Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

PELUANG

Disusun :

Oleh

ROSITA LAELATUL SAFARIAH

1301070038

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2014
PELUANG

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk memahami dan mengetahui teori peluang genetika.
2. Untuk mengetahui peluang yang terjadi pada pelemparan 100x mata uang Rp.
500
3. Untuk mengetahui peluang yang terjadi pada benik genetik 1 sifat berbeda
(monohibrid)
4. Untuk mengetahui peluang yang terjadi pada benik genetika dengan dua sifat
berbeda (dihibrid)

B. DASAR TEORI

Kemungkinan peristiwa yang diharapkan, adalah perbandinagan antara peristiwa yang


diharapkan itu dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek.

Ibaratkan objek tu adalah mata uang, sifat kejadiannya adalah lentingan ,peristiwa
ialah mata uang itu akan terlentang atau telungkup di lantai habis dilentingkan itu.jumlah
peristiwa di sini adalah 2 kemungkinan yaitu ( terlentang-telungkup).

Jika kita mengharapkan sekali lentingan mata uang itu telentang artinya kepala ke atas,
ekor sebelah bawah, maka kemungkinannya telentang / telentang + telungkup = ½. Ini dapat
diartikan, bahwa tiap dua kali melentingkan kesempatan untuk telentang adalah 1 kali.

Probabilitas atau kemungkinan , peluang di gunakan untuk menyatakan sustu peristiwa


yang belum bisa di pastikan kebenarannya. Bisa juga digunakan untuk menyatakan suatu
pernyataan yang belum di ketahui kebenarannya, di duga berdasarken prinsip peluang atau
kemungkinan yang ada. Teori kemungkinan atau peluang merupakan sangat penting dalam
mempelajari genetika. Peluang atau kemungkinan yang terjdi pada sesuatu yang di inginkan
adalah sama dengan perbandingan antara satu yang di inginkan terhadap keseluruhannya

Rumus kemungkinan menurut willdan :

a. Rumus kemungkinan
𝑥
K (x) =𝑥
K (x) = 𝑥+𝑦
𝑥+𝑦

Keterangan :
K = kemungkinan

K (x) = Kemungkian peristiwa x

X = peristiwa yang diharapkan

Y = peristiwayang tidak di harapan

b. Kemungkinan 2 peristiwa yang berdiri sendiri adalah perkalian dari kemungkinan tiap
peristiwa
K(x+y)=K(x).K(y)
K(x+y)=K(x).K(y)

Keterangan :

K( x + y ) = kemungkinan peristiwa x dan y

K( x ) = kemungkinan peristiwa x

K( y ) = kemungkinan peristiwa y

c. Kemungkinan 2 peristiea yang timbal-balik adalah pertambahan kemungkinan tiap


peristiwa

𝑋
= K )(x=) +K K(x( )y +
K( 𝑦 )K( K(y)
𝑋
)
𝑦

d. Rumus untuk kemungkinan

(𝑎 + 𝑏)𝑛

Keterangan :

a = kemungkinan pertama, yang diharapakan

b = kemungkinan kedua, yang tak diharapkan

n = jumlah objek yang mengalami peristiwa


C. ALAT DAN BAHAN

- Uang logam Rp. 500


- 40 pasang benik genetika berwarna merah
- 40 pasang benik genetika berwarna putih
- 40 pasang benik genetika berwarna kuning
- 40 pasang benik genetika berwarna hijau

D. CARA KERJA
a. Peluang koin
- Menyiapkan uang logan Rp. 500 dengan sisi yang bergambar bunga adalah
jantan (♂) dan sisi yang bergambar angka adalah betina (♀)
- Melemparkan uang logam Rp. 500 ke atas dan memperhatikan jatuhnya uang
tersebut.
- Setelah uang jatuh di atas telapak tangan maka mencatat hasil kemungkinan
terjadi ( munculnya bunga atau angka )
- Membuat tabel kemungkinan yang telah diamati
- Menghitung hasil peluang dengan perhitungan chi kuadrat

b. Monohibrid
- Menyiapkan 40 pasang benik genetika yang berwarna merah dan 40 pasang
benik berwarna hijau
- Memisahkan masing – masing benik genetika antara warna merah bengan warna
hijau
- Menyiapkan 2 wadah untuk meletakkan benik genetika yang sudah di pisahkan
warnanya yaitu warna merah berarti panjang dan hijau adalah pendek
- Memasukkan masing – masing 40 benik genetik yang berwarna merah dan yang
berwarna hijau ke dalam wadah yang bertuliskan panjang dan pendek
- Kemudian mengambil benik genetika secara acak pada kedua wadah secara
bersama – sama yang telah bertuliskan panjang dan pendek
- Mencatat hasil pengambilan acak dari benik genetika
- Membuat tabel dari hasil pengambilan acak benik genetika
- Menghitung hasi dari pengambilan acak benik genetika dengan menggunakan
perhitungn chi kuadrat
- Menyimpulkan dari hasil perhitungan chi kuadrat apakah sesuai dengan hukum
mendel 1 apa tidak

c. Dihibrid
- Menyiapkan 40 pasang benik genetika yang berwarna merah,40 pasng benik
genetika berwarna putih, 40 pasang benik genetika berwarna kuning, 40 pasang
benik genetika berwarna hijau
- Memisahkan pasangan benik genetika warna merah, puth, kuning, hijau
- Mengibaratkan benik genetika warna merah itu tamanan panjang,benik warna
putik tanaman pendek, benik warna kuning berbiji halus dan benik warna hijau
berbiji keriput
- Menyiapkan tempat yang sudah di tulisi bulat halus dan lonjong halus
- Memasukkan benik sebanyak 40 berwarna merah dan berwarna hijau ke kempat
yang sudah di tulisi bulat halus untuk jantan dan 40 benik berwarna hijau ke
dalam wadah yang bertuliskan betina
- Setelah itu mencocokkan hasilnya
- Mencatat hasil pengambilan acak tadi
- Membuat tabel dari pengambilan acak
- Menghitung hasil pengambilan acak dan menganalisis dengan perhitungan chi
kuadrat
- Menyimpulkan dari hasil perhitungan.
-
E. HASIL PENGAMATAN

a. Peluang koin 100x lemparan


Angka : jantan (♂)

Gambar bunga : betina (♀)

Perbandingan analisis chi- kuadrat

Ho : data yang di peroleh mempunyai ratio 1 : 1

Ha : data yang di peroleh tidak mempunyai ratio 1 : 1


Gambar Angka Jumlah
Jumlah individu
yang diamati (ft) 37 63 100

Jumlah individu
yang diperoleh 1 1 100
𝑋 100 = 50 𝑋 100 = 50
2 2

Derajad kebebasan (dk) = K – 1

= 2–1

= 1

( 𝑓𝑡 –𝐹𝑡 )2
Chi – kuadrat (X2) =Σ 𝐹𝑡
(63– 50)2 (37 – 50)2
= +
50 50
169 169
= +
50 50

= 3.38 + 3.38
= 6,76
Jika di bandingkan dengan tabel chi kuadrat maka hasil tersebut lebih besar di
bandingkan dengan tabel. Sehingga, menolak hipotesis taraf kepercayaan 95%

b. Monohibrid

Merah : panjang
Hijau : pendek
Perbandingan dengan menggunakan analisis chi kuadrat
Ho : data yang diperoleh memiliki ratio 3 : 1
Ha : data yang diperoleh tidak sesuai ratio 3 : 1

Panjang Pendek Jumlah

Jumlah individu 28 12 40
yang diamati
Jumlah individu 3 1 40
𝑥 40 = 30 𝑥 40 = 10
yang di peroleh 4 4

Derajad kebebasan (dk) =K–1


=2–1
=1

( 𝑓𝑡 –𝐹𝑡 )2
Chi – kuadrat (X2) = Σ 𝐹𝑡
(28 – 30)2 (12 – 10)2
= +
50 50
4 4
= 30 + 10

= 0,13 + 0,4
= O,53
Hasil dari perbandingan chi kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil bi bandingkan
dengan tabel sehingga menerima hipotesis nol pada tafaf kepercayaan 95 %, dan
sesuai dengan Hukum Mendel 1 .

Bagan persilangan
P : Panjang X Pendek
MM X mm

F1 : Mm
FI X F2 : Mm X Mm

F2 : MM : Merah
Mm : Merah
Mm : Merah
mm : Hijau
Jadi, perbandingan fenotip sebesar 3 Merah : 1 Putih
3 : 1
c. dihibrid
Merah : Panjang ( M )
Putih : Pendek ( m )
Kuning : Halus (K)
Hijau : Keriput ( k )

Perbandingan dengan menggunakan anasisis chi kuadrat


Ho : data yang di peroleh mempunyai ratio 9 : 3 : 3 : 1
Ha : data yang di peroleh tidak mempunyai ratio 9 : 3 : 3 : 1

Panjang Panjang Pendek Pendek Jumlah


halus keriput halus keriput
Jumlah
individu yang 25 6 7 2 40
diamati
Jumlah
individu yang 22,5 7,5 7,5 25
diperoleh

Derajad kebebasan ( dk ) =K–1


=4–1
=3

( 𝑓𝑡 –𝐹𝑡 )2
Chi – kuadrat (X2) =Σ 𝐹𝑡
(22−22,5)2 (6– 7,5)2 (7 – 7,5)2 (2 – 2,5)2
= + + +
22,5 7,5 7,5 2,5

= 0,27 + 0,3 + 0,003 + 0,1


= 0,7
Perbandingan dengan tabel chi kuadrat maka hasil tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan tabel. Sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan
95 %. Sesuai sengan Hukum Mendel II.

Bagan Persilangan
P : Panjang halus X Panjang keriput
MM KK X mm kk
F1 : MmKk X MmKk
F2 :
3M 3K_ : 9M_K_ : 9 panjang halus

Kk : 3M_kk : 3 panjang keriput

mm 3K_ : 3mmK_ : 3 Pendek halus

kk : mmkk : 1 pendek keriput

jadi, perbandingan fenotip sebesar 9 panjang halus : 3 panjang keriput : 3 pendek halus : 1
pendek keriput. 9 : 3 : 3 : 1

F. PEMBAHASAN

Dari praktikum yang sudah di laksanakan bahwa pada percobaan 1 yaitu peluang koin
dengan melempar uang koin Rp 500 sebanyak 100 x hasil yang didapatkan adalah
munculnya angka (♀) sebanyak 37 dan munculnya gambar (♂) sebanyak 63. Setelah itu
kemudian d hitung menggunakan chi kuadrat hasil yang didapatkan adalah sebesar 6,67. Dari
hasil perhitungan chi kuadrat ternyata hasilnya lebih besar dibandingkan dengan tabel.
Sehingga hal hersebut menolak hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.

Pada percobaan kedua yaitu menggunakan benik genetika untuk mengetahui peluang
yang terjadi pada pecobaan monohibrid. Teori kemungkinan sangatlah penting dalam ilmu
genetika. Pada percobaan yang telah di lakukan yaitu awal mula memasukkan masing –
masing 40 buah benik genetika warna merah kedalam wadah yang bertuliskan panjang dan
warna hijau ke dalam wadah yang bertuliskan pendek. Setelah selesai mengambil secara acak
pada wadah hasil yang didapatkan yaitu kemungkinan panjang sebanyak 28 dan
kemungkinan pendek sebanyak 12 jadi total keseluruhan adalah 40. Setelah itu melakukan
perhitungan menggunakan analisis chi kuadrat hasil yang di dapatka yaitu sebesar 0,53. Dari
hasi tersebut ternyata lebih kecil di bandingkan dengan tabel sehingga menerima hipotesis nol
pada taraf kepercayaan 95 %. Hal tersebut membuktikan bahwa sesuai dengan hukum
Mendel I.
Bagan persilangan antara tanaman panjang X tanaman pendek adalah
P (♂) MM X (♀) mm
Mm X Mm
F2 MM : Merah
Mm : Merah
Mm : Merah
mm : hijau
jadi, perbandingan fenotipnya sebesar 3 : 1 yaitu 3 Merah dan 1 Hijau. Di lihat dari hasil
fenotip hal tersebut menunjukkan kesesuaian dengan hukum Mendel I.
Pada percobaan yang ke tiga yaitu membuktikan peluang pada dihibrid .persilangan
dihibrid yaitu persilangan antara 2 ndividu dengan 2 sifat yang berbeda. Sesuai dengan bunyi
hukum mendel II yaitu “ gen – gen yang yang terletak pada kromosom yang berlainan akan
bersegregasi secara bebas dan di hasilkan 4 macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1”
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data:
M_K_ (panjang halus) = 25
M_kk(panjang keriput) = 6
mmK_(pendek halus) =7
mmkk ( pendek keriput) = 2
jika hasil tersebut di buat perbandingan fenotip maka hasilnya adalah
panjang halus : panjang keriput : pendek halus : pendek keriput
25 : 6 : 7 : 2
Setelah itu melakukan perhitungan menggunakan chi kuadrat hasil yang di dapatkan adalah
sebesar 0,7. Dari hasil yang di dapatkan kemudian membandingkan dengan tabel chi kuadrat
dan hasinya ternyata lebih kecil dari tabel sehingga pada percobaan ini menerima hipotesis
nol pada taraf kepercayaan 95 % sesuai dengan hukum mendel II.
Bagan persilangan
P : Panjang halus X Panjang keriput
MM KK X mm kk
F1 : MmKk X MmKk
F2 :
3M 3K_ : 9M_K_ : 9 panjang halus

Kk : 3M_kk : 3 panjang keriput

mm 3K_ : 3mmK_ : 3 Pendek halus


kk : mmkk : 1 pendek keriput

jadi, perbandingan fenotip sebesar 9 panjang halus : 3 panjang keriput : 3 pendek halus : 1
pendek keriput. 9 : 3 : 3 : 1. Dari hasil yang di dapatkan menunjukkan bahwa sesui dengan
hukum Mendel II.

G. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah di lakukan disimpulkan bahwa :
 peluang merupakan ungkapan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat di
pastikan dan tidak di ketahu kebenarannya
 pada percobaan lempar koin sebanyak 100x hasil yang di dapatkan 37 gambar dan 63
angka. Setelah itu di hitung menggunakan chi kuadrat hasilnya 6,76. Ternyata
hasilnya lebih besar di bandingkan dengan tabel sehingga menolak hipotesis nol taraf
kepercayaan 95 %.
 Pada percobaan monohibrid dan di hitung menggunakan chi kuadrat hasilnya adalah
0,53. Ternyata hasilnya lebih kecil dari tabel sehingga menerima hipotesis nol pada
taraf kepercayaan 95 % dan sesuai dengan hukum Mendel I dengan perbandingan 3 :
1
 Pada percobaan dihibrid setelah menghitung dengan chi kuadrat hasil yang di
dapatkan adalah 0,7. Setelah itu di bandingkan dengan tabel dan hasilnya lebih kecil
dari tabel sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 % dan sesuai
dengan Hukum Mendel II.

H. DAFTAR PUSTAKA
Suryo.2004. Genetika. Yogyakarta : Gajah Mada univercity
Sisunandar. 2014. Panduan praktikum genetika. Purwokerto : UMP
Yatim,Wildan. 2003. Genetika. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai