Anda di halaman 1dari 7

Perilaku Perawat Dalam Meningkatkan Kualitas Keselamatan Pasien Di

Rumah Sakit Melalui Komunikasi Terapeutik

Nama : Fadillah Umaiyah

Nim : 161101041

Email : fadillahumaiyah@gmail.com

Abstrak : Perawat adalah salah satu dari tenaga kesehatan didalam satu rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan,Dalam meningkatkan keselamatan pasien, perawat harus
memahami bagaimana penerapan yang harus dicapai dalam mengwujudkan keselamatan pasien salah
satunya dengan komunikasi teraupetik .Tujuan: Makalah ini diatur dalam kerangka selesaikan tugas
mata kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan dan
bagaimana perilaku perawat dalam meningkatkan keselamatan pasien melalui komunikasi teraupetik.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penulis bertujuan untuk
memberikan gambaran yang jelas dan tepat sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya terhadap objek
penelitian serta menggunakan kajian secara analisis,eksplorasi serta kajian bebas. Hasil: Berdasarkan
hasil perbandingan dari berbagai sumber ilmiah diperoleh hasil bahwa penerapan keselamatan pasien
dapat dilakukan jika tenaga kesehatan melakukan tujuh langkah menuju keselamatan pasien dengan
salah satunya komunikasi.
Kata Kunci: Rumah Sakit,Tujuh langkah keselamatan pasien,Komunikasi

Abstract: Nurses are one of the health workers in a hospital that provides health services. In
improving patient safety, nurses must understand how the application must be achieved in realizing
patient safety, one of them by therapeutic communication. Purpose: This paper is arranged in the
framework of completing tasks Patient Safety and Occupational Health Safety courses in Nursing and
how nurses' behavior in improving patient safety through therapeutic communication. Method: The
type of research used is descriptive research. The author aims to provide a clear and precise
description in accordance with the actual conditions of the object of research and to use studies in
analysis, exploration and free study. Results: Based on the results of comparisons from various
scientific sources obtained the results that the application of patient safety can be done if health care
workers take seven steps towards patient safety with one of them communication.
Keywords: Hospital, Seven steps of patient safety, Communication
kualitas keselamatan pasien adalah dengan

LATAR BELAKANG komunikasi teraupetik. Dimana


komunikasi teraupetik merupakan respon
Pelayanan keperawatan yang
spesifik yang mendorong ekspresi
berkualitas menjadi faktor penentu tingkat
perasaan dan ide, serta menyampaikan
kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan
penerimaan dan penghargaan. Dibutuhkan
yang diberikan semakin baik akan
latihan berulang-ulang sehingga semakin
meningkatkan kepuasan pasien (Butar-
terampil dan nyaman dalam
butar & Simamora, 2016). Pelayanan
mengerjakannya karena kepuasan besar
keperawatan sebagai lini terdepan
akan timbul dari keberhasilan membentuk
berperan sangat tinggi atas kepuasan yang
hubungan terapeutik dan pencapaian hasil
diterima oleh pasien (Philip, 2014). Dalam
klien yang diinginkan (Potter & Perry,
hal ini perilaku perawat dalam
2009).
meningkatkan kepuasan pasien sangat
perlu . Dengan komunikasi teraupetik
perawat mampu berempati dengan pasien
Perilaku merupakan hasil daripada
sehingga keselamatan pasien bisa
segala macam pengalaman serta interaksi
terwujud. Rumah sakit juga berperan
manusia dengan lingkunganya yang
dalam penerapan keselamatan pasien
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap
dengan tujuh langkah menuju keselamatan
dan tindakan.Perilaku merupakan
pasien yang optimal berdasarkan kepada
respon/reaksi seorang individu terhadap
standar keselamatan pasien sehingga
stimulusyang berasal dari luar maupun
rumah sakit harus merancang proses baru
dari dalam dirinya (Notoatmojo,
atau memperbaiki proses yang ada,
2010).Sedangkan menurut Wawan (2011)
memonitor dan mengevaluasi kinerja
Perilaku merupakan suatu tindakan yang
melalui pengumpulan data, menganalisis
dapat diamati dan mempunyai frekuensi
secara intensif insiden, dan melakukan
spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
perubahan untuk meningkatkan kinerja
maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan
serta keselamatan pasien. Proses
berbagai faktor yang saling berinteraksi.
perancangan tersebut harus mengacu pada
Perilaku perawat dalam meningkatkan
visi, misi, dan tujuan rumah sakit,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan dapat dilakukan jika tenaga kesehatan
kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik melakukan tujuh langkah menuju
bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain keselamatan pasien dengan salah satunya
yang berpotensi risiko bagi pasien itu komunikasi .
sendiri.
PEMBAHASAN

1. Defenisi perilaku
TUJUAN
Perilaku merupakan hasil daripada segala
Makalah ini diatur dalam kerangka macam pengalaman serta interaksi
selesaikan tugas mata kuliah Keselamatan manusia dengan lingkunganya yang
Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap
dalam Keperawatan dan bagaimana dan tindakan.Perilaku merupakan
perilaku perawat dalam meningkatkan respon/reaksi seorang individu terhadap
keselamatan pasien melalui komunikasi stimulusyang berasal dari luar maupun
teraupetik. dari dalam dirinya (Notoatmojo,
2010).Sedangkan menurut Wawan (2011)
METODE
Perilaku merupakan suatu tindakan yang
Jenis penelitian yang digunakan dapat diamati dan mempunyai frekuensi
adalah penelitian deskriptif. Penulis spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
bertujuan untuk memberikan gambaran maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan
yang jelas dan tepat sesuai dengan kondisi berbagai faktor yang saling berinteraksi.
yang sesungguhnya terhadap objek
2. Penerapan keselamatan pasien
penelitian serta menggunakan kajian
secara analisis,eksplorasi serta kajian Penerapan keselamatan pasien

bebas. mengacu pada tujuh langkah menuju


keselamatan pasien,antara lain :
HASIL
1. Membangun Kesadaran Akan
Berdasarkan hasil perbandingan Nilai Keselamatan Pasien
dari berbagai sumber ilmiah diperoleh
hasil bahwa penerapan keselamatan pasien
Menciptakan kepemimpinan dan risiko rumah sakit;Lakukan proses
budaya yang terbuka dan adil. Dengan asesmen risiko secara teratur, untuk
memastikan bahwa rekan sekerja anda menentukan akseptabilitas setiap risiko,
merasa mampu untuk berbicara dan ambillah langkahlangkah yang tepat
mengenai kepedulian mereka dan untuk memperkecil risiko tersebut;
berani melaporkan bila mana ada Pastikan penilaian risiko tersebut
insiden. Demonstrasikan kepada tim disampaikan sebagai masukan ke proses
anda ukuran-ukuran yang dipakai di asesmen dan pencatatan risiko rumah
rumah sakit anda untuk memastikan sakit.
semua laporan dibuat secara terbuka
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
dan terjadi proses pembelajaran serta
Memastikan staf dapat melaporkan
pelaksanaan tindakan/solusi yang
kejadian/ insiden, serta rumah sakit
tepat.
mengatur pelaporan kepada Komite
2. Memimpin Dan Mendukung Staf Nasional Keselamatan Pasien Rumah
dimana membangun komitmen dan fokus Sakit. Langkah penerapan misalnya
yang kuat dan jelas tentang Keselamatan berikan semangat kepada rekan sekerja
Pasien di rumah sakit . anda untuk secara aktif melaporkan setiap
insiden yang terjadi dan insiden yang telah
3. Mengintegrasikan Aktivitas
dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena
Pengelolaan Risikod dimana
mengandung bahan pelajaran yang
mengembangkan sistem dan proses
penting.
pengelolaan risiko, serta lakukan
identifikas dan asesmen hal yang potensial 5. Melibatkan Dan Berkomunikasi
bermasalah misalnya dalam Tim Dengan Pasien Mengembangkan cara-cara
Membentuk forum-forum dalam rumah komunikasi yang terbuka dengan pasien.
sakit untuk mendiskusikan isu-isu Pastikan tim saling menghargai dan
Keselamatan Pasien guna memberikan mendukung keterlibatan pasien dan
umpan balik kepada manajemen yang keluarganya bila telah terjadi insiden,
terkait; Pastikan ada penilaian risiko pada Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien
individu pasien dalam proses asesmen dan keluarga bilamana terjadi insiden, dan
segera berikan kepada mereka informasi b. Pertanyaan terbuka (Broad
yang jelas dan benar secara tepat,Pastikan, Opening) Teknik ini memberi
segera setelah kejadian, tim menunjukkan kesempatan klien untuk
empati kepada pasien dan keluarganya. mengungkapkan perasaannya
Dalam hal ini perilaku komunikasi sesuai kehendak klien tanpa
teraupetik dapat dilakukan oleh perawat . membatasi.
c. Mengulang
6. Belajar Dan Berbagi Pengalaman
(Restarting)Mengulang pokok
Tentang Keselamatan Pasien Mendorong
pikiran yang diungkapkan klien.
staf untuk melakukan analisis akar
Gunanya untuk menguatkan
masalah untuk belajar bagaimana dan
ungkapan klien dan memberi
mengapa kejadian itu timbul.
indikasi perawat mengikuti
7. Mencegah Cedera Melalui pembicaraan klien.
Implementasi Sistem Keselamatan Pasien d. Klarifikasi Bila perawat ragu, tidak
Menggunakan informasi yang ada tentang mendengar, tidak jelas atau klien
kejadian/masalah untuk melakukan berhenti karena malu
perubahan pada sistem pelayanan. mengemukakan informasi atau

3. Penerapan Komunikasi teraupetik informasi yang diperoleh tidak

dalam keselamatan pasien lengkap.


e. RefleksiReaksi perawat dan klien
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan
selama berlangsungnya
oleh seorang dalam melakukan
komunikasi. Teknik refleksi ini
komunikasi antara lain :
berguna untuk mengetahui dan
a. Mendengarkan (Listening) menerima ide dan perasaan,
Dengan mendengar perawat mengoreksi, dan memberi
mengetahui perasaan klien. Beri keterangan lebih jelas.
kesempatan lebih banyak pada f. Membagi persepsiMeminta
klien untuk bicara. Perawat harus pendapat klien tentang hal yang
menjadi pendengar yang aktif. perawat rasakan dan pikirkan.
Dengan cara ini perawat dapat
meminta umpan balik dan kesehatan serta komunikasi yang efektif
memberi informasi. juga sangat mempengaruhi penerapan K3.
g. Identifikasi Tema Latar belakang
DAFTAR PUSTAKA
masalah yang dialami klien yang
muncul selama percakapan. Cahyono, Agung. 2015. “Hubungan
Gunanya untuk meningkatkan Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan
pengertian dan mengeksplorasi Perawat Terhadap Pengelolaan
masalah yang penting. Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit.”
h. Diam (Silent) Tujuannya memberi Jurnal Ilmiah Widya.
kesempatan berpikir dan
Fallis, A.G. 2013. “済無No Title No
memotivasi klien untuk bicara
Title.” Journal of Chemical
ketika diberi pertanyaan. Pada
Information and Modeling 53(9):
klien yang menarik diri, teknik
1689–99.
diam berarti perawat menerima
klien.i.InformingMemberi Harsiwi, Tria et al. 2018. “Analisis

informasi dan fakta untuk Pelaksanaan Keselamatan Pasien

pendidikan kesehatan. Oleh Perawat.” 2(1): 84–95.

i. SaranMemberi alternatif ide untuk Pujilestari, Agustina, Alimin Maidin, and


pemecahan masalah. Tepat dipakai Rini Anggraeni. 2013. “Gambaran
pada fase kerja dan tidak tepat pada Budaya Keselamatan Pasien Oleh
fase awal hubungan. Perawat Dalam Melaksanakan

KESIMPULAN Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap


RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Berdasarkan dari hasil kajian Tahun 2013.” Bagian Manajemen
dengan metode analisis, eksplorasi dan Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan
kajian bebas ini dapat disimpulkan bahwa Masyarakat, UNHAS, Makassar.
keselamatan pasien dapat diterapkan
R.H.Simamora.(2019).Buku Ajar
apabila tujuh langkah tersebut dilakukan
Pelaksanaan Identifikasi
oleh rumah sakit maupun tim tenaga
Pasien.Uwais Inspirasi Indonesia.
R.H.Simamora.(2019).The influence of
training handover based SBAR
communication for improving
patients safety : indian journal of
public Health Research &
Development.

Salbiah, S. (2015). PENGETAHUAN


TENAGA KESEHATAN DALAM
SASARAN KESELAMATAN
PASIEN DI RUMAH SAKIT
SUMATERA

Setiajati, Ari. 2014. “Pengaruh


Pengetahuan Dan Sikap Perawat
Terhadap Penerapan Standart
Keselamatan Pasien Di RSUD DR.
Moewardi.” TESIS.

Yusuf, Muhammad. 2017. “Penerapan


Patient Safety Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr .
Zainoel Abidin Patient Safety
Implementation In Ward Of Dr .
Zainoel Abidin General Hospital.” :
1–6.

Anda mungkin juga menyukai