Bekasi, 21 September 2019 Kutuliskan ini kepada pelangiku yang tak dapat ku gapai.

Ketika di pertemukan
olehmu untuk pertama kalinya, aku beranggapan kau orang yang tidak menyenangkan. Maaf, aku pernah
beranggapan buruk. Menjalani hari hari selanjutnya. Kau hadir mewarnai hariku di bumi. Semenit, Sejam,
Sehari, Seminggu, Sebulan, hingga Sekarang. Kau tahu? Sekarang sosokmu lah yang selalu menjadi
haluku dari awal pertemuan yang tidak baik menjadi baik. Sayangnya.. Halu ku ini tidak terwujud. Kamu
tidak bisa ku gapai. Pelangi di atas sana tidak pantas ku gapai. Hanya pantas untuk bidadari anggun nan
rupawan, yang serasi. Dan syukurlah dia mau mendampingi. Tolong biarkan aku melihat mu dari jauh..
Bersamanya. Tentu saja. Sudah sangat cukup. Biarkan aku melintasi haluku dalam ruang dan waktu
jangka panjang. Dengan senyumanmu yang menjadi candu. —18 Tertanda dari orang yang selalu kau
semangati.

semarang' 22 september 2019 hai? apa kabar kamu yang dulu selalu memberi kesan yang indah untuk
setiap ekspresiku kau yang selalu ada walau aku tak membutuhkanmu, kau dengan tingkah langka untuk
seseorang yang bisa memiliki sifat itu memang benar, bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan,
menatapmu adalah sebuah ketidaksengajaan, mencintaimu pun adalah tindakan yang tidak ku sengaja
sekarang, kita hanya dua manusia yang sama sama berkecamuk rasa, kau dengan rasa acuhmu, dan aku
dengan rasa rinduku kini dan entah kapan, usai sudah ku menikmati senyumanmu semoga selanjutnya
orang yang bersamamu adalah orang yang direstui oleh dua orang terpenting dalam hidupmu yaitu orang
tuamu tetaplah menjadi seseorang yang sangat spesial bagi siapa yang bersamamu tetaplah menjadi
seseorang yang punya banyak ekspresi aku? aku akan tetap menunggu sampai aku tak mampu lagi aku
kan tetap berada tepat di belakangmu, meski hadir ku hanya sebuah ilusi dan mungkin kau anggap aku tak
ada karena cinta yang sesungguhnya adalah rela melihatmu bahagia meski bukan aku pemeran utamanya
hai 13 aku menyayangimu(: