Anda di halaman 1dari 5

PENGAUDITAN II

“UJIAN TENGAH SEMESTER”

Dosen : AA Putu Gede Arie Susandya, SE., M.Si., Ak., CA

OLEH :

Nama : Gede Septian Mahendra Sukadana

Nim : 1702622010258

No. Absen : 05

Kelas : Akuntansi C

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2019
Jawaban
1. Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam
perusahaan benar – benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang
tidak memenuhi kelima kriteria tersebut mempunyai kecenderungan resiko audit
yang tinggi. Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian
auditor.Kecurangan semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang
dimasukkan dalam daftar gaji, dan kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam
menyusun klasifikasi daftar gaji. Ini berarti ada karyawan yang dihitung dengan
tarif yang lebih tinggi.Disamping adanya kecurangan tersebut, akuntan harus
memperhatikan ketelitian perhitungan sejak perhitungan waktu hadir, insentif
sampai dengan pembuatan daftar gaji dan pembuatan slip gaji.
Cara auditor dalam mendeteksi adanya kemungkinan pegawai fiktif yang terdapat
dalam daftar gaji pegawai pada siklus personalia adalah dengan melakukan
pengujian pengendalian diantaranya seperti Auditor dapat meng-cross check
absen dengan catatan lainnya pegawai untuk menguji tanda tangan yang
diotorisasi dan kelayakan endorsment. Auditor juga memeriksa endorsment atau
endorsment kedua untuk melihat adanya jumlah yang tidak biasa atau
kemungkinan penyalahgunaan check.

Untuk menguji karyawan yang tidak ada, auditor dapat menguji transaksi jurnal
penggajian ke catatan pada bagian SDM untuk menguji apakah karyawan tersebut
benar-benar ada pada periode penggajian.Untuk mengetahui bahwa karyawan
yang telah berhenti ditangani dengan layak adalah memilih beberapa file
karyawan tersebut pada tahun berjalan dari bagian personalia untuk menentukan
apakah karyawan tersebut telah diberikan pesangon secara tepat.

Jika karyawan telah berhenti namun masih digaji terus, maka dapat di cek dengan
memeriksa catatan penggajian periode periode selanjutnya.Namun metode ini
tidak efektif bila bagian SDM tidak diberitahu jika karyawan tersebut telah
berhenti.Dalam beberapa kasus, auditor akan meminta untuk dilakukan
pembayaran gaji kejutan. Ini adalah pengujian dimana semua karyawan harus
mengambil cek gaji dan menandatangani di depan penyelia dan auditor. Setiap
cek yang tidak diambil dan ditandatangani harus diinvestigasi untuk menentukan
apakah itu adalah kecurangan atau penipuan. Prosedur ini sangat mahal namun
mungkin merupakan satu satunya cara membuktikan penggelapan uang.

2. Mengenai tidak terjadi pemisahan tugas atas otorisasi transaksi kas keluar dalam
laporan keuangan LPD Desa Sanur adalah seperti yang kita ketahui salah satu
bagian dari pengendalian internal adalah otorisasi transaksi. Dengan proses
otorisasi transaksi ini maka proses transaksi keuangan perusahaan akan lebih
berhati-hati karena melibatkan beberapa aturan dan memerlukan lebih dari satu
orang dalam menyelesaikan sebuah transaksi, menurut saya sistem pengendalian
intern dalam LPD tersebut tidak baik dikarenakan dapat menyebabkan
kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang. Kecurangan tersebut
bisa dilihat dari Nota pembelian ATK yang tidak sesuai dengan cek fisik barang.
Hal ini dikarenakan pihak dari LPD tidak melakukan pemisahan tugas dalam
melakukan tahapan-tahapan pemeriksaan dalam transaksi pembelian barang.
Sebaiknya setiap kegiatan pada perusahaan harus dipisahkan sesuai dengan tugas
dari masing - masing individu/pegawai, dimana hal ini sangat penting untuk
pengendalian internal yang efektif karena mengurangi risiko kesalahan dan
tindakan tidak pantas. Mungkin pihak LPD beranggapan pemisahan tugas
berdampak pada banyaknya pegawai yang harus dipekerjakan, sehingga
mengurangi tingkat efisiensi LPD namun hal ini berdampak positif dalam
ketelitian dan kewajaran terhadap pengecekan pada laporan keuangan.

3. Pemahaman struktur pengendalian internal pada siklus pendapatan dikaitkan


dengan program audit yang akan ditempuh oleh auditor saat memeriksa laporan
keuangan klien adalah
Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang
material. Langkah pertama dalam menilai risiko tersebut adalah memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry klien karena hal tersebut dapat membantu
auditor dalam:
 Mengembangkan ekspetasi tentang total pendapatan dengan memahami
kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.
 Mengembangkan ekspetasi tentang margin kotor dengan memahami
pangsa pasar dengan keunggulan kompetitif klien pasar.
 Mengembangkan ekspetasi tentang piutang bersih berdasarkan periode
penagihan rata-rata untuk klien dan industry.
Dilingkungan perusahaan, pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses
yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara
keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan
perusahaan, salah satunya pelaporan keuangan yang handal.
Pemahaman tentang bisnis dan industry klien mempengaruhi keputusan tentang
materialitas dan risiko inheren
1. Materialitas. Pendapatan merupakan volume aktivitas sebenarnya bagi
setiap perusahaan biasanya, melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan
total pendapatan sangat penting bagi laporan keuangan yang sering
digunakan sebagai ukuran ringkas materialitas, kelompok transaksi dan
saldo akun menyertai siklus pendapatan biasanya mempunyai pengaruh
yang material terhadap laporan keuangan.
2. Risiko inheren. Dalam menilai risiko inheren, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mendorong manajemen
untuk mensalahsajikan asersi siklus pendapatan seperti: memaksakan
untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan
pencapaian target pendapatan, dan memaksakan untuk menyatakan terlalu
tinggi kas dan piutang kotor.
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pendapatan. Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan
keuangan yang dinyatakan oleh manajemen yaitu; asersi keberadaan atau
keterjadian, asersi kelengkapan, asersi penilaian dan pengalokasian, asersi
pelaporan dan pengungkapan, dan asersi hak dan kewajiban.

4. Cara memeriksa atau mengecek kebenaran item Akun Aset Tetap yang digunakan
sebagai jaminan untuk memperoleh kredit di bank:
 Pelajari dan evaluasi internal control asset tetap dengan menyimpan bukti-
bukti kepemilikan asset tetap, asset tetap diasuransikan oleh perusahaan
dengan jumlah/nilai pertanggungan (insurance coverage) yang wajar.
 Minta kepada klien top schedule dan supporting schedule asset tetap,
sehingga dapat dilihat berapa saldo awalnya, berapa
penambahan/pengurangan dan berapa saldo akhir dari asset tetap tersebut.
 Periksa footing dan cross footing serta cocokkan totalnya dengan general
ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
 Apakah setiap penambahan dan pengurangan dari aset tetap dilengkapi
dengan supporting document, termasuk otorisasinya.
 Lakukan pemeriksaan fisik terhadap aset tetap tersebut untuk melihat
kondisinya apakah masih layak dan penilaiannya wajar.
 Periksa apakah capitalization policy sudah benar dan depreciation
policydijalankan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.
 Analisis tentang perkiraan Repair and Maintenance, sehingga dapat diketahui
apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk capital expenditure, dicatat
sebagai revenue expenditure.
 Periksa apakah aset tetap sudah diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup.
 Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, konfirmasi bank, untuk mengetahui
apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
 Periksa apakah ada komitmen-komitmen yang dibuat perusahaan untuk
membeli/menjual aset tetap.
 Jika ada contsruction in process, periksa ketepatan nilai pertambahan yang
ditransfer ke aset tetap.
 Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement-
nya dan apakah pencatatannya sudah sesuai dengan SAK.
 Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, misal: ketentuan penyajian baik di neraca, laba-rugi maupun
catatan atas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai