Anda di halaman 1dari 14

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PENYISIHAN KANDUNGAN SULFIDA DAN WARNA


DALAM LIMBAH INDUSTRI BATIK BERBAHAN PEWARNA
DASAR REMAZOL RED RB.C.I. REACTIVE RED 198
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN NANOFILTRASI

Elda Septiyani*), 1)Titik Istirokhatun**), 2)Heru Susanto**)


1) Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
email : eldaseptiyani23@gmail.com

Abstrak
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berwarna
keruh dan pekat. Zat warna dihasilkan dari sisa bahan pewarna, proses pencucian, dan
pembilasan air. Pada umumnya, zat warna merupakan senyawa organik non-
biodegredable yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan
perairan. Pembuangan air limbah berwarna tidak hanya merusak estetika badan air
tetapi juga meracuni biota air. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat
rejeksi senyawa warna dan sulfida dalam pengolahan limbah hasil produksi batik dengan
menggunakan membran nanofiltrasi. Penelitian ini dilakukan pada tekanan operasi (4
bar, 5 bar, dan 6 bar), dengan konsentrasi sulfida (100 ppm, 200 ppm, 300 ppm),
konsentrasi warna (100 ppm, 250 ppm, dan 500 ppm), dan konsentrasi garam (25 ppm,
50 ppm, dan 100 ppm), dengan parameter yang diteliti yaitu sulfida dan warna. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penyisihan warna sudah memenuhi baku mutu, akan
tetapi konsentrasi sulfida masih berada di atas baku mutu Permen LH No.5 tahun 2004
dan Perda Jateng No.5 Tahun 2012.
Kata Kunci : Limbah industri batik, remazol red, warna, sulfida, membran nanofiltrasi

Abstract
[Removal of Sulfide and Color from Batik Industry Wastewater Containing Remazol
Red RB.C.I. Reactive Red 198 using Nanofiltration Membrane Technology]. Batik and
textile industry is one of the largest waste water cloudy and dark. The dye produced from
residual dye, the process of washing and rinsing water. In general, the dye is non-
biodegredable organic compounds that can cause environmental pollution, especially of
aquatic environment. Colored waste water disposal is not only spoil the aesthetics of the
water bodies but also poison water biota. This study was conducted to analyze the level of
rejection of color and sulfide compounds in wastewater batik production using
nanofiltration membranes. This research was conducted at an operating pressure (4 bar,
5 bars, and 6 bar), the concentration of sulfide (100 ppm, 200 ppm, 300 ppm), color
concentration (100 ppm, 250 ppm and 500 ppm), and the concentration of salt ( 25 ppm,
50 ppm, and 100 ppm), with the parameters investigated, namely sulfide and color. The
results showed that the color removal already meet quality standards, but the sulfide
concentration is still above the standard quality of Permen LH in 2004 and Perda Jateng
No.5 in 2012.
Keywords: Waste batik industry, Remazol red, sulfide, nanofiltration membrane

1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

1. Pendahuluan diproduksi oleh mikroorganisme


pembusuk dari zat-zat organik
Batik merupakan salah satu bersifat racun terhadap ganggang dan
kekayaan budaya bangsa Indonesia mikroorganisme lainnya. Hasil
yang telah mendapat pengakuan pembusukan zat-zat organik tersebut
internasional dari UNESCO pada
menimbulkan pencemaran udara dan
tahun 2009. Pencanangan hari batik bau. Selain itu, sulfida bersifat
nasional telah berperan korosif dalam bentuk hidrogen
meningkatkan minat pemakai batik. sulfida yang menyebabkan masalah
Meningkatnya permintaan dan di lingkungan (Vaiopoulou, 2005).
konsumsi batik berdampak pada Pembuangan limbah batik cair secara
tumbuh dan berkembangnya sentra- langsung ke lingkungan tanpa
sentra industri batik di berbagai adanya pengolahan terlebih dahulu
daerah di Indonesia (Kompas, 2011). dapat menurunkan kualitas
Dalam proses produksinya, lingkungan dan merusak kehidupan
industri batik banyak menggunakan
yang ada di lingkungan tersebut
bahan-bahan kimia dan air. Air (Purwaningsih, 2008). Oleh karena
limbah ini bersifat basa yang itu, pengolahan limbah batik cair
ditandai dengan warna dan pH yang tepat perlu dilakukan untuk
tinggi (10-12,5) serta memiliki mendapatkan baku mutu yang sesuai
kandungan garam tinggi (Shu et al., sebelum dibuang ke lingkungan
2005;Aouni et al., 2012). Limbah (Chakraborty, et al., 2005).
cair berwarna ini menyebabkan Pada penelitian ini,
masalah lingkungan perairan jika penyisihan zat warna dan sulfida dari
langsung dibuang karena limbah batik dilakukan
mengandung senyawa organik non-
menggunakan membran NF270.
biodegradable (Suprihatin, 2012). Penyisihan zat warna dan sulfida ini
Zat warna yang paling didasarkan pada studi pendahuluan
banyak digunakan pada industri batik uji karakteristik limbah Kampung
antara lain zat warna turunan Batik Semarang yang telah dilakukan
benzonaphthalene, zat warna turunan bahwa parameter warna dan sulfida
azonaphthalene, zat warna langsung melebihi ambang batas yang
(alami) dan zat warna reaktif ditentukan oleh pemerintah dalam
(Sumantri, et al., 2006). Kepekatan Peraturan Menteri Lingkungan
warna tersebut dapat menghalangi Hidup No. 5 Tahun 2014, Permenkes
tembusnya sinar matahari sehingga 416 Tahun 1990, dan Perda Jateng
menghambat proses fotosintesis di No. 5 Tahun 2012. Sedangkan
air. Akibatnya, oksigen yang NF270 dipilih karena memiliki
dibutuhkan untuk kehidupan biota air kelebihan seperti biaya operasi yang
akan berkurang (Nasution, 2009). rendah, kebutuhan energi yang
Selain zat warna, zat organik dalam sedikit, mampu mengurangi logam
perairan mengalami pembusukan dan berat, nitrat, sulfat, warna, kekeruhan
menimbulkan bau hasil penguraian dan padatan terlarut (Bhuyar et al.,
zat organik dan senyawa lainnya 2014).
seperti sulfida. Menurut Margareth
2. Metodologi dan Bahan
(2009), sulfida dalam air limbah
Penelitian
berasal dari pembusukan zat organik
berupa hidrogen sulfida (H2S) yang 2.1 Bahan dan Alat
2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Penelitian ini menggunakan bervariasi 100 ppm, 250 ppm, dan


larutan limbah sintetik berbahan 500 ppm dan konsentrasi sulfida
dasar pewarna Remazol Red RB.C.I. dibuat bervariasi 100 ppm, 200 ppm,
Reactive Red 198 dengan berat dan 300 ppm. Larutan umpan ini
molekul 967,5 gr/mol (Wu, 2008) dipompa menuju membran dengan
untuk larutan sintetik warna dan tekanan bervariasi 4 bar, 5 bar, dan 6
Na2S (Natrium Sulfida) dengan berat bar. Kemudian, NaCl (Natrium
molekul 78,05 gr/mol untuk larutan Klorida) ditambahkan ke dalam
sintetik sulfida. Masing-masing larutan umpan yang mengandung
bahan tersebut dibeli di Pekalongan, sulfida dan/atau zat warna dengan
Indonesia; Semarang, Indonesia. konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, dan
Sedangkan NaCl (Natrium Klorida) 100 ppm untuk mengetahui pengaruh
Garam Meja Refina dibeli di PT. garam terhadap kinerja membran.
Unichem Candi Industri, Indonesia.
Alat filtrasi membran 2.3 Analisa
nanofiltrasi yang digunakan 2.3.1 Analisa Fluks Membran
merupakan rangkaian sendiri.
Membran yang digunakan adalah Analisa fluks dilakukan untuk
nanofiltrasi NF270 produksi DOW mengetahui kecepatan alir permeat
FilmtecTM Membranes, USA. saat melewati membran. Sebelum
Gambar 1 menunjukkan skematik melakukan pengujian fluks, NF270
alat filtrasi membran nanofiltrasi. dipreparasi terlebih dahulu. Preparasi
dilakukan dengan memotong
4
membran pada diameter 4,2 cm2,
3
5
kemudian direndam ke dalam
aquades selama 30 menit. Lalu
dilakukan kompaksi selama 30 menit
dengan tekanan 1 bar lebih besar dari
tekanan operasional yang akan
1
2
6 digunakan. Untuk uji fluks, membran
dimasukkan ke dalam unit filtrasi
membran dan dilakukan pengukuran
Gambar 1 Skema Alat Filtrasi nilai fluks awal (Jo) selama 15 menit
Membran Nanofiltrasi pada masing-masing tekanan operasi
Keterangan: yang digunakan (4, 5, dan 6 bar)
1. Tangki Umpan dengan cara memompakan aquades
2. Pompa ke unit filtrasi membran. Selanjutnya
3. Valve melakukan uji fluks dan
4. Pressure Gauge permeabilitas untuk pengukuran nilai
5. Housing Membran fluks (J) setiap kelipatan 15 menit
6. Tangki Permeat menggunakan umpan larutan limbah
2.2 Larutan Limbah Batik Sintetik batik sintetik selama 120 menit
filtrasi. Analisa fluks membran
Larutan limbah batik sintetik dihitung menggunakan rumus pada
dibuat dengan melarutakan warna persamaan 1.
dan/atau sulfida ke dalam aquadest.
Konsentrasi zat warna dibuat (1)

3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Dengan J adalah nilai fluks 2004; Manttari et al., 2004;Fersi et


(L/m2.jam), t adalah waktu, V adalah al., 2009;Susanto, 2011).
volume permeat, dan A adalah luas Pada penyisihan sulfida,
permukaan membran. semakin tinggi tekanan yang
digunakan menyebabkan relative
3. Hasil dan Pembahasan fluks semakin meningkat (Gambar
3.1. Pengaruh Tekanan Operasi 4.b). Hal ini dapat dijelaskan bahwa
terhadap Kinerja Membran sulfida dan membran, keduanya
Pada penyisihan zat warna, memiliki muatan negatif pada pH 9.
semakin tinggi tekanan yang Hal ini didukung juga dengan
digunakan menyebabkan penurunan pernyataan dari Tang and Chen
relative fluks semakin menurun (2002) yang menyatakan bahwa
(Gambar 4.a). Hal ini dapat membran akan bermuatan negatif
dijelaskan bahwa zat warna memiliki ketika dialirkan larutan basa
interaksi yang kuat (ionic dan H- (alkaline).
bonding) dengan permukaan Fenomena ini menyebabkan
membran khususnya pada terjadinya electrostatic repultion
nitrogenous fibres seperti polyamide. antara permukaan membran dan
Dengan tingginya tekanan operasi sulfida. Sebagai hasilnya, sulfida
mengakibatkan zat warna semakin terdeposit lemah di atas permukaan
terdorong atau terdeposit pada membran. Seiring dengan
permukaan membran. Pernyataan ini meningkatnya tekanan operasi dan
disampaikan oleh Akbari (2002). penggunaan aliran cross flow,
Sebagai akibatnya, deposit zat warna deposisi partikel tersapu oleh driving
di atas permukaan membran force tersebut sehingga nilai relative
menurunkan relative fluks (Schafer, fluksnya meningkat. Hal ini
disampaikan oleh Susanto (2011).

