Anda di halaman 1dari 21

TENAGA DAN BIAYA

(ANALISIS TENAGA KERJA DAN BIAYA PROYEK)

MAKALAH DIPRESENTASIKAN PADA FORUM SEMINAR KELAS

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK

SEMESTER V (LIMA)

OLEH :

ELIS

(170201007)

ADMINISTRASI PENDIDIKAN V

DOSEN PENGAMPU :

Dr. H. Darwis, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

SENGKANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Tenaga

dan Biaya (Analisis Tenaga Kerja dan Biaya Proyek)”. Penulisan makalah ini

merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Manajemen

Proyek” di FKIP Puangrimaggalatung Sengkang.

Dalam Penulisan makalah ini kami membuatnya dengan sesempurna

mungkin. Apabila terdapat kata-kata yang kurang sesuai, kritik dan saran dari

semua pihak sangat kami harapkan demi hasil yang lebih baik lagi.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Sengkang, November 2019

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Bentuk Tenaga Kerja ............................................... .

B. Perumusan Biaya Dalam Manajemen Proyek ............................................

BAB III. PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................

B. Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang dikerjakan dalam waktu

terbatas menggunakan sumber daya tertentu dengan harapan untuk memperoleh

hasil yang terbaik pada waktu yang akan datang. Sumber daya merupakan faktor

penentu dalam keberhasilan suatu proyek kontruksi. Sumber daya yang

berpengaruh dalam proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan

method. Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh

dalam sebuah pekerjaan, termasuk dalam sebuah pekerjaan kontruksi. Sebuah

pekerjaan sekecil apapun apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia

yang bagus dalam hal kualitas dan efektivitas, tidak akan memberikan hasil yang

maksimal dan memuaskan dalam sebuah proyek. Bahkan, akibat penggunaan

sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan sebuah kerugian

yang besar pada proyek kontruksi. Tenaga kerja merupakan faktor penting pada

pelaksanaan proyek konstruksi. Hal ini dikarenakan pekerjaan pada proyek

konstruksi merupakan pekerjaan padat karya yang berarti banyak menggunakan

tenaga kerja dan mayoritas pekerjaannya dikerjakan secara manual.Bahkan pada

umumnya porsi biaya untuk tenaga kerja cukup besar yaitu berkisar antara 25% -

35% dari seluruh biaya proyek. Selain kenyataan tersebut di atas perlu

diperhatikan pula bahwa tenaga kerja yang digunakan pada proyek konstruksi

mayoritas adalah tenaga kerja pada tingkat tukang yang pada umumnya

mempunyai latar belakang pendidikan rendah dan berasal dari keluarga kurang

1
mampu. Dalam menjalankan pekerjaannya tukang perlu dibantu pembantu tukang

yang tugasnya melayani antara lain menyediakan bahan dan alat kerja. Pembantu

tukang tidak memerlukan ketrampilan khusus karena kerjanya terutama hanya

menjalankan perintah dari tukang. Upah untuk tukang tentunya lebih tinggi

dibandingkan pembantu tukang.Penggunaan kelompok tukang ini tentunya

ditujukan untuk efisiensi kerja dan penghematan. Tukang yang punya ketrampilan

akan bekerja lebih cepat apabila ada pembantu tukang yang melayaninyaselama

bekerja. Namun perlu diperhatikan dalam menentukan komposisi kelompok atau

perbandingan antara jumlah tukang dan pembantu tukang. Komposisi kelompok

tukang yang cukup ideal akan menghasilkan kinerja yang optimal, sebaliknya

komposisi yang salah justru akan menurunkan kinerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di tarik beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk tenaga kerja yang dibutuhkan dalam manajemen proyek?

2. Bagaimana perumusan biaya dalam manajemen proyek?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bentuk tenaga kerja yang dibutuhkan dalam manajemen

proyek.

