Abstrak
Bank sampah merupakan solusi bagi masyarakat dalam mengurangi dampak dari
timbulan sampah dan menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah. Terdapat
beberapa faktor pendukung yang dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan bank
sampah. Faktor yang mempengaruhi ialah pemahaman pengelolaan sampah, teknis
manajemen bank sampah, faktor ekonomi bagi nasabah, keberadaan bangunan bank
sampah, tokoh masyarakat dan peran pemerintah daerah dan kompetisi (prestise).
Sebagai bentuk pemecahan masalah, digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process). Penggunaan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat)
menjadi acuan dalam menentukan kinerja bank sampah dari kombinasi faktor internal
(strength and weakness) dan faktor eksternal (opportunity and threat). Wawancara
interaktif dan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan perbandingan berpasangan dari
pihak stakeholder, nasabah bank sampah dan masyarakat umum. Sebagai studi kasus,
tiga bank sampah yang memiliki predikat terbaik berdasarkan penilaian BLH (Badan
Lingkungan Hidup) di kota Banjarbaru dipilih menjadi objek penelitian. Penelitian ini
melibatkan pihak stakeholder dari pengurus bank sampah sebanyak 3 responden dan
nasabah bank sampah sebanyak 11 responden. Berdasarkan hasil analisis, faktor ekonomi
merupakan faktor prioritas dalam tingkat keberhasilan pelaksanaan bank sampah.
Abstract
Bank Sampah is a solution for people to reduce the impact of waste generation
and create an environment free of waste. There are several contributing factors that can
determine the success of the implementation of Bank Sampah. Factors affecting waste
management is understanding, technical management of Bank Sampah, the economic
factor for customers, where Bank sampah building, community leaders and the role of local
governments and competition (prestige).
As a form of problem solving, use AHP (Analytical Hierarchy Process) and SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity and Threat) as a reference in determining the
performance of Bank Sampah from a combination of internal factors (strength and
weakness) and external factors (opportunity and threat). Interactive interviews and
questionnaires carried out to get a pairwise comparison of the stakeholders, Bank Sampah
customers and the general public. As a case study, three Bank Sampah that have the best
predicate based on an assessment of BLH (Environmental Agency) in Banjarbaru city been
the object of research. This study involved the stakeholders of Bank Sampah as much as
3 respondents and customers as much as 11 respondents. Based on the analysis, the
economic factor is the priority factor in the successful implementation of Bank Sampah.
Keywords: Bank Sampah, Analytical Hierarchy Process, SWOT
1
1. Pendahuluan
Faktor utama yang diperhatikan Banjarbaru. Penelitian dilakukan dengan
dalam penentuan keberhasilan menggunakan metode sampling
pelaksanaan bank sampah adalah kuesioner dalam bentuk wawancara
keterkaitan antar stakeholder. Proses langsung dengan pihak responden.
Hirarki Analitik digunakan sebagai Responden kuesioner merupakan pihak
kerangka pendekatan dalam stakeholder pengurus bank sampah dan
mengakomodasikan berbagai nasabah bank sampah.
pandangan stakeholder dalam 2.2 Penentuan Multi Kriteria
menentukan faktor yang paling Proses pengambilan keputusan
berpengaruh terhadap tingkat dengan menggunakan multikriteria bisa
keberhasilan pelaksanaan bank sampah dilakukan dengan menggunakan metode
di Kota Banjarbaru. AHP. Menentukan dekomposisi masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam dengan mengidentifikasi kriteria dan
penelitian ini adalah untuk mengetahui subkriteria yang akan digunakan.
profil nasabah bank sampah yang Masing-masing subkriteria
merupakan pendukung kriteria utama,
dimana alternatif pemasalahan dapat
menjabarkan secara lebih mendalam
untuk mengetahui aspek mana yang
lebih diutamakan untuk keberhasilan
bank sampah. Kerangka AHP (Analytical
Hierarchy Process) dapat dilihat
berdasarkan (Gambar 2.1).
memiliki predikat terbaik dalam sistem Gambar 2.1 Hierarki Penelitian Bank
pengelolaan bank sampah di Kota Sampah Terbaik
Banjarbaru, mengetahui faktor prioritas
dalam pengelolaan bank sampah untuk 2.3 Penarikan Jumlah Sampel
menentukan tingkat keberhasilan
pelaksanaan bank sampah di Kota Metode yang digunakan dalam
Banjarbaru menggunakan metode AHP penelitian ini ialah metode purposive
(Analytical Hierarchy Process) dan sampling, yang mana merupakan teknik
mengetahui kinerja bank sampah terbaik pengambilan sampel sumber data
di Kota Banjarbaru dengan metode dengan pertimbangan tertentu melalui
SWOT (Strength, Weakness, responden dari orang yang lebih paham
Opportunity and Threat). atau dianggap ahli seperti pengelola
bank sampah. Jumlah penarikan sampel
2. Metodologi Penelitian didasari oleh jumlah nasabah per bank
2.1 Rancangan Penelitian sampah yang memiliki predikat terbaik di
Kota Banjarbaru.
Penelitian tugas akhir ini Berdasarkan rumus slovin
dilakukan di bank sampah Usaha (Setiawan, 2007):
Bersama (Komp. Asabri RT. 45 RW. 09 n = N/(1+ [Ne]2 )
Kel. Syamsudin Noor), bank sampah Keterangan :
Sumber Rezeki (Gg. Enam RT. 33 RW. n : Ukuran sampel
07 Kel. Syamsudin Noor) dan bank N : Ukuran populasi
sampah Gemah Ripah (Komp. GCIP e : Nilai kritis (batas ketelitian)
Hero Puskopad Jl. Karang Rejo RT. 50 yang diinginkan (persen kelonggaran
RW. 01, Kel. Guntung Manggis) yang ketidaktelitian karena kesalahan
berada di Kota Banjarbaru karena pengambilan sampel populasi).
dianggap sebagai bank sampah dengan Berdasarkan rumus di atas maka
predikat “sangat baik” dari beberapa perhitungan sampel yang peneliti
bank sampah yang ada di Kota gunakan adalah :
1. Untuk bank sampah Sumber Rezeki
2
N : 65 nasabah 40% 36%
e : 50% 27%27% 20-30
n= N/(1+ 〖Ne〗2 ) 31-40
20%
Persentase
10%
n= 65/(1+ (65) x 〖0,5〗2 ) 41-50
n=3,76 0%
Rentang Umur 51-60
n ≈4 nasabah
2. Untuk bank sampah Gemah Ripah
N : 37 nasabah Gambar 3.1 Grafik sebaran umur
e : 50% responden
Sumber : Data penelitian yang diolah
n= N/(1+ 〖Ne〗2 )
n= 37/(1+ (37) x 〖0,5〗2 ) Grafik sebaran umur responden
n=3,60 diatas dapat diketahui bahwa responden
n ≈4 nasabah yang memiliki rentang umur 41-50 tahun
3. Untuk bank sampah Usaha lebih besar yaitu 36%, yang mana pada
Bersama usia 41-50 tahun masih termasuk usia
N : 35 nasabah yang produktif dan aktif di dalam kegiatan
e : 50% bermasyarakat dan berpeluang paling
n= N/(1+ 〖Ne〗^2 ) baik sebagai kader pengurus bank
sampah.
n= 35/(1+ (35) x 〖0,5〗^2 ) Pada jenis pekerjaan responden
n=3,50 yang berpartisipasi dalam kegiatan di
n ≈3 nasabah bank sampah sangat bervariasi. Berikut
merupakan distribusi responden
2.4 Analisis Data berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat
Dalam penelitian ini, analisi data pada grafik dibawah ini.
dilakukan dengan analisis data untuk 50% 36% 45%
data hasil kuesioner profil responden 18%
menggunakan analisis data deskriptif 1%
dalam mengetahui tingkat keberhasilan 0%
bank sampah, analisis data untuk PNS Swasta IRT Wirausaha
mengetahui faktor prioritas dalam Gambar 3.2 Grafik sebaran jenis
pengelolaan bank sampah pekerjaan responden
menggunakan metode AHP (analitycal Sumber : Data penelitian yang diolah
hierarchy process) dan SWOT bank
sampah dengan menggunakan software Berdasarkan grafik diatas dapat
Expert Choice 11. dilihat bahwa responden yang terbanyak
persentasenya ialah 45% dari Ibu Rumah
3. Hasil Pembahasan Tangga (IRT), hal ini membuktikan
3.1 Analisa Deskriptif bahwa ibu rumah tangga memiliki peran
Pada penelitian ini terdapat yang sangat penting bagi
beberapa karakteristik responden yang keberlangsungan kegiatan di bank
merupakan nasabah dari bank sampah sampah dan turut berpartisipasi dalam
terpilih yaitu nasabah bank Usaha pengelolaan sampah.
Bersama, Sumber Rezeki dan Gemah Tingkat pendidikan yang ada di
Ripah. Dimana memiliki karakteristik masyakat tentunya memiliki andil besar
seperti faktor umur, jenis kelamin dalam keberlangsungan kegiatan dari
(gender), pekerjaan, tingkat pendidikan program bank sampah ini, dari tingkat
dan pendapatan responden. pendidikan seseorang dapat diketahui
Berdasarkan hasil wawancara dan tingkat pemahaman dan tentunya
kuisioner yang telah dilakukan kesadaran untuk membiasakan diri
didapatkan karakteristik responden dengan memilah atau membuang
berdasarkan umur sebagai berikut. sampah yang baik sampai dengan
mengolah sampah itu sendiri.
3
100% 73% menentukan faktor keberhasilan
pelaksanaan bank sampah beserta nilai
27% bobotnya disajikan pada (Gambar 3.5).
0% Hasil analisis pendapat gabungan para
responden menunjukkan bahwa faktor
SMA S1 ekonomi bagi nasabah (nilai bobot 28%)
merupakan faktor paling penting atau
Gambar 3.3 Grafik sebaran utama yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan responden pelaksanaan bank sampah.
Sumber : Data penelitian yang diolah Gambar 3.5 Grafik faktor prioritas
Grafik diatas dapat dikatakan bank sampah terbaik
bahwa tingkat pendidikan responden Sumber : Data penelitian yang diolah
yang paling tinggi berada pada tingkat Dalam penghitungan
SMA yaitu sebesar 73%. Kemudian pada subkriteria, nilai prioritas dari setiap
tingkat pendidikan S1 sebesar 27%. subkriteria dibandingkan secara lokal,
Sehingga dapat dikatakan kota atau dibandingkan dengan subkriteria
Banjarbaru memiliki tingkat pendidikan lain yang masih dalam satu kriteria.
yang sudah cukup baik. Berikut gambar grafik hasil analisis
Sebaran gender nasabah dari pendapat gabungan para responden
ketiga bank sampah yang telah diamati, tentang sub faktor kriteria pemahaman
kebanyakan dari nasabah dan pengurus pengelolaan sampah.
tersebut adalah perempuan sebesar 82%. 100% 88%
Sedangkan nasabah laki-laki hanya
12%
sebesar 18%. Namun baik laki-laki dan
perempuan memiliki peranan yang sama 0%
penting dalam sistem pengelolaan
Gambar 3.6 Grafik sub faktor kriteria
sampah. Berikut adalah grafik sebaran
pemahaman
gender responden di bank sampah.
pengelolaan sampah
100% 82% Sumber : Data penelitian yang diolah
Persentase
4
40% 32% 32% 100%
22% 50% 50%
20% 15% 50%
0% 0%
Lomba Bank Pameran Barang
Sampah Daur Ulang
tabungan dan hanya sedikit responden
yang menyatakan bahwa difungsikan
Gambar 3.7 Grafik sub faktor kriteria sebagai sumber pendapatan tambahan.
teknis manajemen bank sampah Untuk analisa gabungan
Sumber : Data penelitian yang diolah mengenai nilai bobot setiap sub kriteria
dalam faktor keberadaan bangunan bank
Pada gambar tersebut terlihat sampah dapat dilihat pada (Gambar 3.9).
bahwa kriteria yang memiliki skala Pada gambar tersebut terlihat bahwa
prioritas sama tinggi antara struktur kriteria yang memiliki skala prioritas
organisasi dan keberadaan pengurus tertinggi adalah tempat penyimpanan
dengan keaktifan pengurus dan nasabah (nilai bobot 77%) setelah itu bentuk fisik
(nilai bobot 32%), kemudian secara bangunan (nilai bobot 23%).
berturut –turut diikuti oleh kriteria rutinitas 77%
jam kerja (nilai bobot 22%); serta sistem 100%
50% 23%
30% 28% 22%
20% 0%
25% Tempat Bentuk Fisik
20%
12% 12% Penyimpanan Bangunan
15%
10% 6% Gambar 3.9 Grafik sub faktor kriteria
5% keberadaan bangunan bank sampah
0% Sumber : Data penelitian yang diolah
Hasil pendapat para responden Gambar 3.10 Grafik sub faktor tokoh
menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat & peran pemerintah
nasabah yang menyetorkan sampah daerah
mereka ke bank sampah menggunakan Sumber : Data penelitian yang diolah
kegiatan ini sebagai kesempatan
menabung atau difungsikan sebagai
5
Faktor terakhir di dalam hirarki 50% 47% 46%
penelitian mengenai keberhasilan bank W1
sampah ialah faktor kompetisi (prestise). W2
Nilai bobot setiap sub kriteria dalam 7%
faktor kompetisi (prestise) dapat dilihat W3
0%
pada (Gambar 3.11).
Gambar 3.11 Grafik sub faktor kriteria Gambar 3.13 Grafik weakness
kompetisi (prestise) (kelemahan) bank sampah
Sumber : Data penelitian yang diolah Sumber : Data penelitian yang diolah
Pada gambar tersebut terlihat
bahwa kriteria yang memiliki skala Pada hasil analisis gabungan
prioritas sama tinggi antara keberadaan terhadap opportunity (peluang) bank
lomba bank sampah dan keberadaan sampah menunjukkan bahwa peluang
pameran barang daur ulang (nilai bobot nomor satu (O1), yaitu dapat
50%). meningkatkan penghasilan masyarakat
melalui sampah yang selama ini
3.3 Analisis SWOT Bank Sampah diabaikan (nilai bobot 47%) merupakan
Terbaik peluang yang dominan yang dapat
Seluruh data yang diperoleh dikembangkan oleh bank sampah. Dari
dianalisis menggunakan teknik konten uraian diatas dapat dilihat berdasarkan
analisis dengan pendekatan metode grafik di bawah ini.
analisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity and Threat). Kemudian 50% 47% 39% O1
seluruh data dikompilasi dengan
software Microsoft Excel. 15% O2
Pada penggabungan analisis O3
0%
responden yang merupakan kekuatan
bank sampah utama ialah pada kekuatan Gambar 3.14 Grafik opportunity
nomor satu (S1), mampu memberikan (peluang) bank sampah
manfaat nyata bagi masyarakat baik dari Sumber : Data penelitian yang diolah
segi ekonomi dan lingkungan dengan
membeli sampah tersebut sehingga Hasil analisis gabungan
memiliki nilai jual (nilai bobot 48%). berdasarkan definisi ancaman yang
100% memiliki faktor utama yang sangat
S1 mempengaruhi kinerja bank sampah
48% ialah pada definisi ancaman nomor satu
50% 36% S2
16% (T1), malas dan kurangnya minat
S3 masyarakat dengan taraf hidup yang
0% tinggi (kaya) untuk menjadi nasabah
Gambar 3.12 Grafik kekuatan bank bank sampah sehingga akan
sampah mempengaruhi masyarakat lainnya
Sumber : Data penelitian yang diolah untuk malas ikut serta dalam program
bank sampah (nilai bobot 71%). Adapun
Menurut pendapat gabungan nilai bobot yang telah disebutkan diatas
responden dari ketiga weakness dapat dilihat berdasarkan gambar grafik
(kelemahan), yang memiliki skala threat (ancaman) yang dihadapi oleh
prioritas kelemahan tertinggi ialah pada bank sampah dibawah ini.
kelemahan nomor satu (W1), kesadaran 100% 71% T1
dan pemahaman masyarakat yang
kurang dapat menyebabkan bank 50% T2
sampah sulit untuk berkembang (nilai 21%
8%
bobot 47%). Hasil analisis gabungan T3
0%
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 3.15 Grafik threat (ancaman)
yang dihadapi oleh bank sampah
Sumber : Data penelitian yang diolah
6
Hasil analisis dari SWOT untuk mengubah pola berpikir
(Strength, Weakness, Opportunity and masyarakat terhadap kondisi
Threat) pada bank sampah dapat lingkungan serta meningkatkan
menggambarkan secara jelas kinerja dari pengurus bank sampah
bagaimana peluang dan ancaman untuk secara aktif mengajak
eksternal yang dihadapi bank sampah masyarakat dalam setiap kegiatan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan di bank sampah.
yang dimilikinya. Berikut merupakan
matriks SWOT yang dimiliki bank 4.2 Saran
sampah. Saran yang dapat diberikan
berdasarkan penelitian ini ialah perlunya
sistem manajemen yang baik untuk
memajukan kinerja bank sampah. Hal ini
mengarah pada pentingnya sistem
komputerisasi dalam sistem pencatatan
sampah. Keikutsertaan pemerintah
dalam monitoring pelaksanaan bank
sampah menjadi faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan bank sampah.
Diperlukan penambahan jumlah
sampel responden agar memperoleh
lebih banyak perbandingan hasil analisa.
Pengambilan data kuisioner secara
Tabel 3.1 Matriks SWOT berkala minimal per bulan untuk
penelitian selanjutnya agar kelengkapan
4. Kesimpulan dan Saran data lebih akurat dan lengkap.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : DAFTAR RUJUKAN
1. Profil nasabah dari bank sampah
dengan predikat terbaik di Kota Ahmad, I. (2012). Hubungan Antara
Banjarbaru memiliki rentang umur Pengetahuan dan Sikap dengan
41-50 tahun sebesar 36%, Perilaku Kepala Keluarga
berprofesi sebagai Ibu Rumah Terhadap Keberadaan Bank
Tangga (IRT) sebesar 45%, tingkat Sampah (Studi Kasus pada
pendidikan SMA sebesar 73% dan Bank Sampah Kel. Cibinong
sebesar 82% bergender Bandung). Tesis Program
perempuan. Pascasarjana Program Studi
2. Faktor prioritas dalam tingkat Teknik Lingkungan. Institut
keberhasilan pelaksanaan bank Teknologi Bandung. Bandung
sampah menggunakan metode
AHP (Analytical Hierarchy Aryenti. (2011). Peningkatan Peran Serta
Process) adalah faktor ekonomi. Masyarakat Melalui Gerakan
3. Kinerja bank sampah terbaik dari Menabung Pada Bank Sampah
analisis SWOT memperbanyak di Kelurahan Babakan
kategori sampah yang dapat Surabaya. Kiaracondong
ditukarkan oleh masyarakat dan Bandung. Jurnal Pemukiman,
meningkatkan pengolahan sampah Hal 40-46.
organik, memberikan sosialisasi
secara rutin tentang pengelolaan Damanhuri, E. (2010). Studi Efektifitas
sampah kepada masyarakat Bank Sampah Sebagai Salah
dengan menawarkan keuntungan Satu Pendekatan Dalam
dari penyetoran sampah, Pengelolaan Sampah Yang
melakukan pendekatan kepada Berbasis Masyarakat. Tesis
masyarakat melalui sosialisasi Program Pascasarjana Program
7
Studi Teknik Lingkungan. Institut Juliandoni, A. (2013). Pelaksanaan Bank
Teknologi Bandung. Bandung Sampah dalam Sistem
Pengelolaan Sampah di
David, Fred R. (2006). Manajemen Kelurahan Gunung Bahagia
Strategis. Jakarta : Edisi Balikpapan. Skripsi Fakultas
Sepuluh, Penerbit Salemba Hukum Universitas
Empat. Mulawarman. Samarinda
8
Seminar Nasional 2013. ISBN:
978-979-98438-8-3
9
10