(a) (b)

Gambar 3.2 Profil Relative Fluks (a) Larutan Warna (b) Larutan Sulfida
pada Berbagai Tekanan

Tabel 3.1 Persen Rejeksi Warna pada Berbagai Tekanan


Konsentrasi Tekanan Konsentrasi
Warna Awal (Pt- Operasi Å Warna Akhir %R
Co) (Bar) (Pt-Co)
721 4 0,00 4,3 99,4
2 0
4 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

721 5 0,00 11 98,4


4 7
721 6 0,00 27,7 96,1
9 5
*)
Konsentrasi Warna Awal = 250 ppm (721 Pt-Co)

Tabel 3.2 Persen Rejeksi Sulfida pada Berbagai Tekanan


Konsentrasi Tekanan Konsentrasi
Sulfida Awal Operasi Å Sulfida Akhir %R
2- 2-
(mgS /L) (Bar) (mgS /L)
43,25 4 0,117 1,61 96,2
9 7
43,25 5 0,546 7,60 82,4
1 2
43,25 6 0,475 6,62 84,6
6 9
*)
Konsentrasi Sulfida Awal = 160 ppm Na2S (43,25 mgS2-/L)

Pada penyisihan zat warna, partikel sulfida yang lolos melewati


semakin tinggi tekanan operasi membran.
menyebabkan persen rejeksi yang
dihasilkan semakin menurun. 3.2. Pengaruh Konsentrasi
Penurunan ini dapat dijelaskan sesuai terhadap Kinerja Membran
pada penjelasan sebelumnya bahwa
semakin tinggi tekanan yang Pada penelitian ini, pewarna
diberikan, deposisi zat warna Remazol Red dengan konsentrasi
semakin terdorong masuk ke pori 100, 250, dan 500 ppm serta Na2S
membran. Hal ini dikarenakan sebagai model sulfida dengan
adanya interaksi (ionic dan H- konsentrasi 100, 200, dan 300 ppm,
bonding) antara zat warna masing-masing ditambahkan ke
nitrogenous fibres pada polyamide dalam larutan umpan. Larutan
(Akbari, 2002). Polyamides mampu tersebut difiltrasi menggunakan
mengadsorpsi pewarna tekstil membran NF270 pada tekanan
sehingga menyebabkan fouling dan operasi 4 bar.
menurunkan fluks (Akbari, 2006). Pada penyisihan zat warna,
Sebagai akibatnya, rejeksi menurun semakin tinggi konsentrasi zat warna
seiring dengan meningkatya tekanan menyebabkan penurunan relative
operasi. fluks semakin kecil (Gambar 5.a).
Pada penyisihan sulfida, Hal ini dapat dijelaskan bahwa
semakin tinggi tekanan operasi semakin tinggi konsentrasi zat warna
menyebabkan persen rejeksi yang semakin tinggi konsentrasi zat warna
dihasilkan semakin menurun. menyebabkan terbentuknya gel
Penurunan ini dapat dijelaskan akibat adsorpsi antara zat warna dan
karena ukuran molekul sulfida lebih permukaan membran (Koyuncu,
kecil dari MWCO membran, 2002). Penumpukkan zat warna pada
sehingga semakin besar tekanan permukaan membran tersebut
menyebabkan semakin banyak meningkatkan polarisasi konsentrasi
sehingga menurunkan relative fluks.
2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Fenomena ini dapat dibuktikan lebih besar. Hasil oksidasi sulfida


dengan hasil SEM pada subbab dapat dilihat pada reaksi 4 dan 5
karakteristik membran (Gambar 9.b) (Smincakova, 2006). Sebagai
Pada penyisihan sulfida, akibatnya, molekul garam
semakin tinggi konsentrasi sulfida membentuk fouling di atas
menyebabkan relative fluks semakin permukaan membran dan menahan
menurun (Gambar 5.b). Penurunan sehingga menurunkan relative fluks
relative fluks dapat dijelaskan karena dari sulfida seiring dengan
sulfida mengalami oksidasi dan peningkatan konsentrasi.
menghasilkan molekul garam yang
(4)
(5)

(a) (b)

Gambar 3.3 Profil Relative Fluks (a) Larutan Warna (b) Larutan Sulfida
pada Berbagai Konsentrasi

Tabel 3.3 Persen Rejeksi Warna pada Berbagai Variasi Konsentrasi


Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir
Konsentrasi
Warna Pt-Co Å Pt-Co % R
(ppm)
100 286,7 0,00 11 96,1
4 6
250 721 0,00 7,7 98,9
3 3
500 1030 0,00 1 99,9
1 0

Tabel 3.4 Persen Rejeksi Sulfida pada Berbagai Variasi Konsentrasi


Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir
Konsentrasi
Konsentrasi Sulfida (mgS2-
Sulfida (mgS2- %R
Na2S (ppm) /L)
/L)
100 25,89 10,70 58,6
8

5 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

200 26,17 5,86 77,6


1
300 32,68 4,07 87,5
4
Pada penyisihan zat warna,
peningkatan persen rejeksi ini dapat 3.3. Pengaruh Penambahan
dijelaskan karena berat molekul zat Natrium Klorida (NaCl)
warna lebih besar dibandingkan terhadap Kinerja Membran
dengan pori membran dan gel
terbentuk seiring dengan peningkatan Semakin tinggi konsentrasi
konsentrasi zat warna. Dalam hal ini, garam menurunkan relative fluks
dapat disimpulkan bahwa semakin baik pada zat warna dan sulfida
meningkatya konsentrasi zat warna, sebagai larutan tunggal. Keberadaan
maka persen rejeksi yang dihasilkan garam menurunkan relative fluks
juga akan meningkat (Akbari et al., pada penyisihan zat warna dan
2002;Bruggen et al., 2001). sulfida sebagai foulant campuran
Pada penyisihan sulfida, (Gambar 6.c). Penurunan relative
fluks ini dapat dijelaskan bahwa
semakin tinggi konsentrasi sulfida
menyebabkan persen rejeksi yang keberadaan NaCl menyebabkan
dihasilkan semakin meningkat. Hal terjadinya fouling pada permukaan
ini dapat dijelaskan seperti pada membrane (Song and Singh, 2005;
penjelasan sebelumnya bahwa Jarusutthirak et al., 2007; Motsa et
sulfida teroksidasi dan menghasilkan al., 2015).
garam (Smincakova, 2006).

(a) (b)

(c)

Gambar 3.4 Profil Relative Fluks (a) Larutan Warna (b) Larutan Sulfida (c)
Warna + Sulfida pada Berbagai Konsentrasi Garam

6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Tabel 3.5 Persen Rejeksi Warna pada Berbagai Variasi Konsentrasi Garam
Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir
Konsentrasi
Konsentrasi
Garam Pt-Co Å Pt-Co % R
Warna (ppm)
(ppm)
250 25 820 0,00 11 98,6
4 5
250 50 1030 0,00 7,7 99,2
3 5
250 100 1086 0,00 4,3 99,6
2 0

Tabel 3.6 Persen Rejeksi Sulfida pada Berbagai Variasi Konsentrasi Garam
Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir
Konsentrasi Konsentrasi
Konsentrasi
Sulfida (mgS2- Sulfida (mgS2- % R
Garam (ppm)
/L) /L)
25 118,96 15,16 87,2
5
50 107,48 11,17 89,6
1
100 254,65 24,10 90,5
3
*)
Konsentrasi Na2S : 200 ppm

Tabel 3.7 Persen Rejeksi Warna pada Foulant Campuran


Konsentrasi
Konsentrasi Awal
Akhir
Konsentras Konsentr Konsentras
i Warna asi Na2S i Garam Pt-Co Pt-Co %R
(ppm) (ppm) (ppm)
250 200 - 930 21 97,74
250 200 50 1230 24,3 98,02

Tabel 3.8 Persen Rejeksi Sulfida pada Foulant Campuran


Konsentrasi
Konsentrasi Awal
Akhir
Konsentr Konsentr Konsentras Konsentras Konsentras
asi Warna asi Na2S i Garam i S2- (mgS2- i S2- (mgS2- % R
(ppm) (ppm) (ppm) /L) /L)
250 200 - 29,25 15,39 47,3
8
250 200 50 85,65 12,63 85,2
5

Keberadaan garam dihasilkan meningkat seiring dengan


menyebabkan persen rejeksi yang meningkatnya konsentrasi garam.

7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Peningkatan ini dapat dijelaskan tekanan 4 bar terbukti efektif dalam


seperti pada penjelasan sebelumnya melakukan penyisihan warna dari
bahwa keberadaan NaCl limbah batik asli.
menyebabkan terbentuknya fouling
pada permukaan membran sehingga
dapat menahan zat warna dan
sulfida. Dengan demikian, persen
rejeksi yang dihasilkan meningkat
seiring dengan peningkatan
konsentrasi garam.

3.4. Perbandingan Limbah


Batik Sintetik dan Limbah
Batik Asli terhadap Efektifitas
Penyisihan Foulant
Menggunakan NF270 Gambar 3.5 Profil Relative Fluks
Berdasarkan grafik relative fluks Umpan Limbah Batik Sintetik dan
yang dihasilkan, NF270 pada Limbah Batik Asli

Tabel 3.9 Konsentrasi Umpan dan 4 bar ditentukan sebagai tekanan


Permeat Limbah Batik Asli optimum dalam penelitian ini. Pada
Standar %R konsentrasi zat warna dan sulfida
Kons. yang berbeda, nilai rejeksi yang
Kons. Awal Baku
Akhir dihasilkan sebesar
Mutu
Warn 721 7,6 Pt- 50 Pt- 98,9 96,16%;98,93%;99,90% untuk
a Pt- Co Co* 4 variasi zat warna
Co 100ppm;250ppm;500ppm.
COD 4370 62,33 150 98,5 Sedangkan untuk variasi sulfida
mg/ mg/L mg/L** 7 100ppm;200ppm;300ppm, persen
L rejeksi yang dihasilkan sebesar
*Peraturan Menteri Kesehatan 58,68%;77,61%;87,54%.
Republik Indonesia No : Keberadaan NaCl berpengaruh pada
416/MENKES/PER/IX/1990 kinerja membran, dimana pada
**Permen LH No. 5 Tahun 2014 penambahan konsentrasi garam
sebesar 25ppm;50ppm;100ppm ke
dalam foulan tunggal dan foulant
4. Kesimpulan campuran menghasilkan persen
rejeksi sebesar
Membran NF270 terbukti mampu 98,65%;99,25%;99,60% untuk warna
menyisihkan zat warna dan sulfida. dan 87,25%;89,61%;90,53% untuk
Pada tekanan operasi yang berbeda sulfida. NF270 juga terbukti efektif
(4,5,dan 6 bar), nilai rejeksi yang dalam pengolahan limbah batik asli,
dihasilkan sebesar karena nilai relative fluks dan persen
99,40%;98,47%;96,15% untuk warna rejeksi tidak jauh berbeda jika
dan 96,27%;82,42%;84,69% untuk dibandingkan dengan limbah batik
sulfida. Nilai rejeksi tertinggi ada sintetik.
pada tekanan operasi 4 bar, sehingga

