Boost Converter ini termasuk ke dalam rangkaian Switched Mode Power Supply
(SMPS) yang setidaknya terdapat komponen switch semikonduktor seperti mosfet
serta satu komponen penyimpan energi seperti kapasitor atau induktor atau
kombinasi keduanya. Induktor nantinya akan berfugsi untuk menyimpan energy
listrik yang akan disalurkan ke beban. Tegangan pada beban adalah hasil dari
tegangan masukan ditambah dengan energy yang tersimpan pada induktor,
sehingga tegangan keluaran. Boost Converter menjadi lebih besar dari pada
tegangan masukannya . Filter yang dibuat dengan kapasitor atau terkadang juga
dengan induktor biasanya disimpan pada output dari Converter tersebut untuk
mengurangi tegangan ripple. Skema rangkaian Boost Converter ditunjukkan oleh
gambar berikut ini:

Gambar B.6 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
Ketika saklar dalam kondisi tertutup pada, arus akan mengalir dari sumber
menuju induktor dan akan terjadi peningkatan pada arus induktor sehingga
menyebabkan energy yang tersimpan di induktor akan naik. Polaritas induktor
pada sisi kiri lebih positif dibandingkan sisi kanannya.

Gambar B.7 Rangkaian Boost Converter Saat Saklar Tertutup

VL = Vd

Sedangkan di saat saklar dalam kondisi terbuka pada t=t1, arus pada induktor
akan mengalir melewati dioda menuju beban, sehingga energi yang tersimpan
pada induktor selama kondisi tertutup akan turun sampai saklar menutup (on)
kembali pada siklus berikutnya
Arus yang disimpan di induktor akan berkurang karena impedansi yang lebih
tinggi. Berkurangnya arus pada induktor menyebabkan induktor tersebut
membalik polaritasnya (lebih negatif pada sisi kiri). Sehingga arus yang mengalir
pada dioda dan pada beban adalah penjumlahan antara arus pada sumber dan arus
pada induktor (seri). Disaat yang bersamaan kapasitor juga akan melakukan
penyimpanan energi dalam bentuk tegangan. Itulah sebabnya DC-DC Converter
tipe Boost memiliki keluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan masukannya.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Gambar B.8 Rangkaian Boost Converter Saat Saklar Terbuka

Rasio antara tegangan keluran dan tegangan masukan sebanding dengan


rasio antara periode pensaklaran dan waktu pembukaan saklar, yang disebut
dengan duty cycle. Jika D = duty cycle, maka hubungan antara tegangan masukan
Vd dan tegangan keluaran Vo dinyatakan dengan persamaan berikut

Steady-state operation

Nilai duty cycleakan mempengaruhi nilai tegangan output. Perbandingan


duty cycle antara keadaan saklar terbuka dan saklar tertutup. Tegangan yang
dihasilkan merupakan nilai rata-rata dari keadaan saklar yang terbuka dan tertutup

Gambar B.9 Pengaruh Duty Cycle pada Boost Converter

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
Teknik pemberian pulsa pada Boost Converter menggunakan metode Pulse
Width Modulation (PWM) berfungsi sebagai Switching Power Supply untuk
mengontrol on dan off saklar.Pada PWM switching terdapat suatu pengontrolan
frekuensi yang konstan.Switch control signal dengan control on atau off
dihasilkan dengan membandingkan suatu level tegangan control signal dengan
suatu bentuk gelombang berulang

Gambar B.10 Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus pada Boost Converte

Input Power = Output Power

Average Induktor Current:

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
For CCM

Ripple Factor

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
C. Alat dan Bahan

No Nama Jumlah Ket.

ASUS X454L
1 Laptop/Komputer 1 Intel core i3 memory 2 GB
Storage 500 GB
2 Matlab 1 (R2013a)
3 DC Power Supply 1 Software
4 Mosfet 1 Software
5 Induktor 1 Software
6 Kapasitor 1 Software
7 Resistor 1 Software
8 Dioda 1 Software
9 Pulse Generator 1 Software

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
D. Prosedur Percobaan
1. Membuka Software MATLAB
2. Membuka Simulink Library
3. Membuat Rangkaian Seperti gambar
4. Mengatur tegangan input, duty cycle, frekuensi, resistor, induktor dan
kapasitor seperti yang ditunjukkan pada tabel E.1
5. Setelah itu jalankan program simulasi yang telah dibuat
6. Melihat hasil pengukuran dari rangkaian tersebut yaitu : arus input, arus
output, dan tegangan output
7. Mencatat hasil pengukuran pada tabel E.1
8. Mengulangi langkah yang sama yaitu dari 4 sampai 6 untuk tabel E.2 dan
E.3

