Halaman
Daftar Isi ……………………………………………………………………….
Kata Pengantar …………………………………………………………………
Peta Lokasi …………………………………………………………………….
Ringkasan ……………………………………………………………………….
Daftar Tabel …………………………………………………………………….
Daftar Gambar …………………………………………………………………
Daftar Lampiran ……………………………………………………………….
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………….
A. Umum ………………………………………………………………………
B. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………
II. OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN ……………………
A. Bendung Karet (Rubber Dam) …………………………………………….
1. Operasi ……………………………………………………………….
2. Pemeliharaan …………………………………………………………
B. Pintu Intake (Intake Gates) ………………………………………………….
1. Operasi ………………………………………………………………..
2. Pemeliharaan ………………………………………………………….
C. Peralatan Elektro-mekanis …………………………………………………
1. Operasi …………………………………………………………………
2. Pemeliharaan ………………………………………………………….
D. Bangunan Sipil ………………………………………………………………..
1. Pemeliharaan ………………………………………………………………
E. Perlindungan dan Tanda Bahaya ………………………………………………
III. PENUTUP ……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
1. Lokasi Bangunan
Bendung karet Menturus dibangun di Sungai Brantas pada km. 66,2 dari muara
atau 17,9 km di sebelah hilir dari bendung karet Jatimlerek, terletak di desa Menturus,
kecamatan Kabo, kabupaten Jombang.
Sungai Brantas adalah sungai terbesar di Jawa Timur yang mempunyai luas Daerah
Pengaliran Sungai seluas 12.000 km2. Sungai Brantas mengalir dari mata airnya di kaki
gunung Arjuno di desa Sumber Brantas, kemudian mengalir menuju ke Selatan melewati
kota Malang, mengelilingi gunung Kelud, melewati kota Wlingi, Blitar, Tulungagung,
Kediri sampai ke kota Mojokerto. Di kota Mojokerto aliran Sungai Brantas bercabang
dua yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang keduanya bermuara di Selat Madura.
Secara keseluruhan, Sungai Brantas mempunyai panjang + 320 km.
b. Intake Trashrack:
Tipe : Fixed
Jumlah : 2 (dua) set
Lebar neto : 1.500 mm
Tinggi : 2.100 mm
Jarak Bar Elemen : 100 mm
Design head : beda tinggi air 1,0 m
e. Generator:
Tipe : 3-phase, horizontal shaft, revolving field, self-excited,
self-ventilated, brushless type synchronous alternator
Output : 55 kVA
Rating : continuous rating
Voltage : 380 V/220 V
Frekuensi : 50 Hz
Power factor : 0,8 lagging.
2) Perhatian khusus harus diberikan di dam Lengkong Baru. Jika debit sungai kurang
dari 36 m3/dt, maka intake irigasi harus ditutup dengan lebih dahulu berkonsultasi
dengan bagian yang menangani pekerjaan O & P di Kantor Pusat Perum Jasa Tirta
(saat ini Bagian Perencanaan dan Pengendalian Teknis), kemana alokasi air sungai
Brantas akan diberikan. Pengamatan debit di Ploso dan Jatimlerek perlu dilakukan.
3) Bendung karet dapat dioperasikan dengan 2 (dua) macam sistem operasi yaitu:
a)Sistem operasi listrik dan
b)Sistem operasi mekanis.
Sistem operasi listrik digunakan untuk operasi secara normal, sedangkan sistem
operasi mekanis digunakan sebagai cadangan pada keadaan darurat.
Sistem operasi listrik terdiri dari 2 (dua) macam operasi yaitu “Otomatis (Auto)” dan
“Manual (Manual)”. Macam operasi tersebut bisa dipilih dengan mengubah saklar
yang terdapat pada kontrol kabinet.
Biasanya untuk sehari-hari digunakan cara “Otomatis”, kecuali pada saat diadakan
percobaan/test operasi dan penggelontoran pasir.
4) Prinsip-Prinsip Operasi
a) Bendung karet akan dikempiskan seluruhnya selama waktu banjir. Banjir yang
dimaksudkan di sini adalah apabila debit (Q) > 600 m3/dt. Bendung karet akan secara
otomatis mengempis jika elevasi muka air melebihi 25,74 m. Pada kondisi debit
melebihi 600 m3/dt, pintu intake harus ditutup.
b) Jika dilakukan sistem pengempisan otomatis, interval pengempisan dari satu bendung
ke bendung yang lainnya disetel 10 menit. Jika kondisi elevasi muka air lebih dari
interval pengempisannya, harus dilakukan pengempisan secara manual. Pada berbagai
kondisi, pengempisan dari bendung harus dilaksanakan setelah elevasi muka air
stabil, namun demikian banjir buatan mungkin terjadi di daerah hilir.
a) Endapan pasir kemungkinan terjadi pada sisi sebelah kanan, yaitu pada bendung karet
No. 6. Tetapi perlu diperhatikan pula ketinggian sedimen pada masing-masing
bendung karet. Pengukuran dari endapan pasir harus dilaksanakan 2 (dua) kali
setahun, sebelum dan sesudah musim hujan.
b) Jika terdapat sedimen pada bendung karet pada saat kempis, penggelontoran harus
segera dilakukan. Cara penggelontoran sedimen ialah dengan menggembungkan
seluruh bendung karet, kecuali bendung yang ada sedimennya. Aliran sungai akan
terkonsentrasi pada bendung karet yang kempis tersebut. Apabila sedimen tersebut
tetap tidak dapat hilang, maka bendung karet tersebut harus digembungkan sedikit
demi sedikit, untuk memungkinkan terjadinya keretakan permukaan sedimen. Dalam
kondisi seperti itu, dengan mengempiskan bendung karet tersebut, sedimen akan
mudah dibersihkan. Untuk menghindari gangguan penggunaan air, operasi ini hanya
boleh dilaksanakan pada bulan April atau Desember pada waktu elevasi muka air
menurun di saat banjir biasa/sedang.
1) Pengoperasian bendung karet dilakukan secara elektris melalui Panel Kontrol, tetapi
sebelum itu perlu disiapkan pengoperasian kipas ventilasi dan pompa penguras demi
tercapainya suasana kerja yang aman dan nyaman bagi operator.
2) Sesuai ketentuan kelistrikan, No Fuse Breaker (NFB) yang dipakai untuk melindungi
motor listrik harus dilengkapi dengan under voltage relay (rele tegangan rendah).
Untuk memindahkan NFB yang dilengkapi rele tersebut haruslah tombol ditekan
lebih dahulu ke arah Mati, baru kemudian ke Hidup.
b) Secara Manual:
Tempatkan saklar pemilih pada posisi [Manual], maka operasi pembukaan
bendung harus dilakukan dengan mengoperasikan katup buang sesuai dengan
nomor bendung. Terdapat dua cara yaitu:
Cara elektris:
Tekan tombol [Buka] pada pintu kecil sebelah kanan
Cara mekanis:
Putarlah handel katup buang mekanis ke arah [Open].
c) Mengingat bahwa pengeluaran udara dari badan karet memerlukan waktu tertentu,
maka pada saat operasi pembukaan otomatis (Auto Deflation Mode), hendaknya
katup elektris buang dibiarkan terbuka dahulu. Hal ini untuk memungkinkan
berjalannya urutan pembukaan bendung berikutnya, sesuai teknis pengaturan
dalam panel pengatur.
d) Saat elevasi muka air mencapai 25,45 meter, buzzer akan berbunyi dan lampu
kontrol [Muka Air Hulu Tinggi] akan menyala. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu mengingatkan operator bahwa duga muka air telah mencapai nilai
maksimum. Untuk menghentikan alarm tersebut, tekanlah tombol [Buzzer
Berhenti].
c. Daftar Pengoperasian:
1) Penggembungan dan pengempisan bendung karet Menturus berdasarkan debit, dapat
dilihat pada Gambar 2.1. yaitu kurva hubungan antara H (elevasi) dan Q (debit).
2) Diagram alir dari operasi pengempisan bendung karet secara otomatis dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
3) Diagram alir dari operasi pengempisan bendung karet secara manual dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
4) Diagram alir dari operasi penggembungan bendung karet secara manual (single
operation) dapat dilihat pada Gambar 2.4.
5) Diagram alir dari operasi penggembungan bendung karet secara manual (parallel
operation) dapat dilihat pada Gambar 2.5.
2. Pemeliharaan
b) Pasir, tanah atau benda asing lainnya yang ada pada bendung karet harus dibuang
dengan operasi penggelontoran (sand flushing). Bila pembuangannya dilakukan
secara manual (misalnya dengan sekop), lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak
bendung.
c) Inspeksi secara rutin terhadap kondisi dari bendung karet dilakukan setiap hari
dengan maksud untuk mengetahui kerusakan secara dini. Inspeksi tersebut dilakukan
oleh staf Divisi ASA IV/1 Perum Jasa Tirta bagian pemeliharaan.
d) Daftar pemeliharaan bendung karet ini adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.
2) Tinggi bukaan dari pintu intake adalah 2,0 m untuk bukaan penuh.
3) Bukaan pintu akan ditentukan berdasarkan kebutuhan air dan elevasi muka air dari
intake weir.
4) Bukaan pintu sebagian (kurang dari 0,3 m) menyebabkan getaran karena adanya gaya
dynamic hydraulic pada daun pintu. Hal seperti ini lebih baik dihindari.
5) Di bagian depan pintu intake ini dilengkapi dengan 2 set trashrack tetap, untuk
mencegah masuknya benda-benda/sampah yang akan merusak bangunan fasilitas dari
intake dan saluran.
b. Instruksi Kerja:
1) Lihat berapa debit yang dibutuhkan pada pola yang telah disusun oleh bagian
Perencanaan dan Pengendalian Teknis Perum Jasa Tirta.
2) Lihat kurva/tabel hubungan antara elevasi muka air (WL), tinggi bukaan pintu (a) dan
Debit (Q), sehingga diperoleh berapa bukaan pintu yang seharusnya dilakukan
(Gambar 2.6/ Tabel 2.4).
3) Putar handwheel (secara manual) untuk membuka pintu intake. Tinggi bukaan pintu
dapat dikontrol pada dial gate (pencatat tinggi bukaan pintu intake).
c. Daftar pengoperasian:
Pengoperasian untuk membuka dan menutup pintu intake ditunjukkan dengan kurva
hubungan antara elevasi muka air (WL), tinggi bukaan pintu (a) dan debit (Q) yang
melalui intake (Gambar 2.6. dan Tabel 2.4.)
2. Pemeliharaan
a. Trashrack yang terdapat pada pintu intake ini tiap hari harus dibersihkan, sehingga
tidak terdapat benda-benda/sampah yang tersangkut.
b. Daftar pemeliharaan pintu intake ini adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2.5., Tabel
2.6. dan Tabel 2.7.
b) Apabila operasi disetel manual, maka untuk pemindahan dari PLN ke pembangkit
diesel dan sebaliknya dilakukan dengan menekan tombol pada panel. Operasi ini
hanya dilakukan pada kondisi tertentu, misalnya untuk memeriksa kondisi gen-
set.
d) Pada Panel Distribusi terdapat dua jalur masuk, masing-masing diamankan dengan
ACB yang dalam keadaan normal cukup dioperasikan satu rangkaian. Apabila
salah satu jalur mengalami gangguan, dapat digunakan jalur yang lain.
2) Instruksi Kerja:
a) Lakukan pekerjaan persiapan yang meliputi:
Usahakan ruang genset selalu dalam keadaan bersih tanpa tumpahan solar,
pelumas atau bahan yang mudah menyala serta kondisi sambungan listrik
dalam keadaan baik
Periksalah ketinggian cairan accu, serta tambahkanlah bila perlu
Periksalah ketinggian minyak pelumas dengan menggunakan oil level gauge
yang ada, dan bila kurang tambahkan sesuai jenis yang disarankan
Periksalah air pendingin dan apabila perlu isilah dengan air bersih
Periksalah solar yang ada dalam tangki supaya cukup apabila dioperasikan
Pengoperasian dapat dilakukan secara Otomatis ataupun Manual dengan
mengubah posisi saklar pada Panel Kontrol Otomatis.
b) Apabila Panel Kontrol Otomatis digunakan, maka untuk output (Load) dari Panel
Kontrol Otomatis sebagai input dapat dihubungkan dengan salah satu terminal
R1-S1-T1-O1 ataupun R2-S2-T2-O2.
f) Kondisi Mati dan Hidup masing-masing ACB dapat dilihat pada lampu kontrol
ACB1 dan ACB2.
2) Instruksi Kerja:
a) Lakukan pekerjaan persiapan yang meliputi:
Hidupkan NFB yang ada di dalam Panel Sumber Arus Searah, karena operasi
rangkaian kontrol Panel Distribusi memerlukan catu daya searah 24 Volt.
Periksalah juga kondisi accu 6 Volt (sebanyak 4 buah) yang ada di dalam
panel tersebut
b) Amatilah bahwa lampu kontrol [Daya] pada Panel Distribusi sudah menyala
c) Putarlah sesaat tombol ACB1 ke arah [Hidup], amati lampu ACB1 [Hidup]
menyala.
c. Panel Penerangan
1) Panel Penerangan ini terletak di ruang Genset, tetapi telah diatur sedemikian hingga
saklar untuk menghidupkan lampu-lampu sorot, right bank maupun left bank berada
di ruang radio
2) Pengaman tiap rangkaian terdiri atas NFB tiga phasa, sehingga gangguan pada salah
satu rangkaian akan memadamkan rangkaian phasa yang lain yang terhubung pada
NFB yang sama.
b) Operasi Manual:
Kipas dijalankan dan dimatikan dengan menekan tombol Hidup dan Mati masing-
masing kipas.
2) Instruksi Kerja:
a) Perhatikan bahwa lampu kontrol [Daya] sudah menyala.
b) Pindahkan posisi ELB ke Hidup dengan lebih dahulu membuka pintu panel.
c) Pindahkan posisi NFB1 dan NFB2 ke Hidup.
d) Selanjutnya dipilih jenis operasi otomatis atau manual, dengan memindahkan
saklar pemilih ke posisi [Manual] atau [Otomatis].
b)Operasi Manual:
Pada operasi manual, pompa akan hidup apabila tombol Hidup ditekan, akan tetapi
pompa akan mati dengan sendirinya apabila level air sudah di bawah level.
2) Instruksi Kerja:
a)Perhatikan bahwa lampu kontrol [Daya] sudah menyala
b)Pindahkan posisi ELB ke Hidup dengan lebih dulu membuka pintu panel
c)Pindahkan posisi NFB ke Hidup
d)Selanjutnya dapat dipilih jenis operasi Otomatis atau Manual
f. Panel Pengatur
1) Prosedur:
Persiapan untuk operasi pembukaan dan penutupan bendung melalui Panel Pengatur
dilakukan dengan menghidupkan ELB Utama dan NFB yang ada (khusus NFB untuk
Pemanas kemungkinan tidak perlu dihidupkan)
2) Instruksi Kerja:
a) Amatilah bahwa lampu [Daya] sudah menyala dan tegangan sudah sesuai
dengan ketentuan (380 Volt)
b) Tekanlah tombol [Lampu Uji] untuk mengamati bahwa semua indikator kontrol
menyala
c) Apabila lampu kontrol [Bocor Arus] menyala, cobalah sekali lagi mematikan
dan menghidupkan ELB. Tetapi apabila lampu tetap menyala, maka perlu dicari
penyebab gangguan tersebut misalnya kemungkinan adanya lecet isolasi kabel,
khususnya pada blower
d) Sesuai dengan fungsinya untuk mengatur elevasi air antara 25,20 hingga 25,50
meter, maka apabila elevasi air berada di bawah 25,20 meter, alarm (buzzer)
akan berbunyi dan lampu kontrol [Muka air Hulu Rendah] menyala (yang
dimaksudkan untuk membantu mengingatkan bahwa bendung harus ditutup).
Untuk menghentikan alarm tekanlah tombol [Buzzer Berhenti]
e) Setting tekanan pada penunjuk Tekanan Bendung ialah:
Untuk Bendung No. 1 sampai dengan No. 5:
Jarum hijau : 3 kg/cm2 (Single Operation)
Jarum merah : 4 kg/cm2 (Parallel Operation).
Untuk Bendung No. 6 :
Jarum hijau : 3,5 kg/cm2 (Single Operation)
Jarum merah : 4 kg/cm2 (Parallel Operation)
2. Pemeliharaan
a. Daftar dari pemeliharaan peralatan elektro-mekanis ini adalah seperti ditunjukkan
pada Tabel 2.8. dan Tabel 2.9.
d. Revetment/lindungan tebing:
Kerusakan dari revetment dapat membahayakan stabilitas dari ruang kontrol (control
house). Setiap tanda rembesan debit pada tanah isian harus dicek secara hati-hati.
Benturan aliran pada permukaan revetment dapat menyebabkan adanya aliran
setempat/kehilangan tanah isian. Keadaan tersebut harus diperbaiki dengan cara
membuka revetment dan mengisinya lagi dengan tanah dan dilapisi filter berupa ijuk
atau geo-textile.
E. Perlindungan dan Tanda Bahaya.
Untuk menjamin keamanan dan operasi yang benar dari bendung karet, disiapkan
protective relay dan switch di control system dari bendung karet seperti berikut ini:
2. Untuk Blower:
Earth leakage relay : “Listrik Bocor (Line Leaked)”
3 E relay (open phase – Reverse phase and over current relay) : “Arus Lebih
(Over Loaded)”
Over-pressure switch
In air pressure gauge : “Tekanan Lebih (Over Pressure)
Pressure Drop : “Tekanan Kurang (Pressure Drop)”
Tanda bahaya diberikan ketika relay dan switch di atas bereaksi, kecuali untuk under-
voltage relay bersama-sama dengan petunjuk dari lampu pada control cabinet.
BAB III
PENUTUP
C. Apabila ada kesukaran atau kerusakan yang terjadi di luar kemampuan perbaikan,
selama perusahaan masih ada, dapat menghubungi:
1. Rubber gates : PT. Djawa Baru
Prof. Dr. Supomo,SH. No.45 F
Jakarta, Indonesia. (Telp. (021) 8298401)