2. Untuk mengetahui perumusan biaya dalam manajemen proyek.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BENTUK TENAGA KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM

MANAJEMEN PROYEK

Tenaga kerja merupakan salah satu hal penting dan faktor produksi dalam

suatu negara, karena tenaga kerja mampu memberikan pengaruh terhadap

perekonomian suatu negara. Tenaga kerja juga mampu memberikan dampak

yang buruk bagi perekonomian negara, misalnya jumlah tenaga kerja yang

sangat banyak dan tidak selaras dengan banyaknya lapangan kerja yang

tersedia maka akan mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran

sehingga pada akhirnya akan berdampak buru bagi kehidupan sosial suatu

masyarakat.

Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :

a.Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap

pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.

b.Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam

tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi,

tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan

pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja (buruh

terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih).

Tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi

2, yaitu:

3
a.Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkanikatan kerja yang ada antara

perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk

jangka waktu tertentu.

b.Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan

menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.

Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki

kemampuan dan kecakapan dasar.

Kelompok TukangMasalah yang dihadapi dalam penjadwalan dan

perkiraan jumlah tenaga kerja adalah menentukan jumlah dankomposisi

pekerja yang wajar dan dapat bekerja dengan efektif. Pernyataan tersebut

diperlukan untuk dua tujuan, yaitu:

1.menentukan durasi pekerjaan, karena ukuran dan bentuk komposisi

kelompok kerja mempengaruhi lamanya pekerjaan berlangsung.

2.menentukan estimasi biaya pekerjaan, karena ukuran dan bentuk komposisi

kelompok kerja berpengaruh dalam estimasi biaya pekerja dalam suatu

pekerjaan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor

tenagakerja ialah :

1. motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja efektifitas dan masa depannya.

2. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana \keterbukaan

(Muchdarsyah, 1992 : 18-20)

Barnes (1980) menyatakan bahwa seorang pekerja tidak dapat diharapkan

bekerjasehari penuh tanpa adanya gangguan.Selama bekerja seorang pekerja

4
membutuhkan waktu berhenti sejenak untuk kebutuhan pribadinya, untuk

istirahat dan untuk alasan-alasan lain di luar kemampuannya.Oleh karenanya

dalam menghitung waku kerja efektif yang harus dijalani seorang pekerja

setiap hari perlu diperhitungkan waktu istirahat atau kelonggaran (‘relaxation

allowances).

Tenaga kerja secara umum dapat dibagi menjadi beberapa golongan,

diantaranya menurut sifatnya, kualitasnya, dan lain sebagainya. Untuk lebih

jelasnya, dibawah ini merupakan jenis-jenis tenaga kerja yang ada di dalam

masyarakat :

1. Menurut Kemampuannya

Di bawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut kemampuannya adalah

sebagai berikut :

 Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki riwayat

pendidikan yang tinggi.Pendidikan tertinggi pada tenaga kerja terdidik ialah

maksimal lulusan S1 (sarjana). Contoh dari tenaga kerja terdidik adalah guru,

dokter, insinyur, polisi, dan lain sebagainya.

 Tenaga kerja tidak terdidik

Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja yang tidak memiliki

riwayat pendidikan yang tinggi dan tidak memiliki keterampilan atau

kemampuan tertentu, misalnya hanya sampai lulusan SMP ataupun SD.Contoh

dari tenaga kerja tidak terdidik adalah kuli bangunan, buruh cuci, buruh

rongsok, dan lain sebagainya.

5
2. Menurut Sifatnya

Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut sifatnya adalah sebagai berikut :

 Tenaga kerja rohani

Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih memanfaatkan dan

menggunakan kemampuan otak atau pikirannya dibandingkan dengan

tenaganya.Tenaga kerja rohani ini biasanya orang-orang yang bekerja di

daerah yang bersih, berpenampilan baik dan sopan.Contoh dari tenaga kerja

rohani adalah direktur, manajer, kepala devisi, kepala cabang, dan lain

sebagainya.

 Tenaga kerja jasmani

Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang lebih mengandalkan

tenaganya dibandingkan kemampuan otak atau pikirannya.Biasanya jumlah

tenaga kerja jasmani ini sangat banyak dibandingkan tenaga kerja

rohani.Contoh dari tenaga kerja jasmani adalah buruh pabrik.

3. Menurut Hubungan dengan Produk

Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut hubungannya dengan

produk adalah sebagai berikut :

 Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang biasanya terjun

langsung terhadap suatu barang atau produk.Contoh tenaga kerja langsung

adalah tenaga kerja yang berada dibagian produksi barang.

6
 Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang ada

hubungannya dengan suatu barang atau produk namun tidak terjun

langsung terhadap produk tersebut.Contoh tenaga kerja tidak langsung

adalah tenaga kerja yang mendesain suatu produk yang akan dipasarkan.

4. Menurut Jenis Pekerjaannya

Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut pekerjaannya adalah

sebagai berikut :

 Tenaga kerja lapangan

Tenaga kerja lapangan adalah tenaga kerja yang langsung terjun

dilapangan.Contoh tenaga kerja lapangan adalah marketing lapangan.

 Tenaga kerja pabrik

Tenaga kerja pabrik adalah tenaga kerja yang biasanya bekerja

disuatu pabrik.Contoh tenaga kerja pabrik adalah buruh pabrik yang

bekerja dibagian produksi.

 Tenaga kerja kantor

Tenaga kerja kantor adalah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu

kantor atau perusahaan.Contoh tenaga kerja kantor adalah tenaga

administrasi atau keuangan perusahaan.

5. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Dibawah ini jenis-jenis produksi menurut fungsi pokok dalam suatu

perusahaan adalah sebagai berikut :

7
 Tenaga kerja bagian produksi

Tenaga kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang

pekerjaannya membuat produk atau barang-barang yang akan

dipasarkan.Contoh tenaga kerja bagian produksi adalah buruh pabrik yang

bekerja pada bagain produksi barang atau produk.

 Tenaga kerja bagian pemasaran

Tenaga kerja bagian pemasaran adalah tenaga kerja yang bekerja

pada bagian marketing atau pemasaran.Jenis tenaga kerja ini biasanya

bertanggung jawab dalam memasarkan produk atau barang yang telah

dibuat.Contohtenaga kerja bagian pemasaran adalah marketing.

 Tenaga kerja bagian umum dan administrasi

Tenaga kerja bagian umum dan administrasi adalah tenaga kerja

yang bekerja dalm hal mengurus surat-menyurat dan kepentingan lainnya

diluar kepentingan pemasaran dan kepentingan produksi.Contoh tenaga

kerja bagian umum dan administrasi adalah sekretaris.

B. PERUMUSAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK

Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek.

Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik

sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi biaya

tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing dengan

perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski dapat

memenangkan tender namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena

diangarkan kurang. Terkadang perkiraan biaya yang rendah dilakukan dengan

8
sengaja untuk maksud sekedar memenangkan tender. Setelah tender

dimenangkan, kemudian dilakukan negosiasi dengan klien untuk memperbesar

nilai proyek. Yang demikian ini disebut buy in. Praktek seperti ini beresiko dan

tidak etis, namun banyak dilakukan yang berujung pada korupsi.

a. Perkiraan Biaya secara top-down

Dalam pendekatan ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh

proyek, Selanjutnya, gambaran umum estimasi proyek tersebut diberikan

kepada manajer di bawahnya untuk melakukan estimasi biaya untuk paket

kerja yang lebih kecil yang menjadi bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek.

Hal ini dilakukan sampai pada level manajer tingkat paling bawah. Batasan

estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah adalah bahwa mereka tidak

bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari yang sudah diperkirakan

oleh manajer di atasnya.

b. Perkiraan Biaya secara Bottom Up

Pada pendekatan ini, pertama-tama yang dilakukan adalah merinci

pekerjaan proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail. Selanjutnya,

orang-orang yang terlibat dalam pengerjaan paket kerja diminta pendapatnya

mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian suatu paket

pekerjaan. Pendekatan Bottom Up ini jarang digunakan karena riskan dari

sudut pandang manajer puncak. Ada kecenderungan kekurang percayaan

manajer puncak terhadap bawahannya yang mungkin akan melebih-lebihkan

(mark-up) perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan di

9
departemennya masing-masing.Baik untuk waktu atau biaya, estimasi

sangatlah penting. Beberapa manfaat estimasi adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendukung keputusan yang baik.

2. Untuk menjadwalkan pekerjaan.

3. Untuk menentukan berapa lama suatu proyek perlu dilakukan dan berapa

besaran biayanya.

4. Untuk menentukan apakah proyek layak dikerjakan.

5. Untuk menentukan kebutuhan arus kas.

6. Untuk menentukan seberapa baik kemajuan proyek.

7. Untuk menentukan anggaran time phased dan menetapkan basis proyek.

 Faktor-faktor yg mempengaruhi kualitas estimasi

1. Horizon Perencanaan

2. Durasi proyek adalah lama waktu pelaksanaan proyek yang mempengaruhi

kebutuhan biayanya.

3. Orang

4. Struktur dan organisasi proyek

5. Menaikkan estimasi

6. Budaya organisasi

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun

Rencana Anggaran Biaya. :

 Mempelajari Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

(RKS)

10
Sebelum menyusun RAB seorang Quantity of Surveyor tentunya harus

mempelajari Gambar Kerja yang disediakan olehOwner. Mempelajari gambar

kerja bertujuan untuk mengetahui item pekerjaan apa saja yang akan

dikerjakan beserta tahapanya. Selain itu juga, untuk menentukan metode apa

yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam pekerjaan tersebut, tentunya

dengan mempertimbangkan RKS yang telah ditetapkan oleh Panitia. Pada

akhirnya tujuan dari mempelajari gambar kerja dan RKS untuk mendapatkan

harga satuan yang murah dan efisien.

 Menyusun Item Pekerjaan dan Menghitung Volume Pekerjaan.

Tahapan ini menguraikan item-item pekerjaan yang akan dikerjakan.

Uraian pekerjaan disajikan dalam bentuk pokok-pokok pekerjaan yang

menjelaskan mengenai lingkup besar pekerjaan. Setelah item pekerjan

diuraikan, barulah dihitung volume masing-masing item pekerjaan.

 Membuat Daftar Harga Satuan Upah, Material dan Alat (H1)

Harga satuan upah, material dan alat (H1) merupakan item yang harus

hati-hati dalam menentukannya, karena dalam tahapan ini seorang Quantity of

Surveyor harus mempertimbangkan banyak faktor. Dalam kuliah Mahasiswa

diajarkan bahwa menetukan harga satuan cukup menggunakan Harga Satuan

Pokok Kegiatan (HSPK). Jika semua penyedia jasa menggunakan HSPK yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat akan terjadi penawaran

harga yang sama. Untuk sebuah tender yang dilelang melalui situs LPSE,

penyedia jasa cukup mengisi harga satuan karena item pekerjaan dan volume

pekerjaan sudah disiapkan oleh pemilik kerja.

11
Sebelum menentukan H1 terlebih dahulu tentukan Harga Satuan diluar

keuntungan (H0). Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan H0 adalah

1. Apakah Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3 ada atau

tidak. Jika tidak, maka biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan

K3 dimasukkan kedalam setiap Harga Satuan.

2. Pastikan mendapatkan harga material, sewa alat dan jasa aplikasi langsung

dari supplier atau subcontractor denganketentuan harga sudah termasuk

PPN dan PPh serta berapa besar diskon yang diberikan.

3. Biaya tidak langsung (Overhead) merupakan biaya yang tidak tertera

dalam Rencana Anggaran Biaya, seperti gaji staff, biaya transprotasi staff,

mesh karyawan, pembelian barang kecil-kecilan misal jajanan untuk rapat,

air minum karyawan proyek, alat tulis kantor dll.

 Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Analisa Harga Satuan Pekerjaan merupakan sebuah analisa gabungan

harga satuan upah, material dan sewa alat berat untuk mendapatkan harga per

satu satuan volume pekerjaan. Sebagai contoh pekerjaan pengecoran beton

dengan mutu K250, satuan volume yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah

m3 (meter kubik). Dalam satuan volume tersebut harga yang tertera berupa

harga gabungan dari material beton, upah tenaga dan truck molen beserta

pompa jika diperlukan.

12
Analisa harga satuan pekerjaan terdiri dari uraian harga, koefisien,

harga satuan upah, meterial dan alat, hasil kali koefisien dan harga satuan.

Hasil kali tersebut dijumlah dan menjadi harga satuan.

 Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Setelah mendapatkan nilai harga satuan pekerjaan maka susunlah

Rancana Anggaran Pelaksanaan (RAP) terlebih dahulu. Setelah RAP disusun

dan mendapatkan nilai total biaya yang harus dikerjakan, maka bandingkan

nilai tersebut dengan nilai Harga Perkiraan Pemilik (Owner Estimate/OE).

Jika nilai RAP lebih kecil dari nilai OE maka paket pekerjaan tersebut bisa

dikerjakan. Akan tetapi jika nilai OE lebih besar dari pada nilai RAP, maka

mustahil paket pekerjaan tersebut bisa dilaksanakan.Penetapan RAB dengan

cara melihat seberapa besar selisih nilai RAP terhadap nilai OE. Dengan

selisih itu dapat diperkirakan keuntungan berapa yang bisa diambil. Besarnya

keuntungan tergantung pada kebijakan disetiap perusahaan penyedia jasa.

Kebanyak keuntungan yang diambail oleh setiap perusahaan penyedia jasa

sebesar 10% apabila selisih nilai RAP dan OE tidak memungkinkan untuk

mengambil keuntungan yang diinginkan maka perusahaan tidak akan

mengikuti tender.Nilai total seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian

dikenal dengan nilai penawaran/harga penawaran. Tender dalam lingkungan

pemerintahan, besarnya nilai penawaran setiap penyedia jasa dapat diakses

oleh publik.Untuk tender yang dilaksanakan pemerintah apabila penawaran

berada dibawah 80% atau berada diatas 110% dari nilai OE, maka penyedia

jasa wajib menyertakan bukti survey harga. Akan tetapi kebiasan umum yang

13
terjadi pada setiap tender, penyedia jasa akan menawar lebih kecil dari nilai

OE. Penawaran lebih kecil dari nilai OE dikarenakan dalam aturan tender, jika

panita tender telah menemukan tiga penawar terendah yang memenuhi

kualifikasi maka panitia diperbolehkan untuk tidak membuka dokumen

penawaran dari penyedia jasa yang lainnya. Perlu diketahui bahwa

aturan range nilai penawaran disetiap instansi pemerintahan tidak sama.

Tetapi secara umum range harga senilai 80% hingga 110%

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tenaga kerja merupakan salah satu hal penting dan faktor produksi

dalam suatu negara, karena tenaga kerja mampu memberikan pengaruh

terhadap perekonomian suatu negara. Tenaga kerja juga mampu

memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian negara, misalnya

jumlah tenaga kerja yang sangat banyak dan tidak selaras dengan

banyaknya lapangan kerja yang tersedia maka akan mengakibatkan

bertambahnya jumlah pengangguran sehingga pada akhirnya akan

berdampak buru bagi kehidupan sosial suatu masyarakat.

2. Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek.

Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik

sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi

biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing

dengan perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah

yang meski dapat memenangkan tender namun ujungnya mengalami

kesulitan pendanaan karena diangarkan kurang. Terkadang perkiraan

biaya yang rendah dilakukan dengan sengaja untuk maksud sekedar

memenangkan tender. Setelah tender dimenangkan, kemudian dilakukan

negosiasi dengan klien untuk memperbesar nilai proyek.

15
C. Saran

Dengan adanya makalah ini di harapkan kepada para pembaca agar

memberikan kritikan guna untuk memperbaiki makalah penulis berikutnya agar

bias lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, 1980. Motion and Time Study. Design and Measurement of Work.
Seventh Edition. John Wiley & Sons Inc., New York.

Muchdarsyah Sinungan. 1992. Produktivitas ,Apa dan Bagaimana. Bumi


Aksara.Jakarta

https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/jenis-jenis-tenaga-kerja/

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/estimasi-biaya-dan-penganggaran-
proyek

https://nandikasuryacitizen.blogspot.com/2018/07/langkah-langkah-menyusun-
rencana.html

https://koinworks.com/blog/cara-membuat-anggaran-biaya-untuk-proyek-bisnis/

iii
iv

Anda mungkin juga menyukai