DISUSUN OLEH:
1 SCTP 6
2 Kuretase 2
3 Ekstraksi IUD 1
TOTAL 9
Mengetahui:
KoordinatorPelayanan OK,
Teknik Operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 11.10 dilakukan anestesi spinal pukul 11.25
Pasien diposisikan terlentang.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pukul 11.27 pada daerah abdomen dan
sekitarnya kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan sayatan pfannenstiel sepanjang ±10 cm pada pukul 11.33 kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka, tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Plica vesico urinaria diidentifikasi, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna jernih.
7. Pukul 11.34 dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 4120 gram, PB: 55 cm.
APGAR 1’= 9, 5’=10 .
8. Pukul 11.35 dilahirkan plasenta dengan tarikan ringan tali pusat.
9. Pada pukul 11.36 SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi
adneksa dari uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril + hipafix.
12. Operasi selesai pukul 11.48
13. Perdarahan dan ketuban sebanyak 220 cc, urin sebanyak 500 cc
Teknik Operasi :
1. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi pada meja operasi pukul 12.10 WIB.
2. Dilakukan tindakan aseptic dan antiseptic pada daerah vulva dan sekitarnya.
3. Dilakukan pemasangan speculum bawah dan dipegang oleh asisten.
4. Dilakukan penjepitan portio dengan ring klem
5. Dilakukan pemasangan speculum atas dan dipegang oleh asisten.
6. Sonde masuk kurang lebih 7 cm
7. Dilakukan kuretase secara sistematis dan hati-hati
8. Jaringan dievakuasi
9. Tindakan kuretase (D/C) selesai pukul 12.40 WIB
10. Perdarahan kurang lebih 200 cc.
Teknik Operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 07.49 dilakukan anestesi spinal pukul 08.01
Pasien diposisikan terlentang.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pukul 08.06 pada daerah abdomen dan
sekitarnya kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan sayatan pfannenstiel sepanjang ±10 cm pada pukul 08.10 kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka, tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Plica vesico urinaria diidentifikasi, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna jernih.
7. Pukul 08.14 dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 3550 gram, PB: 54 cm.
APGAR 1’= 9, 5’=10 .
8. Pukul 08.15 dilahirkan plasenta dengan tarikan ringan tali pusat.
9. Pada pukul 08.25 SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi
adneksa dari uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril + hipafix.
12. Operasi selesai pukul 08.59
13. Perdarahan dan ketuban sebanyak 200 cc, urin sebanyak 200 cc
Teknik Operasi :
1. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi pada meja operasi pukul 11.03 WIB.
2. Dilakukan tindakan aseptic dan antiseptic pada daerah vulva dan sekitarnya.
3. Dilakukan pemasangan speculum bawah.
4. Dilakukan penjepitan portio dengan ring klem
5. Dilakukan pemasangan speculum atas.
6. Sonde masuk kurang lebih 7 cm
7. Dilakukan kuretase secara sistematis dan hati-hati
8. Jaringan dievakuasi
9. Tindakan kuretase (D/C) selesai pukul 11.17 WIB
10. Perdarahan kurang lebih 50 cc.
Teknik Operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 12:55 dilakukan anestesi spinal pukul 13:07
Pasien diposisikan terlentang.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pukul 13:10 pada daerah abdomen dan
sekitarnya kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan sayatan median sepanjang ±10 cm pada pukul 13:16 kemudian insisi diperdalam
lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka, tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Plica vesico urinaria diidentifikasi, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari atas ke bawah. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna jernih.
7. Pukul 13:22 dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 1945 gram, PB: 45
cm. APGAR 1’= 6, 5’=10 .
8. Pukul 13.23 dilahirkan plasenta dengan tarikan ringan tali pusat.
9. Pada pukul 13:24 SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi
adneksa dari uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril + hipafix.
12. Operasi selesai pukul 13:45
13. Perdarahan dan ketuban sebanyak 400 cc, urin sebanyak 200 cc
Teknik Operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 07.05 dilakukan anestesi spinal pukul 07.15
Pasien diposisikan terlentang.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pukul 07.24 pada daerah abdomen dan
sekitarnya kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan sayatan pfannenstiel sepanjang ±10 cm pada pukul 07.27 kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka, tampak uterus gravid sebesar kehamilan preterm.
5. Plica vesico urinaria diidentifikasi, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna jernih.
7. Pukul 07.33 dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 2200 gram, PB: 45
cm. APGAR 1’= 9, 5’=10 .
8. Pukul 07.34 dilahirkan plasenta dengan tarikan ringan tali pusat.
9. Pada pukul 07.36 SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi
adneksa dari uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril + hipafix.
12. Operasi selesai pukul 08.09
13. Perdarahan dan ketuban sebanyak 250 cc, urin sebanyak 150 cc
Teknik Operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 11.38 dilakukan anestesi spinal pukul 11.48
Pasien diposisikan terlentang.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pukul 11.51 pada daerah abdomen dan
sekitarnya kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan sayatan pfannenstiel sepanjang ±10 cm pada pukul 11.54 kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka, tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Plica vesico urinaria diidentifikasi, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna jernih.
7. Pukul 11.56 dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 3215 gram, PB: 51
cm. APGAR 1’= 9, 5’= 10.
8. Pukul 11.56 dilahirkan plasenta dengan tarikan ringan tali pusat.
9. Pada pukul 11.59 SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi
adneksa dari uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril + hipafix.
12. Operasi selesai pukul 12.10
13. Perdarahan dan ketuban sebanyak 300 cc, urin sebanyak 100 cc
Teknik Operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 12.35 dilakukan anestesi spinal pukul 12.45
Pasien diposisikan terlentang.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pukul 12.55 pada daerah abdomen dan
sekitarnya kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan sayatan pfannenstiel sepanjang ±10 cm pada pukul 12.00 kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka, tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Plica vesico urinaria diidentifikasi, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna jernih.
7. Pukul 13.05 dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 3330 gram, PB: 51 cm.
APGAR 1’= 9, 5’= 10.
8. Pukul 13.05dilahirkan plasenta dengan tarikan ringan tali pusat.
9. Pada pukul 13.06 SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi
adneksa dari uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril + hipafix.
12. Operasi selesai pukul 13.15
13. Perdarahan dan ketuban sebanyak 600 cc, urin sebanyak 200 cc
Teknik Operasi :
1. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi pada meja operasi pukul 14.05 WIB.
2. Pasien diberikan anestesi pada pukul 14.17.
3. Pada pukul 14.20 dilakukan tindakan aseptic dan antiseptic pada daerah vulva dan
sekitarnya
4. Pada pukul 14.22 dilakukan pemasangan speculum bawah dan dipegang oleh asisten.
5. Dilakukan pemasangan speculum atas dan dipegang oleh asisten.
6. Klem alligator masuk kurang lebih 7 cm
7. Dilakukan ekstraksi IUD secara sistematis dan hati-hati
8. IUD dievakuasi pada pukul 14.23
9. Tindakan ekstraksi IUD selesai pukul 14.24 WIB
10. Perdarahan tidak ada.