Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai “ Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Untuk Perusahaan Hdagang “.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyususnan maupun materinya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan penulis untuk penyempurnakan makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga
makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalh ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Lamongan, 12 Juli 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkembang pesatnya usaha bisnis di Indonesia pada khususnya di


pulau Jawa mendorong perusahaan menengah untuk berkembang mengikuti
kemajuan teknologi informasi yang juga berkembang pesat sehingga
perusahaan menengah tersebut dapat tetap bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain. Kemajuan teknologi informasi mendorong perusahaan untuk
ikut mengembangkan sistem informasi pada perusahaan hingga mempunyai
sistem informasi yang baik dan efektif untuk membantu mengambil keputusan
demi tercapainya tujuan utama perusahaan.
Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan
akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Hal ini mendorong pemrosesan
data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi
pemrosesan secara terkomputerisasi melalui pemrosesan data-data akuntansi
secara terkomputerisasi. Melalui pemrosesan data-data akuntansi secara
terkomputerisasi, dapat dihasilkan informasi yang efektif serta akurat yang
pada akhirnya dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan di dalam
perusahaan. Sistem informasi yang berbasis komputer sekarang dikenal
dengan istilah sistem informasi akuntansi (Jogiyanto, 2005: 17). Tujuan dari
perkembangan ini adalah untuk lebih mengoptimalkan kinerja sistem
informasi akuntansi agar sesuai dengan lingkungan perusahaan di mana sistem
informasi akuntansi tersebut dijalankan.
Sistem akuntansi merupakan salah satu subsistem dalam sistem
informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengorganisasikan formulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan. Salah
satu sistem akuntansi yang penting adalah sistem akuntansi penjualan. Sistem
akuntansi penjualan terdiri dari dua proses transaksi yaitu penjualan secara
tunai dan penjualan secara kredit.

3
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli, kemudian setelah uang diterima
perusahaan barang lalu diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan
tunai kemudian dicatat oleh perusahaan (Mulyadi, 2001 : 455).
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan
untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit
yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis
terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit (Mulyadi, 2001 :
210).
Sistem akuntansi penjualan merupakan bagian yang penting dalam
sistem akuntansi perusahaan yang harus dikelola dengan baik dan benar.
Transaksi penjualan memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan
laba bagi perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya sistem akuntansi
penjualan yang terorganisir dengan baik dan benar, diharapkan dapat
mempermudah pelaksanaan transaksi penjualan yang efektif.
Proses penjualan yang diterapkan pada perusahaan menengah yang
berorientasi kedepan masih belum efektif terutama bagi perusahaan yang
masih menggunakan sistem manual, misalnya bagian penjualan harus mencari
arsip di rak atau lemari untuk membuat faktur penjualan dan membuat
tembusan ke bagian gudang dan pengiriman, di samping itu bagian kredit
harus mengarsip pelanggan terpilih, dan setiap pelanggan tersebut melakukan
pembelian kredit, maka fungsi kredit harus mencari datanya di rak lemari
arsip, sehingga memakan banyak waktu dan tenaga. Bagian akuntansi juga
harus mengumpulkan faktur-faktur dan dicatat secara manual, hal ini dinilai
kurang efektif dan efisien serta berisiko terjadi “human error”. Dalam
pengendalian intern, perusahaan dengan kategori menengah memungkinkan
seorang karyawan merangkap dalam bagian yang seharusnya dipisahkan,
seperti kasir dan bagian akuntansi atau bagian kredit dan bagian penjualan.

4
Pencatatan transaksi penjualan yang dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak akan lebih cepat, teliti dan memudahkan apabila
dibandingkan jika hal tersebut dilakukan secara manual. Oleh karena itu,
dibutuhkan sistem akuntansi penjualan terkomputerisasi yang memadai yang
dapat mempercepat dalam mencatat, merekam, menyimpan, mengolah dan
menghasilkan data berupa laporan yang dibutuhkan sehingga efisiensi dan
efektifitas kerja dapat tercapai.

Bisnis percetakan telah banyak berkembang. Sasaran atau objek dalam


usaha ini banyak sekali, dari pencetakan buku untuk kepentingan pendidikan,
pencetakan undangan untuk pernikahan dan masih banyak lagi. hal tersebut
dilakukan dengan melalui percetakan karena membutuhkan alat cetak dan
ketrampilan khusus dari para karyawan ahli. Kegiatan mencetak
membutuhkan banyak bahan baku untuk proses produksinya, seperti tinta,
paper plate, dan masih banyak lagi bahan yang dibutuhkan sehingga
mendorong bisnis unit dagang penyedia bahan baku percetakan tersebut juga
ikut berkembang pesat dan menjadi semakin banyak.

Salah satu perusahaan menengah yang bergerak dalam usaha


menyediakan bahan-bahan percetakan, yang masih menggunakan sistem
manual pada seluruh kegiatan usahanya, dan dikelola oleh pemilik usaha
sendiri. Dalam melakukan transaksi penjualan, pemilik usaha yang tidak
didampingi staf administrasi ahli ini merasa kesulitan dalam melayani
konsumen apabila melakukan transaksi penjualan, misalnya transaksi
penjualan dilakukan secara manual dilakukan dengan nota yang ditulis manual
dan diarsip pada binder lalu disimpan di rak lemari sehingga terdapat
kemungkinan terjadi kesalahan dalam transaksi dan dokumen rusak atau
hilang. Pemilik juga harus mencari arsip atau dokumen di rak atau lemari
untuk membuat faktur penjualan dan membuat tembusan ke bagian gudang
dan pengiriman, di samping itu bagian kredit harus mengarsip pelanggan
terpilih, dan setiap pelanggan tersebut melakukan pembelian kredit, maka
harus mencari datanya di rak lemari arsip, sehingga memakan banyak waktu
dan tenaga. Bagian akuntansi juga harus mengumpulkan faktur-faktur dan
dicatat secara manual sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun laporan
5
keuangan. Dalam pengendalian intern, karena keterbatasan karyawan,
karyawan tersebut merangkap dalam bagian yang seharusnya dipisahkan,
seperti kasir dan bagian akuntansi atau bagian kredit dan bagian penjualan.
Seiring dengan perkembangan usaha dan semakin banyaknya pelanggan pada
perusahaan itu, sistem akuntansi penjualan manual yang digunakan , saat ini
dinilai kurang efektif dan sesuai untuk diterapkan karena mengakibatkan
banyak terjadi kesalahan dalam melakukan transaksi penjualan. terpilih, dan
setiap pelanggan tersebut melakukan pembelian kredit, maka harus mencari
datanya di rak lemari arsip, sehingga memakan banyak waktu dan tenaga.
Bagian akuntansi juga harus mengumpulkan faktur-faktur dan dicatat secara
manual sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun laporan keuangan.
Dalam pengendalian intern, karena keterbatasan karyawan, karyawan tersebut
merangkap dalam bagian yang seharusnya dipisahkan, seperti kasir dan bagian
akuntansi atau bagian kredit dan bagian penjualan. Seiring dengan
perkembangan usaha dan semakin banyaknya pelanggan pada perusahaan itu,
sistem akuntansi penjualan manual yang digunakan , saat ini dinilai kurang
efektif dan sesuai untuk diterapkan karena mengakibatkan banyak terjadi
kesalahan dalam melakukan transaksi penjualan.
Permasalahan di atas timbul karena adanya faktor keterbatasan dari
pemilik perusahaan yang mengelola perusahaan tersebut tanpa bantuan staf
ahli dan staf administrasi, kurangnya peralatan, sarana dan prasarana yang
mendukung dan memadai dalam mengelola usaha yang semakin berkembang
terutama dalam sistem akuntansi penjualan yang merupakan transaksi yang
penting bagi perusahaan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan di atas dibutuhkan sistem baru yang sederhana, tetapi dapat
meningkatkan pengendalian, keefektivitasan, keakuratan data dan yang paling
penting adalah membantu meringankan tugas pemilik perusahaan. Selain itu,
sistem baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mampu
mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem lama dan salah

satu solusi yang dapat dipilih adalah dengan sistem akuntansi yang
terkomputerisasi.

6
Pada sistem akuntansi terkomputerisasi ini semua hal yang berhubungan
dengan penjualan dapat ditangani dengan menggunakan komputer. Hal ini
dilakukan dengan membuat suatu program aplikasi berupa database untuk
menangani sistem akuntansi penjualan. Sistem akuntansi penjualan
terkomputerisasi ini dibuat untuk menggantikan sistem yang lama, diharapkan
sistem akuntansi penjualan terkomputerisasi ini mampu menangani semua
prosedur yang terdapat dalam sistem akuntansi penjualan . Didasari oleh hal
tersebut diatas, penulis mengambil judul makalah dengan judul “Pengembangan
Sisitem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Untuk Perusahaan
Dagang.”

1.2 Perumusan Masalah


1 Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Akuntansi ?
2 Apakah konsep dari sistem informasi akuntansi?
3 Apa saja tugas dari pengolahan data?
4 Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi di perusahaan dagang?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui pengertian sistem informasi akuntansi.
2 Mengetahui konsep dari sistem informasi akuntansi.
3 Mengetahui tugas dari pengolahan data.
4 Mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi di perusahaan dagang

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem dalam sebuah organisasi yang
bertanggung jawab untuk penyiapan Informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan
pengolahan data transaksi yang berguna bagi semua pemakai baik di dalam maupun di
luar perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi juga dapat diartikan sebagai kumpulan
kegiata-kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan Informasi
keuangan dan Informasi yang didapatkan dari transaksi data untuk tujuan
pelaporaninternal maupun eksternal perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi
menyiapkan informasi bagi manajemen dengan melaksanakan operasi-operasi tertentu
atas semua data sumber yang diterimanya dan juga mempengaruhi hubungan organisasi
perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
Sebagai sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang bertugas
mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut
menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupum di luar
perusahaan. Selain itu sistem informasi akuntansi adalah satu-satunya CBIS (Computer
Based Information System) yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan informasi di
luar perusahaan.
Informasi akuntansi berhubungan dengan suatu fungsi yang bertanggung jawab
terhadap arus dana kedalam perusahaan, dana diperlukan untuk mendukung kegiatan
pemasaran, manufaktur dan kegiatan lainnya maka dari itu sangat perlu mengontrol
semua arus dana agar penggunaannya bisa efektif.
Banyak pihak berkepentingan terhadap informasi keuangan suatu perusahaan.
Jika dikategorikan ada dua kelompok besar yang sangat berkepentingan yaitu pihak
eksternal dan internal. Keduanya mempunya peranan yang kuat dalam menentukan
pertumbuhan perusahaan, terutama pihak internal yang terlibat langsung pada
pengelolaan keuangan. Informasi yang dihasilkan oleh pihak internal perusahaan di
gunakan sebagai pendukung dalam kegiatan perusahaan sehari-hari dan pendukung
dalam proses pengambilan keputusan.

8
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu:
1 Informasi akuntansi keuangan yaitu informasi yang berbentuk laporan keuangan
yang ditujukan kepada pihak external.
2 Informasi Akuntansi Manajemen yaitu informasi yang berguna bagi manajemen
dalam pengambilan keputusan.
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam sebuah organisasi antara
lain adalah sebagai beriku:
1 Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam
penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan
orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut. Akuntan tidak harus menjadi
seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-
orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif. Selain itu juga
seorang akuntasi. Harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi
yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang
akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku
(behavior) para pengambil keputusan.
2 Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan
metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
3 Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk
menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu
yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
b. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
c. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

9
Sebuah SIA menambah nilai sebuah organisasi dengan cara:
1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan.
2. Aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan.
4. Meningkatkan efisiensi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.
6. Meningkatkan sharing knowledge.
7. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari SIA:
1. Bagaimana mengumpulkan data dan mengkaitkannya dengan aktivitas
organisasi/perusahaan.
2. Bagaimana caranya menyalurkan data, informasi sehingga berguna bagi
pengambilan keputusan.
3. Bagaimana caranya menjamin realbilitas, keakuratan dan kecepatan data dan
informasi yang disajikan.
Perbedaan utama Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen
terletak pada ruang lingkup, yaitu sistem Informasi manajemen mencakup semua data
yang terdapat dalam organisasi, semua aktivitas pengolahan di dalam organisasi dan
seiring Informasi yang digunakan oleh orang-orang dalam organisasi. Sistem Informasi
akuntansi hanya meliputi jenis data dari Informasi tertentu. Dengan kata lain, sistem
Informasi akuntansi merupakan subsistem Informasi manajemen di dalam suatu
organisasi.
Sistem Informasi akuntansi merupakan subsistem Informasi yang paling banyak
menembus dan seiring paling besar dalam organisasi perusahaan. Dalam banyak
organisasi, sistem Informasi akuntansi merupakan salah satunya sistem Informasi yang
dibentuk secara formal.

2.2 Konsep Sistem Informasi Akuntansi (SIA)


2.2.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntasi merupakan sebuah sistem informasi yang merubah
data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.
2.2.2 Tujuan Siatem Informasi Akuntansi
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah:
1. Mendukung operasi-operasi sehari-hari.
1
0
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban.
2.2.3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Komponen sistem informasi akuntansi adalah:
1 Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut.
2 Prosedur-prosedur, baik manual maupun terototomatisasi yang dilibatkan dalam
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
organisasi.
3 Data tentang proses-proses bisnis.
4 Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5 Infrastruktur teknologi informasi.
2.2.4. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi di Perusahaan Dagang
Fungsi sistem informasi akuntansi di perusahaan dagang adalah:
1 Mengumpulkan dan menyimpan aktivitas yang dilaksanakan disuatu organisasi,
sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut dan para pelaku
dalam aktivitas tersebut.
2 Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen.
3 Menyediakan pengendalian yang memadai.

2.2.5. Aktivitas Dalam Rantai Nilai Organisasi di Perusahaan Dagang


Aktivitas dalam rantai nilai di perusahaan dagang adalah:
1 Inbound Logistics seperti penerimaan, penyimpanan dan distribusi bahan-bahan
masukan.
2 Outbound Logistics/distribusi produk ke pelanggan.
3 Pemasaran dan Penjualan.
4 Pelayanan seperti dukungan purna jual dan maintenance.

Aktivitas Pendukung Organisasi:


1 Infrastruktur Perusahaan: akuntansi, hukum, administrasi umum.
2 Sumber Daya Manusia: perekrutan, pengontrolan, pelatihan dan kompensasi
kepada pegawai.
3 Teknologi: Peningkatan produk dan jasa (penelitian).
4 Pembelian.
2.2.6. Data
1
1
Data mengarah pada fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan dan proses
dengan sistem informasiMisal untuk penjualan, data yang perlu dikumpulkan adalah:
1. Fakta mengenai kejadian-kejadian (tanggal penjualan, jumlah, dll).
2. Sumber data (identitas barang dan jasa, harga per unit, dll).
3. Para pelaku (identitas pelanggan dan penjual produk).
2.2.7. Informasi dan Pengambilan Keputusan
Informasi adalah Data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti.
Karakteristik informasi yang berguna adalah relevan, andal, lengkap, tepat waktu,
dapat dipahami dan dapat diverifikasi. Langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan:
1. Identifikasi Masalah.
2. Pemilihan metode pemecahan masalah.
3. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan
tersebut.
4. Mengimplementasikan model tersebut.
5. Mengevaluasi sisi positif dari tiap alternatif yang ada.
6. Melaksanakan solusi terpilih.

2.3 Tugas Pengolahan Data


2.3.1. Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data, sistem pengolahan data mengumpulkan data yang
menjelaskan setiap tindakan internal perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.
2.3.2. Perubahan Data/Manipulasi Data
Perubahan data/Manipulasi data adalah proses pengolahan data menjadi
informasi yang lebih berguna. Operasi Manipulasi data meliputi:
1. Pengklasifikasian, setiap karyawan digolongkan menurut departemen.
2. Pengurutan, catatan-catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode
atau elemen data.
3. Perhitungan, melakukan perhitungan dalam pembayaran gaji karyawan.
4. Pengikhtisaran, banyak data yang perlu disarikan menjadi bentuk total,
subtotal, dan rata-rata.
2.3.3. Penyimpanan Data

1
2
Data disimpan pada media penyimpanan sekunder dan file dapat
diintegrasikan secara logis untuk membentuk suatu database. Sebagian besar data
dalam database adalah data akuntansi.
2.3.4. Penyiapan Dokumen
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menghasilkan output untuk perorangan dan
organisasi baik di dalam dan di luar perusahaan. Umumnya, output berbentuk
dokumen tercetak. Namun, semakin banyak pemakai menggunakan tampilan layar.
Output pada SIA dipicu oleh 2 hal:
1. Oleh suatu tindakan, output dihasilkan jika sesuatu terjadi
2. Oleh jadwal waktu, output dihasilkan pada saat tertentu.
2.3.5. Pembuatan Dokumen
Dokumentasi adalah kumpulan dari dokumen-dokumen. Dokumen dokumen
dalam dokumentasi system informasi akuntansi berisi tulisan berbentuk uraian
(narative), formulir, flowchart, diagram dan tulisan lainya menjelaskan bagaimana
sistem bekerja. Informasi yang terkandung dalam dokumentasi harus dapat
menjelaskan tentang apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana data
dimasukkan, diproses, disimpan, informasi dikeluarkan serta didistribusikan, dan
sistem dikendalikan. Karena diagram dapat merespresentasikan ribuan kata maka para
pengembang system informasi akuntansi lebih suka menggunakan diagram seperti
flowchart, data flow digram, entiti relationsiptori adalah tempat dimana dokumen-
dokumen/dokumentasi, program yang berkaitan dengan aplikasi dan projek disimpan.
Tempat penyimpanan dokumen ini sangat membantu seorang analis sistem
untuk selalu dapat berhubungan dengan sistem informasi akuntansi suatu perusahaan
baik secara keseluruhan atau perbagian secara mendetail. Peranan teknik
pendokumentasian sebenarnya tergantung dari jenis pekerjaan, teknik
pendokumentasi memiliki peranan penting dalam hal berikut ini:
1. Sebuah sistem beropersi dapat terbaca dari dokumentasi yang tersedia.
2. Dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dokumentasi sistem
pengendalian internal dan dapat menentapkan apakah sistem tersebut
memenuhi kebutuhan perusahaan.
3. Sebuah sistem berfungsi secara optimal, apabila sistem tersebut dapat
secara mudah dimengerti prosedurnya oleh orang lain dan dalam
pengembangan sistem baru harus menunjukkan sistem pengendalian
internalnya.
1
3
2.3.6. Sifat Pengolahan Data
Beberapa sifat pengolahan data yang membedakannya dengan area aplikasi yang
lain yaitu:
1. Pengolahan data menjalankan tugas yang penting.
2. Mengikuti prosedur standar secara relatif.
3. Peraturn dan latihan yang diterima menguraikan atau menerangkan cara
pengolahan data yang akan dilakukan.
4. Menghimpun data yang detail atau lengkap karena record pengolahan data
menggambarkan aktivitas perusahaan secara lengkap, maka ia akan jadi alat
untuk merekontruksi kembali tindakan/transaksi tersebut secara urut
jika record diperlukan.
5. Mempunyai fokus historis yang paling utama.
6. Memberikan informasi pemecahan masalah mini.

2.4 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Perusahaan Dagang


Perusahaan Dagang yang bergerak dibidang elektronik dan computer menjual
berbagai kebutuhan elektronik dan komputer, melayani penjualan dalam bentuk partai
dan eceran.
Visi:
Menjadi direktori bisnis online terbaik dan terlengkap.
Misi:
 Mempunyai database perusahaan terlengkap akurat dan terpercaya.
 Memberi pelayanan terbaik kepada customer.
 Membuat direktori bisnis online terlengkap, cepat dan mudah.
 Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa melalui teknologi.
 Memberi lebih banyak prospek kepada customer.
Dalam pelaksanaannya CV. Bintang Jaya menggunakan Sistem Informasi agar
dapat memberikan Informasi aktual mengenai kegiatan perusahaannya. Contoh
sederhana Sistem Informasi Akuntansi di CV. Bintang Jaya adalah alur proses bisnis dari
penjualan, penagihan piutang dan retur penjualan. Berikut adalah contoh Sistem
Informasi yang digunakan oleh CV. Bintang Jaya:
2.4.1 Siklus Penjualan Kredit

1
4
Siklus penjualan kredit merupakan suatu proses yang dimulai dari penerimaan
pesanan dari pelanggan, persetujuan kredit, dan pengiriman barang ke pelanggan atau
pengambilan barang oleh pelanggan.
1 Bagian penjualan menerima pesanan dari pelanggan yang datang kantor,
melalui telepon, atau mengirim Purchase Order (PO) melalui fax. Bagian
penjualan dapat melihat rekapan persediaan untuk melihat ketersediaan
barang yang dipesan pelanggan.
2 Bagian penjualan mempertimbangkan batas kredit dengan melihat kartu
piutang dari bagian akuntansi. Jika kredit tidak disetujui, maka pelanggan
disarankan untuk membeli secara tunai. Jika pelanggan tidak mau membeli
tunai, maka siklus penjualan kredit ini akan berakhir.
3 Jika kredit disetujui, bagian penjualan mencatat pesanan pada Sales
Order (SO) sebanyak dua rangkap dan pada Outstanding Order (OO).
Bagian penjualan mengotorisasi kredit dengan memberikan stempel &
tanda tangan dan selanjutnya pelanggan diminta menandatangani SO. SO
#1 diberikan kepada pelanggan dan SO #2 diarsip bagian penjualan
berdasarkan nomor SO. OO diarsip berdasarkan nomor.
4 Bagian penjualan membuat surat jalan (SJ) tiga rangkap dan memo perintah
berdasarkan SO #2. Setelah itu, barang dikirim atau tidak tergantung
permintaan dari pelanggan. Jika barang dikirim, SJ dan memo perintah
diberikan kepala gudang agar dapat mengkoordinasi mandor untuk
menyiapkan barang pesanan. Memo perintah diarsip berdasarkan tanggal.
5 SJ diberikan kepada mandor supaya buruh dapat menyiapkan barang dan
memuat pada truk. Barang dan SJ dibawa bagian pengiriman menuju lokasi
pelanggan.
6 Barang diturunkan di lokasi pelanggan dan pelanggan diminta
menandatangani SJ. SJ #2 diberikan kepada pelanggan, SJ #1 dan #3
dibawa kembali oleh bagian pengiriman kembali ke gudang.
7 Bagian pengiriman memberikan SJ #1 dan #3 ke kepala gudang. Kepala
gudang meng-update kartu stok barang berdasarkan SJ #3 dan membuat
rekapan persediaan berdasarkan kartu stok barang. Rekapan persediaan
diberikan ke bagian penjualan dan SJ #3 diarsip berdasarkan tanggal.
8 SJ #1 diberikan kepada bagian penjualan supaya bagian penjualan dapat
meng-update Outstanding Order bahwa barang telah diterima pelanggan
1
5
dan diarsip berdasarkan nomor serta mencari SO #2. SJ#1 kemudian
diberikan ke bagian keuangan supaya dapat membuat faktur penjualan.
9 Bagian penjualan memberikan SO #2 ke bagian akuntansi supaya dapat
meng-update kartu piutang. SO#2 diarsip bagian akuntansi berdasarkan
nomor SO dan kartu piutang diarsip berdasarkan nama pelanggan serta
siklus penjualan kredit ini berakhir.
10 Jika barang tidak dikirim, pelanggan datang dan bagian penjualan
memeriksa SO #1 yang dibawa pelanggan. Pelanggan diminta
menandatangani SJ. SJ #2, SJ #3, dan memo perintah diberikan kepada
pelanggan.
11 Pelanggan menuju ke kepala gudang dan kepala gudang mengecek SJ #3,
dan memo perintah yang dibawa pelanggan. Kepala gudang
mengkoordinasi mandor untuk memproses pengiriman barang dengan
memberikan SJ #3.
12 Mandor mengkoordinasi buruh agar barang dapat dipersiapkan dan dimuat
pada truk pelanggan. Barang berserta dengan SJ #2 dan SO #1 dibawa oleh
pelanggan. SJ #3 dikembalikan ke kepala gudang.
13 Kepala gudang menerima SJ #3 dan meng-update kartu stok barang
berdasarkan SJ #3 serta membuat rekapan persediaan berdasarkan kartu
stok barang. Rekapan persediaan diberikan bagian penjualan. SJ #3 diarsip
berdasarkan tanggal.
14 Bagian penjualan memberikan SJ #1 kepada bagian keuangan supaya dapat
membuat faktur. Bagian penjualan meng-update Outstanding Order bahwa
barang telah diterima pelanggan, mengarsip OO berdasarkan nomor serta
mencari SO #2. SO #2 diberikan bagian akuntansi.
15 Bagian akuntansi menerima SO #2 dan meng-update kartu piutang. SO #2
diarsip berdasarkan nomor SO dan kartu piutang diarsip berdasarkan nama
pelanggan serta siklus penjualan kredit berakhir.
Dokumen-dokumen yang terkait antara lain surat order penjualan, Outstanding
Order, surat pesanan barang/purchase order (PO), rekapan persediaan, kartu piutang,
memo perintah yang dilampirkan bersama dengan surat jalan, kartu stok barang,
laporan penjualan, dan rekapan penjualan.
2.4.2 Siklus Penjualan Tunai
Siklus penjualan tunai merupakan suatu proses yang dimulai dari penerimaan
1
6
pesanan dari pelanggan, pengiriman barang/pengambilan barang oleh pelanggan, dan
pelunasan pembayaran dari pelanggan.
Penjelasan Prosedur:
1 Bagian penjualan menerima pesanan dari pelanggan yang datang langsung
ke kantor atau melalui telepon dan menerima uang muka dari pelanggan.
2 Bagian penjualan mencatat pesanan pada Sales Order (SO) sebanyak dua
rangkap (SO #1 untuk pelanggan, SO #2 diberikan bagian keuangan) dan
mencatat pada Outstanding Order (OO) serta membuat tanda terima (TT)
dua rangkap (TT #1 untuk pelanggan dan TT#2 diberikan bagian
keuangan). OO diarsip berdasarkan nomor dokumen.
3 TT#2, SO#2, dan uang diberikan ke bagian keuangan. Bagian keuangan
akan membuat Nota Penjualan (NP) dua rangkap berdasarkan SO #2. Uang
akan disetorkan ke bank dan bukti setoran akan diberikan ke bagian
akuntansi untuk diarsip berdasarkan tanggal. NP #1 dan SO #2 diberikan ke
bagian penjualan. NP #2 dan TT #2 diarsip berdasarkan tanggal.
4 Bagian penjualan menerima NP #1 dan SO #2 dari bagian keuangan serta
membuat surat jalan (SJ) tiga rangkap dan memo perintah. SO #2 diarsip
berdasarkan nomor. Setelah itu, barang dikirim atau tidak tergantung
permintaan dari pelanggan.
5 Jika barang dikirim, SJ, memo perintah, dan NP #1 akan diberikan kepala
gudang. Kepala gudang menandatangani surat jalan dan mengkoordinasi
mandor untuk memproses pengiriman barang. Memo perintah diarsip
berdasarkan tanggal.
6 SJ dan NP #1 diberikan ke mandor dan kemudian mandor akan
mengkoordinasi buruh untuk menyiapkan dan memuat barang pada truk.
Surat jalan dan NP #1 diberikan kepada bagian pengiriman lalu menuju ke
lokasi pelanggan.
7 Barang diturunkan ke lokasi pelanggan. Pelanggan diminta menandatangani
surat jalan dan menagih pelanggan. Jika sebelumnya pelanggan sudah
memberikan uang muka, maka bagian pengiriman menerima TT #1 dan
bukti transfer dari pelanggan. SJ#2 dan NP #1 diberikan kepada pelanggan.
8 Bagian pengiriman kembali ke gudang dengan membawa bukti transfer dari
pelanggan beserta dengan SJ #1 dan #3, TT #1 yang kemudian diberikan
kepada kepala gudang.
1
7
9 Kepala gudang menerima SJ #1, #3, TT #1, dan bukti transfer serta meng-
update kartu stok barang berdasarkan SJ #3 dan membuat rekapan
persediaan berdasarkan SJ #3. Rekapan persediaan diberikan kepada bagian
penjualan dan SJ #3 diarsip berdasarkan tanggal.
10 SJ #1 diberikan ke bagian penjualan supaya dapat meng-update
Outstanding Order bahwa barang telah diterima pelanggan. SJ #1 diarsip
berdasarkan tanggal dan OO diarsip berdasarkan nomor
11 TT #1 dan bukti transfer diberikan ke bagian keuangan dan diperiksa
dengan NP #2 yang telah diarsip. TT #1 diarsip berdasarkan tanggal. Bukti
transfer dan NP #2 diberikan ke bagian akuntansi.
12 Bagian akuntansi menerima bukti transfer dan NP #2. Bagian akuntansi
membuat rekapan penjualan (harian) berdasarkan NP #2 supaya dapat dicek
dengan bukti transfer dan membuat laporan penjualan (bulanan) agar dapat
dilihat oleh pemilik. NP #2, rekapan penjualan, dan bukti transfer diarsip
berdasarkan tanggal dan siklus penjualan tunai ini berakhir.
13 Jika barang tidak dikirim, pelanggan datang dan bagian penjualan
mengecek TT #1 dan SO #1 yang dibawa pelanggan. Pelanggan diminta
menandatangani SJ. SJ #2, SJ #3, memo perintah, SO #1 dan NP #1
diberikan kepada pelanggan. Bagian penjualan meng-update OO bahwa
barang sudah diambil pelanggan. SJ #1 diarsip bagian penjualan
berdasarkan tanggal dan OO diarsip berdasarkan nomor.
14 Pelanggan menuju ke bagian keuangan dan bagian keuangan menerima NP
#1, TT #1, dan uang dari pelanggan. Bagian keuangan memeriksa uang
dengan NP dan TT #1. NP #1 diberikan ke pelanggan dan NP #2 diberikan
ke bagian akuntansi. Uang dibawa bagian keuangan untuk disetorkan ke
bank. TT #1 diarsip berdasarkan tanggal dan bukti setoran diberikan ke
bagian akuntansi.
15 Pelanggan menuju ke kepala gudang dan kepala gudang menerima NP #1,
SJ #3, dan memo perintah dari pelanggan sebagai bukti bahwa barang telah
dilunasi pelangggan dan barang dapat diambil. Kepala gudang
mengkoordinasi mandor untuk menyiapkan barang dengan memberikan SJ
#3.

1
8
16 Mandor mengkoordinasi buruh untuk menyiapkan barang dan dimuat pada
truk pelanggan. Barang dibawa pelanggan bersama dengan SJ #2 dan NP
#1. SJ #3 dikembalikan ke kepala gudang.
17 Kepala gudang meng-update kartu stok barang berdasarkan SJ #3 dan
membuat rekapan persediaan berdasarkan kartu stok barang. Rekapan
persediaan diberikan kepada bagian penjualan dan SJ #3 diarsip berdasakan
tanggal.
18 Bagian akuntansi menerima bukti setoran dan NP #2 dari bagian keuangan
serta membuat rekapan penjualan (harian) berdasarkan NP #2 supaya dapat
dicek dengan bukti setoran dan membuat laporan penjualan (bulanan) agar
dapat dilihat oleh pemilik. NP #2, rekapan penjualan, dan bukti setoran
diarsip berdasarkan tanggal dan siklus penjualan tunai ini berakhir.
Dokumen-dokumen yang terkait antara lain surat order penjualan, outstanding
order, tanda terima, memo perintah yang dilampirkan bersama dengan surat jalan,
kartu stok barang, rekapan persediaan, laporan penjualan, rekapan penjualan, dan nota
penjualan.

2.4.3 Siklus Pengembalian Barang/Retur Penjualan


Siklus retur penjualan merupakan suatu proses yang dimulai dari penerimaan
komplain dari pelanggan mengenai barang yang cacat/rusak, persetujuan retur
penjualan, dan pemrosesan retur penjualan.
1
9
Penjelasan Prosedur:
1 Bagian penjualan menerima keluhan dari pelanggan mengenai barang yang
cacat/rusak melalui telepon dan dicatat pada kertas kecil.
2 Bagian penjualan menginfokan keluhan pelanggan kepada kepala gudang
supaya dapat meminta mandor untuk memeriksa barang di tempat
pelanggan.
3 Barang diperiksa oleh mandor dan setelah itu mandor kembali ke kantor
dan mengkonfirmasi bagian penjualan untuk memutuskan apakah retur bisa
disetujui atau tidak.
4 Jika retur tidak setujui, maka siklus retur penjualan berakhir. Jika retur
disetujui, dicek terlebih dahulu barang pengganti tersedia atau tidak.
5 Apabila barang pengganti tersedia maka bagian penjualan akan membuat
surat jalan retur (SJR) dua rangkap dan memo perintah (MP) yang diberikan
kepala gudang. Bagian penjualan juga meng-update Outstanding
Order (OO) bahwa barang telah diretur.
6 Kepala gudang menerima SJR dan MP serta mengkoordinasi mandor untuk
menyiapkan dan memuat barang pengganti. MP diarsip berdasarkan
tanggal.
7 Bagian pengiriman membawa barang pengganti bersama dengan SJR ke
lokasi pelanggan. Barang diturunkan ke lokasi pelanggan dan meminta
pelanggan menandatangani SJR. SJR #2 diberikan ke pelanggan. SJR #1
dengan barang yang rusak dibawa kembali oleh bagian pengiriman ke
gudang.
8 Kepala gudang menerima SJR #1 kemudian meng-update kartu stok barang
dan membuat rekapan persediaan. SJR #1 diarsip berdasarkan tanggal.
9 Apabila barang pengganti tidak tersedia maka bagian penjualan akan
melihat apakah barang yang rusak tersebut sudah dilunasi atau belum.
Bagian penjualan akan mengkonfirmasi bagian keuangan untuk dicek
melalui faktur/nota penjualan yang telah diarsip.
10 Apabila sudah dilunasi, maka bagian penjualan akan meminta uang
pengganti dari bagian keuangan. Bagian keuangan membuat nota retur
penjualan (NRP) dua rangkap, menyiapkan cek/giro/bukti transfer, dan
membuat bukti pengeluaran kas. Bukti pengeluaran kas akan diberikan

2
0
bagian akuntansi. NRP dan cek/giro/bukti transfer diberikan ke bagian
pengiriman menuju ke lokasi pelanggan.
11 Pelanggan diminta menandatangani NRP. NRP #1 dan cek/giro/bukti
transfer diberikan kepada pelanggan. NRP #2 dibawa kembali oleh bagian
pengiriman bersama dengan barang yang rusak.
12 Bagian pengiriman mengembalikan barang yang rusak pada gudang dan
NRP #2 diberikan oleh kepala gudang. Kepala gudang memberikan NRP #2
ke bagian akuntansi supaya dapat membuat laporan retur penjualan untuk
dicek dengan bukti pengeluaran kas dari bagian keuangan. NRP #2 diarsip
berdasarkan tanggal serta siklus retur penjualan ini berakhir.
13 Apabila belum dilunasi, maka bagian penjualan akan meng-update
Outstanding Order, mengkonfirmasi bagian akuntansi untuk meng-
update kartu piutang dan meminta bagian keuangan untuk mencari SJ #1.
SJ #1 diberikan pada bagian pengiriman untuk menuju lokasi pelanggan. SJ
#1 akan diberikan pada pelanggan dan barang yang rusak dibawa kembali
oleh bagian pengiriman menuju ke gudang serta siklus retur penjualan ini
berakhir.
Dokumen-dokumen yang terkait antara lain memo perintah dan surat jalan
retur, nota retur penjualan, outstanding order, laporan retur penjualan, kartu stok
barang, rekapan persediaan, kartu piutang, dan bukti pengeluaran kas.
2.4.4 Siklus Penagihan Piutang
Siklus penagihan piutang merupakan suatu proses yang dimulai dari
penyiapan faktur dan daftar tagihan sampai pada proses penagihan kepada pelanggan.
Penjelasan Prosedur:
1 Bagian keuangan membuat faktur penjualan (FP) dan daftar tagihan
berdasarkan SJ #1.
2 FP #1 dan SJ #1 diserahkan kepada penagih.
3 Penagih akan menagih pelanggan. Penagih akan memeriksa cek/giro/bukti
transfer dari pelanggan dengan jumlah yang tertera pada FP #1. FP #1 dan
SJ #1 diberikan kepada pelanggan. FP #1 yang belum tertagih dan SJ #1
dibawa kembali oleh penagih.
4 Setelah penagih kembali ke kantor, bagian keuangan memeriksa hasil
tagihan dengan FP #2 dan meng-update -daftar tagihan. FP #1 yang belum

2
1
tertagih, SJ #1 dan daftar tagihan akan disimpan kembali berdasarkan
tanggal.
5 Cek/giro akan disetorkan ke bank oleh bagian keuangan pada saat jatuh
tempo. Bukti setoran/bukti transfer akan diberikan ke bagian akuntansi.
6 FP #2 yang sudah tertagih akan diberikan ke bagian akuntansi supaya dapat
meng-updatekartu piutang.
7 Bagian akuntansi merekap transaksi penjualan secara harian supaya dapat
dicek dengan bukti transfer/bukti setoran dan membuat laporan penjualan
secara bulanan supaya dapat dilihat oleh pemilik. FP #2 diarsip berdasarkan
tanggal. Rekapan penjualan, bukti setoran, dan bukti transfer diarsip
berdasarkan tanggal serta siklus penagihan piutang ini berakhir.
Dokumen-dokumen yang terkait antara lain surat jalan, faktur penjualan,
laporan penjualan, rekapan penjualan, dan kartu piutang.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
2
2
Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System
(CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas
dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Penggunaan Sistem Informasi dalam
perusahaan sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan perusahaan, untuk itu perusahaan
berbondong-bondong dalam memperbaharui sistem mereka, sama halnya yang dilakukan
oleh CV. Bintang Jaya, karena pada dasarnya SIA menghasilkan beberapa output informasi
dalam bentuk laporan akuntansi standar dan menyediakan database yang lengkap untuk
digunakan dalam pemecahan masalah.

3.1. Saran
Pada kenyataanya, pembuatan makalah ini masih berisfat sangat sederhana dan
simple. Serta penyususnan makalah ini masih memperlukan kritik dan saran atas pembahasan
materi tersebut.

2
3
2
4

Anda mungkin juga menyukai