Pupuh Sunda Dan Penjelasannya
Pupuh Sunda Dan Penjelasannya
adat istiadat dan budaya yang berlimpah luap. Dan sering kali, adat istiadat beserta budaya
akan selalu terikat dengan karya seni dan sastra yang dimilikinya.
Setiap suku-suku di Indonesia tentu memiliki berbagai macam karya seni dan sastra yang
akan menjadi ciri khas dari suku tersebut. Pun sama halnya dengan suku Sunda yang
memiliki berbagai macam karya seni dan sastra.
Pupuh merupakan salah satu karya sastra yang dimiliki oleh suku Sunda. Pupuh sendiri
adalah puisi tradisional yang menggabungkan antara seni sastra dan lagu sunda. Pupuh
memiliki rima serta jumlah suku kata yang membentuk sebuah pola pada setiap barisnya.
Agar pupuh dapat membentuk sebuah pola rima serta jumlah suku kata yang indah, tentu
sudah sepatutnya diikat dengan aturan-aturan atau patokan yang telah ditentukan. Aturan-
aturan tersebut antara lain adalah guru wilangan, guru lagu, dan watek (watak).
commons.wikimedia.org
Padalisan adalah banyaknya jumlah baris atau larik yang terkandung dalam satu bait pupuh
(pada). Sedangkan pada bermakna bait dalam pupuh yang terdiri dari beberapa baris
(padalisan).
Guru wilangan adalah jumlah banyaknya suku kata (engang) yang terdapat pada setiap akhir
barisnya (padalisan).
Guru lagu adalah bunyi huruf vokal terakhir yang terdapat dalam setiap barisnya (padalisan).
Guru lagu dikenal juga dengan istilah sora panungtung.
Sedangkan watek atau watak adalah karakter, sifat, makna, atau tema dari isi yang dimiliki
oleh pupuh tersebut.
www.kgvaluecard.com
Ada sekiranya 17 jenis pupuh asal sunda ini. Dari 17 jenis pupuh tadi, pupuh dapat
digolongkan lagi menjadi 2 kelompok, yakni sekar ageung (besar) dan sekar alit (kecil).
Sekar ageung terdiri dari 4 jenis pupuh, sedangkan 13 sisanya termasuk sekar alit.
Pupuh yang termasuk kelompok sekar ageung adalah pupuh yang ketika dinyanyikan atau
ditembangkeun bisa menggunakan beberapa macam lagu, sedangkan pupuh yang termasuk
sekar alit adalah pupuh yang hanya bisa dinyanyikan atau ditembangkeun dengan satu macam
lagu saja.
Pupuh yang termasuk sekar ageung antara lain adalah pupuh sinom, pupuh dangdanggula,
pupuh kinanti, dan pupuh asmarandana. Sedangkan pupuh yang termasuk sekar lain yakni
pupuh lambang, maskumambang, pucung, ladrang, balakbak, pangkur, magatru, juru
demung, mijil, wirangrong, gurisa, gambuh, dan durma.
Berikut ini merupakan pembahasan lengkap mengenai pupuh Sunda :
lamonomagazine.com
Pupuh Sinom adalah jenis pupuh yang berwatak menggambarkan rasa senang dan
kegembiraan (gumbira) atau menggambarkan kasih sayang (kadeudeuh). Setiap bait (pada)
dari pupuh sinom ini terdiri dari sembilan baris (padalisan).
Pupuh Sinom ini terikat dengan guru wilangan dan guru lagu yang membentuk pola 8-a, 8-i,
8-a, 8-i, 7-i, 8-u, 7-a, 8-i, 12-a. Angka yang terdapat pada pola tersebut menyimbolkan guru
wilangan, sedangkan huruf menyimbolkan guru lagu.
www.pic.cx
Pupuh Dangdanggula merupakan jenis pupuh yang memiliki watek keindahan (kawaasan),
kesenangan (kagumbiraan), ketentraman (katengtraman), atau kebesaran (kaageungan).
Setiap bait (pada) dalam pupuh dangdanggula dibangun atas 10 baris (padalisan).
Pola guru wilangan serta guru lagu yang terbentuk dari pupuh dangdanggula ini adalah 10-i,
10-a, 8-é/o, 7-u, 9-i, 7-a, 6-u, 8-a, 12-i, 7-a. Pola yang terbentuk lebih panjang ketimbang
pupuh Sinom karena terdiri dari 10 baris (padalisan).
www.kevinmd.com
Pupuh Kinanti ini adalah jenis pupuh yang menggambarkan perasaan sayang (kanyaah),
menunggu (nungguan), atau bisa pula khawatir (deudeupeun). Jumlah baris (padalisan) di
setiap baitnya (pada) hanya terdiri dari 6 baris (padalisan).
8-u, 8-i, 8-a, 8-i, 8-a, 8-i merupakan pola guru wilangan beserta guru lagu yang membentuk
pupuh jenis Kinanti ini. Yang unik dari pupuh Kinanti ini, di setiap baris (padalisan) dalam
pupuh Kinanti hanya terdiri dari 8 suku kata atau guru lagu saja.
www.browngirlmagazine.com
Pupuh Asmarandana adalah pupuh yang berwatak tentang perasaan sayaang (nyaah),
perasaan cinta (deudeuh asih), atau asmara (kabirahian) yang ditunjukkan kepada pasangan,
kekasih, keluarga, atau sebatas sahabat semata.
Setiap bait (pada) dari pupuh Asmarandan ini terdiri dari 7 baris (padalisan). Guru wilangan
beserta guru lagu yang terbentuk adalah 8-i, 8-a, 8-é/o, 8-a, 7-a, 8-u, 8-a. Di baris (padalisan)
ke-3, guru lagu pupuh Asmarandana bisa berupa huruf vokal “é” atau huruf vokal “o”.
Pupuh lambang adalah pupuh bertemakan lelucon atau lawakan (banyol), namun lelucon atau
lawakan tersebut perlu menjadi renungan. Pola guru wilangan dan guru lagu yang terbentuk
dari pupuh lambang ialah 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a.
Pupuh Maskumambang adalah jenis pupuh sekar alit yang membawakan tema atau watak
rasa prihatin, kesedihan (kanalangsaan), atau sakit hati (nyeri hate). Pupuh Maskumambang
ini membentuk pola guru wilangan dan guru lagu 12-i, 6-a, 8-i, 8-a.
Pupuh Pucung adalah pupuh yang menggambarkan perasaan marah (ambek) atau kesal
(keuheul) dengan diri sendiri karena tidak sejalan dengan batin. Pola guru wilangan dan guru
lagu yang dibentuk dalam pupuh Pucung ini adalah 12-u, 6-a, 8-é/o, 12-a.
Pupuh Ladrang adalah pupuh yang membawakan tema lelucon atau lawakan (banyol) dengan
maksud tujuan untuk menyindir (nyindiran). Guru wilangan dan guru lagu yang terbentuk
dari pupuh ladrang ini adalah 10-i, 4-a (2x), 8-i, 12-a
Pupuh Balakbak adalah jenis pupuh sekar alit yang menggambarkan watak (watek) guyonan,
komedi (banyol), atau candaan (heureuy) tentang kehidupan sehari-hari. Pola guru wilangan
dan guru lagu yang ada yaitu 15-é, 15-é, 15-é. Pupuh ini hanya terdiri dari 3 baris (padalisan)
saja dalam satu bait (pada).
Pupuh Pangkur merupakan pupuh yang berwatak menggambarkan perasaan kesal atau marah
yang terpendam di dalam hati dikarenakan adanya tugas atau beban yang amat berat. Guru
wilangan dan guru lagu yang terbentuk dari pupuh Pangkur ini adalah 8-a, 11-i, 8-u, 7-a, 12-
u, 8-a, 8-i.
ppamassa.blogspot.com
Pupuh Magatru ini menggambarkan perasaan sedih, kecewa, atau penyesalan (handeueul)
kepada diri sendiri. Pupuh Magatru juga bisa berwatak (watek) menasihati. Untuk guru
wilangan serta guru lagunya membentuk pola 12-u, 8-i, 8-u, 8-i, 8-o
Pupuh Juru Demung merupakan jenis pupuh yang menjelaskan rasa kebingungan atau
kesulitan dengan suatu hal yang mesti dikerjakan (pilakueun). Pola guru wilangan dan guru
lagu pupuh Juru Demung ini yakni 8-a, 8-u, 8-u, 6-i, 4-i, 6-i, 8-a, 8-u.
lilybloomfield.wordpress.com
Pupuh Mijil adalah salah satu jenis pupuh sekar alit yang menggambarkan watak (watek)
bersedih hati (kasedih), namun dengan perasaan penuh harap. Guru wilangan dan guru lagu
yang dibentuk dari pupuh Mijil ini adalah 10-i, 6-o, 10-é, 10-i, 6-i, 6-u.
Pupuh Wirangrong yaitu jenis pupuh yang menggambarkan rasa malu (kawiwirangan)
terhadap diri sendiri. Sedangkan pola guru wilangan beserta guru lagu yang dibangun oleh
pupuh Wirangrong ini adalah 8-i, 8-o, 8-u, 8-i, 8-a, 8-a.
Pupuh Gurisa adalah jenis pupuh yang menggambarkan tentang seseorang yang sedang
menghayal sesuatu yang kosong dan tak bermakna (malaweung) atau melamun (ngalamun).
Guru wilangan dan guru lagu dari pupuh Gurisa adalah 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a.
www.lookanimals.com
Pupuh Gambuh menceritakan tentang perasaan seseorang yang sedang bersedih hati
(kasedih), sakit hati (kanyeri), atau bisa pula ketika berada dalam keadaan sulit (kasusah).
Guru wilangan dan juga guru lagunya membentuk pola 7-u, 10-u, 12-i, 8-u, 8-o.
Hulang-huleng, hulang-huleng
Ngahuleng ngaraga meneng
Hate ratug, tutunggulan
Heunteu terang, kaler-kidul
Turug-turug, turug-turug
Harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun aya meong
www.huffingtonpost.ca
Jenis pupuh yang terakhir adalah pupuh Durma. Pupuh Durma adalah pupuh yang berwatak
(watek) yang bersemangat (sumanget), marah (ambek), atau berbesar hati (gede hate). Pupuh
Durma membentuk pola guru wilangan dan guru lagu 12-a, 7-i, 6-a, 7-a, 8-i, 5-a, 7-i.
***
Itulah pembahasan lengkap mengenai pupuh sunda beserta jenis-jenisnya. Semoga artikel ini
bisa bermanfaat.