2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

DAFTAR PUSTAKA and Technology Vol. 4,


Akar, Tunali.S., Akar, T., Cabuk. A. ISSBN: 2319-1058.
2009. Decolorization of A C. Tang, V. Chen. 2002.
Textile Dye, Reactive Red Nanofiltration of Textile
198 (RR 198), by Aspergillus Watewater for Water Reuse.
Paraciticus Fungal Journal of Desalination 143:
Biosorbent. Brazilian Journal 11-20.
of Chemical Engineering Vol Chakraborty, S., De. S., Basu, J.K.,
26, No. 02, 399-404. DasGupta, S. 2005.
Akbari, A., Remigy, J. C., & Aptel, Treatment of A Textile
P. 2002. Treatment of textile Effluent: Application of A
dye effluent using a Combination Method
polyamide-based Involving Adsorption and
nanofiltration membrane. Nanofiltration. Journal of
Journal of Chemical Desalination 174, 73-85.
Engineering and Processing: Chang, J. S., Chou, C., Lin, Y., Ho,
Process Intensification, 41(7), J., and Hu, T.L. 2001. Kinetic
601-609. Characteristics of Bacterial
Akbari, A., Desclaux, S., Rouch, J. Azo-Dye Decolorization by
C., Aptel, P., & Remigy, J. C. Pseudomonas luteola. Journal
2006. New UV-photografted of Water Research 35, 2841-
nanofiltration membranes for 2850.
the treatment of colored Fersi, C., Lassaad Gzara, Mahmoud
textile dye effluents. Journal Dhahbi. 2009. Flux Decline
of membrane science, 286(1), Study for Textile Wastewater
342-350. Treatment by Membrane
Al-kdasi, A., Idris, A., Saed, K. Dan Processes. Journal of
Guan, C.T. 2004. Treatment Desalination 244 (2009) 321–
of textile wastewater 332.
byadvanced oxidation Indrawati, Gunawan, dan Didi, S.W.
processes. Global Nest the 2009. Dekolorasi Larutan
Int. J. 6: 222-230. Remazol Brilian Blue
Aouni A., Fersi C., Cuartas-Uribe B., Menggunakan Ozo Hasil
Bes-Pia A., Alcaina-Miranda Elektrolisis. Jurnal Biologi
M.I., Dhahbi M. 2012. Vol. 1, No. 2.
Reactive dyes rejection and Jarusutthirak, C., Mattaraj, S., &
textile effluent treatment Jiraratananon, R. 2007.
study using ultrafiltration and Influence of inorganic
nanofiltration processes. scalants and natural organic
Journal of Desalination 297, matter on nanofiltration
87-96. membrane fouling. Journal of
Bhuyar, K. D., Loharkar, K. A., & membrane science, 287(1),
Solanki, R. Design & 138-145.
Fabrication of Nanofiltration Koyuncu, Ismail. 2002. Reactive Dye
Unit: A Review. 2014. Removal in Dye/salt Mixtures
International Journal of by Nanofiltration Membranes
Innovations in Engineering Containing Vinylsulphone

9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Dyes: Effects of Feed Membrane Science 493,


Concentration and Cross 593-548.
Flow Velocity. Istanbul Nghiem, L.D., Schafer, A.I.,
Technical University, Faculty Elimelech, M. 2004. Removal
of Civil Engineering. of Natural Hormones by
Istanbul. Turkey. Journal of Nanofiltration Membranes :
Desalination 143 (2002) 243- Measurement, Modeling, and
253. Mechanism. Journal of
Kompas. 2011. “Batik Punya Nilai Environmental Science. 38,
Ekonomi Tinggi”. 1888-1896.
Lopes, C. N., Petrus, J. C. C., & Nurdalia, Ida. 2006. Kajian dan
Riella, H. G. 2005. Color and Analisis Peluang penerapan
COD retention by produksi Bersih pada Usaha
nanofiltration Kecil Batik Cap. Undip
membranes. Journal of Semarang.
Desalination, 172(1), 77-83. Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Manttari, M., Pekuri, T., Nystrom, Tengah Nomor 5 Tahun
M. 2004. NF270, A New 2012. Baku Mutu Air
Membrane having Limbah.
Promising Characteristics Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
and being Suitable for 416/MEN.KES/PER/IX/199
Treatment of Dilute 0. Syarat-syarat dan
Effluents from The Paper Pengawasan Kualitas Air.
Industry. Journal of Peraturan Menteri Lingkungan
Membrane Science 242, Republik Indonesia Hidup
107-116. No 5 Tahun 2014. Baku
Margareth. E. K. Purba. 2009. Mutu Air Limbah.
Analisa Kadar Total Purwaningsih, I. 2008. Pengolahan
Suspended Solid (TSS), Limbah Cair Industri Batik
Amoniak (NH3), Sianida CV. Batik Indah
(CN-) dan Sulfida (S2-) Pada Rorojonggrang Yogyakarta
Limbah Cair Bapedaldasu. dengan Metode
Medan: Departemen Kimia Elektrokoagulasi Ditinjau
Program Studi Diploma-3 dari Parameter COD dan
Kimia Analis Fakultas Warna. Tugas Akhir pada
Matematika dan Ilmu Jurusan Tenik Lingkungan
Pengetahuan Alam UII.
Universitas Sumatera Saratale, R. G., saratale, G. D.,
Utara. Chang, J. S., and
Motsa, M.M., Mamba, B.B., Govindwar, S. P. 2011.
Verliefde, A.R.D. 2015. Outlook of Bacterial
Combined Colloidal and Decolorization and
Organic Fouling of RO Degradation of Azo Dyes: A
Membrane: The Influence of Review. Journal of The
Foulant-Foulant Chinese Institute of
Interactions and Ionic Chemical Engineers 42,
Strength. Journal of 138-157.

10 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Saratale, R.G., Ghandi, S.S., Ion on The Colloidal Fouling


Purankar, M.V., Kurade, Potential. Journal of Colloids
M.B., Govindwar, S.P., Oh, and Interface Science.
Sang Eun., Saratale, G.D. Singapore : University of
2013. Decolorization and Singapore.
Detoxification of Sulfonated Stuart, B. 2004. Infrared
Azo Dye C.I. Remazol Red Spectroscopy : Fundamental
and Textile Effluent by and Applications. John Wiley
Isolated Lysinibacillus sp. & Sons, Ltd.
RGS. Journal of Bioscience Sumantri, I., Sumarno, A.. Nugroho,
and Bioengineering 115, Istadi, dan L. Buchori. 2006.
658-667. Pengolahan Limbah Cair
Schafer, A.I., Andritsos, N., Industri Kecil Batik dengan
Karabellas, A.J., Hoek, Bak Anaerobik Bersekat
E.M.V., Schneider, R., dan (Anaerobic Baffled Reaktor).
Nystrom, M. 2004. Fouling Undip Semarang.
in Nanofiltration in : Suprihatin, Hasti. 2012. Kandungan
Nanofiltration – Principles Organik Limbah Cair Idustri
and Applications, Schafer, Batik Jetis Sidoarjo dan
A.I., Waite T.D., Fane A.G. Alternatif Pengolahannya.
(Eds). Elsevier, Chapter 20, Riau: PPLH Universitas Riau
169-239. Susanto, Heru. 2011. Teknologi
Shu, H., Huang, C. 1995. Membran. Semarang: Badan
Degradation of Commercial Penerbit Universitas
Azo Dyes in Water Using Diponegoro.
Ozonitation and UV Vaiopoulou, Eleni., Melidis, Paris.,
Enhanced Ozonitation Aivasidis, Alexander. 2005.
Process. Chemosphere 31 Sulfide Removal in
3813-3825. Wastewater from
Shu, L., Waite, T. D., Bliss, P. J., Petrochemical Industries by
Fane, A., Jegatheesan, V. Autotropic Denitrification.
2005. Nanofiltration fot The Journal of Water Research 29,
Possible Reuse of Water and 4101-4109.
Recovery of Sodium Chloride Van der Bruggen, B., Daems, B.,
Salt from Textile Effluent. Wilms, D., & Vandecasteele,
Journal of Desalination 172, C. 2001. Mechanisms of
235-243. retention and flux decline for
Smincakova, E., & Raschman, P. the nanofiltration of dye baths
2006. Leaching of Natural from the textile
Stibnite Using Na2S and industry. Journal of Separation
NaOH Solutions. and Purification
International Journal of Technology, 22, 519-528.
Energy Engineering DOI 10- Van der Bruggen, B., Cornelis, G.,
5963. Vandecasteele, C., &
Song, L., Singh, G. 2005. Influence Devreese, I. 2005. Fouling of
of Various Monovalent nanofiltration and
Cations and Calcium ultrafiltration membranes

11 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

applied for wastewater


regeneration in the textile
industry. Journal of
Desalination, 175(1), 111-119.

12 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

13 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai