1
As-Suyuti. Asybah Wa An-Nadzhoir. Hal 94
2
As-Subki. Asybah Wa An-Nadzhoir. Hal 127
3
Fairuz Abadi. Al-Qamus Al-Muhith. Hal 251
4
Syekh Ayyub bin Muda Al-Husaini. Al-Kulliyaat. Hal 61.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Adapun dalam permasalahan khilaf ini karena beberapa sebab yaitu
antara lain:
1. Berbeda pandangan dalam masalah bahasa: Dalam hal ini, banyak
ulama yang berbeda penafsiran ayat ataupun hadis.
Contoh: Lafal Quru’ dalam masa iddah. Dalam hal ini, terdapat dua
pendapat. Menurut Imam Syafi’i, quru’ berarti suci. Sedangkan
menurut Imam Hanafi, quru’ berarti haid (menstruasi).
2. Perbedaan dari segi penerimaan hadis
Contoh:
5
Yanggo, Huzameah Tahido. 1997. Pengantar Perbandingan Madzhab. (Jakarta: Logos). Hal
50-51.
perlu qasar sholat. Maka apabila ditanyakan kepada Ibn Mas’ud akan
keadaan tersebut beliau berkata:
6
As-Suyuti. Asybah Wa An-Nadzhoir
Berikut ini contoh-contoh perbuatan dalam rangka keluar dari khilaf
(melaksanakan sesuatu dengan cara yang dapat dibenarkan oleh dua
pendapat yang berbeda ialah:
1. Mengutamakan menggosok anggota wudhu
2. Meratakan dalam mengusap kepala
3. Melakukan sholat qashar dalam berpergian yang berjarak 3 marhalah
dan meninggalkan sholat qashar dalam jarak kurang dari 3 marhalah
(207, 36 km). 1 marhalah = 69,12 km.
KESIMPULAN
الخروج من الخالف مستحبyaitu kaidah fikih yang membahas tentang kaidah
yang masyhur dalam ucapan mayoritas imam (ulama), dan hampir-hampir
seorang faqih itu memasukkan ia sebagai kaidah yang disepakati ke atasnya
adalah keluar dari khilaf Itu lebih utama dan lebih afdhal.
Adapun sebab dari khilaf meliputi dua hal yaitu: Berbeda pandangan dalam
masalah bahasa, dan perbedaan dari segi penerimaan hadis.
Syarat dalam menjaga khilaf ada 3 yaitu: Jangan sampai membawa khilaf
yang lain, Jangan sampai menyalahi yang tsabit, dan Hendaknya kuat
dasarnya, tidak hanya yang dianggap sebagai suatu kekhilafan.