132310016-Tri Warni PDF
132310016-Tri Warni PDF
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Oleh
Tri Warni
NIM 132310016
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah
selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.”
“Barang siapa bertaqwa pada Allah, maka Allah memberikan jala keluar
kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang
siapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah.
Barang siapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan
mendapatkan pahala yang agung.”
(Q.S Ath-Thalaq: 2,3,4)
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
1. Orang Tua saya, Darno dan Saonah yang selama ini
selalu mendoakan dan memberi semangat serta
motivasi.
2. Kakak dan Adik saya, Mba’ Ifa, Maya, Kiki, Putra,
Nakhla yang selalu mendukung dan mendoakan
saya.
3. Teman-temanku Agribisnis 2013 yang selalu
membantu berbagai keceriaan dan melewati setiap
suka dan duka selama kuliah. Kenangan indah yang
tak mungkin terulang lagi, terimakasih banyak
teman-teman ku.
v
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN.......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA .................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ............................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
BAB II. KAJIAN TEORI,TINJAUAN PUSTAKA,
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ................................. 8
A. Kajian Teori ......................................................................... 8
B. Tinjauan Puataka ................................................................. 23
C. Kerangka Pikir ..................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 34
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 35
A. Desain Penelitian ................................................................. 35
B. Tempat dan Waktu Penelitin ............................................... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian........................................... 36
D. Variabel Penelitian .............................................................. 38
E. Definisi Operasional ............................................................ 39
F. Pengumpulan Data............................................................... 41
G. Instrumen Penelitian ............................................................ 42
H. Metode Analisis Data .......................................................... 43
ix
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 47
A. Deskripsi Data ..................................................................... 47
B. Analisis Data ....................................................................... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 58
BAB V. PENUTUP ................................................................................ 77
A. Simpulan .............................................................................. 77
B. Saran .................................................................................... 78
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Kubis Menurut Kecamatan
di Kabupaten Wonosobo ......................................................... 3
xi
Tabel 15. Luas Lahan Kubis Responden Usahatani Kubis Desa Surengede 62
Tabel 20. Rata-rata Sarana Produksi per musim tanam Usahatani Kubis
di Desa Surengede .................................................................... 68
Tabel 23. Rata-rata Pendapatan Per Musim Tanam Usahatani Kubis ...... 70
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
xiv
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanaman hias dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif
salah satu sayuran yang termasuk dalam kelompok enam sayur segar yang
diekspor Indonesia, yang terdiri dari blumkol, kentang, tomat, cabai, dan
bawang merah. Kubis atau kol adalah jenis sayuran daun yang mulai
Mineral yang banyak dikandung adalah kalium, kalsium, fosfor, natrium, dan
keuntungan yang diperoleh petani kubis menjadi lebih baik. Sampai saat ini
tradisional pada skala pemilikan lahan yang relatif kecil. Pola usahatani
1
2
sayuran kubis biasa dilakukan pada lahan dengan luas kurang dari 0,3 hektar,
tanah (pH < 7) dan mengandung penyakit (bakteri), benih yang digunakan
petani adalah benih berkualitas rendah sehingga produksi dan kualitas yang
dihasilkan rendah, sistem irigasi atau pengairan yang kurang baik, belum
panen dan pasca panen dengan baik, dan mengakibatkan produktivitas menjadi
rendah dan tidak memberikan keuntungan yang optimal bagi petani. Hasil
usahatani dengan pola seperti ini juga tidak bisa diandalkan untuk memenuhi
penanaman kubis dan produksi kubis tertinggi adalah kecamatan Kejajar. Data
Tabel 1
Luas Tanam dan Produksi Kubis Menurut Kecamatan
di Kabupaten Wonosobo Tahun 2014
Luas Area Panen
No Kecamatan
(Ha) Produksi (Kw)
1 Wadaslintang - -
2 Kepil 29 3.894
3 Sapuran 245 37.493
4 Kalibawang - -
5 Kaliwiro - -
6 Leksono - -
7 Sukoharjo - -
8 Selomerto - -
9 Kalikajar 384 65.641
10 Kertek 332 73.639
11 Wonosobo 31 6.080
12 Watumalang 72 10.216
13 Mojotengah 157 28.358
14 Garung 676 111.826
15 Kejajar 1.634 253.866
Jumlah 3.560 591.013
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo (2015)
Wonosobo. Luas panennya mencapai 1.634 Ha. Produksi kubis yang dihasilkan
yaitu sebesar 253.866 Kw. Hal ini menunjukkan bahwa kecamatan Kejajar
kubis tertinggi adalah Desa Surengede. Data secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di Kecamatan Kejajar 2014
No Desa/Kelurahan Luas Panen (ha) Produksi (kw) Produktivitas (kw/ha)
1 Buntu 15.934 2.215.813 13.906
2 Sigedang 7.128 1.098.188 15.406
3 Tambi 11.217 1.729.889 15.423
4 Kreo 17.192 2.614.270 15.207
5 Serang 18.974 3.032.165 15.981
6 Kejajar 18.869 2.381.027 12.619
7 Igirmranak 8.910 2.808.640 31.521
8 Surengede 20.756 2.973.854 14.328
9 Tieng 18.135 2.789.203 15.380
10 Parikesit 13.942 2.138.065 15.335
11 Sembungan 6.394 981.566 15.350
12 Jojogan 6.080 942.692 15.505
13 Patakbanteng 10.063 1.564.675 15.548
14 Dieng 3.040 466.487 15.345
15 Sikunang 6.499 991.285 15.252
16 Campursari 14.466 1.516.082 10.480
Jumlah 197.599 30.243.901 252.586
Sumber: Kecamatan Kejajar Dalam Angka (2015)
salah satu desa di kecamatan Kejajar dengan luas panen yang tertinggi.
Produksi kubis mencapai 2.973.856 Kw, dengan luas panen sebesar 20.756 Ha,
B. Identifikasi Masalah
Wonosobo, secara geografis memiliki luas wilayah 5.762,00 ha, atau 5,85%
kubis.
petani kubis di Desa Surengede terdiri dari luas lahan, bibit, tenaga kerja dalam
keluarga, tenaga kerja luar keluarga , pupuk kandang (kotoran ayam), pupuk
Luas lahan dalam usahatani kubis sebagai salah satu faktor produksi
besar terhadap usahatani. Selain luas lahan untuk mendukung usahatani kubis
organik yang biasanya digunakan oleh petani kubis di desa Surengede adalah
Pupuk kandang (kotoran ayam) digunakan sebagai pupuk dasar, pupuk urea
digunakan sebagai pupuk pelengkap. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor
1. Batasan Masalah
Wonosobo.
tanam pada bulan November tahun 2016 sampai Februari tahun 2017.
2. Asumsi Penelitian
D. Rumusan Masalah
desa Surengede?
E. Tujuan Penelitian
di desa Surengede.
7
Surengede.
