Anda di halaman 1dari 6

Academic Writing Workshop/kim/2014

MENULIS KARYA ILMIAH

Harry Firman
Dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI
harry.firman@hotmail.com

1. Pendahuluan
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Day, 1983). Terdapat berbagai jenis
karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium,
artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan rujukan (referensi) bagi orang lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya.

2. Sistematika Karya Ilmiah


Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang
diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai
akan sulit untuk dimuat, sementara suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum
dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang sistematika
karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya penerbit meminta
penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut:
(1) Apa yang menjadi masalah?
(2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?
(3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?
(4) Apa yang ditemukan?
(5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya
dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang
digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian
dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori, atau Telaah
Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang
dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan
apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil
Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian umumnya
dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan.
Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika
karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang
1
Academic Writing Workshop/kim/2014

terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis). Dalam suatu
karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya
tesis, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering
diminta dari peneliti, seperti seperti Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi) pada
bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang
ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang
ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara
secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan
bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak
sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), dan menyatakan
secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang digunakan,
rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.

3. Makalah
Makalah adalah karangan ilmiah yang memaparkan kajian terhadap suatu tajuk
(topik) tertentu secara mendalam sebagai hasil studi terhadap sejumlah sumber
kepustakaan. Makalah dapat juga berisi pandangan dan pendapat argumentatif
penulis terhadap suatu isu yang mengemuka dalam bidang keilmuan tertentu atau
fenomena yang tengah menjadi wacana publik (tipe makalah ini sering disebut
position paper). Penulisan makalah biasanya terkait pada temu ilmiah seperti
seminar, simposium,atau kongres dalam bidang keilmuan atau profesi tertentu.
Seseorang yang ingin mengemukakan temuan dan gagasan dalam suatu temu
ilmiah harus menulis makalah dan menyampaikannya kepada panitia untuk
diseleksi.
Makalah tidak terlalu panjang, biasanya makalah seminar terdiri atas 8-15
halaman berukuran A4 dengan spasi satu setengah. Struktur makalah sangat
longgar, namun umumnya terdiri atas tiga empat bagian, yakni pendahuluan,
pembahasan, dan kesimpulan.
a. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang (pengantar kepada permasalahan),
perumusan masalah atau fokus kajian, tujuan dan manfaat kajian, serta garis
besar susunan makalah.
b. Pembahasan
Pembahasan dapat terdiri atas beberapa bagian, bergantung pada sisematika
yang ditetapkan penulis, yang pada dasarnya memaparkan pikiran (gagasan)
penulis yang diawali dengan data penunjang dan argumen terhadap pikiran
tersebut.
c. Kesimpulan
Kesimpulan bukanlah rangkuman, melainkan ungkapan-ungkapan kunci
tentang temuan, pikiran, gagasan, atau pendapat penulis, yang dikembangkan
pada bagian-bagian makalah sebelumnya.

2
Academic Writing Workshop/kim/2014

d. Daftar Pustaka
Makalah dilengkapi dengan daftar pustaka, yaitu identitas sumber (buku, artikel
jurnal, dokumen web, dll.) yang memuat data, temuan, pikiran, gagasan orang
lain yang dirujuk dalam penulisan makalah.

