Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Isi ……………………………………………………………………….
Kata Pengantar …………………………………………………………………
Peta Lokasi …………………………………………………………………….
Ringkasan ……………………………………………………………………….
Daftar Tabel …………………………………………………………………….
Daftar Gambar …………………………………………………………………
Daftar Lampiran ……………………………………………………………….
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………….
A. Umum ………………………………………………………………………
B. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………
II. OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN ……………………
A. Bendung Karet (Rubber Dam) …………………………………………….
1. Operasi ……………………………………………………………….
2. Pemeliharaan …………………………………………………………
B. Pintu Intake (Intake Gates) ………………………………………………….
1. Operasi ………………………………………………………………..
2. Pemeliharaan ………………………………………………………….
C. Peralatan Elektro-mekanis …………………………………………………
1. Operasi …………………………………………………………………
2. Pemeliharaan ………………………………………………………….
D. Bangunan Sipil ………………………………………………………………..
1. Pemeliharaan ………………………………………………………………
E. Perlindungan dan Tanda Bahaya ………………………………………………
III. PENUTUP ……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum

1. Lokasi Bangunan
Bendung karet Menturus dibangun di Sungai Brantas pada km. 66,2 dari muara
atau 17,9 km di sebelah hilir dari bendung karet Jatimlerek, terletak di desa Menturus,
kecamatan Kabo, kabupaten Jombang.
Sungai Brantas adalah sungai terbesar di Jawa Timur yang mempunyai luas Daerah
Pengaliran Sungai seluas 12.000 km2. Sungai Brantas mengalir dari mata airnya di kaki
gunung Arjuno di desa Sumber Brantas, kemudian mengalir menuju ke Selatan melewati
kota Malang, mengelilingi gunung Kelud, melewati kota Wlingi, Blitar, Tulungagung,
Kediri sampai ke kota Mojokerto. Di kota Mojokerto aliran Sungai Brantas bercabang
dua yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang keduanya bermuara di Selat Madura.
Secara keseluruhan, Sungai Brantas mempunyai panjang + 320 km.

2. Macam Bangunan Fasilitas Yang Ada


Bendung karet Menturus terdiri dari bangunan sipil dan bangunan elektromekanis
yang meliputi:
a. Bangunan sipil:
1)Weir/pelimpah
2)Apron
3)Proteksi dasar sungai di bagian hilir
4)Revetment/lindungan tebing
5)Intake
b. Bangunan elektro-mekanis
1)Bendung karet
2)Pintu Intake dengan mechanical hoist
3)Peralatan untuk pengoperasian bendung karet
3. Data Teknis
Data-data teknis dari bangunan sipil dan peralatan elektro-mekanis tersebut di atas
adalah sebagai berikut:

a. Bendung karet (Rubber Dam):


Tipe : bendung karet isi udara dengan tipe “dual anchored
inflatable rubber gate”
Jumlah : 6 (enam) set
Tinggi : 2,10 m dari pondasi El. 22,80 m
(2,20 neto dari angker pondasi, El. 22,70 m)
Bentang : total lebar bentang 150 m
Bendung No.1 : 7,20 m
Bendung No.2 : 7,20 m
Bendung No.3 : 12,60 m
Bendung No.4 : 16,20 m
Bendung No.5 : 29,20 m
Bendung No.6 : 63,60 m
1) Elevasi muka air rencana :
Muka air rendah (LWL) : El. 25,20 m
Muka air tinggi (HWL) : El. 25,50 m
Muka air back up deflation : El. 25,74 m
Muka air banjir (FWL) : El. 27,90 m
2) Tekanan udara internal :
Normal : 2,2 – 3 kg/cm2
Maksimum : 4,2 kg/cm2
3) Material :
Karet : ethylene propylene diene monomer
Fabric : 4-ply nylon fabric
Ketebalan : 12,5 mm
4) Waktu penggembungan :
Bendung No.1 : 8 menit
Bendung No.2 : 8 menit
Bendung No.3 : 15 menit
Bendung No.4 : 17 menit
Bendung No.5 : 36 menit
Bendung No.6 : 65 menit
5) Waktu pengempisan :
Bendung No.1 s/d No.5 : 20 s/d 60 menit (sesuai kondisi lapangan)
Bendung No.6 : 60 s/d 180 menit (sesuai kondisi lapangan)
6) Elevasi dasar sungai : El. 22,80 m
6) Tipe dari blower : Electric motor driven root type blower
Kapasitas : 4,90 m3/menit
Tekanan : 0,6 kgf/cm2
Motor output :7,5 kW

b. Intake Trashrack:
Tipe : Fixed
Jumlah : 2 (dua) set
Lebar neto : 1.500 mm
Tinggi : 2.100 mm
Jarak Bar Elemen : 100 mm
Design head : beda tinggi air 1,0 m

c. Pintu Intake (Intake Gates):


Tipe : Steel made single gate
Jumlah : 2 (dua) set
Bentang neto : 1.500 mm
Tinggi neto : 1.550 mm
Design head : 4,20 m (FWL. El. 27,90 m - Gate Sill)
Sealing method : 4 edge rubber seal at downstream side
Elevasi ambang : El. 23,70 m
Hoist : operasi manual tipe hoist
d. Diesel Engine:
Tipe : Vertical, single acting, 4-cycle, diesel engine
Output : 68,5 HP
Cylinder : 6 Nos
Speed : 1.500 rpm
Total displacement : 5.785 cc
Cooling system : Water cooling motor dengan radiator
Starting method : DC 24 V - 4,5 kW motor listrik dengan kunci saklar.

e. Generator:
Tipe : 3-phase, horizontal shaft, revolving field, self-excited,
self-ventilated, brushless type synchronous alternator
Output : 55 kVA
Rating : continuous rating
Voltage : 380 V/220 V
Frekuensi : 50 Hz
Power factor : 0,8 lagging.

4. Waktu Pelaksanaan dan Kontraktor Yang Melaksanakan


Konstruksi pekerjaan elektro-mekanis dan pekerjaan sipil bendung karet Menturus,
berturut-turut selesai pada bulan Januari 1993 dan April 1993.
Bendung karet Menturus dibangun oleh 2 kontraktor, yaitu:
a. Pekerjaan sipil : PT. Idee Murni Pratama, Jakarta, Indonesia
b. Pekerjaan elektro-mekanis : Nichimen Corporation, Tokyo, Japan.

Pabrik/suplier peralatan elektro-mekanis yang terdapat di bendung karet Menturus adalah


sebagai berikut:
1. 6 set bendung karet : Bridgestone Corporation, Japan
2. 2 set trashrack : PT. Amarta Karya, Indonesia
3. 2 set pintu intake : PT. Amarta Karya, Indonesia
4. 1 set diesel engine generator : Denyo Co., Ltd, Japan.
5. Lingkup Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan
Lingkup dari pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan bendung karet Menturus
meliputi:
a. Operasi:
1) Operasi dari bendung karet dan pintu intake
a) Operasi dari bendung karet
b) Operasi dari pintu intake
c) Operasi dari peralatan elektro-mekanis.
2) Monitoring data hidrologi:
a) Pengamatan debit sungai Kali Brantas di Bendung Karet Menturus, Jatimlerek,
Ploso dan Lengkong Baru
b) Pengamatan debit irigasi di intake pada saluran induk
c) Pencatatan data hidrologi
3) Pengempisan bendung karet selama musim banjir.
b. Pemeliharaan:
1) Inspeksi secara rutin & periodik bangunan-bangunan sipil
2) Pemeliharaan secara periodik dari peralatan untuk operasional
3) Survei/pengukuran secara periodik penampang melintang sungai untuk
mengetahui adanya gerusan atau sedimentasi, jika diperlukan akan dilakukan
penggelontoran sedimen.

B. Maksud dan Tujuan:


Maksud dan tujuan dibangunnya bendung karet Menturus adalah untuk menaikkan
elevasi muka air Kali Brantas dengan cara menggembungkan bendung karet, sehingga air
dapat masuk ke saluran irigasi. Bendung karet ini dibangun untuk mengairi daerah irigasi
seluas 3.761 ha (2009) dengan debit maksimum sebesar 3,64 m3/dt.
BAB II
OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN

A . Bendung Karet (Rubber Dam)


1. Operasi
a. Prosedur :
1) Bendung karet Menturus terdiri dari 6 (enam) bendung karet dengan bentangan yang
bervariasi. Elevasi muka air di bagian hulu bendung karet Menturus dipertahankan
antara El. 25.20 sampai El. 25.50 dengan kondisi debit < 600 m3/dt dengan cara
menggembungkan atau mengempiskan 6 (enam) bendung karet tersebut.
Secara ringkas, pedoman pengoperasian bendung karet tersebut adalah sebagai
berikut:
Q < 120 m3/dt : semua bendung digembungkan
120 < Q < 220 m3/dt : bendung No.4 dikempiskan
220 < Q < 320 m3/dt : bendung No.5 dikempiskan
320 < Q < 400 m3/dt : bendung No.4 dan No. 5 dikempiskan
400 < Q < 500 m3/dt : bendung No. 1, No. 2, No.4 dan No. 5 dikempiskan
500 < Q < 600 m3/dt : bendung No. 1, No. 2, No.3, No.4 dan No. 5 dikempiskan
> 600 m3/dt : bendung No.1, No.2, No.3, No.4, No.5 dan No. 6 dikempiskan
Kurva hubungan H - Q bendung karet Menturus dapat dilihat pada gambar 2.1.

2) Perhatian khusus harus diberikan di dam Lengkong Baru. Jika debit sungai kurang
dari 36 m3/dt, maka intake irigasi harus ditutup dengan lebih dahulu berkonsultasi
dengan bagian yang menangani pekerjaan O & P di Kantor Pusat Perum Jasa Tirta
(saat ini Bagian Perencanaan dan Pengendalian Teknis), kemana alokasi air sungai
Brantas akan diberikan. Pengamatan debit di Ploso dan Jatimlerek perlu dilakukan.

3) Bendung karet dapat dioperasikan dengan 2 (dua) macam sistem operasi yaitu:
a)Sistem operasi listrik dan
b)Sistem operasi mekanis.
Sistem operasi listrik digunakan untuk operasi secara normal, sedangkan sistem
operasi mekanis digunakan sebagai cadangan pada keadaan darurat.
Sistem operasi listrik terdiri dari 2 (dua) macam operasi yaitu “Otomatis (Auto)” dan
“Manual (Manual)”. Macam operasi tersebut bisa dipilih dengan mengubah saklar
yang terdapat pada kontrol kabinet.
Biasanya untuk sehari-hari digunakan cara “Otomatis”, kecuali pada saat diadakan
percobaan/test operasi dan penggelontoran pasir.

a) Sistem operasi listrik secara “Otomatis”:


Sistem ini dilakukan pada proses pengempisan bendung karet, jika telah dicapai
elevasi muka air tertentu pada intake weir (yang telah diset sebelumnya), dengan
urutan dari bendung karet No. 1 ke No. 6. Saklar elevasi muka air terdapat pada
pengukur elevasi muka air di rumah kontrol. Diagram alir dari sistem ini dapat
dilihat pada gambar 2.2.

b) Sistem operasi listrik secara “Manual”:


Sistem ini dilakukan pada proses penggembungan bendung karet. Operasi
penggembungan terdiri dari 2 (dua) macam sistem yaitu: “Single” dan “Parallel”.
Sistem ini dapat dilakukan dengan mengubah saklar yang terdapat pada kontrol
kabinet dan sistem “Single” biasanya dipilih untuk operasi sehari-hari kecuali untuk
operasi penggelontoran pasir.
Penggembungan bendung karet dilakukan dengan memilih nomor bendung
karet yang akan digembungkan dari bendung karet No. 6 ke No.1 dengan mengubah
saklar yang terdapat pada kontrol kabinet. Pada pengoperasian “Single”, satu dari
dua unit blower akan dioperasikan dengan menekan tombol saklar dan secara
otomatis berhenti saat tekanan internal dari bendung karet berkisar pada 3 kg/cm 2
untuk bendung karet No. 1 sampai No. 5 dan 3,5 kg/cm 2 untuk bendung karet No. 6.
Saat pengoperasian “Parallel”, dua unit blower akan dioperasikan serentak dan
berhenti secara otomatis pada tekanan internal 4,2 kg/cm2.
Pada sistem “Manual” ini, pengempisan dilakukan dengan menekan tombol
saklar yang terdapat pada kontrol kabinet. Diagram alir dari sistem ini dapat dilihat
pada gambar 2.3., 2.4. dan 2.5.
c) Sistem Operasi Mekanis:
Sistem operasi mekanis dilakukan pada keadaan darurat (emergency operation).
Bendung karet dapat dikempiskan secara manual dari katub debit mekanis.
Seluruh bendung karet dapat dikempiskan secara otomatis dengan
mengoperasikan sistem water bucket. Relief valve disediakan untuk melepaskan
kelebihan udara dari rubber body di atas tekanan udara internal sebesar 0,50
kgf/cm2. Sistem operasi mekanis berdiri sendiri, tidak tergantung pada sistem
kontrol elektris dan dioperasikan jika ada kerusakan dari sistem kontrol elektris.

4) Prinsip-Prinsip Operasi

a) Menjaga tinggi limpahan tidak lebih dari 0,50 m.


Tinggi limpahan yang diijinkan pada disain bendung karet adalah sebesar 0,50 m,
yaitu 30 % dari tinggi bendung dalam keadaan tanpa getaran dan goyangan.
Untuk mengetahui bendung bergetar atau tidak bergetar, dapat dilihat dengan mudah
dari rumah kontrol. Jika bergetar, tekanan udara di dalam bendung karet harus
ditambah.

b) Menghindarkan posisi penggembungan tidak penuh.


Walaupun bendung karet dapat dikontrol ketinggian penggembungannya sampai
1,70 m, yaitu 80 % dari tinggi bendung, yang diatur berdasarkan tekanan udara di
dalamnya, sebaiknya bendung berada pada posisi penggembungan penuh atau
pengempisan penuh untuk menghindari kemungkinan getaran/goyangan. Tinggi
limpahan yang diijinkan adalah 30 % dari tinggi bendung, yaitu 0,50 m untuk tinggi
bendung 1,70 m (0,30 x 1,70 m = 0,50m).

c) Menghindarkan V-Notch (bentuk V) pada saat operasi.


Walaupun puncak dari bendung karet dapat dikempiskan secara merata sampai > 80
% dari tinggi bendung, bentuk tekanan seperti V-Notch bisa muncul pada saat
pengempisan < 80 %. V-Notch ini dapat menyebabkan gerusan di bagian hilir
(downstream) dari bangunan dan kerusakan dari bendung karet jika hal seperti itu
berlangsung pada periode yang cukup lama.

d) Mengeluarkan udara secara sempurna pada waktu pengempisan bendung karet.


Menggembungnya bendung karet karena tidak sempurnanya pengeluaran udara, dapat
memungkinkan adanya getaran dan kerusakan. Katub pengeluaran udara pada waktu
operasi pengempisan bendung karet harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup
sampai operasi penggembungan akan dilakukan.

e) Menjaga tekanan udara di dalam bendung pada tekanan normal.


Walaupun badan bendung karet dan bahan angker didisain untuk menahan maksimum
tekanan udara dari dalam sebesar 4,2 kg/cm2, sebaiknya dijaga tekanan udara di
dalam bendung pada tekanan normal yaitu antara 2,2 kg/cm 2 dan 3 kg/cm2. Jika
tekanan udara di dalam bendung turun menjadi < 0,5 kg/cm 2, akan ada tanda-tanda
tertentu.

f) Mentaati aturan dari prosedur penggembungan/pengempisan dari bendung karet.


Bendung karet harus dikempiskan sesuai dengan aturan dari No. 1 ke No. 6 sambil
menaikkan debit sungai atau sebaliknya digembungkan, sambil menurunkan debit
sungai, untuk menjaga elevasi muka air di intake (Tabel 2.1).

5) Operasi Pada Saat Banjir

a) Bendung karet akan dikempiskan seluruhnya selama waktu banjir. Banjir yang
dimaksudkan di sini adalah apabila debit (Q) > 600 m3/dt. Bendung karet akan secara
otomatis mengempis jika elevasi muka air melebihi 25,74 m. Pada kondisi debit
melebihi 600 m3/dt, pintu intake harus ditutup.

b) Jika dilakukan sistem pengempisan otomatis, interval pengempisan dari satu bendung
ke bendung yang lainnya disetel 10 menit. Jika kondisi elevasi muka air lebih dari
interval pengempisannya, harus dilakukan pengempisan secara manual. Pada berbagai
kondisi, pengempisan dari bendung harus dilaksanakan setelah elevasi muka air
stabil, namun demikian banjir buatan mungkin terjadi di daerah hilir.

c) Informasi banjir diperoleh melalui sistem komunikasi FFWS di mana sistem


komunikasi radionya dipasang di ruang kontrol (control house) yang terletak di
sebelah kiri sungai.

6) Pengoperasian Penggelontoran Pasir

a) Endapan pasir kemungkinan terjadi pada sisi sebelah kanan, yaitu pada bendung karet
No. 6. Tetapi perlu diperhatikan pula ketinggian sedimen pada masing-masing
bendung karet. Pengukuran dari endapan pasir harus dilaksanakan 2 (dua) kali
setahun, sebelum dan sesudah musim hujan.

b) Jika terdapat sedimen pada bendung karet pada saat kempis, penggelontoran harus
segera dilakukan. Cara penggelontoran sedimen ialah dengan menggembungkan
seluruh bendung karet, kecuali bendung yang ada sedimennya. Aliran sungai akan
terkonsentrasi pada bendung karet yang kempis tersebut. Apabila sedimen tersebut
tetap tidak dapat hilang, maka bendung karet tersebut harus digembungkan sedikit
demi sedikit, untuk memungkinkan terjadinya keretakan permukaan sedimen. Dalam
kondisi seperti itu, dengan mengempiskan bendung karet tersebut, sedimen akan
mudah dibersihkan. Untuk menghindari gangguan penggunaan air, operasi ini hanya
boleh dilaksanakan pada bulan April atau Desember pada waktu elevasi muka air
menurun di saat banjir biasa/sedang.

c) Pencatatan selama penggelontoran harus dilakukan, meliputi pengukuran kedalaman


sedimen, elevasi muka air dan tekanan udara serta lamanya waktu penggelontoran.

d) Survei mengenai penampang melintang tampungan harus dilaksanakan pada musim


kemarau. Perlu diperhatikan kondisi sedimentasi dari tampungan antara km. 66
sampai dengan km. 67.
b. Instruksi Kerja:

1) Pengoperasian bendung karet dilakukan secara elektris melalui Panel Kontrol, tetapi
sebelum itu perlu disiapkan pengoperasian kipas ventilasi dan pompa penguras demi
tercapainya suasana kerja yang aman dan nyaman bagi operator.

2) Sesuai ketentuan kelistrikan, No Fuse Breaker (NFB) yang dipakai untuk melindungi
motor listrik harus dilengkapi dengan under voltage relay (rele tegangan rendah).
Untuk memindahkan NFB yang dilengkapi rele tersebut haruslah tombol ditekan
lebih dahulu ke arah Mati, baru kemudian ke Hidup.

3) Penutupan Bendung (Penggembungan Bendung):


a) Terlebih dahulu perhatikan bahwa:
 Katup masuk mekanis sudah dalam posisi terbuka
 Katup buang mekanis dalam posisi tertutup (yang dapat diamati pada lampu
kontrol pada pintu kanan Panel Kontrol).
b) Selanjutnya lakukan operasi pada pintu kiri sebagai berikut:
 Putarlah saklar pemilih ke posisi sesuai nomor bendung yang akan ditutup dan
amatilah penunjukan nomor bendung pada lampu kontrol
 Putarlah saklar pemilih untuk lokasi:
 Single No. I, untuk memilih Blower No. 1
 Single No. II, untuk memilih Blower No.2
 Paralel, untuk memilih menjalankan kedua blower, serta amatilah
penunjukan kontrol pada panel
 Tekanlah tombol [Hidup], dan amatilah arus Blower yang pada saat stabil
yaitu harus berkisar pada angka 9 – 11,4 Ampere
 Pada penunjukan jarum hitam sesuai ketentuan operasi, tekanlah tombol
[Mati]. Harap berhati-hati bila menjalankan blower secara paralel (yang
memang mempercepat penutupan bendung). Amati tekanan dalam bendung
agar tidak melebihi ketentuan operasi (berdasar penelitian engineer
Bridgetone bersama konsultan Nippon Koei, setting tekanan yang disarankan
pada saat muka air hulu dan hilir tinggi adalah: untuk Bendung No. 1 sampai
dengan No. 5 = 3 kg/cm2 dan No. 6 = 3,5 kg/cm2).
 Kembalikan katup masuk mekanis ke posisi [Tutup].

4) Pembukaan Bendung (Pengempisan Bendung):


a) Secara otomatis (Auto Deflation Mode):
 Setel saklar pemilih (yang berada pada pintu kecil di sebelah kanan) pada
[Otomatis]. Sesuai dengan fungsinya untuk mengamankan banjir, maka pada
Panel Kontrol telah dipasang kelengkapan elektris untuk membuka bendung
pada saat elevasi air mencapai Muka Air Tertinggi (25,50 m). Pada saat itu
Bendung No. 1 akan membuka dengan bekerjanya katup elektris buang (dapat
diamati lampu kontrol pada pintu panel sebelah kanan: [Katup elektris
bekerja], kemudian [Katup elektris membuka]).
 Bila elevasi air tetap tinggi, maka dalam waktu tertentu (setting saat ini adalah
20 menit), Bendung No. 2 akan membuka. Demikian seterusnya dalam urutan
3, 4, 5 dan akhirnya 6. Untuk mengubah setting dapat dilakukan pada timer,
yang penyetelannya sama dengan penyetelan timer kipas ventilasi.
 Untuk cadangan (back up) disiapkan operasi pembukaan otomatis secara
mekanis yaitu dengan perlengkapan bucket yang disetting pada elevasi 25,55
meter. Pada saat itu, apabila operasi secara otomatis gagal, pintu akan
membuka dengan membukanya katup mekanis buang. Katup mekanis buang
terletak pada Panel Operasi pada ruang kontrol.

b) Secara Manual:
Tempatkan saklar pemilih pada posisi [Manual], maka operasi pembukaan
bendung harus dilakukan dengan mengoperasikan katup buang sesuai dengan
nomor bendung. Terdapat dua cara yaitu:
 Cara elektris:
Tekan tombol [Buka] pada pintu kecil sebelah kanan
 Cara mekanis:
Putarlah handel katup buang mekanis ke arah [Open].
c) Mengingat bahwa pengeluaran udara dari badan karet memerlukan waktu tertentu,
maka pada saat operasi pembukaan otomatis (Auto Deflation Mode), hendaknya
katup elektris buang dibiarkan terbuka dahulu. Hal ini untuk memungkinkan
berjalannya urutan pembukaan bendung berikutnya, sesuai teknis pengaturan
dalam panel pengatur.

d) Saat elevasi muka air mencapai 25,45 meter, buzzer akan berbunyi dan lampu
kontrol [Muka Air Hulu Tinggi] akan menyala. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu mengingatkan operator bahwa duga muka air telah mencapai nilai
maksimum. Untuk menghentikan alarm tersebut, tekanlah tombol [Buzzer
Berhenti].

c. Daftar Pengoperasian:
1) Penggembungan dan pengempisan bendung karet Menturus berdasarkan debit, dapat
dilihat pada Gambar 2.1. yaitu kurva hubungan antara H (elevasi) dan Q (debit).
2) Diagram alir dari operasi pengempisan bendung karet secara otomatis dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
3) Diagram alir dari operasi pengempisan bendung karet secara manual dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
4) Diagram alir dari operasi penggembungan bendung karet secara manual (single
operation) dapat dilihat pada Gambar 2.4.
5) Diagram alir dari operasi penggembungan bendung karet secara manual (parallel
operation) dapat dilihat pada Gambar 2.5.
2. Pemeliharaan

a) Perlu pengamanan untuk menghindarkan kemungkinan perusakan bendung karet,


karena badan bendung karet merupakan kantong yang kuat dan lemas (fleksibel) yang
terbuat dari lapisan nilon dan karet sehingga mudah dipotong dengan pisau atau
benda tajam lainnya. Tidak boleh ada orang (pencari ikan atau penduduk) yang
berjalan di atas bendung karet tersebut. Pencari ikan harus berada minimum 200
meter di hulu atau hilir bendung.

b) Pasir, tanah atau benda asing lainnya yang ada pada bendung karet harus dibuang
dengan operasi penggelontoran (sand flushing). Bila pembuangannya dilakukan
secara manual (misalnya dengan sekop), lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak
bendung.

c) Inspeksi secara rutin terhadap kondisi dari bendung karet dilakukan setiap hari
dengan maksud untuk mengetahui kerusakan secara dini. Inspeksi tersebut dilakukan
oleh staf Divisi ASA IV/1 Perum Jasa Tirta bagian pemeliharaan.

d) Daftar pemeliharaan bendung karet ini adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.

e) Catatan untuk daftar pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 7.

f) Daftar pemeriksaan bendung karet dapat dilihat pada Tabel 2.3.


B. Pintu Intake (Intake Gates)
1. Operasi
a. Prosedur:
1) Pintu intake dioperasikan secara manual dengan handwheel yang terdapat pada hoist

2) Tinggi bukaan dari pintu intake adalah 2,0 m untuk bukaan penuh.

3) Bukaan pintu akan ditentukan berdasarkan kebutuhan air dan elevasi muka air dari
intake weir.

4) Bukaan pintu sebagian (kurang dari 0,3 m) menyebabkan getaran karena adanya gaya
dynamic hydraulic pada daun pintu. Hal seperti ini lebih baik dihindari.

5) Di bagian depan pintu intake ini dilengkapi dengan 2 set trashrack tetap, untuk
mencegah masuknya benda-benda/sampah yang akan merusak bangunan fasilitas dari
intake dan saluran.

b. Instruksi Kerja:
1) Lihat berapa debit yang dibutuhkan pada pola yang telah disusun oleh bagian
Perencanaan dan Pengendalian Teknis Perum Jasa Tirta.

2) Lihat kurva/tabel hubungan antara elevasi muka air (WL), tinggi bukaan pintu (a) dan
Debit (Q), sehingga diperoleh berapa bukaan pintu yang seharusnya dilakukan
(Gambar 2.6/ Tabel 2.4).

3) Putar handwheel (secara manual) untuk membuka pintu intake. Tinggi bukaan pintu
dapat dikontrol pada dial gate (pencatat tinggi bukaan pintu intake).
c. Daftar pengoperasian:
Pengoperasian untuk membuka dan menutup pintu intake ditunjukkan dengan kurva
hubungan antara elevasi muka air (WL), tinggi bukaan pintu (a) dan debit (Q) yang
melalui intake (Gambar 2.6. dan Tabel 2.4.)

2. Pemeliharaan
a. Trashrack yang terdapat pada pintu intake ini tiap hari harus dibersihkan, sehingga
tidak terdapat benda-benda/sampah yang tersangkut.

b. Daftar pemeliharaan pintu intake ini adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2.5., Tabel
2.6. dan Tabel 2.7.

c. Catatan untuk daftar pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 7.


C. Peralatan Elektro-mekanis
1. Operasi
a. Pembangkit listrik:
1) Prosedur:
a) Pembangkit listrik cadangan bertenaga diesel (Stand-by Diesel Generating Set) ini
berkapasitas 55 kVA dan dilengkapi dengan Panel Kontrol Otomatis, yang apabila
daya PLN terputus dapat melakukan pemindahan beban secara otomatis dengan
menghidupkan mesin diesel. Apabila daya PLN telah tersedia kembali, maka
Panel Kontrol Otomatis akan memindahkan kembali ke catu daya PLN dan
menghentikan diesel. Untuk pengoperasian sehari-hari dilakukan secara otomatis.
Panel Kontrol Otomatis juga dilengkapi dengan battery charger untuk mengisi
accu apabila diesel pada kondisi stand-by.

b) Apabila operasi disetel manual, maka untuk pemindahan dari PLN ke pembangkit
diesel dan sebaliknya dilakukan dengan menekan tombol pada panel. Operasi ini
hanya dilakukan pada kondisi tertentu, misalnya untuk memeriksa kondisi gen-
set.

c) Untuk pengamanan, rangkaian distribusi pada Panel Distribusi terdapat pemutus


arus dengan udara (ACB = Air Circuit Breaker), pengaman arus lebih
(Overcurrent Relay) serta No Fuse Breaker (NFB) pada tiap rangkaian keluar
menuju Panel Kontrol, Panel Kipas Ventilasi serta Panel Pompa Penguras. Untuk
catu daya bagi rangkaian kontrol pada panel ini termasuk Overcurrent Relay serta
lampu kontrolnya, diperlukan tegangan searah 24 Volt yang dicatu dari Panel
Sumber Arus Searah.

d) Pada Panel Distribusi terdapat dua jalur masuk, masing-masing diamankan dengan
ACB yang dalam keadaan normal cukup dioperasikan satu rangkaian. Apabila
salah satu jalur mengalami gangguan, dapat digunakan jalur yang lain.
2) Instruksi Kerja:
a) Lakukan pekerjaan persiapan yang meliputi:
 Usahakan ruang genset selalu dalam keadaan bersih tanpa tumpahan solar,
pelumas atau bahan yang mudah menyala serta kondisi sambungan listrik
dalam keadaan baik
 Periksalah ketinggian cairan accu, serta tambahkanlah bila perlu
 Periksalah ketinggian minyak pelumas dengan menggunakan oil level gauge
yang ada, dan bila kurang tambahkan sesuai jenis yang disarankan
 Periksalah air pendingin dan apabila perlu isilah dengan air bersih
 Periksalah solar yang ada dalam tangki supaya cukup apabila dioperasikan
 Pengoperasian dapat dilakukan secara Otomatis ataupun Manual dengan
mengubah posisi saklar pada Panel Kontrol Otomatis.

b) Untuk mengoperasikan secara otomatis, lakukan sebagai berikut:


 [Pembangkit Diesel] (Perhatikan Operation Panel dan Control Panel)
- Pindahkan saklar accu ke Hidup
- Putar kunci starter ke Mati, dan simpanlah kuncinya
- Kuncilah handle gas pada posisi yang tepat (untuk frekuensi 50 Hz,
putaran ialah 1500 rpm, tetapi biasanya posisi yang tepat diperoleh dengan
menyetel sekitar 51 -–52 Hz pada kondisi tanpa beban)
- Setel pengatur tegangan pada posisi yang tepat dengan melihat tegangan
yang ditunjukkan oleh volt-meter (220 Volt antara phasa ke netral dan 380
Volt antara phasa)
- Pindahkan circuit breaker ke posisi Hidup
 [ Panel Kontrol Otomatis] (Perhatikan Panel Kontrol Otomatis)
- Pindahkan saklar [Kontrol Sumber Daya] pada posisi Hidup
- Pindahkan saklar ke pemilih [Auto]
- Pindahkan saklar [Tanda Bahaya] ke Hidup
- Pindahkan saklar [Charger Input] dan [Charger Output] ke Hidup
 Pada kondisi ini, bila daya PLN terputus, maka lampu [Gangguan Utama]
menyala, pembangkit diesel otomatis dijalankan dan setelah melampaui waktu
pemanasan maka lampu [Generator] menyala dan beban akan dipikul oleh
pembangkit diesel. Apabila daya PLN kembali tersedia, maka lampu
[Gangguan Utama] akan padam, lampu [PLN] menyala, beban akan kembali
dipikul daya PLN dan setelah waktu pendinginan pembangkit diesel akan
berhenti.

c) Untuk mengoperasikan secara manual, lakukan sebagai berikut:


 [Pembangkit diesel] (perhatikan Operation Panel dan Control Panel)
- Pindahkan saklar accu ke Hidup
- Putar kunci starter ke Mati, dan simpanlah kuncinya
- Kuncilah handle gas pada posisi yang tepat (untuk frekuensi 50 Hz,
putaran ialah 1500 rpm, tetapi biasanya posisi yang tepat diperoleh dengan
menyetel sekitar 51 – 52 Hz pada kondisi tanpa beban)
- Setel pengatur tegangan pada posisi yang tepat dengan melihat tegangan
yang ditunjukkan oleh voltmeter (220 Volt antara phasa ke netral dan 380
Volt antara phasa)
- Pindahkan circuit breaker ke posisi Hidup
 [Panel Kontrol Otomatis] (perhatikan Panel Kontrol Otomatis)
- Pindahkan saklar [Control sumber Daya] pada posisi Hidup
- Pindahkan saklar pemilih ke [Manual]
- Pindahkan saklar [Tanda Bahaya] ke Hidup
- Pindahkan saklar [Charger Input] dan [Charger Output] ke Hidup
 Selanjutnya lakukan pengoperasian sebagai berikut:
- Tekan tombol [Mulai], kemudian lampu [Generator] menyala
- Tekan tombol [Generator], maka beban akan dipikul oleh Pembangkit
Diesel
- Apabila ingin memindahkan ke daya PLN, tekanlah tombol [PLN]
- Apabila akan menghentikan, tekanlah tombol [Mati] selanjutnya ubahlah
posisi saklar pada posisi sesuai kondisi operasi otomatis.
b. Panel Distribusi
1) Prosedur
a) Panel Distribusi memiliki dua rangkaian input, yang masing-masing diamankan
oleh pembatas arus ACB1 dan ACB2, yang telah diatur sedemikian sehingga
hanya satu tegangan input yang dapat masuk pada suatu saat tertentu
(interlocking).

b) Apabila Panel Kontrol Otomatis digunakan, maka untuk output (Load) dari Panel
Kontrol Otomatis sebagai input dapat dihubungkan dengan salah satu terminal
R1-S1-T1-O1 ataupun R2-S2-T2-O2.

c) Tetapi apabila Panel Kontrol Otomatis sedang diperbaiki, maka R1-S1-T1-O1


dihubungkan ke jaringan PLN, sedang R1-S1-T1-O1 dihubungkan ke Pembangkit
Diesel.
d) Selanjutnya untuk memikul beban dengan daya PLN, tombol ACB1 diputar ke
posisi [Hidup]

e) Sedangkan untuk memakai pembangkit diesel lebih dahulu ACB1 diputar ke


posisi [Mati] dan ACB2 diputar ke [Hidup]

f) Kondisi Mati dan Hidup masing-masing ACB dapat dilihat pada lampu kontrol
ACB1 dan ACB2.

2) Instruksi Kerja:
a) Lakukan pekerjaan persiapan yang meliputi:
 Hidupkan NFB yang ada di dalam Panel Sumber Arus Searah, karena operasi
rangkaian kontrol Panel Distribusi memerlukan catu daya searah 24 Volt.
 Periksalah juga kondisi accu 6 Volt (sebanyak 4 buah) yang ada di dalam
panel tersebut
b) Amatilah bahwa lampu kontrol [Daya] pada Panel Distribusi sudah menyala

c) Putarlah sesaat tombol ACB1 ke arah [Hidup], amati lampu ACB1 [Hidup]
menyala.

c. Panel Penerangan
1) Panel Penerangan ini terletak di ruang Genset, tetapi telah diatur sedemikian hingga
saklar untuk menghidupkan lampu-lampu sorot, right bank maupun left bank berada
di ruang radio

2) Pengaman tiap rangkaian terdiri atas NFB tiga phasa, sehingga gangguan pada salah
satu rangkaian akan memadamkan rangkaian phasa yang lain yang terhubung pada
NFB yang sama.

d. Panel Kipas Ventilasi:


1) Prosedur:
a) Operasi Otomatis:
Pada operasi otomatis, kipas ventilasi inlet dan outlet akan hidup dan mati sesuai
jadual waktu yang disetel pada masing-masing timer.
 Satuan skala pengatur waktu (timer) dapat dipilih: 10 jam, jam dan menit,
dengan memutar sekrup kecil di sebelah kanan bawah timer.
 Putarlah jarum kuning yang menyatakan skala Hidup dan jarum merah untuk
Mati.
 Angka skala juga dapat diubah dengan menggunakan sekrup kecil di sebelah
kiri bawah timer.
Contoh:
Apabila timer untuk kipas outlet disetel pada :
- Satuan skala : 10 jam
- Jarum kuning : angka 2
- Jarum Merah : angka 0,2
maka kipas akan menyala selama 20 jam, kemudian mati selama 2 jam, selanjutnya
akan menyala lagi selama 20 jam dan seterusnya.

b) Operasi Manual:
Kipas dijalankan dan dimatikan dengan menekan tombol Hidup dan Mati masing-
masing kipas.

2) Instruksi Kerja:
a) Perhatikan bahwa lampu kontrol [Daya] sudah menyala.
b) Pindahkan posisi ELB ke Hidup dengan lebih dahulu membuka pintu panel.
c) Pindahkan posisi NFB1 dan NFB2 ke Hidup.
d) Selanjutnya dipilih jenis operasi otomatis atau manual, dengan memindahkan
saklar pemilih ke posisi [Manual] atau [Otomatis].

e. Panel Pompa Penguras


1) Prosedur:
a)Operasi Otomatis:
Pada operasi otomatis, pompa penguras akan hidup apabila elektroda pada water
level detektor mendeteksi ketinggian air yang menggenang. Selanjutnya pompa
akan mati apabila air sudah di bawah level

b)Operasi Manual:
Pada operasi manual, pompa akan hidup apabila tombol Hidup ditekan, akan tetapi
pompa akan mati dengan sendirinya apabila level air sudah di bawah level.

2) Instruksi Kerja:
a)Perhatikan bahwa lampu kontrol [Daya] sudah menyala
b)Pindahkan posisi ELB ke Hidup dengan lebih dulu membuka pintu panel
c)Pindahkan posisi NFB ke Hidup
d)Selanjutnya dapat dipilih jenis operasi Otomatis atau Manual
f. Panel Pengatur
1) Prosedur:
Persiapan untuk operasi pembukaan dan penutupan bendung melalui Panel Pengatur
dilakukan dengan menghidupkan ELB Utama dan NFB yang ada (khusus NFB untuk
Pemanas kemungkinan tidak perlu dihidupkan)

2) Instruksi Kerja:
a) Amatilah bahwa lampu [Daya] sudah menyala dan tegangan sudah sesuai
dengan ketentuan (380 Volt)
b) Tekanlah tombol [Lampu Uji] untuk mengamati bahwa semua indikator kontrol
menyala
c) Apabila lampu kontrol [Bocor Arus] menyala, cobalah sekali lagi mematikan
dan menghidupkan ELB. Tetapi apabila lampu tetap menyala, maka perlu dicari
penyebab gangguan tersebut misalnya kemungkinan adanya lecet isolasi kabel,
khususnya pada blower
d) Sesuai dengan fungsinya untuk mengatur elevasi air antara 25,20 hingga 25,50
meter, maka apabila elevasi air berada di bawah 25,20 meter, alarm (buzzer)
akan berbunyi dan lampu kontrol [Muka air Hulu Rendah] menyala (yang
dimaksudkan untuk membantu mengingatkan bahwa bendung harus ditutup).
Untuk menghentikan alarm tekanlah tombol [Buzzer Berhenti]
e) Setting tekanan pada penunjuk Tekanan Bendung ialah:
Untuk Bendung No. 1 sampai dengan No. 5:
Jarum hijau : 3 kg/cm2 (Single Operation)
Jarum merah : 4 kg/cm2 (Parallel Operation).
Untuk Bendung No. 6 :
Jarum hijau : 3,5 kg/cm2 (Single Operation)
Jarum merah : 4 kg/cm2 (Parallel Operation)
2. Pemeliharaan
a. Daftar dari pemeliharaan peralatan elektro-mekanis ini adalah seperti ditunjukkan
pada Tabel 2.8. dan Tabel 2.9.

b. Catatan untuk daftar pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 7.

c. Daftar pemeriksaan pembangkit listrik diesel adalah seperti ditunjukkan pada


Tabel 2.10.

d. Daftar pemeriksaan gangguan dapat dilihat pada Tabel 2.11.


D. Bangunan Sipil
1. Pemeliharaan
a. Patroli dan inspeksi lapangan untuk keperluan pemeliharaan dari bangunan sipil harus
dilakukan setiap hari. Indikasi dari kerusakan akan segera diperoleh dan segera dapat
diperbaiki.

b. Beton pada puncak weir:


Weir dan permukaan apron terletak di bawah permukaan air, oleh sebab itu tidak
dapat diamati. Tetapi pada saat akhir dari pengempisan bendung karet, permukaan
akan terlihat dan dapat diamati dengan teliti. Bila diperlukan dapat dilakukan
penambalan pada saat bendung karet dikempiskan. Bendung karet dapat dikempiskan
sampai penambalan tersebut mengeras, selama bendung karet tidak diperlukan untuk
segera digembungkan.

c. Proteksi dari dasar sungai:


Sebagian besar kerusakan dari bangunan air di sungai Kali Brantas adalah karena
penggerusan dasar sungai, sebagai akibat dari pengambilan pasir. Inspeksi secara
periodik (minimum 6 bulan sekali) harus dilakukan untuk mengetahui perubahan
dasar sungai dari kedudukannya semula.

d. Revetment/lindungan tebing:
Kerusakan dari revetment dapat membahayakan stabilitas dari ruang kontrol (control
house). Setiap tanda rembesan debit pada tanah isian harus dicek secara hati-hati.
Benturan aliran pada permukaan revetment dapat menyebabkan adanya aliran
setempat/kehilangan tanah isian. Keadaan tersebut harus diperbaiki dengan cara
membuka revetment dan mengisinya lagi dengan tanah dan dilapisi filter berupa ijuk
atau geo-textile.
E. Perlindungan dan Tanda Bahaya.
Untuk menjamin keamanan dan operasi yang benar dari bendung karet, disiapkan
protective relay dan switch di control system dari bendung karet seperti berikut ini:

1. Untuk sumber tenaga dari control cabinet:


Under-voltage relay : “Under Voltage”

2. Untuk Blower:
Earth leakage relay : “Listrik Bocor (Line Leaked)”
3 E relay (open phase – Reverse phase and over current relay) : “Arus Lebih
(Over Loaded)”

Over-pressure switch
In air pressure gauge : “Tekanan Lebih (Over Pressure)
Pressure Drop : “Tekanan Kurang (Pressure Drop)”

3. Untuk katup Listrik:


Earth leakage relay : “Listrik Bocor (Line Leaked)”
Over-current relay : “Arus Lebih (Over Loaded)”
Over-torque switch : “Bergerak Lebih (Over Torqued)”

4. Untuk tangki blow-off:


Low Water level switch : “Muka air dalam tangki pembuangan (Air blow off
tank low level)”

Tanda bahaya diberikan ketika relay dan switch di atas bereaksi, kecuali untuk under-
voltage relay bersama-sama dengan petunjuk dari lampu pada control cabinet.
BAB III
PENUTUP

A. Operasi dan Pemeliharaan bangunan bendung karet Menturus dilaksanakan oleh


Perum Jasa Tirta yaitu Divisi ASA IV/1 (Kantor Lengkong Baru – Mojokerto)

B. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh tenaga operator, yaitu:


1. Operator harus mempelajari buku Manual Operasi dan Pemeliharaan sehingga
dapat menguasai dengan baik metode/cara pemeliharaan untuk bangunan,
tujuan, fungsi serta urutan operasi dari peralatan. Kesalahan operasi akan
menyebabkan kerusakan, dan akan memperpendek umur dari peralatan tersebut.
2. Operator yang bertugas di bagian operasi peralatan harus mempunyai
kesehatan yang baik, berpakaian rapi, ringkas dan sopan, guna menghindari
kesalahan operasi dan kecelakaan seperti tersangkut mesin, jatuh dan
sebagainya.
3. Sebelum mengoperasikan peralatan tersebut, operator harus memperhatikan
keamanan di lokasi.
4. Operator di ruang kontrol (control house) meskipun spesialisasinya adalah
sebagai operator mesin, harus memiliki pengetahuan mengenai debit dan banjir
5. Dalam mengoperasikan peralatan, operator harus memperhatikan secara khusus
mengenai kondisi dari peralatan, seperti getaran dari bagian yang berputar,
berisik, panas yang berlebihan dari motor dan sebagainya. Dalam hal kelebihan
beban, akan terjadi hentakan pada motor dan amperemeter akan menunjuk lebih
tinggi dari kondisi yang sebenarnya, serta akan berhenti secara otomatis yang
berarti overload. Dalam hal tersebut, operator harus langsung mematikan motor
dengan menekan tombol [Stop] yang terdapat pada kontrol kabinet dan
melakukan penyelidikan lebih lanjut.
6. Masalah yang timbul selama prosedur operasi, serta cara mengatasinya, secara
lengkap harus dicatat pada form yang telah tersedia.
7. Peralatan di ruang kontrol hanya boleh dioperasikan oleh operator yang diberi
wewenang dan panel harus selalu dikunci.
8. Peralatan dan fasilitas seperti kunci sekrup, penyemprot pelumas, tangga dan
semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi dan pemeliharaaan harus
selalu siap setiap saat.
9. Patroli dan Inspeksi harus rutin dilaksanakan sesuai jadual yang ada di buku
Manual Operasi dan Pemeliharaan, agar setiap kerusakan ataupun kesukaran
dapat diketahui secara dini
10. Harus selalu berkonsultasi dengan bagian Perencanaan Teknis dan Pengendalian
Perum Jasa Tirta mengenai:
a. Alokasi air untuk area irigasi Menturus
b. Informasi debit dari Sungai Brantas
c. Informasi mengenai banjir melalui FFWS.
11. Pintu ruang kontrol hendaknya selalu dikunci, untuk mencegah kemungkinan
hilang/rusaknya peralatan yang ada di dalam ruang kontrol.
12. Gambar bangunan dan buku Manual Operasi dan Pemeliharaan harus selalu
tersedia di ruang kontrol (control house) untuk sewaktu-waktu digunakan bagi
pekerjaan pengoperasian dan pemeliharaan.
13. Kesukaran, kerusakan, perubahan bentuk dan sebagainya yang ditemukan pada
saat inspeksi harus segera diinformasikan ke Kasubdiv. ASA IV/1 di kantor
Lengkong Baru. Kasubdiv ASA IV/1 akan segera memberi petunjuk kepada
stafnya mengenai tindakan yang harus diambil berdasarkan informasi tersebut.

C. Apabila ada kesukaran atau kerusakan yang terjadi di luar kemampuan perbaikan,
selama perusahaan masih ada, dapat menghubungi:
1. Rubber gates : PT. Djawa Baru
Prof. Dr. Supomo,SH. No.45 F
Jakarta, Indonesia. (Telp. (021) 8298401)

2. Intake gates, hoist, etc. : PT. Amarta Karya


Jl. Dr. Suratmo No. 1
Jakarta 10730, Indonesia. (Telp. (021) 630708)

Anda mungkin juga menyukai