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

E. Data Hasil
Tabel E.1 Hasil Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty Cycle Frekuensi Vin R L C Iin Iout Ic Vout
(%) (kHz) (V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (A) (V)

20 2 40 500 1 1 0.6106 0.2069 -0.001528 103.4

30 2 40 500 1 1 1.184 0.2869 -0.002441 143.4

40 2 40 500 1 1 1.95 0.3669 -0.00372 183.5

50 2 40 500 1 1 2.967 0.4444 -0.002729 222.2

60 2 40 500 1 1 4.113 0.5216 -0.003096 260.8

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Tabel E.2 Hasil Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout
Cycle
(kHz) (V) (Ohm) (mH) (uF) (A) (A) (V)
(%)

40 2 40 500 0.09 1 17.41 1.037 518.3

40 2 40 500 0.9 1 2.138 0.3842 192.1

40 2 40 500 9 1 0.3323 0.1517 75.87

40 2 40 500 90 1 0.2405 0.126 63.01

40 2 40 500 900 1 0.2475 0.1275 63.73

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Tabel E.3 Hasil Pengaruh Nilai Kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
Duty
Frekuensi Vin R L C Iin Iout Vout Vmax Vmin
Cycle
(kHz) (V) (Ohm) (mH) (uF) (A) (A) (V) (V) (V)
(%)

40 2 40 500 1 0.09 1.766 0.1657 82.87 753.885 7.6375

40 2 40 500 1 0.9 1.946 0.3631 181.5 297.25 106.325

40 2 40 500 1 9 1.963 0.3822 191.1 201.32 180.6205

40 2 40 500 1 90 1.967 0.382 191 191.993 189.917

40 2 40 500 1 900 1.968 0.382 191 191.12 190.9119

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
F. Analisa Data
F.1 Pengaruh Duty Cycle terhadap tegangan keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
 Analisa Tabel
Duty Frekue
Vin R L C Iin Iout Ic Vout
Cycle nsi
(V) (Ω) (mH) (uF) (A) (A) (A) (V)
(%) (kHz)

20 2 40 500 1 1 0.6106 0.2069 -0.001528 103.4

30 2 40 500 1 1 1.184 0.2869 -0.002441 143.4

40 2 40 500 1 1 1.95 0.3669 -0.00372 183.5

50 2 40 500 1 1 2.967 0.4444 -0.002729 222.2

60 2 40 500 1 1 4.113 0.5216 -0.003096 260.8

Berdasarkan table di atas, nilai frekuensi, tegangan sumber,


resistor, induktor, dan kapasitor, ditetapkan masing-masing sebesar 2 kHz,
40 Volt, 500 Ω, 1 mH, dan 1 uF. Pada percobaan ini dipakai lima data
denagn Duty Cycle yang berbeda-beda mulai dari 20%, 30%, 40%, 50%,
dan 60% dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Duty Cycle terhadap
tegangan keluaran.
Pada table dapat dilihat bahwa ketika Duty Cycle diatur 20% maka
tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 103.4 V. Ketika Duty Cycle
diatur 30% maka tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 143.3 V.
Ketika Duty Cycle diatur 40% maka tegangan keluaran yang dihasilkan
sebesar 183.5 V. Ketika Duty Cycle diatur 50% maka tegangan keluaran
yang dihasilkan sebesar 222.2 V. Ketika Duty Cycle diatur 60% maka
tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 260.8 V. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ketika Persentase Duty Cycle diatur semakin besar
maka tegangan keluaran yang dihasilkan juga akan semakin besar. Hal ini
berkaitan dengan fungsi Duty Cycle sebagai pengatur tegangan keluaran.
Duty cycle merupakan perbandingan antara keadaan saklar terbuka dan

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
periode penyalaan. Tegangan keluaran yang dihasilkan merupakan nilai
rata-rata dari keadaan saklar yang terbuka dan tertutup.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai arus keluaran (Iout)
yang dihasilkan semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan nilai
tahanan yang digunakan konstan sedangkan Duty Cycle diatur semakin
meningkat. Semakin besar persentase Duty Cycle yang digunakan,
tegangan keluaran yang dihasilkan akan meningkat. Karena arus keluaran
berbanding lurus terhadap tegangan keluaran yang semakin meningkat
sedangkan tahanan yang nilainya konstan berbanding terbalik terhadap
arus keluaran, menyebabkan arus keluaran akan menjadi semakin besar.
Sesuai dengan persamaan:
𝑽𝒐
Io = 𝑹

Nilai Ic didapatkan fluktuatif terhadap nilai duty cycle yang semakin


meningkat dan nilai Ic yang didapat sebagian bernilai negatif, yang
menyebabkan nilai Ic negatif karena ketika tegangan pada kapasitor
mensuplai beban sehingga arus yang terbaca pada kapasitor menjadi
negatif.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 Analisa Grafik

Grafik Perbanding Duty Cycle terhadap Vout


300 260.8
250 222.2
183.5
200
143.3
Vout 150 103.4
100
50
0
20 30 40 50 60
Duty Cycle

Vout

Berdasarkan grafik di atas dapat dianalisa bahwa semakin besar


persentase Duty Cycle maka tegangan keluaran yang dihasilkan juga akan
𝑉𝑠
semakin besar sesuai dengan persamaan Vout = , dan hal ini sesuai dengan
1−𝐷

fungsi Duty Cycle sebagai pengatur tegangan keluaran, duty cycle merupakan
perbandingan keadaan saklar terbuka dan periode penyalaan. Tegangan keluaran
yang dihasilkan merupakan nilai rata-rata dari keadaan saklar yang terbuka dan
tertutup.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Grafik Perbanding Duty Cycle terhadap Vout


0.6 0.5216
0.5 0.4444
0.3669
0.4
0.2869
Vout 0.3 0.2069
0.2
0.1
0
20 30 40 50 60
Duty Cycle

Iout

Berdasarkan grafik di atas dapat dianalisa bahwa semakin besar


persentase Duty Cycle arus Iout yang dihasilkan juga akan semakin
besar, hal ini disebabkan karena fungsi Duty Cycle sebagai pengatur
tegangan keluaran, maka arus Iout akan semakin besar seiring
meningkatnya duty cycle yang diberikan, hal ini sesuai dengan
persamaan:
𝑽𝟎
𝑰𝟎 =
𝑹

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
F.2 Pengaruh Nilai Induktor terhadap arus keluaran Dengan Frekuensi 2 kHz
 Analisa Tabel
Duty Frekue
Vin R L C Iin Iout Vout
Cycle nsi
(V) (Ohm) (mH) (uF) (A) (A) (V)
(%) (kHz)

40 2 40 500 0.09 1 17.41 1.037 518.3

40 2 40 500 0.9 1 2.138 0.3842 192.1

40 2 40 500 9 1 0.3323 0.1517 75.87

40 2 40 500 90 1 0.2405 0.126 63.01

40 2 40 500 900 1 0.2475 0.1275 63.73

Berdasarkan table di atas, nilai frekuensi, tegangan sumber, resistor,


kapasitor, dan Duty Cycle ditetapkan masing-masing sebesar 2 kHz 40 Volt, 500
Ω, 1 uF dan 20%. Pada percobaan ini dipakai lima data denagn Nilai Induktor
yang semakin besar mulai dari 0.09 mH, 0.9 mH, 9 mH, 90 mH, dan 900 mH
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Nilai Induktor terhadap Arus keluaran.
Pada table dapat dilihat bahwa ketika nilai Induktor sebesar 0,09 mH maka
arus keluaran yang dihasilkan sebesar 1.037 A. Ketika nilai Induktor sebesar 0.9
mH maka arus keluaran yang dihasilkan sebesar 0.3842 A. Ketika Nilai Induktor
sebesar 9 mH maka arus keluaran yang dihasilkan sebesar 0.1517 A. Ketika nilai
Induktor sebesar 90 mH maka arus keluaran yang dihasilkan sebesar 0,126 A.
Ketika nilai Induktor sebesar 900 mH maka arus keluaran yang dihasilkan sebesar
0,1275 A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika nilai Induktor yang dipasang
semakin besar maka arus keluaran yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena arus melewati kumparan induktor, yang dimana sifat dari
sebuah induktor itu ialah menyimpan arus.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 Analisa Grafik

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.09 𝑚𝐻

Grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L= 0.09 mH


dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan diskontinyu, dengan melihat nilai
L= 0.09 mH yang di gunakan berada di bawah nilai Lmin = 0.075 H sesuai dengan
teori yang dimana ketika nilai L lebih kecil dari nilai Lmin maka arus yang
didapatkan diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 0.9 𝑚𝐻

Berdasarkan grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L=


0.9 mH dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan diskontinyu, dengan
melihat nilai L= 0.9 mH yang digunakan berada di bawah nilai Lmin = 0.075 H
maka sesuai dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih kecil dari nilai Lmin
maka arus yang didapatkan diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 =
2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 9 𝑚𝐻

Berdasarkan grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L=


9 mH dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan diskontinyu, dengan melihat
nilai L= 9 mH yang digunakan berada di bawah nilai Lmin = 0.075 H sesuai dengan
teori yang dimana ketika nilai L lebih kecil dari nilai Lmin maka arus yang
didapatkan diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 =
2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 90 𝑚𝐻

Berdasarkan grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L=


90 mH dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan kontinyu, dengan melihat
nilai L= 90 mH yang di gunakan berada di atas nilai Lmin = 0.075 H maka sesuai
dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih besar dari nilai Lmin maka arus yang
didapatkan kontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

Lmin berdasarkan perhitungan


(1−𝐷)𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
(1−0.4)500
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑥2000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 0.075 𝐻
L yang digunakan
𝐿 = 900 𝑚𝐻

Berdasarkan grafik di atas merupakan grafik arus induktor dengan nilai L=


90 mH dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan kontinyu, dengan melihat
nilai L= 90 mH yang di gunakan berada di atas nilai Lmin = 0.075 H maka sesuai
dengan teori yang dimana ketika nilai L lebih besar dari nilai Lmin maka arus yang
didapatkan kontinyu.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

F.3 Pengaruh Nilai Kapasitor terhadap ripple tegangan keluaran


Analisa Tabel
Duty Freku Ripple
Vin R L C Iin Iout Vout Vmax Vmin
Cycle ensi ∆V (V) Tegangan
(V) (Ohm) (mH) (uF) (A) (A) (V) (V) (V)
(%) (kHz) (%)
40 2 40 500 1 0.09 1.766 0.1657 82.87 753.885 7.6375 746.24 9.00

40 2 40 500 1 0.9 1.946 0.3631 181.5 297.25 106.325 190.925 105.19

40 2 40 500 1 9 1.963 0.3822 191.1 201.32 180.6205 20.69 10.82

40 2 40 500 1 90 1.967 0.382 191 191.993 189.917 2.076 1.08

40 2 40 500 1 900 1.968 0.382 191 191.12 190.9119 0.20 0.10

Berdasarkan table di atas ditetapkan nilai frekuensi, tegangan sumber, resistor, induktor, dan Duty Cycle, masing-masing sebesar 2
kHz, 40 Volt, 500 Ω, 1 mH dan 20%. Pada percobaan ini dipakai lima data dengan Nilai Kapasitor yang semakin besar mulai dari 0.09 uF,
0.9 uF, 9 uF, 90 uF dan 900 uF dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nilai kapasitor terhadap ripple tegangan. Pada table dapat dilihat
bahwa ketika nilai Kapasitor sebesar 0.09 uF maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 746.24 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 0.9 uF
maka tegangan ripple yang dihasilkan sebesar 190.925 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 9 uF maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar
20.69 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 90 uF maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 2.076 V. Ketika nilai kapasitor sebesar 900 uF

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter

maka ripple tegangan yang dihasilkan sebesar 0.2 V. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor maka ripple
tegangan yang dihasilkan juga akan semakin kecil, hal ini disebabkan karena fungsi kapasitor sebagai filter tegangan. Saat tegangan
keluaran lebih kecil daripada kapasitor, maka kapasitor akan mensuplai ke beban sehingga ripple tegangan menjadi lebih kecil.
.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 Analisa Grafik
Pengaruh Penambahan Beban C terhadap Tegangan Ripple
 C=0,09 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 753.885 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 7.6375
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 753.885 − 7.6375
∆𝑉𝑜 = 746.2125
∆𝑉𝑜 746.2125
= = 9.00
𝑉𝑜 82.87
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 𝐷 0,4
= 𝑅𝐶𝑓 = 500𝑥0.09𝑥10−6 𝑥2000 =4.44
𝑉𝑜

Berdasarakan nilai pada grafik dan perhitungan di atas didapatkan nilai


ripple tegangan 9.00 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
didapatkan nilai ripple tegangan 4.44. Nilai antara nilai ripple tegangan
berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan memiliki perbedaan yang
tinggi, nilai ripple tegangan berdasarkan grafik lebih tinggi dari pada nilai
berdasarkan perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C= 0.9 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 297.25 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 106.325
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 297.25 − 106.325
∆𝑉𝑜 = 190.925
∆𝑉𝑜 190.925
= = 1.05
𝑉𝑜 181.5
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 𝐷 0,4
= 𝑅𝐶𝑓 = 500𝑥0.9𝑥10−6 𝑥2000 =0.44
𝑉𝑜

Berdasarakan nilai pada grafik di atas didapatkan nilai ripple tegangan


1.05 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan didapatkan nilai
ripple tegangan 0.44. Nilai antara nilai ripple tegangan berdasarkan grafik dan
nilai berdasarkan perhitungan memiliki perbedaan yang tinggi, nilai ripple
tegangan berdasarkan grafik lebih tinggi dari pada nilai berdasarkan
perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C=9 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 201.32 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 180.6205
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 201.32 − 180.6205
∆𝑉𝑜 = 20.69
∆𝑉𝑜 20.69
= = 0,10
𝑉𝑜 191.1
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 𝐷 0,4
= 𝑅𝐶𝑓 = 500𝑥9𝑥10−6 𝑥2000 =0.04
𝑉𝑜

Berdasarakan nilai pada grafik dan perhitungan di atas didapatkan nilai


ripple tegangan 0.10 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
didapatkan nilai ripple tegangan 0.04. Nilai antara nilai ripple tegangan
berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan memiliki perbedaan yang
cukup tinggi, nilai ripple tegangan berdasarkan grafik lebih tinggi dari pada nilai
berdasarkan perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C=90 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 191.993 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 189.917
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 191.993 − 189.917
∆𝑉𝑜 = 2.07
∆𝑉𝑜 2,07
= = 0,01
𝑉𝑜 191
∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan
∆𝑉𝑜 𝐷 0,4
= = = 4.44𝑥10−3
𝑉𝑜 𝑅𝐶𝑓 500𝑥90𝑥10−6 𝑥2000
Berdasarakan nilai pada grafik dan perhitungan di atas didapatkan nilai
ripple tegangan 0,01 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
didapatkan nilai ripple tegangan 4.44𝑥10−3 . Nilai antara nilai ripple tegangan
berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan memiliki perbedaan yang
sangat tinggi, nilai ripple tegangan berdasarkan grafik lebih tinggi dari pada nilai
berdasarkan perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
 C=900 uF

∆𝑽𝒐 berdasarkan grafik


𝑉𝑚𝑎𝑥 = 191.12 𝑉𝑚𝑖𝑛 = 190.9119
∆𝑉𝑜 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑚𝑖𝑛
∆𝑉𝑜 = 191.12 − 190.9119
∆𝑉𝑜 = 0.20
∆𝑉𝑜 0.20
= = 1.04𝑥10-3
𝑉𝑜 191

∆𝑽𝒐 berdasarkan perhitungan


∆𝑉𝑜 𝐷 0.4
= = = 4.44𝑥10−4
𝑉𝑜 𝑅𝐶𝑓 500𝑥900𝑥10−6 𝑥2000
Berdasarakan nilai pada grafik di atas didapatkan nilai ripple tegangan
1.04𝑥10-3 dan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan didapatkan
nilai ripple tegangan 4.44𝑥10−4 . Nilai antara nilai ripple tegangan
berdasarkan grafik dan nilai berdasarkan perhitungan memiliki perbedaan
yang cukup tinggi, nilai ripple tegangan berdasarkan grafik lebih tinggi dari
pada nilai berdasarkan perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
G. Kesimpulan
1. Pada boost konverter semakin besar persentase duty cycle semakin
besar tegangan keluaran yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan fungsi
Duty Cycle sebagai pengatur tegangan keluaran.
2. Nilai Induktor yang dipasang semakin besar dan maka arus keluaran
yang di hasilkan akan semakin kecil, hal ini disebabkan karena arus
melewati kumparan induktor, yang dimana sifat dari sebuah induktor itu
ialah menyimpan arus. Ketika nilai L lebih besar dari nilai Lmin maka
arus yang didapatkan kontinyu, begitupun sebaliknya.
3. Semakin besar nilai kapasitor maka ripple tegangan yang dihasilkan
juga akan semakin kecil, hal ini disebabkan karena fungsi kapasitor
sebagai penyimpan tegangan, ∆Vo berdasarkan grafik bernilai lebih
kecil dari pada nilai ∆Vo berdasarkan perhitungan.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002


Buck Dan Boost Converter
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. “Modul Pratikum Elektronika Daya”. Laboratorium Sistem
Kendali. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Mataram
N. Mohan, T. M. Undeland, and W. P. Robbins. 2003. Power Electronics:
Converters, Applications, and Design, 3rd Ed., Wiley, New Yorks.
W. Hart Daniel. 2010. Power Electronics . United States: Pearson Education, Inc.

Praktikum Elektronika Daya/2019/F1B017002

Anda mungkin juga menyukai