4. Proposal Penelitian
Pada dasarnya penelitian (riset) merupakan penyelidikan secara sistematik untuk
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah melalui penerapan metode
ilmiah. Yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah metode kerja ilmuwan yang
merupakan suatu siklus proses berpikir secara induktif (dari observasi menuju
teori) dan deduktif (dari teori menuju implikasi-implikasi logisnya). Bila metode
ilmiah tersebut diterapkan pada persoalan tentang proses belajar-mengajar dalam,
maka yang terjadi adalah penelitian pembelajaran.
Sejak penelitian direncanakan, peneliti perlu mengkomunikasikan rencananya
kepada pihak luar untuk memperoleh masukan. Apalagi apabila penelitian tersebut
didanai pihak luar atau perlu memperoleh persetujuan dari lembaga pendidikan,
adanya rencana penelitian yang tertulis menjadi keharusan. Rencana penelitian
tertulis yang menggambarkan latar belakang penelitian, permasalahan yang diteliti,
tujuan dan manfaat penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian, dinamakan
usulan penelitian, yang lebih populer disebut “proposal penelitian”. Sementara itu
setelah penelitian selesai dikerjakan peneliti perlu menyusun “laporan penelitian”,
untuk diserahkan kepada perguruan tinggi sebagai skripsi atau thesis, penyandang
dana penelitian, atau dipublikasikan melalui media komunikasi profesi. Oleh
karena itu kemampuan menyusun proposal dan laporan penelitian menjadi sangat
penting bagi para guru.
Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk
mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana, atau sponsor-sponsor
penelitian tentang strategi yang akan digunakan peneliti dalam memecahkan
masalah. Proposal harus secara jelas menjawab pertanyaan apa, mengapa,
bagaimana, dan bilamana tentang penelitian yang akan dilakukan. Dari sudut
bahasa, proposal penelitian menuntut pemakaian bahasa baku dengan konstruksi
kalimat yang ringkas, langsung, serta tidak bermakna ganda, agar tidak
menimbulkan salah pengertian dari pembacanya.
Proposal penelitian berfungsi untuk:
(1) Meyakinkan orang lain bahwa penelitian yang diusulkan penting untuk
dilakukan.
(2) Memperlihatkan keakraban peneliti dengan bidang yang diteliti dan
kompetensi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukannya.
(3) Menjadi dokumen “kontrak” informal peneliti dengan penyandang dananya,
sebagai kesepakatan tentang ruang lingkup kegiatan penelitian yang akan
dilakukan.
3
Academic Writing Workshop/kim/2014

(4) Menjamin semua aspek penelitian telah dipertimbangkan secara matang.


(5) Menjadi kerangka acuan bagi peneliti dalam melaksanakan proyek
penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat dikendalikan agar berjalan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.

Komponen utama proposal penelitian adalah sebagai berikut:


a. Judul
Judul merefleksikan fokus serta ruang lingkup penelitian. Judul perlu singkat,
jelas, dan bermakna tunggal. Sebaiknya kalimat judul tidak lebih dari dua baris
dan menggunakan kalimat tunggal. Kata yang lebih penting harus ditulis lebih
awal, sedangkan yang kurang penting ditulis kemudian.
b. Pendahuluan
Pendahuluan memaparkan konteks permasalahan, mengapa penelitian perlu
dilakukan (latar belakang penelitian), perumusan masalah, pertanyaan spesifik
yang akan menjadi fokus penelitian yang akan dilakukan, serta manfaat apa
yang diperoleh dari hasil penelitian itu. Oleh karenanya bagian pendahuluan
umumnya terdiri atas: (1) Latar belakang, (2) Permasalahan, (3) Pertanyaan
penelitian, (4) Tujuan penelitian, dan (5) Manfaat penelitian.
c. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis penelitian
Bagian ini memaparkan hasil penelusuran pustaka yang terkait dan terpilih,
untuk mengatakan kepada pembaca (pembimbing, sponsor, atau penyandang
dana) tentang: (1) “State of the art” topik penelitian saat kini; (2) Penelitian
terkait yang telah dilakukan, serta hal-hal yang belum terungkap dari penelitian
sebelumnya yang mendorong peneliti mengusulkan penelitiannya; (3) Aspek-
aspek khusus yang membedakan penelitian yang akan diusulkan dengan
penelitian-penelitian sebelumya; (4) Kerangka pemikiran; dan (5) Hipotesis
penelitian.
d. Metode/Metodologi Penelitian
Bagian ini adakalanya disebut sebagai prosedur atau metodologi. Bagian ini
menjadi bagian penting dari sebuah proposal karena memaparkan bagaimana
proyek penelitian akan dijalankan. Metode penelitian diperlukan untuk
meyakinkan pembimbing (atau klien) bahwa peneliti mempunyai rencana
sistematis dan logis untuk penelitiannya, mengetahui data apa yang akan
dikumpulkan serta bagaimana mengumpulkan dan menganalisisnya. Pada
proposal penelitian kimia, bagian metode penelitian terdiri atas paparan rinci
entang desain penelitian, peralatan dan bahan yang akan digunakan, serta
prosedur kerja yang akan diterapkan. Pada proposal penelitian pendidikan
kimia, bagian metode penelitian terdiri atas desain penelitian, subyek penelitian,
instrumen (alat pengumpul data), teknik pengumpulan data, serta teknik analisis
data. Untuk penelitian yang didanai pihak luar, jadwal kerja dan anggaran biaya
seringkali disertakan pada bagian ini.

4
Academic Writing Workshop/kim/2014

5. Laporan Penelitian
Belum sempurna suatu penelitian apabila hasilnya belum dituangkan dalam
laporan. Melalui dokumen laporan penelitian temuan penelitian dapat dikaji dan
bahkan dirujuk peneliti lain untuk pengembangan ilmu lebih lanjut. Laporan
penelitian dapat berbentuk laporan panjang dan rinci (misalnya Tesis), atau dapat
pula dipublikasi dalam bentuk pendeknya, yakni sebagai makalah seminar atau
simposium, atau artikel jurnal ilmiah. Terlepas dari lingkup dan medium
penyebarannya, laporan penelitian harus menyampaikan informasi tentang
mengapa penelitian dilakukan, apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi
acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikumpulkan dan
dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa implikasi temuan tersebut bagi
kepentingan praktis dan pengembangan ilmu.
Pada dasarnya laporan penelitian merupakan perluasan dari proposal
penelitian, namun tentunya dengan modifikasi dan pengayaan. Modifikasi
umumnya dilakukan pada metode penelitian, karena laporan memaparkan apa yang
dilakukan, dan sangat mungkin sedikit berbeda dari apa yang direncanakan.
Sementara itu pengaayaan dilakukan karena laporan penelitian memuat hasil
penelitian, yakni temuan, pembahasan, kesimpulan, dan saran.

6. Artikel Jurnal
Jika hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk artikel jurnal, maka yang dipaparkan
hanyalah aspek-aspek yang sangat penting saja. Selain itu paparan dilakukan
secara ringkas karena jumlah halaman untuk artikel jurnal biasanya dibatasi. Pada
umumnya struktur artikel jurnal adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan, yang merupakan paparan singkat tentang konteks penelitian dan
permasalahan yang diteliti;
b. Metode, yang merupakan paparan singkat tentang desain penelitian, alat-alat dan
bahan yang digunakan, serta prosedur penelitian;
c. Temuan dan Pembahasan, yang merupakan paparan singkat hasil pengolahan
data (dibantu dengan penyajian tabel dan grafik), serta penjelasan penulis
tentang temuan-temuan penelitian, kesenjangan dengan prediksi teoritik,
kesejalanan/ketidaksejalanan dengan hasil penelitian orang lain;
d. Kesimpulan, sebagai pernyataan umum hasil penelitian yang dilaksanakan;
e. Daftar Pustaka, yakni publikasi yang dirujuk penulis, dengan maksud membantu
pembaca apabila berkeinginan memveridikasi atau menelaah lebih dalam ihwal
yang terkait pada penelitian yang dilaporkan.

7. Menuliskan Daftar Pustaka


Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya
ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul
karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu
5
Academic Writing Workshop/kim/2014

berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi,
dokumen Web, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk
menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara
penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat
keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang
dominan dalam bidang pendidikan adalah tata cara yang ditetapkan “American
Psychological Association (APA)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan
oleh organisasi lain. UPI memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih
gaya APA atau Gaya Harvard (Universitas Pendidikan Indonesia, 2013).
Tata cara apapun sesungguhnya dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya
konsisten (ajeg). Namun demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan
dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan
daftar pustaka yang ditetapkan oleh dewan redaksi jurnal tersebut.

Rujukan
Akhadiah, S., Arsjad, M. G., Ridwan, S. H. (1988). Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Day, R. A. (1983). How to write and publish a scientific paper. Philadelphia, PA:
ISI Press.
Metz, P. A. (1994). Introduction to the Symposium on what is research in
chemistry education. Journal of Chemical Education, 71(3), 180-181.
Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai