Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tak pernah terlepas dari orang lain, yang mana kita membutuhkan
mereka sebagai pelengkap dalam hidup kita, akan tetapi sebelum kita mengenal siapa
mereka dan bagaimana mereka kita harus bisa beradaptasi dengan mereka terlebih dahulu.
Adaptasi merupakan bentuk penyuasaian yang dilakukan makhluk hidup agar bisa bertahan
hidup dalam lingkungannya, terlebih lingkunganyang baru, bukan hanya pada manusia saja
tetapi juga pada hewan dan tumbuhan, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya
dimana mereka berada, demi keberlangsungan hidupnya.
Selama kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan terus menyertai
aktivitas kehidupan setiap organisme yang ada didunia. Setiap saat berlangsung peristiwa-
peristiwa alam yang erat hubungannya dengan kelangsungan hidup organisme yang ada
di dalamnya, seperti banjir, gunung meletus, wabah penyakit, tanah longsor, badai, angin
topan, gempa bumi dan sebagainya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa alam telah
melakukan seleksi terhadap organisme yang ada di dalamnya. Apabila organisme mampu
beradaptasi maka organisme tersebut akan dapat bertahan hidup, akan tetapi bagi organisme
yang tidak mampu beradaptasi maka akan mati dan akhirnya punah.
Peristiwa inilah yang disebut dengan seleksi alam yang erat kaitannya dengan jenis
(spesies), macam (varian), rantai makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan
adaptasi.
Domestikasi merupakan kegiatan pengadopsian tumbuhan atau hewan dari
kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang
sederhana, domestikasi merupakan proses penjinakan yang dilakukan terhadap hewan atau
tanaman liar. Proses domestikasi ini tidak lepas kaitannya dengan kegiatan seleksi, baik
seleksi alam atau pun seleksi buatan yang dilakukan oleh manusia. Seleksi akan
menyebabkan terjadinya perubahan karakter morfologi, fisiologi, dan biokimia tanaman
sehingga menjadi sesuai dengan kebutuhan manusia. Pengetahuan tentang domestikasi
suatu tanaman berkaitan dengan kemungkinan keragaman yang pernah terjadi pada
tanaman itu.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari adaptasi?
2. Apa jenis-jenis dari adaptasi?
3. Apa pengertian dari seleksi alam?
4. Apa macam-macam dari seleksi alam?
5. Bagaimana teori yang mendukung tentang seleksi alam?
6. Bagaimana konsep dari domestikasi?
7. Bagaimana keterkaitan unity of science terhadap adaptasi, seleksi alam dan
domestikasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari adaptasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari adaptasi.
3. Untuk mengetahui pengertian dari seleksi alam.
4. Untuk mengetahui macam-macam dari seleksi alam.
5. Untuk mengetahui teori yang mendukung tentang seleksi alam.
6. Untuk mengetahui konsep dari domestikasi.
7. Untuk mengetahui keterkaitan unity of science terhadap adaptasi, seleksi alam dan
domestikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Adaptasi

Adaptasi mempunyai dua arti yaitu yang pertama disebut dengan penyesuian diri yang
autoplastis (auto = sendiri, plastis = bentuk), sedangkan pengertian yang kedua disebut
penyesuaian diri yang allopstatis (allo = yang lain, plastis = bentuk). Jadi adaptasi
merupakan suatu kegiatan yang mana ditentukan oleh lingkungan dan mempengaruhi
lingkungan (Hasan,dkk,2014).

Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat
berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti
mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi.

Adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat
dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:

1. Syarat dasar alamiah-biologi


Manusia harus makan dan minum untuk menjaga kestabilan temperatur tubuhnya
agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-
organ tubuh lainya.
2. Syarat dasar kejiwaan
Manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan
gelisah.
3. Syarat dasar sosial
Manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, tidak
merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaanya, untuk dapat
mempertahankan diri dari serangan musuh.

Penyesuaian dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu diantaranya yaitu mengatasi


halangan-halangan dari lingkungan, menyalurkan ketegangan sosial, mempertahankan
kelanggengan kelompok atau unit sosial dan bertahan hidup.

3
Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala dan
dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu
sendiri. Dari definisi tersebut, pola adaptasi dalam penelitian ini adalah sebagai unsur-unsur
yang sudah menetap dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan proses adaptasi
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing
adat-istiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan
waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat. Kurun waktunya bisa cepat, lambat,
atau justru berakhir dengan kegagalan.

B. Macam – Macam Adaptasi

1. Adaptasi morfologi
Penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh, struktur tubuh atau
alat – alat tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya (Sutantri, 2014). Contoh dari
adaptasi morfologi :
 Bentuk paruh
a) Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai
untuk memakan jenis biji – bijian. Paruh ini berfungsi unuk
menghancurkan biji tersebut.
b) Burung elang mempunyai paruh yang kuat, tajam dan melengkung bagian
ujungnya. Paruh seperti ini sesuai untuk mencabik mangsanya.
c) Bebek mempunyai paruh yang berbentuk seperti sudut. Bentuk paruh ini
sesuai untuk mencari makanan di tempat berlumpur atau di air.
d) Burung pelatuk mempunyai paruh yang panjang kuat dan runcing. Paruh
burung pelatuk untuk mencari serangga yang bersembunyi di kulit pohon.
Dalam lubang pohon atau pada batang pohon yang lapuk.
e) Burung kolibri mempunyai paruh berbentuk panjang dan runcing. Bentuk
paruh seperti ini memudahkan untuk menghisap nektar.
f) Burung pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh yang demikian
memudahkannya untuk menangkap ikan dalam air.
 Bentuk kaki

4
a) Bentuk kaki burung kakaktua untuk memanjat, selain itu juga untuk
memagang makanan
b) Kaki ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan.
c) Burung elang mempunyai kaki kuat dan kuku yang tajam, kaki ini untuk
mencengkram mangsanya.
d) Burung pipit mempunyai kaki yang langsing yaitu untuk bertengger.
e) Kaki itik dan pelikan berselaput sehingga cocok untuk berenang di air.
f) Burung pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya sesuai untuk
memanjat (Endah, 2011).
 Jenis mulut
a) Mulut penghisap , serangga mempunyai cara khusus untuk memperoleh
makanan
b) Mulut penusuk, nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan
penghisap.mulutnya dapat menghisap makanan berupa darah.
c) Mulut penggigit dan pengunyah, jangkrik mempunyai bentuk mulut
penggigit dan pengunyah yang berupa daun.
 Bentuk gigi
Misalnya seperti gigi singa, harimau, macan yang rucing dan tajam untuk makan
daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau tidak runcing dan tajam
karena giginya dipakai untuk memotong rumput atau daun untuk mengunyah
makanan (Ariyanti, 2008).
2. Adaptasi fisiologi
Merupakan penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat – alat tubuh untuk mempertahankan hidup
dengan baik. Contoh adaptasi fisiologi pada hewan yaitu :
 Unta
Unta hidup dipadang pasir yang kering dan gersang, sehingga memiliki susunan
tubuh unta sesuai dengan keadaan alam dipadang pasir. Pada saat minum unta
mampu meneguk air dalam jumlah yang banyak dan disimpan sebagai cairan
tubuh.
 Pinguin

5
Pinguin merupakan hewan yang hidup didaerah kutub yang bersuhu dingin. Sejak
lahir pinguin memiliki bulu yang tebal. Bulu yang tebal ini membuatnya merasa
hangat (Ariyanti, 2008).
3. Adaptasi Tingkah Laku
Yaitu penyesuaian tingkah laku makhluk hidup terhadap lingkungan tempat
hidupnya. Contoh dari adaptasi tingkah laku adalah :
 Cumi – Cumi dan gurita
Cumi – cumi dan gurita hidup di laut, ketika diserang oleh musuhnya hwan ini
akan mengeluaran tinta.
 Cicak
Cicak akan memutuskan ekornya jika diserang oleh musuhnya.
 Paus
Paus merupakan hewan mamalia yang hidup di air. Mereka bernafas dengan paru
– paru untuk menghirup udara yang mengandung oksigen sehingga hewan
tersebut muncul ke permukaan air.

C. Pengertian seleksi alam


Menurut (Moh. Ali) Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk
memilih makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak
dapat terus bertahan hidup. Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup akan tetap hidup
sedangkan makhluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati. Selama kehidupan di
bumi ini terus berlangsung, Peristiwa alam juga akan terus berlangsung menyertai aktivitas
kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut dapat berlangsung setiap saat dan setiap
waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk hidup yang ada di alam ini. Peristiwa alam
tersebut erat hubungannya dengan kelangsungan hidup makhluk hidup seperti banjir, tanah
longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana alam lain. Keadaan tersebut dapat di
artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap mahluk hidup yang ada di dalamnya.
Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan dapat bertahan hidup, sedangkan mahluk
hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan mengalami kepunahan. Seleksi alam erat
kaitannya dengan jenis spesies, macam varian", rantai makanan, jaring-jaring makanan,
perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adptasi.

6
D. Macam-macam Seleksi Alam
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya
tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah
(directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu
tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus
(disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai
yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi
apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan
organisme dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu
seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilairata-rata.
Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
1. Seleksi Penstabilan
Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan individu dari kedua fenotip
ekstrim tersebut, disamping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotip yang
mendekati nilai rata-rata. Dalam hal yang demikian, seleksi alamiah merupakan kekuatan
yang bekerja untuk memelihara suatu keadaan tetap pada saat tertentu. Misalnya, ekor
panjang dan ekor pendek itu keduanya tidak menguntungkan bagi tikus. Faktor-faktor
yang mungkin melibatkan seperti halnya daya tarik pada lawan jenis, kemudahan gerak,
kerugian karena pemangsa. Pada manusia misalnya, insiden mortalitas bayi itu lebih
tinggi baik pada bayi dengan bobot sangat berat maupun dengan bobot yang sangat
ringan. Jadi bayi dengan bobot rata-rata pada waktu lahir terseleksi,dan yang bobotnya
pada kedua ekstrimitu tersingkir. Polimorfisme berimbang yang terjadi karena
kemampuan superior heterozigot merupakan contoh yang lain.
2. Seleksi Berarah
Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-individu
yang menempati satu ekstrim dari kisaran fenotip lebih disukai daripada yang lain-lain.
Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan fisiknya. Polusi udara yang disebabkan
oleh revolusi industri di Britania Raya berakibat evolusi populasi berwarna lebih gelap
pada banyak sekali spesies ngengat-melanisme industri. Pergeseran fenotip ini biasa
disebut penggantian ciri. Ini adalah akibat dari seleksi berarah. Jadi seleksi berarah adalah

7
kekuatan dinamis yang menyebabkan perubahan progressif dalam genotip dan oleh
karena itu perubahan evolusioner.

Gambar diatas menunjukkan bahwa ada tiga cara seleksi alamiah yang dapat
mengubah distribusi fenotipe populasi. Pada setiap kasus, sumbu X merupakan kisaran
variasi sifat yang dipertimbangkan sedangkan sumbu Y merupakan kisaran jumlah
individu dalam populasi di tempat tersebut. Grafik sebelah kiri menunjukkan seleksi
penstabilan bekerja melawan individu yang ekstrim dari sifat yang terseleksi.
Polimorfisme berimbang merupakan salah satu contoh seleksi penstabilan. Grafik tengah
menunjukkan seleksi berarah menguntungkan fenotipe pada stu ujung kisaran tersebut,
sehingga menimbulkan pergeseran bertahap dalam distribusi fenotipe pada populasi tadi.
Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif menguntungkan tipe ekstrim di atstipe
intermediate. Hal ini dapat menyebabkan pemisahan populasi itu menjadi dua sub
populasi.

3. Seleksi Disruptif
Tampaknya ada keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrim darkisaran
fenotipnya lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-tengah. Hal ini dinamakan

8
seleksi disruptif atau seleksi terganggu. Arti penting evulisionermya terdapat pada
kenyataan bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan terpecahnya lungkang (pool)
gen tungal menjadi dua lungkang gen yang berbeda. Hal ini dapat merupakan suatu cara
pembentukan spesies baru.
Residu dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metaltoksik dalam
konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak dapat tumbuhan
ditempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat, misalnya rumput tertentu,
mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi sampai diatas timbunan
limbah tersebut. Pemeriksaan pada tumbuhan ini memperlihatkan bahwa mereka telah
mengembangkan daya tahanyang tinggi terhadap ion-ion toksik, disamping itu pada saat
yang sama mengembangkan pula kekurang mampuan tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi. Karena penyerbukan pada rumput terjadi oleh angin, maka terjadi
persilangan antara populasi yang resisten dan tak resisten, namun akhirnya terjadi seleksi
disruptif.
Laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang kurang resisten yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian yang lebih
tinggi pada tumbuhan yang lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi, menyebabkan divergensi meningkat dan populasinya terbagi menjadi dua
sub populasi dengan perwujudan ekstrim sifat ini.Kasus khusus seleksi alam adalah
seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan
perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi
melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan.
Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut
(misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator).
Ketidak untungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan
reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan. Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah
satuan seleksi, dengan seleksialam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme
individu, kelompokorganisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang
eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah
tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh

9
genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan
evolusi ko-operasi.

E. Teori yang mendukung dari seleksi alam


Menurut mubadi (1985) teori seleksi alam yang disampaikan oleh Darwin dapat diringkas
menjadi dua bagian pokok yaitu pertama fakta yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam
Darwin, dan kemudian bagian kedua bahwa evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi
alam.
1. Fakta yang menjadi dasar teori seleksi alam Darwin
Dalam waktu sekitar 20 tahun yang lalu, Darwin mengumpulka data dalam lapangan
untuk membuktikan serta merumuskan wawasannya tentang teori seleksi alam dan
diperoleh faktanya sebagai berikut :
a. Fertilisasi makhluk hidup yang tinggi
Karena tingkat kesuburan (fertilisasi) makhluk hidup tinggi, maka apabila tidak
ada hambatan atas perkembangbiakan suatu spesies, dalam waktu yang singkat,
seluruh dunia tidak akan menampungnya. Sebagai contoh, dalam waktu sekitar 5
bulan, sepasang lalat rumah akan mempunyai jumlah keturunan sebanyak
191.010.000.000.000.000.000 ekor (dalam beberapa generasi). Apabila hal ini
seluruh telur menetas dan tidak ada yang mati. Masih banyak contoh lagi yang terjadi
dapat disebutkan. Akan tetapi kenyataan yang terjadi tidaklah demikian, dan itulah
yang merupakan fakta yang kedua.
b. Jumlah individu (secara keseluruhan) yang hampir tidak berubah
Sekalipun tingkat kesuburan tinggi, pada kenyataannya jumlah individu tidak
melonjak tanpa terkendali nampaknya ada faktor yang membatasi dan mengatur
pertambahan jumlah individu suatu spesies disuatu tempat. Salah satu faktor yang
dimaksud adalah jumlah makanan yang tersedia, dan masih ada faktor lainnya.
Faktor pembatasan dan yang mengatur jumlah individu itulah yang menyebabkan
individu-individu yang berhasil tetap hidup tidak banyak jumlahnya, sekalipun
banyak individu turunan yang dihasilkan, tetapi banyak yang mati.
c. Perjuangan untuk hidup

10
Supaya tetap hidup, setiap individu makhluk hidup harus berjuang, perjuangan
untuk hidup terjadi karena adanya: persaingan, pemangsaan, perjuangan terhadap
alamlingkungan yang tidak hidup seperti iklim.
d. Keanekaragaman dan hereditas
Keanekaragaman tersebut anatara lain berkenaan dengan struktur, tingkah laku
maupun aktivitas, mulai dari tingkatan antar filum, antar kelas sampai dengan antar
individu dalam satu spesies dan antar individu seketurunannya. Adanya
keanekaragaman menyebabkan keberhasilan perjuangan untuk hidup tidak sama
antar satu individu dengan yang lainnya.
e. Seleksi alam
Bahwa terdapat sebuah keberhasilan perjuangan untuk hidup yang tidak sama
antar individu, kenyataan itu disebabkan ada individu yang lebih sesuai (karena
memiliki ciri yang lebih sesuai) dari yang lainnya. Individu yang lebih sesuai ini
yang lebih berhasil dalam perjuangan untuk hidup. Individu yang lebih sesuai ini
yang lebih berhasil ini mempunyai peluang yang lebih berhasil untuk melanjutkan
pewarisan sekaligus keturunannya. Sebaliknya individu yang kurang berhasil lama
kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi. Darwin mengartikan seluruh proses
tersebut diatas sebagai adanya peristiwa seleksi alam di lingkungan makhluk hidup.
Dari generasi ke generasi seleksi alam di lingkungan makhluk hidup dan
menyebabkan adaptif. Dalam hunungan ini Herbert Spencer memperkenalkan
dengan istilah yang hidup adalah yang paling sesuai.
2. Evolusi organik terjadi karena peristiwa alam
Atas dasar fakta yang telah diuraikan di atas darwin mengajukan pendapatnya
yang menolak kebenaran prinsip ketidakubahan jenis(the immutabilityof species).
Pendapat darwin ini yang lebih dikenal sebagai teori seleksi alam, yang kemudian
termuat secara utuh dan lengkap dalam karya monumentalnya: on the origin of species
by means of natural selection. Makna utama pendapat/wawasan darwin dalam teori ini
adalah bahwa evolusi organik memang terjadi, dan bahwa evolusi organik tersebut
terjadikarena peristiwa seleksi alam

11
F. Konsep Domestikasi
Usaha penjinakan hewan liar yang berhabitat di alam bebas untuk bisa beradaptasi
dengan baik di lingkungan kehidupan manusia baik berupa pakan maupun habitatadalah
merupakan sebuah prosesdomestikasi. Domestikasi adalah salah satu carayang dilakukan
agar hewan, termasuk ikan, yang biasa hidup dialam liar, dapat hidup dan dikembangbiakkan
dalam kondisi yang terkontrol. Domestikasi merupakan cara merubah spesies liar menjadi
spesies akuakultur. Salah satunya ialah upaya untuk menjinakan ikan liar yang hidup di alam
bebas agar terbiasa pada lingkungan rumah tangga manusia baik berupa pakan maupun
habitat (Juliana, 2018).
Menurut Effendi (2002), proses yang menjadikan spesies liar (wild species) menjadi
spesies budidaya dikenal dengan istilah domestikasi spesies.
Domestikasi bertujuan untuk menjinakan hewan yang hidup di alam bebas. Domestikasi
secara umum bertujuan untuk:
1. Mengkaji kemungkinan berdirinya sebuah instalasi domestikasi ikan;
2. Membuat rancangan teknis (detail desain, kebutuhan tenaga, kebutuhan bahan dan alat;
teknologi domestikasi) instalasi domestikasi.
3. Membuat rencana pengembangan unit instalasi domestikasi.

Untuk menjadikan satu spesies liar menjadi komoditas budidaya harus melalui beberapa
tahapan. Tiga tahapan domestikasi spesies liar menjadi spesis komoditas, yaitu sebagai
berikut:

1. Mempertahankan dengan upaya menjaga keberalangsungan kehidupan (survive) pada


lingkungan budidaya perairan yang artificial dan terkontrol (akuakultur).
2. Menjaga agar tetap bisa tumbuh, dan,
3. Mengusahakan untuk dapat membiakkan hewan dengan situasi dan lingkungan
terkontrol.

Keberhasilan domestikasi suatu spesies ditentukan oleh faktor teknis dan non teknis,
maupun aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Secara teknis domestikasi yang
dilakukan harus mempertimbangkan lokasi yang tepat dimana domestikasi itu direncanakan;
teknologi yang dipakai untuk usaha domestikasi, fasilitas yang diperlukan, sumberdaya

12
manusia; ketersediaan modal usaha); aspek biologis (kebiasaan makan; pertumbuhan; dan
lain-lain) (Juliana, 2018).

1. Domestikasi Hewan
Domestikasi hewan adalah proses penjinakan/pengadopsian hewan liar dari alam
bebas ke dalam lingkungan hidup budidaya serta dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk
keperluan manusia. Domestikasi dapat menyebabkan perubahan perilaku/sifat hewan dari
yang dulu liar menjadi lebih penurut dan patuh pada perlakuan lebih lanjut dari manusia.
Proses domestikasi mulai berlangsung di akhir Pleistosen. Perubahan iklim pada
waktu itu, perubahan iklim yang semakin tidak bisa diprediksi, misalnya semakin hangat
dan/atau berubah cepat di sebagian tempat, mengarah kepada pembatasan penyebaran
populasi manusia. Perkembangan ini mendorong pengambilan hasil pertanian, dan
mempengaruhi distribusi dan kepadatan spesies liar yang diburu untuk pangan. Pada
kondisi ini, penggerak utama domestikasi hewan mungkin berdasarkan pada ketersediaan
makanan yang disukai dengan potensi beberapa spesies domestikasi untuk mendukung
sistem pertanian tanaman pangan (misalnya membajak lahan menggunakan sapi jantan
atau kerbau), atau sebagai alat transportasi (llama, unta, kuda, keledai, dan sapi).
Mutasi, perkawinan terseleksi, dan adaptasi membentuk keragaman populasi
hewan. Proses domestikasi menghasilkan beberapa perubahan, beberapa di antaranya
mungkin akan berlanjut. Kepentingan khusus menyangkut perubahan morfologi. Hewan
domestik umumnya lebih kecil dibanding dengan tetua liar mereka (terkecuali pada
ayam). Hewan-hewan yang lebih kecil lebih mudah diurus dan ditangani, mereka
mencapai pubertas lebih awal dan dalam kelompok besar yang dapat dipelihara lebih
mudah (Augustina, 2016).
Area geografis berikut merupakan pusat asal hewan yang penting dan utama,
terutama keragaman dari spesies hewan, seperti rangkaian Andes di Amerika Selatan
(llama, alpaca, marmut); Amerika Tengah (kalkun, entok); timur laut Afrika (sapi,
keledai); barat daya Asia termasuk Fertile Crescent (sapi, domba, kambing, babi); daerah
lembah Indus (sapi, kambing, ayam, kerbau sungai); Asia Tenggara (ayam, sapi Bali);
Cina Timur ( babi, ayam, kerbau rawa); dataran tinggi Himalaya (yak); Asia utara (rusa).
Tambahan, bagian selatan dari Peninsula Arab diperkirakan menjadi daerah asal dari

13
unta, Unta Bactrian mungkin berasal dari area yang sekarang menjadi Republik Islam
Irak, dan kuda dari padang rumput Eropa-Asia (Bamualim, 2009).
Dari 148 spesies non-karnivora dunia (spesies dengan berat lebih dari 45 kg)
hanya 15 spesies yang telah didomestikasi. Sebanyak 13 spesies tersebut berasal dari
Eropa dan Asia, sedangkan dua spesies lainnya berasal dari Amerika Latin. Kemudian
hanya enam spesies yang menyebar luas di semua benua (sapi, domba, kambing, babi,
kuda, dan keledai), sementara sembilan spesies lainnya (unta, unta Bactrian,
llama, alpacas, rusa, kerbau air, yak, sapi Bali, dan mithun) menjadi penting di beberapa
daerah terbatas. Proporsi tersebut bahkan lebih rendah pada kasus unggas, dengan hanya
10 spesies (ayam, bebek domestik, entok, angsa domestik, ayam mutiara, burung unta,
burung merpati, burung puyuh, dan kalkun) yang terdomestikasi saat ini di luar dari
sekitar 10.000 spesies unggas (daftar tersebut tidak termasuk beberapa burung yang
didomestikasi untuk tujuan hiasan atau rekreasi).
2. Domestikasi Tumbuhan
Pada tahapan awal pertanian, banyak tanaman liar kemudian didomestikasi
menjadi tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Domestikasi tumbuhan
membuat manusia untuk menghentikan perilaku pengembaraan dan mulaimenetap
sehingga melahirkan peradaban dan teknologi budidaya pertanian.
Tumbuhan liar yang telah mengalami proses domestikasi sebagian
besara dalah jenis dari suku Gramineae dan Leguminosae, dan merupakan
tanamanbudidaya utama. Sedangkan pada suku Cyperaceae, Ranunculaceae,
Cactaceae,Caryophyllaceae, Portulacaceae, Berberidaceae, Papaveraceae,
Saxifagraceae,Geraniaceae, Onagraceae, Apocynaceae, Asclepiadaceae, Plantaginaceae
dan sukulainnya merupakan suku-suku yang dimanfaatkan sebagai tanaman
budidaya sampingan (Mangoendidjojo, 2012).
Menurut Poesponegoro &Notosusanto (2008) temuan di Gua Ulu Leang
membuktikan tentang domestikasitanaman padi (Oryza sativa) melalui temuan sisa-sisa
butiran padi dan sekam padiyang berasosiasi dengan gerabah. Temuan ini berusia sekitar
tahun 2160 – 1700 SM.Diperkirakan bahwa domestikasi tanaman padi telah dimulai di
kawasan beriklimmuson, yang memanjang dari India bagian timur laut, sebelah utara
Vietnam hinggamencapai sebelah selatan China. Bukti awal domestikasi tanaman padi

14
ditemukan disitus Kiangsu dan Chekiang di China, berangka tahun 3300 – 4000 SM.
Bukti lainberupa sekam padi yang digunakan sebagai temper gerabah yang
ditemukan di Thailand tahun 3500 SM yang turut memperkuat dugaan tentang
domestikasitanaman padi di masa lampau.
Selama domestikasi tanaman akan mengalami perubahan-perubahan sehingga
pada akhirnya diperoleh suatu tanamanyang paling banyak memeberikan hasil dan
berguna bagi manusia. Karakter padatumbuhan liar menjadi sangat berbeda dengan
karakter tanaman yang telah dibudidayakan walaupun masih dalam satu kerabat.
Berikut perubahan-perubahankarakter yang dapat terjadi selama domestikasi :
a. Gigantisme. Tanaman yang didomestikasi biasanya memiliki ukuran yang
lebih besardaripada kerabat liarnya. Seleksi yang dilakukan manusia
umumnya berusaha memaksimalkan ukuran bagian tanaman yang dapat
dimakan. Gigantisme lebihsering disebabkan oleh poliploidi. Hal tersebut
umum terjadi pada spesies yangdidomestikasi seperti kentang dan ubi jalar.
b. Perubahan ukuran biji. Akibat campur tangan manusia, biji dari beberapa
spesies menjadi lebih besar.Selain memiliki cadangan makanan yang lebih
banyak, biji yang lebih besar jugaakan berguna untuk bahan tanam
selanjutnya. Biji yang besar akan menghasilkananakan yang lebih besar,
kekar, dan pertumbuhannya lebih cepat. Sedangkanpada spesies liarnya,
ukuran biji lebih kecil tetapi dalam jumlah yang sangatbanyak. Jumlah yang
sangat banyak menguntungkan untuk bertahan hidup pada spesies liar.
c. Tanggapan terhadap suhu dan fotoperiod. Tanaman yang tidak dapat
menyesuaikandiri dengan kondisi iklim dan panjang hari akan mengalami
kepunahan karenaadanya proses seleksi alam. Domestikasi tanaman
memerlukan penyesuaian ataumodifikasi baik lingkungan ataupun
tanamannya sehingga dapat mendukunguntuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
d. Perubahan morfologi. Selain ukuran yang berubah, bentuk tanaman
juga berubah selamadomestikasi. Manusia umumnya memilih bentuk
tanaman yang dapatmeningkatkan produktivitasnya disamping kegunaan

15
tanaman itu sendiri. Satuspesies tanaman dapat memiliki bentuk yang
sangat nyata perbedaannya.
e. Menurunnya kemampuan untuk bertahan hidup. Berkurangnya jumlah biji,
kemampuan penyebaran biji yang berkurang,hilangnya dormansi, dan
impermeabilitas kulit biji berperan besar dalammenurunnya
kemampuan tanaman untuk bertahan hidup. Seleksi
untukmenghilangkan bagian tumbuhan yang tidak disukai manusia, seperti
duri, racun,dan rasa pahit juga menurunkan kemampuan hidup tumbuhan.
(Rostini, 2008).

G. Keterkaitan antara Adaptasi Seleksi Alam, dan Domestikasi Menurut Perspektif al-
Quran
Seleksi alam adalah proses pemilihan atau seleksi yang dilakukan oleh alam terhadap
makhluk hidup yang dapat beradaptasi karena perubahan perubahan alam. Seleksi alam juga
terjadi pada setiap tahap kehidupan, mulai dari masa reproduksi, sampai embrio bahkan
sampai masa punah. Sebagaimana Allah sudah menjelaskan dalam QS. Al-Anbiya ayat 35

Artinya :

“ Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah
kami dikembalikan. “ (QS.Al-Anbiya: 35)

Dari ayat diatas, dapat dijelaskan bahwa setiap makhluk hidup didunia pasti akan
mengalami kepunahan. Kepunahan- kepunahan ini disebabkan karena beberapa aspek
kehidupan. Oleh karena itu Allah menjadikan sesuatu pada umumnya karena suatu sebab
lain, bagi mereka mungkin dianggap tidak sesuai dengan kehidupan manusia. Oleh Allah
sedikit demi sedikit akan dihilangkan atau dipunahkan. Seperti hewan pada jaman purba
yang berukuran besar, misalnya dinosaurus yang zaman dulu manusia berukuran besar.

16
Namun saat sekarang semua telah dipunahkan karena adanya suatu seleksi alam (Dewi,
2005).

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adaptasi merupakan suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini
dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti
mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi.
Macam – macam adaptasi yaitu diantaranya adalah adatapsi morfologi, adaptasi fisiologi
dan adaptasi tingkah laku.
Sedangkan Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih
makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus
bertahan hidup.
Macam – macam seleksi alam yaitu diantaranya adalah seleksi penstabilan, seleksi
berarah, dan seleksi distruptif.
Adapun teori yang mendukung adanya seleksi alam yaitu adalah teori seleksi alam
Darwin, dan teori evolusi organik yang terjadi karena peristiwa alam.
Domestikasi adalah salah satu carayang dilakukan agar hewan, termasuk ikan, yang biasa
hidup dialam liar, dapat hidup dan dikembangbiakkan dalam kondisi yang terkontrol.
Adapun keterkaitan antara Adaptasi Seleksi Alam, dan Domestikasi menurut Perspektif al-
Quran yaitu terdapat dalam Q.S. . Al-Anbiya ayat 35.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Apabila terdapat kekeliruan pada tulisam
maupun isinya kami mengharap kritik dan saran dan juga kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Terimakasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Augusta, Tania Serezova. 2016. Upaya Domestikasi Ikan Tambakan (Helostoma Emminckii)
yang Tertangkap dari Sungai Sebangau. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 5. No. 2.

Bamualim, Abdullah. 2009. Status Terkini Dunia Sumber Daya Genetik Ternak untuk Pangan
dan Pertanian. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Jakarta: Balai
Pustaka.

Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan.Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

George H fried. 2006. BIOLOGI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hasan, dkk. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Makassar : Erlangga.

Juliana, dkk. 2018. Domestikasi dan Apalikasinya Terhadap Ikan Manggabai. Gorontalo: Ideas
Publishing.

Mangoendidjojo, W. 2012. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta : Kanisius

Mubadi.1985. teori evolusi asal dan tujuan manusia. Yogyakarta: kanisius.

Poesponegoro, MD & N.Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I. Edisi Pemutakhiran.


Cetakan ke 2. Jakarta: Balai Pustaka

Prawoto,Dkk. 1987. EVOLUSI. Jakarta: Karunika Jakarta.UniversitasTerbuka.

Rostini, Neni. 2008. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Bandung : Pustaka Giratuna.

Ariyanti, 2008. Adaptasi Dalam Anthropologi. https://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasi-


dalam-anthropologi. diakses pada tanggal 5 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB.

Dewi, N. 2005. Konsep Seleksi alam. http.//www.academiaedu.ac.id. diakses pada tanggal 6


oktober 2019 pukul 08.00 WIB.

Endah, 2011.Pengertian Adaptasi. https//id.shvoong.com/social/. diakses tanggal 5 Oktober 2019


pukul 21.00 WIB.

19
Sutantri, 2014. Adaptasi. https://id.scribd.com/doc/76111234/adaptasi. Diakses pada tanggal 5
Oktober 2019 pukul 18.00 WIB.

20

Anda mungkin juga menyukai