F. Manfaat Penelitian
2. Bagi Petani, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
4. Bagi pihak lain, sebagai tambahan informasi dan referensi bagi pengkajian
A. Kajian Teori
termasuk kubis liar diantaranya adalah Brassica oleracea var. Sylvestris L.,
yang tumbuh disepanjang pantai Laut Tengah dan pantai Laut Atlantik
mencapai 1 meter atau lebih, warna daun hijau biru, yang sering membentuk
roset. Daun besar, panjang dapat mencapai lebih dari 50 cm tebal dan
Klasifikasi:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Discotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. Capitata
antara 20-30 cm. Batang tanaman kubis umumnya pendek dan banyak
8
9
terdapat helai daun yang bertangkai dan lebar-lebar. Berwarna hijau (kubis
putih) atau hijau kemerah-merahan (kubis merah). Daun-daun atas pada fase
generatif akan saling menutupi satu sama lain membentuk krop. Bentuk
krop sangat bervariasi antara bulat telur, gepeng, dan berbentuk kerucut
(Rukmana,1994:26).
a. Akar
tumbuh ke pusat Bumi (ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh
b. Batang
Batang tersebut berwarna hijau, tebal dan lunak namun cukp kuat.
berambut, dan tidak begitu tampak jelas karena tertutup oleh daun-daun.
c. Daun
Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi
daun bergeri, agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah-
hijau dan tumbuh berselang seling pada batang tanaman. Daun memiliki
10
tangkai agak panjang dengan pangkal daun yang menebal dan lunak.
d. Bunga
membentuk bulatan yang tebal serta padat (kompak). Pada kubis bunga
yang memiliki masa bunga dengan warna putih bersih, namun adapula
yang penuh dengan kuntum bunga. Setiap bunga memiliki 4 helai daun
e. Buah
a. Kubis Krop
Kubis krop (telur) juga dikenal dengan istilah kubis putih dengan
Kubis merah.
luar negeri, kecuali kubis yoshin dan pujon yang dihasilkan di dalam
stek tunas-tunasnya.
b. Kubis Umbi
umbi yang bentuknya bulat sampai bundar. Umbi dan daunnya dapat
dikombinasi.
c. Kubis Daun
kubis daun adalah semua jenis tanaman berbagai kale & kailan.
d. Kubis Tunas
Kubis tunas atau sering disebut dengan kubis babat ini bisanya
e. Kubis Bunga
Tanaman ini diperbanyak dengan biji dan hasil petani sendiri dan hanya
permukaan laut, dengan udara sedikit kering. Kubis bunga ini sangat
bunganya kecil.
Dari 5 jenis kubis tersebut hanya kubis krop dan kubis bunga yang paling
oleracea, famili Cruciferae. Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan
a. Syarat Tumbuh
Tanah yang paling sesuai untuk menanam kubis adalah tanah liat
permukaan laut yang bersuhu rendah dan kelembapan tinggi. Kubis tidak
dapat tumbuh pada tanah yang sangat asam. Kubis membutuhkan sinar
b. Cara Tanam
Kubis dapat ditanam dari biji atau stek. Biji atau stek dapat
ditanam langsung di lapangan atau disemai lebih dulu, jika telah cukup
senang jika biji atau stek disemai lebih dulu karena perawatannya lebih
melukukan pengawasan tanaman, dan biji atau stek tidak mudah rusak
c. Pengolahan Tanah
dengan tinggi 15 cm agar tidak tergenang air, panjang 8-10 m, lebar 180-
200 cm, dan jarak bedengan antara satu dengan yang lain sekitar 40 cm.
d. Pemeliharaan
umur berkisar antara 3-4 bulan setelah penyebaran benih. Hasil yang
didapat rata-rata untuk kubis telur 20-60 ton/ha dan kubis bunga 10-15
untuk kubis bunga, jika terlambat bunganya akan pecah dan keluar
timbul urat-urat daun, hanya bagian epidermis sebelah atas yang tidak
hujan.
ulat yang sudah masuk ke dalam krop, akan sulit diberantas. Ulat-ulat
Diazinon 0,1-0,3%.
1) Bakteri
campestris.
b) Busuk lunak atau busuk basah (soft root) disebabkan oleh bakteri
persen dari asupan makanan harian yang disarankan. Serat sangat penting
Kubis adalah salah satu solusi alami terbaik untuk radang perut
Kubis adalah pilihan diet yang bagus bagi mereka yang ingin
mengandung 33 kalori. Itulah sebabnya orang yang diet sup kubis dapat
makan dalam jumlah banyak dari sup tanpa kenaikan berat badan,
7. Usahatani
a. Biaya Produksi
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar
tenaga kerja luar keluarga. Biaya implisit adalah biaya yang tidak benar-
TC = TEC + TIC
Keterangan:
TC : Total biaya produksi (total cost)
TEC : Total biaya eksplisit (total axplisit cost)
TIC : Total biaya implisit (total implisit cost)
b. Penerimaan
TR = P . Q
Keterangan:
TR : Penerimaan total (total revenue)
Q : Jumlah produksi (output) yang dihasilkan
P : Harga produksi (price)
c. Pendapatan
oleh petani).
NR = TR - TEC
Keterangan
NR : Total Pendapatan (Net revenue)
TR : Penerimaan
TEC : Total Biaya Eksplisit (Total Ekplisit Cost)
d. Keuntungan
π = NR - TIC
20
Keterangan:
π : Keuntungan
NR : Total Pendapatan (Net Revenue)
TIC : Total Biaya Implisit(Total Implicit Cost)
sebagainya.
10. Produksi
variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel
yang dijelaskan berupa output dan variabel yang menjelaskan adalah input.
Keterangan :
dengan cara menambah jumlah salah satu input yang digunakan, dan
melibatkan dua veriabel atau lebih, dimana variabel yang satu disebut
variabel yang dijelaskan atau veriabel dependen (Y), dan yang lain
1990: 153-154).
Y= X1b1X2b2.......X1b1......Xnbneu
bi u
= i e
In Y = In a + b1 In X1 + b2 In X2........+bn In Xn + e
22
Keterangan:
Y : Variabel yang dijelaskan
X : Variabel yang menjelaskan
a,b : Besaran yang akan diduga
e : Logaritma natural, e = 2,718
diubah menjadi fungsi linier maka ada beberapa persyaratan yang harus
1) Tidak ada nilai nol dalam pengamatan, karena logaritma dari nol
adalah lebih besar dari nol dan lebih kecil atau sama dengan satu.
1 < b1 + b 2 < 1
B. Tinjauan Pustaka
produksi usahatani yang dilakukan meliputi dua periode yaitu periode awal
musim hujan dan awal musim kemarau. Usahatani yang dilakukan di dua
Douglas, produksi usahatani kubis. dalam keadaan normal berada pada kondisi
musim hujan yang mengalami serangan hama dan penyakit pun berada pada
persen).
tunai maupun biaya total yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa
produksi petani diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 94,4 persen dan
koefisien determinasi terkoreksi (R2 adj) sebesar 94 persen. Dari hasil uji t
dipengaruhi oleh lahan, bibit per lahan, unsur K per lahan. Hasil uji F
25
menunjukkan bahwa nilai F-hitung 191.699 lebih besar dari F-tabel pada
tingkat kesalahan 1 persen. Hal ini berarti bahwa variabel indivenden: lahan,
bibit, tenaga kerja, unsur N, dan unsur K berpengaruh nyata terhadap produksi
pada tingkat kesalahan 10 persen. Hasil analisis alokasi efisiensi dari faktor
produksi tanah dengan harga sewa tanah per musim tanam per hektar adalah
lebih dari satu (15,33). Hal ini menunjukkan bahwa secara ekonomis alokasi
dari faktor-faktor produksi pada tingkat 0,33 hektar pada musim tanam 2010
belum efisien. Sementara itu rasio NPM-BKM penggunaan tenaga kerja, unsur
N, dan unsur K masing-masing 0,01, 0,99 dan 0,52. Hal ini menunjukkan tidak
unsur N, unsur P, pupuk kandang, tenaga kerja dalam keluarga, dan tenaga
kerja luar keluarga signifikan atau nyata, sedangkan untuk luas lahan, unsur P,
unsur K, pestisida padat, dan pestisida cair tidak signifikan atau tidak nyata.
Dari semua variabel yang diestimasi, penggunaan tenaga kerja luar keluarga,
variabel didapatkan nilai 1,655 yaitu lebih dari satu sehingga usahatani kubis
berada pada skala increasing return to scale. Hal ini berarti setiap penambahan
satu persen faktor produksi secara bersama-sama akan diikuti oleh peningkatan
26
produksi yang lebih kecil dari 1 persen. Kombinasi optimal dari alokasi faktor-
kg dan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga ditingkatkan dari 13,59 HOK
untuk diusahakan. Hal ini dapat ditunjukkan dari pendapatan rata-rata atas
model fungsi Cobb-Douglas diperoleh nilai R-sq sebesar 53,7 persen yang
varietas, jumlah pupuk kandang, unsur Nitrogen, unsur Fosfat, unsur Kalium,
fungisida, insektisida, perekat, dan tenaga kerja dapat menjelaskan sebesar 53,7
persen variabel tidak bebas (produktivitas), dan sisanya sebesar 46,3 persen
27
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model (komponen
kentang yaitu penggunaan varietas, jumlah pupuk kandang, unsur Fosfat, unsur
Kalium, perekat, dan tenaga kerja. Sementara itu, jumlah benih, unsur
panen. Penerimaan yang diperoleh dari produksi kubis untuk petani anggota
kelompok tani per hektar per musim tanam adalah Rp 93.408.741 sedangkan
90.541.310. Pendapatan atas biaya tunai pada petani anggota kelompok tani
dan biaya total yang dikeluarkan adalah Rp 65.079.497. Petani non kelompok
pendapatan atas biaya total adalah Rp 20.765.060, dengan biaya tunai dan
Rp69.776.249. Nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani kelompok tani
28
adalah 1,75 dan R/C rasio untuk biaya total adalah 1,44, sedangkan untuk
petani non kelompok tani R/C rasio atas biaya tunai dalah 1,53 dan R/C rasio
persen adalah benih, pupuk P dan pestisida cair, sedangkan variabel yang
pupuk K dan tenaga kerja. Pupuk N dan pestisida padat tidak berpengaruh
nyata terhadap produksi kubis. Faktor produksi yang berpengaruh nyata dan
bernilai positif pada petani anggota kelompok tani adalah benih, pupuk
kandang, pupuk P dan tenaga kerja dengan nilai koefisien berturut-turut adalah
0,3310; 1,0311; 0,3453 dan 0,5183 artinya peningkatan benih, pupuk kandang,
pupuk P dan tenaga kerja sebesar satu persen dapat meningkatkan produksi
sebesar nilai koefisiennya. Faktor produksi yang bernilai negatif adalah pupuk
K dan pestisida cair dengan nilai koefisien sebesar -0,7028 dan -0,3334 artinya
peningkatan faktor produksi pupuk K dan pestisida cair sebesar satu persen
29
3 Defri (2011) Analisis Pendapatan 1. Mengetahui faktor- Metode Metode Penelitian 1. Waktu bulan: Juni
dan Faktor-Faktor faktor produksi yang Analisis Menggunakan sampai Juli 2011
Yang Mempengaruhi mempengaruhi Regresi dari Deskriptif 2. Tempat: Desa
Produksi Usahatani produksi kubis Fungsi Purwasari Kecamatan
kubis di Desa 2. Mengetahui Biaya, Produksi Dramaga Kabupaten
Purwasari Kecamatan pendapatan, Cobb- Bogor
Dramaga Kabupaten penerimaan, Douglas
Bogor keuntungan usahatani
kubis
4 Septian Rizki Analisis Pendapatan 1. Mengidentifikasi Analisis Metode Penelitian 1. Waktu bulan: Juni
Sitompul dan Faktor-faktor yang keragaman usahatani Regresi dari Menggunakan sampai Juli 2011
(2013) Mempengaruhi kubis di kecamatan Rungsi Deskriptif 2. Tempat: Kecamatan
Usahatani Kubis di Pangalengan Produksi Pangalengan
Kecamatan 2. Menganalisis Cobb- Kabupaten Bandung
Pangalengan pendapatan usahatani Douglas Jawa Barat
Kabupaten Bandung kubis dan faktor-faktor
Jawa Barat. yang
mempengaruhi produksi
kubis.
30
5 Syifa Maulia Analisis Pendapatan 1. Menganalisis Analisis Metode Penelitian 1. Waktu bulan: 7 Mei
(2012) Usahatani dan Faktor- pendapatan usahatani Regresi dari Menggunakan sampai dengan 31
Faktor yang kubis varietas Grand 11 Fungsi Deskriptif Mei 2012
mempengaruhi dan Grand 12 Produksi 2. Tempat: Desa
produktifitas kubis di 2. Menganalisis faktor- Cobb- Cigedug, Kecamatan
desa cigedug, faktor yang Douglas Cigedug, Kabupaten
kecamatan cigedug, mempengaruhi Garut
kabupaten garut produksi kubis
6 Wulandara Analisis Pendapatan 1. Menganalisis Analisis Metode Penelitian 1. Waktu bulan:
Sujana (2010) dan Faktor-Faktor pendapatan usahatani Regresi dari Menggunakan Agustus hingga
Produksi yang kubis pada kelompok Fungsi Deskriptif September 2010
Mempengaruhi tani dan non kelompok Produksi 2. Desa Lebak
Usahatani kubis di tani Cobb- Muncang,
Desa Lebak Muncang, 2. Menganalisis faktor- Douglas Kecamatan Ciwidey,
Kecamatan Ciwidey, faktor apa saja yang Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung. mempengaruhi
produksi kubis pada
kelompok tani dan non
kelompok tani
31
C. Kerangka Pikir
Uji F Uji t
32
36
33
Keterangan:
kegiatan yang dilakukan dari awal mulai usahatani sampai akhir usahatani.
Usahatani kubis yang dilakukan petani tidak terlepas dari penggunaan faktor-
meliputi luas lahan, bibit, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga,
pupuk kandang (kotoran ayam), pupuk urea, dan pestisida akan mempengaruhi
secara simultan terhadap variabel dependen, jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol
Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel independen (X) secara simultan (bersama-
sama) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y), jika nilai Fhitung > Ftabel maka
hipotesis nol diterima, yang berarti bahwa variabel independen (X) secara
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jika nilai thitung >
ttabel maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel independen (X) berpengaruh
secara individual terhadap variabel dependen (Y), Jika nilai thitung > ttabel maka Ho
diterima yang berarti bahwa variabel independen (X) tidak berpengaruh secara
pembelian pajak lahan, benih, pupuk organik (kotoran ayam), pupuk urea,
pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya penyusutan alat, dan biaya
implisit meliputi upah tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan sendiri.
D. Hipotesis Penelitian
kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga, pupuk organik (kotoran ayam),
pupuk urea, pestisida yang digunakan dalam usahatani kubis berpengaruh nyata
A. Desain Penelitian
pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka
peneliti dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonosobo dan Dinas
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah, dianalisis dan
diproses lebih lanjut dengan teori dalam tinjauan pustaka. Metode penelitian
penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data diakhiri dengan
1. Tempat Penelitian
Wonosobo.
39
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Agustus 2017
sebagai berikut :
Tabel 4
Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
1 Survey
Penyusunan
2
Proposal
Pelaksanaan
3
Penelitian
4 Analisis
Penyusunan
5
Laporan
6 Ujian
n=
keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Populasi
d2 = Presisi (15%)
sebanyak:
n=
( )
n =
Tabel 5
Jumlah Kelompok Tani dan Populasi Petani Kubis di Desa Surengede
No Kelompok Tani Populasi Sampel
1 Tani Syariah 15 15/100x31=5
2 Sprayer 10 10/100x31=3
3 Ampera 10 10/100x31=3
4 Al Hikmah 15 15/100x31=5
5 Tani Muda 15 15/100x31=5
6 Rimba Berkarya 15 15/100x31=5
7 Dombos Indah 10 10/100x31=3
8 Sekar Wangi 10 10/100x31=3
Jumlah 100 32
Sumber: Data Primer (2016)
Muda, Rimba Berkarya, Dombos Indah, dan Sekar Wangi. Jumlah petani
kubis yang tergabung dalam ke 8 kelompok tani tersebut adalah 100 orang.
D. Variabel Penelitian
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan ini adalah:
b. Bibit (X2)
E. Definisi Operasional
1. Kubis adalah jenis sayuran daun yang mulai dibudidayakan oleh petani,
4. Jumlah produksi kubis (Y) yang dihasilkan adalah kubis yang sudah
5. Luas lahan (X1) adalah luas lahan yang digunakan untuk menanam kubis,
6. Jumlah bibit (X2) adalah jumlah penggunaan bibit kubis, dinyatakan dalam
satuan batang.
7. Tenaga kerja adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani
kubis, selama satu musim tanam baik tenaga kerja dalam keluarga,
maupun tenaga kerja luar keluarga dan dinyatakan dalam satuan hari kerja
orang (HKO), yang terdiri dari TKDK (X3) dan TKLK (X4). Nilai tenaga
8. Pupuk organik (kotoran ayam) (X5) adalah jumlah pupuk organik yang
9. Pupuk urea (X6) adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani
kubis selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilogram
10. Pestisida cair (X7) adalah obat yang digunakan oleh petani untuk
mililiter (ml).
11. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani
12. Biaya implisit adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan, tetapi
13. Penerimaan adalah jumlah produksi kubis dikalikan dengan harga jual,
14. Pendapat adalah hasil pengurangan dari total penerimaan dengan biaya
15. Keuntungan adalah hasil penjualan kubis dikurangi dengan semua biaya
16. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang
digunakan pada usahatani kubis untuk satu kali musim tanam, yang berupa
44
luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik (kotoran ayam), pupuk urea,
dan pestisida.
F. Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
a. Observasi
b. Kuesioner
c. Wawancara
peneliti.
d. Pencatatan
2. Data Sekunder
bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau
data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Data
jasa data, perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan
dalam penelitian ini meliputi kecamatan Kejajar dalam angka seperti (luas
G. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
2. Fungsi Cobb-Doughlas
3. SPSS versi 16
46
1. Usahatani Kubis
faktor-faktor produksi seperti luas lahan, bibit, tenaga kerja dalam keluarga,
tenaga kerja luar keluarga, pupuk kandang (kotoran ayam), pupuk urea, dan
a. Biaya Produksi
sebagai berikut:
TC = TEC + TIC
Keterangan:
TC : Total biaya produksi (total cost)
TEC : Total biaya eksplisit (total explisit cost)
TIC : Total biaya implisit (total implisit cost)
b. Penerimaan
TR = P . Q
Keterangan:
TR : Total Penerimaan
Q : Jumlah kubis yang dihasilkan
P : Harga jual kubis
47
c. Pendapatan
NR = TR – TEC
Keterangan:
NR : Total Pendapatan (Net revenue)
TR : Total Penerimaan (Total revenue)
TEC : Total Biaya Eksplisit (Total Explisit Cost)
d. Keuntungan
π = NR - TIC
Keterangan:
π : Keuntungan Usahatani Kubis
NR : Total Pendapatan (Net Reveneu)
TIC : Total Biaya Implisit (Total Implicit cost)
Y= X1b1X2b2 X3b3X4b4X5b5X6b6
=
Xibieu
In Y = log a + bI In XI + b2 In X2 + b3 In X3 + b4 In X4 + b5 In X5 + b6 In X6
+ b7 In X7
Keterangan:
Y : Produksi kubis
X1 : Luas lahan
X2 : Bibit
X3 : TKDK
X4 : TKLK
48
a. Uji F
dependen (Y).
Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
Fhitung = R2 / (k-I)
(1-R2) / (n-k)
Keterangan:
R2 : Koefisien determinasi
k : Jumlah parameter
n : Jumlah sampel
Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka hipotesis nol Ho ditolak, yang berarti
Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka hipotesis nol diterima, yang berarti
b. Uji t
Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
2) Mencari t hitung dan nilai kritis dari tabel distribusi t. Nilai t hitung
t hitung =
Keterangan:
bi = koefisien regresi
Se = standard error dari b
Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel
dependen (Y).
Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima, yang berarti bahwa variabel
dependen (Y).
50
A. Deskripsi Data
1. Keadaan Geografis
Krakal, dan Surengede. Desa Surengede adalah desa yang berada diwilayah
Lintang Selatan (LS) dan 109051’11” sampai 1090 59’52” Bujur Timur
2. Keadaan penduduk
47
51
Tabel 6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Surengede
Tahun 2015
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 1.918 51,00
2 Perempuan 1.843 49,00
Jumlah 3.761 100
Sumber: Monografi Desa Surengede (2016)
laki-laki di desa Surengede lebih besar 1.918 jiwa atau sebesar 51,00 %,
49,00 %.
dan usia lanjut. Menurut BPS pengelompokan usia produktif dan tidak
Tabel 7.
52
Tabel 7
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Surengede
Tahun 2015
Jumlah Penduduk
Kelompok Umur (Th) Persentase (%)
No (Jiwa)
1 0-14 832 22,12
2 15-64 2.682 71,32
3 65 247 6,56
Jumlah 3.761 100
Sumber: Monografi Desa Surengede (2016)
71,32 % atau sebanyak 2.682 jiwa dimana pada usia tersebut merupakan
usia yang sangat produktif di desa Surengede. Jumlah penduduk dengan usia
belum produktif yaitu usia 0-14 tahun di desa Surengede sebesar 22,12 %
atau sebanyak 832 jiwa. Jumlah penduduk dengan usia tidak produktif yaitu
Tabel 8
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Surengede
Tahun 2015
Jumlah
No Mata Pencaharian Persentase (%)
(Orang)
1 Pegawai Negeri Sipil 6 0.15
2 Petani 1.541 40.97
3 Buruh Tani 358 9.53
4 Montir 2 0.05
5 Perawat Swasta 2 0.05
6 Pembantu Rumah Tangga 19 0.51
7 Karyawan Perusahan Swasta 4 0.10
8 Pensiunan 3 0.09
9 Perangkat Desa 8 0.22
10 Tukang Jahit 5 0.13
11 Ibu Rumah Tangga 314 8.34
12 Buruh Migran 1 0.03
13 Belum / tidak Bekerja 1.498 39.83
Jumlah 3.761 100
Sumber: Monografi Desa Surengede (2016)
Untuk mata pencaharian sebagai buruh tani sebesar 9,53%. Hal ini berarti
desa Surengede.
5. Keadaan Pendidikan
Tabel 9
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di Desa Surengede Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1 TK 216 5.75
2 SD 2.658 70.68
3 SMP 168 4.47
4 SMA 116 3.08
5 S-1/Sederajat 19 0.50
6 Belum Sekolah 584 15.52
Jumlah 3.761 100
Sumber : Monografi Desa Surengede (2016)
baik.
6. Kelembagaan
membantu mereka dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerja sama
atau berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama
yang diinginkan.
55
Tabel 10
Kelembagaan Desa Surengede Tahun 2015
No Nama Jumlah Pengurus (Orang)
1 LPMD 11
2 PKK 24
3 RT/RW 27
4 Karang Taruna 10
5 Yayasan 30
Sumber: Monografi Desa Surengede (2016)
kepada masyarakat.
bulan sekali.
kerukunan masyarakat.
keberadaanya.
7. Keadaan Pertanian
tahun 2016 luas lahan pertanian di desa Surengede 344,65 ha. Hal ini
kentang, wortel, sawi, daun bawang, dan bawang putih sebagian besar
ditanam pada bulan kemarau. sayuran tersebut ditanam secara bergilir, pola
B. Analisis Data
1. Identitas Responden
keluarga responden.
a. Umur Responden
Tabel 11
Umur Responden pada Usahatani Kubis di Desa Surengede Tahun 2017
No Umur Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 20-64 30 93,75
2 65 2 6,26
Jumlah 32 100
Sumber: Analisia Data Primer (2017)
produktif yaitu berusia 20-64 tahun, dan sebanyak 6.25% petani berusia
karena dalam usia tersebut mudah untuk berinovasi, lebih cepat dalam
b. Jenis Kelamin
Tabel 12
Karakteristik Petani Responden pada Usahatani Kubis
di Desa Surengede Tahun 2017
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 32 100
2 Perempuan 0 0
Jumlah 32 100
Sumber :Analisis Data Primer (2017)
Tabel 13
Tingkat Pendidikan Responden pada Usahatani Kubis
di Desa Surengede Tahun 2017
No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD 26 81.25
2 SMP 4 12.5
3 SMA 2 6.25
Jumlah 32 100
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
81,25%, untuk SMP sebanyak 4 orang atau 12,5%, dan untuk SMA
Surendege.
60
Tabel 14
Anggota Keluarga Responden pada Usahatani Kubis
di Desa Surengede Tahun 2017
No Uraian Jumlah (orang) Persentase (%)
Jenis Laki-laki 32 39.50
1 Kelamin Perempuan 49 60.50
Jumlah 81 100
0-14 37 45.70
Umur 15-64 42 51.85
2
65 2 2.45
Jumlah 81 100
TK 4 4.93
SD 53 65.43
Pendidikan SMP 13 16.04
3
SMA 3 3.70
Belum Sekolah 8 9.90
Jumlah 81 100
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
memiliki anggota keluarga yang berusia produktif yaitu antara 15-64 tahun
1. Budidaya Kubis
sebagai berikut:
a. Pengolahan Lahan
dan dibuat bedengan dengan lebar kurang lebih 80-90 cm, tinggi
kurang lebih 25-30 cm, jarak antar bedengan kurang lebih 50-60 cm
tanam dibuat sedalam kurang lebih 10 cm dan jarak antar lubang tanam
b. Penanaman
dari penjual bibit kubis yang berada di dekat desa Surengede. Bibit
segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit demi
sedikit dan tekan tanah perlahan agar bibit berdiri tegak. Waktu tanam
yang baik yaitu pada pagi hari atau sore hari, karena pada siang hari
kubis.
c. Penyiangan
tanaman.
d. Pemupukan
digunakan yaitu pupuk urea dan juga pupuk kotoran ayam dengan
jumlah rata-rata pupuk urea sebanyak 107,78 kg/ha dan pupuk kotoran
e. Penyemprotan Pestisida
rendah 5-10 cc per lt air secara rutin 1-2 minggu sekali. Untuk
f. Pemanenan
yang siap dipanen yaitu daun krop terluar pada bagian atasnya sudah
melengkung keluar dan daunnya berwarna hijau tua, krop bagian dalam
tajam dan bersih, dan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi luka
atau memar karena kubis akan menjadi cepat busuk dan akan
yang sudah tua atau yang sudah layak dipetik, kemudian kubis tersebut
a. Ulat daun
bagian bawah daun yang dimakan ulat daun tersebut. Ulat ini berwarna
b. Ulat krop
Ulat krop bila menyerang pada titik tumbuh tanaman kubis, ulat
coklat. Bila ulat tersebut disentuh atau diganggu tidak dapat bergerak.
c. Busuk basah
d. Bercak daun
a. Luas Lahan
dilakukan oleh petani. Kepemilikan luas lahan dapat di lihat pada Tabel
15.
Tabel 15
Luas Lahan Responden Usahatani Kubis Desa Surengede Tahun 2017
No. Luas lahan (Ha) Jumlah Presentase (%)
1 Sempit < 0,5 13 40,63
2 Sedang 0,5 – 2 19 59,37
3 Luas > 2 0 0
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer ( 2017)
usahakan.
66
maka akan membuat petani untuk berfikir lebih keras lagi bagaimana
usahatani kubis yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.
keluarga dan luar keluarga pada usahatani kubis dapat dilihat pada
Tabel 16
Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga pada
Usahatani Kubis di Desa Surengede Tahun 2017
Jenis Pria Upah Total Wanita Upah Total
No
Pekerjaan HKO (Rp) (Rp) HKO (Rp) (Rp)
1 Pengolahan
Lahan 1,56 25.000 39.062,5 0,21 25.000 5.468,75
2 Penanaman 1,09 25.000 25.000 1,12 25.000 28.125
3 Penyiangan 0,84 25.000 21.093,8 1,25 25.000 31.250
4 Pemupukan 1,15 25.000 28.906,2 0,68 25.000 12.500
5
Penyemprotan 1,53 25.000 38.281,3 0,28 25.000 7.031,25
6 Pemanenan 1,81 25.000 45.312,5 1,18 25.000 29.687,5
Jumlah 7,98 197.656,4 4,72 114.062,5
Sumber : Analisis Data Primer (2017)
desa Surengede yang membutuhkan tenaga kerja pria dan wanita paling
67
banyak yaitu pemanenan pada pria sebanyak 1,81 HKO dan wanita
upah harian.
Tabel 17
Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga pada
Usahatani Kubis di Desa Surengede Tahun 2017
TKLK Usahatani Kubis
Jenis Pria Upah Total Wanita Upah Total
No
Pekerjaan HKO (Rp) (Rp) HKO (Rp) (Rp)
1 Pengolahan
Lahan 3,4 25.000 77.968,75 0,28 25.000 7.031,25
2 Penanaman 2,03 25.000 50.312,5 2,21 25.000 50.468,8
3 Penyiangan 1,43 25.000 35.312,5 2,56 25.000 63.437,5
4 Pemupukan 1,81 25.000 476.556,3 1,37 25.000 33.906,3
5 Penyemprotan 2,96 25.000 73.125 0,31 25.000 7.812,5
6 Pemanenan 3,71 25.000 85,156,3 1,34 250.00 32.968,8
Jumlah 15,34 798.431,4 8,07 195.625,2
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
kerja pengolahan lahan pria 3,4 HKO, wanita 0,38 HKO, penanaman
dengan rata-rata pria 2,30 HKO, wanita 2,21 HKO, penyiangan dengan
rata-rata pria 1,43 HKO, wanita 2,56 HKO, pemupukan dengan rata-
rata pria 1,81 HKO, wanita 1,37 HKO, penyemprotan dengan rata-rata
68
pria 2,96 HKO, wanita 0,31 HKO, sedangkan pemanenan dengan rata-
yang paling banyak yaitu penyemprotan pada tenaga kerja pria sebesar
c. Sarana produksi
yang digunakan dalam usahatani kubis yaitu pestisida untuk hama ulat.
Tabel 18
Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Kubis
di Desa Surengede Tahun 2017
No Input Volume Satuan
1 Bibit 6.859,37 Batang
2 Pupuk Kandang:
Pupuk kotoran ayam 1.190,62 Kg
3 Pupuk Kimia:
Urea 107,78 Kg
4 Pestisida 126,56 Ml
5 Rata-rata Luas Lahan 0,55 Ha
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
4. Biaya Produksi
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar
produksi, biaya penyusutan alat, pajak lahan, dan biaya tenaga kerja luar
oleh petani, tetapi diikut sertakan dalam proses produksi, seperti biaya sewa
lahan sendiri, biaya tenaga kerja dalam keluarga, dan bunga modal sendiri.
Pada biaya implisit suku bunga yang dipakai untuk menghitung bunga
kubis. Biaya sarana produksi kubis terdiri dari biaya pembelian bibit,
Tabel 19
Rata-rata Biaya Sarana Produksi per musim tanam
Usahatani Kubis di Desa Surengede Tahun 2017
No Input Satuan Volume Nilai (Rp) Persentase(%)
1 Bibit Batang 6.859,37 598.750 37,87
2 Pupuk Kandang:
Pupuk kotoran ayam Kg 1.190,62 584.062,50 36,93
3 Pupuk Kimia:
Urea Kg 107,78 313.968,75 19,86
4 Pestisida Ml 126,56 89.468,75 5,34
Jumlah 1.586.250 100
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
diperoleh petani dari membeli di penjual bibit dengan harga per batang
dikurangi nilai sisa, diasumsikan nilai sisa nol) alat dibagi dengan umur
alat yang digunakan pada usahatani kubis yang paling besar yaitu
sprayer sebesar Rp37.709,66 atau 33,73% per musim tanam, dan yang
paling kecil adalah pisau yaitu sebesar Rp671,79 atau 0,60% per musim
tanam. Besarnya rata-rata biaya penyusutan alat dapat dilihat Tabel 20.
Tabel 20
Rata-rata Sarana Produksi per musim tanam Usahatani Kubis
di Desa Surengede Tahun 2017
No Uraian Biaya Penyusutan Persentase (%)
1 Cangkul 29.558,49 26,45
2 Sabit 8.305,9 7,44
3 Keruk 5.165,79 4,62
4 Panja 14.529,38 12,99
5 Keranjang 9.250,53 8,27
6 Sprayer 37.709,66 33,73
7 Karung 6.593,75 5,90
8 Pisau 671,79 0,60
Jumlah 111.785,29 100
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
5. Penerimaan
kilogram dengan harga produksi kubis per kilogram dalam satuan rupiah.
Tabel 21
Rata-rata Penerimaan Usahatani Kubis di Desa Surengede Tahun 2017
Harga Satuan Total Penerimaan
Uraian Volume (Kg)
(Rp/Kg) (Rp)
Produksi Kubis 7.578,12 1.562,5 10.585.937,50
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
6. Pendapatan
selisih antara total peneriman dari produksi kubis dengan biaya eksplisit
Tabel 22
Rata-rata Biaya Eksplisit dan Implisit Usahatani Kubis
di Desa Surengede Tahun 2017
Biaya (Rp) Total Biaya Persentase
No Uraian
Eksplisit Implisit (Rp) (%)
1 Saprodi 1.586.250,00 1.586.250,00 50,91
2 Penyusutan Alat 111.785,34 111.785,34 3,59
3 Pajak Lahan 24.914,06 24.914,06 0,8
Sewa Lahan
4
Sendiri 475.000 475.000,00 15,24
5 Tenaga Kerja 584.218,75 309.843,75 894.062,50 28,7
Bunga Modal
6
Sendiri 23.545,32 23.545,32 0,76
Jumlah 2.307.168,15 808.389 3.115.557,22 100
Sumber : Analisia Data Primer (2017)
musim tanam dan rata-rata biaya implisit usahatani kubis yaitu sebesar
Tabel 23
Rata-rata Pendapatan Per Musim Tanam Usahatani Kubis Tahun 2017
No Uraian Nilai (Rp)
1 Penerimaan 10.585.937,50
2 Biaya Eksplisit 2.307.168,15
Pendapatan 8.278.769,35
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
7. Keuntungan
petani dari usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani. Total
biaya diperoleh dari biaya eksplisit ditambah dengan biaya implisit. Rata-
rata besarnya keuntungan yang diperoleh petani kubis dapat dilihat pada
Tabel 24.
Tabel 24
Rata-rata Kentungan Usahatani Kubis di Desa Surengede Tahun 2017
No Uraian Nilai(Rp)
1 Penerimaan 10.585.937,50
2 Biaya Eksplisit 2.307.168,15
3 Biaya Implisit 808.389,00
Keuntungan 7.470.380,35
Sumber: Analisis Data Primer (2017)
program SPSS. Faktor-faktor yang dianalisis adalah luas lahan (X1), bibit
(X2), TKDK (X3), TKLK (X4), pupuk organik (X5), pupuk urea (X6),
pestisida (X7). Hasil analisis regresi linear dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25
Hasil Analisis Regresi Linier Fungsi Produksi Kubis
Di Desa Surengede Tahun 2017
Koefisien
No Variabel Std Error thitung Signifikan
Regresi
1 Konstanta -626.11 477.61 -1.311 .202
2 Luas Lahan -0.120 .180 -.669 .510
3 Bibit 1,043 .067 15.586 .000***
4 TKDK 40,62 15.83 2.566 .017**
5 TKLK 22,64 10.96 2.065 .050**
6 Pupuk Organik 0,070 .719 .098 .923
7 Pupuk Urea -2,030 5.18 -.391 .699
8 Pestisida -0.224 1.716 -.130 .897
R .968
Fhitung 105.406
Keterangan:
*** : signifikan pada ɑ 0,01
** : signifikan pada ɑ 0,05
Keterangan:
Y : Produksi Kubis (Kg)
X1 : Luas lahan (Kg)
X2 : Bibit (Batang)
X3 : TKDK (HKO)
X4 : TKLK (HKO)
X5 : Pupuk Organik (Kg)
X6 : Pupuk Urea (Kg)
75
X7 : Pestisida (ml)
seperti luas lahan, bibit, TKDK, TKLK, pupuk organik, pupuk urea, dan
Uji F
(luas lahan, bibit, TKDK, TKLK, pupuk organik (kotoran ayam), pupuk urea,
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Fhitung adalah sebesar 105,406 dan
Ftabel 1.88. Tingkat signifikan juga menunjukkan 0,00 yang lebih kecil dari
kesalahan (ɑ) yaitu 0,10. Artinya produksi kubis dipengaruhi secara simultan
Uji t
masig variabel independen (luas lahan, bibit, TKDK, TKLK, pupuk organik,
TKDK, dan TKLK. Adapun variabel lain yaitu luas lahan, pupuk organik,
76
produksi kubis.
a. Luas Lahan
tidak ada pengaruh nyata dari variabel luas lahan. Nilai koefisien regresi
sebesar -0,120 dengan tanda negatif yang menunjukkan tidak ada hubungan
yang searah dan dapat diartikan bahwa apabila ada penambahan luas lahan
(Ho) yang menduga variabel luas lahan tidak berpengaruh secara individual
kubis karena letak lahan yang berada dilereng sehingga tidak banyak petani
yang menambah luas lahan, apabila ada penambahan luas lahan maka
b. Bibit
ttabel pada ɑ 0,05 (1,14) dengan tingkat signifikan 99,95% sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh nyata dari variabel jumlah bibit. Nilai koefisien
searah dan dapat diartikan apabila ada penambahan bibit sebesar 1% maka
ditolak.
> ttabel pada ɑ 0,01 (1,14) dengan tingkat signifikan 90.00% sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh nyata dari variabel tenaga kerja dalam keluarga.
Nilai koefisien sebesar 40,62 yang menunjukkan ada hubungan positif dan
ttabel pada ɑ 0,05 (1,14) dengan tingkat signifikan 90,00% sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh nyata dari variabel tenaga kerja luar keluarga.
Nilai koefisien sebesar 22,64 yang menunjukkan ada hubungan positif dan
0,098 pada 0,10 (1,14). Hal ini menunjukkan bahwa thitung (0,098)< ttabel
78
(1,14) yang berarti tidak ada pengaruh nyata dari variabel pupuk organik.
menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat diartikan bahwa apabila
jumlah kubis akan bertambah. Demikian hipotesis nol (Ho) yang menduga
ayam), digunakan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan. Menurut (Tim
Pakar Prima Tani, 2005: 20) dosis pupuk kotoran ayam sebanyak 10 ton/ha.
Penggunaan pupuk organik masih dibawah dosis yang dianjurkan. Jadi hal
f. Pupuk Urea
Hal ini menunjukkan bahwa thitung (-0,391)< ttabel (1,14) yang berarti tidak
ada pengaruh nyata dari variabel pupuk urea. Nilai koefisien regresi sebesar
2,030 dengan tanda positif yang menunjukkan tidak ada hubungan yang
searah dan dapat diartikan bahwa apabila ada penambahan pupuk urea 1%
maka jumlah produksi kubis akan berkurang. Demikian hipotesis nol (Ho)
karena petani dalam menggunakan pupuk urea belum sesuai anjuran yang
79
diberikan. Hal ini karena penggunaan pupuk urea di desa Surengede tidak
kg/0,55 ha, menurut (Dirjen Bina Produksi Hortikultura 2003: 15) dosis
pupuk urea sebanyak 200 kg per ha. Selain itu petani kubis mulai
organik.
g. Pestisida
Hal ini menunjukkan bahwa thitung (-130)<ttabel(1,41) yang berarti tidak ada
pengaruh nyata dari variabel pestisida. Nilai koefisien regresi sebesar -224
produksi kubis akan berkurang. Dengan demikian nol (Ho) yang menduga
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan
disimpulkan bahwa:
pemanenan.
2. Total biaya yang dikeluarkan petani dengan rata-rata lahan 0,55 ha pada
yang lain seperti luas lahan, pupuk organik (kotoran ayam), pupuk urea,
77
81
B. Saran
penggunaan pupuk organik dengan jumlah yang lebih banyak dari pupuk
biaya untuk membeli benih kubis lebih hemat dibanding membeli bibit per
pohon.
82
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN
SKRIPSI
KUESIONER PENELITIAN
PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan rasa hormat, pada kesempatan ini
Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan informasi bagi Penulis sebagai data
1. Identifikasi Responden
No Responden :
Tanggal Wawancara :
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan Utama :
Lama Usaha :
2. Jumlah Anggota Keluarga
Jenis
No Nama Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
3. Lahan
a) Jenis Lahan : Lahan sawah/Lahan tegalan
b) Status Lahan : Lahan Sendiri/Sewa
c) Luas Lahan :
d) Jika lahan milik sendiri, berapa biaya pajak lahan tersebut :
e) Jika lahan merupakan lahan sewa, berapa harga sewa lahan per tahun:
4. Kepemilikan Modal
a) Modal yang diperlukan dalam produksi kubis :
b) Asal Modal
- Modal Sendiri : Rp.
- Pinjaman : Rp.
87
5. Penggunaan Benih
No Jenis Benih Jumlah (kg) Nilai (Rp)
1.
2.
3.
6. Penggunaan Pupuk
a. Penggunaan Pupuk Kimia
No Nama Pupuk Jumlah Satuan Harga Nilai (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
7. Penggunaan Pestisida
a. Penggunaan Pestisida Kimia
N Nama Pestisida Jumlah Satuan Harga Nilai (Rp)
o.
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah Tenaga
No Jenis Pekerjaan Jam Hari Upah
Hari Kerja Jumlah
Kerja (Rp/Orang)
Kerja
P W
1. Pengolahan lahan
2. Penanaman
3. Penyiangan
4. Pemupukan
5. Pemanenan
6. Penyemprotan
7.
8.
9.
10.
Jumlah Tenaga
No Jenis Pekerjaan Jam Hari Upah
Hari Kerja Jumlah
Kerja (Rp/Orang)
Kerja
P W
1. Pengolahan lahan
2. Penanaman
3. Penyiangan
4. Pemupukan
5. Pemanenan
6. Penyemprotan
7.
8.
9.
10.
89
14. Jenis hama dan penyakit apa yang menyerang tanaman kubis milik
Bapak/Ibu?
a. Hama : ................................ ..........
b. Penyakit : ........................................
1 Imam Subakti 5000 3000 15000000 100000 490000 275000 0 540000 150000 200000
2 Hardiyanto Soli 10000 1500 15000000 300000 1000000 750000 0 625000 600000 430000
3 H. Nur Chamit 20000 1500 30000000 1000000 1360000 300000 1500000 1000000 120000 0
4 Ma'mum 9000 1500 13500000 600000 600000 0 775000 1000000 450000 0
5 Miswanto 5000 1500 7500000 300000 400000 450000 0 625000 600000 105000
6 Alwi 6000 1500 9000000 300000 400000 475000 0 625000 300000 105000
7 H. Baidowi 5000 1500 7500000 300000 400000 0 575000 625000 300000 105000
8 Yastamil 7000 1500 10500000 1000000 800000 0 1125000 1000000 450000 170000
9 Puji Raharjo 6000 1500 9000000 450000 1000000 700000 0 1000000 600000 105000
10 Fatnan 5000 1500 7500000 450000 500000 675000 0 625000 300000 160000
11 Suparno 2500 1500 3750000 350000 175000 400000 475000 175000 150000 105000
12 Hadi Suyit 8000 1500 12000000 350000 560000 525000 850000 1000000 600000 105000
13 Baidowi 10000 1500 15000000 650000 1000000 0 725000 600000 300000 0
14 A. Lazim 3000 1500 4500000 300000 240000 550000 0 175000 120000 105000
15 Slamet Toyib 2500 1500 3750000 300000 200000 650000 0 150000 180000 0
16 A. Basuki 9000 1500 13500000 450000 720000 0 1000000 1000000 600000 200000
17 Dwi Agus Suryo 2000 1500 3000000 250000 140000 560000 0 100000 117000 105000
18 H. Muzamil 4000 1500 6000000 450000 315000 0 1250000 625000 300000 0
19 H. A. Faqih 3000 1500 4500000 300000 175000 580000 0 150000 90000 0
20 Hadiono 20000 1500 30000000 1000000 1600000 100000 1450000 1000000 600000 160000
21 Slamet Mansur 3500 1500 5250000 350000 210000 0 850000 150000 120000 0
22 Slamet Salim 8500 1500 12750000 1000000 540000 75000 1600000 1000000 450000 150000
23 Nur Hadi 3500 1500 5250000 300000 210000 750000 0 150000 180000 160000
24 Sudarmono 10000 2000 20000000 1000000 2400000 0 2325000 1000000 450000 0
25 Samsul Ma'arif 8000 1500 12000000 400000 560000 0 875000 250000 150000 0
26 Slamet Raharjo 3000 1500 4500000 250000 210000 775000 0 225000 150000 64000
27 Sugiarto 2500 1500 3750000 250000 175000 650000 0 250000 120000 64000
28 Ahmad Ngarifudin 5000 1500 7500000 300000 350000 0 925000 150000 150000 65000
29 Ahmad Fuat 9000 1500 13500000 450000 630000 0 1450000 1000000 450000 0
30 Buchari Harjo 3500 1500 5250000 300000 280000 675000 0 275000 150000 0
31 Suyipto 10000 1500 15000000 1000000 800000 0 1450000 1000000 450000 0
32 Hardiyono 9000 1500 13500000 400000 720000 0 800000 600000 300000 200000
Jumlah 217500 50000 338750000 15200000 19160000 9915000 20000000 18690000 10047000 2863000
Rata-rata 7578,12 1562,5 10585937,5 475000 598750 309843,75 58421,06 584062,5 313968,75 89468,75
101
Lampiran 11. Total Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Kubis
Biaya
No Nama Total Biaya (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) Keuntungan(Rp)
Biaya Eksplisit (Rp) Biaya Implisit (Rp)
1 Imam Subakti 1528234,3 386250 1914484,3 15000000 13471765,7 13085515,7
2 Hardiyanto Soli 2805622,87 1081500 3887122,87 15000000 12194377,13 11112877,13
3 H. Nur Chamit 4256877,18 1339000 5595877,18 30000000 25743122,82 24404122,82
4 Ma'mum 3070305,59 618000 3688305,59 13500000 10429694,41 9811694,41
5 Miswanto 1853470,62 772500 2625970,62 7500000 5646529,38 4874029,38
6 Alwi 1542985 798250 2341235 9000000 7457015 6658765
7 H. Baidowi 2120050,44 309000 2429050,44 7500000 5379949,56 5070949,56
8 Yastamil 3728170,84 1030000 4758170,84 10500000 6771829,16 5741829,16
9 Puji Raharjo 2815166,66 1184500 3999666,66 9000000 6184833,34 5000333,34
10 Fatnan 1717724,53 1158750 2876474,53 7500000 5782275,47 4623525,47
11 Suparno 1170149,99 772500 1942649,99 3750000 2579850,01 1807350,01
12 Hadi Suyit 3240297,6 901250 4141547,6 12000000 8759702,4 7858452,4
13 Baidowi 2712444,44 669500 3381944,44 15000000 12287555,56 11618055,56
14 A. Lazim 729871,4 875500 1605371,4 4500000 3770128,6 2894628,6
15 Slamet Toyib 650401,12 978500 1628901,12 3750000 3099598,88 2121098,88
16 A. Basuki 3665805,54 463500 4129305,54 13500000 9834194,46 9370694,46
17 Dwi Agus Suryo 565031,85 834300 1399331,85 3000000 2434968,15 1600668,15
18 H. Muzamil 2609283,02 463500 3072783,02 6000000 3390716,98 2927216,98
19 H. A. Faqih 514071,41 906400 1420471,41 4500000 3985928,59 3079528,59
20 Hadiono 5036595,22 1133000 6169595,22 30000000 24963404,78 23830404,78
21 Slamet Mansur 1408855,5 360500 1769355,5 5250000 3841144,5 3480644,5
22 Slamet Salim 3927596,75 1107250 5034846,75 12750000 8822403,25 7715153,25
23 Nur Hudi 787126,97 1081500 1868626,97 5250000 4462873,03 3381373,03
24 Sudarmono 6292071,41 1030000 7322071,41 20000000 13707928,59 12677928,59
25 Samsul Ma'arif 1939444,43 412000 2351444,43 12000000 10060555,57 9648555,57
26 Slamet Raharjo 714220,62 1055750 1769970,62 4500000 3785779,38 2730029,38
27 Sugiarto 686309,5 927000 1613309,5 3750000 3063690,5 2136690,5
28 Ahmad Ngarifudin 1727616,66 309000 2036616,66 7500000 5772383,34 5463383,34
29 Ahmad Fuat 3863152,77 463500 4326652,77 13500000 9636847,23 9173347,23
30 Buchari Harjo 836447,79 1004250 1840697,79 5250000 4413552,21 3409302,21
31 Suyipto 2609678,56 1030000 3639678,56 15000000 12390321,44 11360321,44
32 Hardiyono 2704299,99 412000 3116299,99 13500000 10795700,01 10383700,01
Jumlah 73829380,57 25868450 99697830,57 338750000 264920619,4 239052169,4
Rata-rata 2307168,15 808389,06 3325393,16 10585937,5 8278769,35 7470380,35
103
Descriptive Statistics
orrelations
LuasLahan 32 32 32 32 32 32 32 32
Bibit 32 32 32 32 32 32 32 32
TKDK 32 32 32 32 32 32 32 32
TKLK 32 32 32 32 32 32 32 32
PupukOrganik 32 32 32 32 32 32 32 32
Urea 32 32 32 32 32 32 32 32
Pestisida 32 32 32 32 32 32 32 32
105
b
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Pestisida, TKDK, Bibit, Urea,
a . Enter
TKLK, LuasLahan, PupukOrganik
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Produksi
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
a
1 .984 .968 .959 883.31793 .968 105.406 7 24 .000 1.547
b
ANOVA
Total 5.944E8 31
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
LuasLahan -.120 .180 -.079 -.669 .510 .779 -.135 -.024 .095 10.567
Bibit 1.043 .067 .998 15.586 .000 .977 .954 .565 .320 3.126
TKDK 40.620 15.831 .121 2.566 .017 -.316 .464 .093 .589 1.698
TKLK 22.643 10.965 .152 2.065 .050 .656 .388 .075 .243 4.121
PupukOrganik .070 .719 .012 .098 .923 .710 .020 .004 .093 10.728
Urea -2.030 5.189 -.029 -.391 .699 .479 -.080 -.014 .233 4.290
Pestisida -.224 1.716 -.006 -.130 .897 .143 -.027 -.005 .576 1.736
a
Residuals Statistics
Predicted Value
2.0254E3 2.0164E4 6.7969E3 4309.41832 32
Residual
-2.11666E3 1.47538E3 .00000 777.21616 32
Std. Residual
-2.396 1.670 .000 .880 32
108
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
Dimensi
Model on Eigenvalue Condition Index (Constant) LuasLahan Bibit TKDK TKLK PupukOrganik Urea Pestisida
1 1 6.160 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
2 1.052 2.420 .00 .00 .00 .14 .04 .00 .00 .02
3 .413 3.864 .02 .00 .00 .18 .03 .00 .01 .33
4 .160 6.208 .00 .00 .00 .02 .26 .03 .08 .50
5 .091 8.239 .74 .00 .19 .39 .00 .00 .02 .00
6 .074 9.126 .16 .00 .59 .24 .28 .01 .11 .00
7 .039 12.581 .01 .18 .21 .01 .19 .12 .51 .01
8 .012 22.216 .07 .82 .00 .01 .20 .84 .27 .13
Pemanenan
110