SKRIPSI
Oleh:
DZAWIN NUHA ALHIDAYAH
NIM. 05510017
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
EKUIVALENSI
INTEGRAL RIEMANN DAN INTEGRAL DARBOUX
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
DZAWIN NUHA ALHIDAYAH
NIM. 05510017
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS PENELITIAN
SKRIPSI
Oleh:
DZAWIN NUHA ALHIDAYAH
NIM. 05510017
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
Abdussakir, M.Pd.
NIP. 19751006 200312 1 001
EKUIVALENSI
INTEGRAL RIEMANN DAN INTEGRAL DARBOUX
SKRIPSI
Oleh:
DZAWIN NUHA ALHIDAYAH
NIM. 05510017
Abdussakir, M.Pd.
NIP. 19751006 200312 1 001
MOTTO
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah SWT, Maha Pengasih
SAW, yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman
Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa
memberikan dukungan, bimbingan, arahan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu peneliti memberikan ucapan terimkasih yang dalam
kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Malang yang telah memberikan wadah belajar bagi keilmuan
kami.
2. Prof. Drs. H. Sutiman, SU, DSc selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
memberi bimbingan dan masukan. Serta Dr. Ahmad Barizi, M.A selaku dosen
pembimbing agama yang juga tak lelah memberi masukan serta nasehat.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Matematika
6. Kedua orang tua penulis yang tidak pernah berhenti mencurahkan do’a dalam
setiap langkah penulis dengan penuh ketulusan hati dan kesabaran jiwa demi
keberhasilan penulis.
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah banyak memberikan
9. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu
juga dalam penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis sangat
semoga dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR SIMBOL..................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................... vii
BAB I: PENDAHULUAN
4.2. Saran................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
No Simbol Keterangan
1 Subset dari
2 U Upper
3 L Lower
4 elemen
7 Untuk setiap
8 Sup supremum
9 Inf infimum
12 Irisan
13 Gabungan
17 Delta(besar)
18 Epsilon
19 lim Limit
20 Sigma
21 Integral
22 b Integral Darboux
D f
a
23 b Integral Riemann
R f
a
25 ... Norm(panjang)
ABSTRAK
a. S (Q; f ) A
b b b
b. D ( f g )( x) D f ( x) D g ( x )
a a a
b b
c. D f ( x ) ( D ) f ( x )
a a
BAB I
PENDAHULUAN
sesuatu hal menjadi berbagai unsur yang terpisah untuk memahami sifat,
juga disebut dengan pembagian. Dalam logika, analisis atau pembagian berarti
suatu keseluruhan.
calculus yang artinya "batu kecil") adalah cabang ilmu matematika yang
mempunyai aplikasi yang luas dalam bidang sains dan teknik. Kalkulus
memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang
kuno beberapa pemikiran tentang integral kalkulus telah muncul, namun tidak
kalkulus integral bisa ditelusuri kembali pada Papirus Moskow Mesir (1800
1
2
menurunkan rumus umum dari hasil pangkat integral yang sangat penting
integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema
ini menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena
menyatakan: Jika sebuah fungsi f adalah kontiniu pada interval [a,b] dan jika
F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka
Sir Isac Newton adalah orang yang mempunyai kontribusi besar dalam
Kalkulus. Begitu juga Leibniz. Hanya saja Newton memulai dari Turunan
Teorema Integral sudah dimulai pada abad ke-17, tetapi hingga akhir
Dia memulai pekerjaannya pada tahun 1814, dua tahun kemudian dia
f (x (x
i 1
i i xi 1 ))
area suatu daerah kurva linier dengan patahan daerah ke dalam papan-papan
vertikal.
karena itu digunakan Integral Darboux yang lebih sederhana. Pada Integral
Darboux kita dapat menunjukkan semua bagian yang berada pada Integral
4
Riemann.
b b
R f D f
a a
dikatakan sama dengan laki-laki tapi tetap laki-laki lah yang bisa menjadi
yang sama dengan Integral Riemann, tapi tetaplah Integral Riemann yang
Riemann.
Artinya:” Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang
mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari
apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala
sesuatu”(An-Nisa:32).
adalah metode kajian pustaka, yaitu deskripsi teoritis tentang objek yang
Hasan.2002: 45).
akan dibahas.
beberapa literatur yang berkaitan dengan Integral baik itu Rieman maupun
Analisis Real, Kalkulus dan Geometri Analitis serta buku lain yang
Riemann.
yang dikemukakan.
berikut.
Pada bab dua dipaparkan berbagai teori yang dipakai untuk menunjang
Integral Riemann dan Integral Darboux. Pada bab selanjutnya yakni bab tiga
BAB II
KAJIAN TEORI
Untuk kaitan integrasi agama dan kajian skripsi ini penulis mengaitkan
laki-laki dan perempuan memang berbeda, tapi keduanya mempunyai nilai yang
sama dalam beberapa hal. Konsep ini sama dengan konsep ekuivalensi Integral
Integral Riemann S ( P, f ) A
Nilai sama
Integral Darboux b
S (Q; f ) f ( x)dx
a
kesetaraan atau sesuatu yang berbeda, tapi pada akhirnya bernilai sama
kesetaraan dan sebagainya. Berkaitan dengan nilai keadilan dan kesetaraan, Islam
umat manusia.
9
10
Laki-laki Fisik/biologis
Berbeda dalam
berbagai hal Tugas
Perempuan
Kedudukan
Penciptaan
spiritual. Begitu pula, banyak hadis yang menunjukkan kesamaan harkat laki-laki
dan perempuan. Dalam pandangan agama Islam, segala sesuatu diciptakan Allah
dengan kodrat
(Al-Qomar: 49).
.Ada beberapa hal yang mencakup kesetaraan antara laki-laki dan perempuan
antara lain:
Artinya:”Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu
pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik(
Al-Hijr: 85)
perempuan yang menyatakan tidak ada perbedaan. Seperti yang termaktub dalam
dalam beberapa surat dalam Al-qur’an antara lain Surat Ali-Imran ayat 195:
12
baik kepada perempuan maupun lelaki untuk menegakkan nilai-nilai islam dengan
beriman, bertaqwa dan beramal. Allah SWT juga memberikan peran dan tanggung
jawab yang sama antara lelaki dan perempuan dalam menjalankan kehidupan
spiritualnya. Dan Allah pun memberikan sanksi yang sama terhadap perempuan
dan lelaki untuk semua kesalahan yang dilakukannya. Jadi pada intinya
kedudukan dan derajat antara lelaki dan perempuan dimata Allah SWT adalah
ketaqwaannya(http://www.lbh-apik.or.id/fact%2054.kesetaraangenderdalamAl-
Artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
Dalam kapasitas sebagai hamba tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi
hamba ideal. Hamba ideal dalam Al-qur’an biasa diistilahkan sebagai orang-orang
yang bertaqwa, dan untuk mencapai derajat taqwa ini tidak dikenal adanya
perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu sebagaimana
Dari kutipan ayat di atas jelas bahwa Allah memberikan peluang yang
dari pengabdian kepada umat manusia, atau, dalam istilah Islam, orang-orang
yang beriman kepada Allah harus menghormasti Haqqullah (hak-hak Allah) dan
diseru oleh Allah agar berbuat kebajikan dan akan diberi pahala yang sma untuk
kesalehan mereka. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam sejumlah ayat al-Qur’an
seperti berikut :
14
perempuan yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individu, baik
dalam bidang spiritual maupun urusan karier profesional, tidak mesti dimonopoli
Dari ayat tersebut, kita bisa memahami bahwa orang yang berilmu punya
posisi yang berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Ayat-ayat tersebut juga
kualitas keilmuannya.
Dari ayat tersebut juga dapat kita pahami bahwa menuntut ilmu juga
diwajibkan atas laki-laki dan perempuan. Karena dalam ayat tersebut tidak
dijelaskan tentang kewajiban pada salah satu pihak.Dalam hal berprestasi Islam
maupun karier profesional, tidak mesti didominasi oleh satu jenis kelamin
16
saja(http://www.lbh-apik.or.id/fact%2054.kesetaraangenderdalamAl-qura’n.htm.
Definisi 2.2.1. Jika f sebuah fungsi yang terdefinisi suatu selang terbuka
yang memuat bilangan a, kecuali mungkin pada a itu sendiri. Maka dikatakan
lim f ( x) L (1)
xa
hingga
f ( x) L bilamana 0 x a (2)
sehingga
0 x 4 (3 x 7) 5
(3 x 7) 5 3 x 12
3( x 4)
3 x4
17
x4
3
Bukti:
f ( x) K
3
f ( x) L
3
K L K f ( x) f ( x) L
f ( x) L K f ( x)
3 3
18
suatu kontradiksi. Jadi yang benar limit f(x) untuk x a adalah tunggal.
(Rahman; 2008:137-138)
lim f ( x )
f K
4. lim x xa , jika L 0
xa g lim g ( x) L
x a
Bukti:
lim f ( x n ) K , lim g ( x n ) L
xa xa
Selanjutnya diperoleh
limf x . lim f ( x ) .K
xa x a
lim f x n g x n
x
lim f ( x n ) lim g ( x n )
x x
=K+L
19
3. lim fg ( x) lim fg ( x)
xa x
lim f ( x n ). lim g ( x n )
x x
K.L
f f
4. lim x lim x n
xa g x
g
f x n
lim
x g xn
K
, asalkan L 0
L
himpunan A maka
(i). lim f L
xa
0 x a berakibat f ( x) L .
Bukti:
(i) (ii). Diketahui bahwa f mempunyai limit L pada a. Kemudian untuk setiap
Contoh 2.2.4.1:
lim b b
xa
dan batas bawah, maka dalam agama Islam pun terdapat beberapa batasan agar
umat manusia tidak terjerumus dalam perbuatan dosa. Sejak awal manusia
diciptakan yang ditugasi sebagai khalifah dimuka bumi ini Islam telah
mengajarkan bagaimana tugas manusia itu di bumi hingga tidak melampau batas.
Atau mengingkari apa yang telah menjadi tugasnya. Namun, ada pula manusia
Sebagian besar manusia mengklaim bahwa sangat sulit bagi mereka untuk
mereka berkurang. Akan tetapi, mereka hanya membohongi diri mereka sendiri.
Di dalam syariat Islam, semua perintah Allah sesuai dengan fitrah alami
kemampuan manusia. berbagai perintah Tuhan yang diberikan pun masih dalam
batas kemampuan dan kelemahan manusia. Oleh karena itu tiap manusia akan
22
Definisi 2.3.1. Barisan bilangan real adalah suatu fungsi yang didefinisikan pada
(Riyanto;2008: 38)
Contoh 2.3.1.1
1 1 1 1 1 1
b). Barisan x n dengan x n n n
, : n N , , ,.., n .
2 2 2 4 8 2
dapat didefinisikan
(i). x n y n x n y n
23
(ii). x n x n
(iii). x n
. y n x n . y n
xn x n
(iv). , asalkan yn 0
y n y n
(Riyanto;2008:39)
xn x .
x. Dalam hal ini ditulis lim x n x atau atau x n x . Jika xn tidak
n
(Riyanto;2008:39)
Bukti:
Andaikan lim x n x ' dan lim x n x '' dengan x ' x '' . Maka untuk
n n
sebarang 0 terdapat K ' sedemikian hingga x n x ' untuk setiap n K '
2
dan terdapat K '' sedemikian hingga x n x '' untuk setiap n K '' . Dipilih
2
24
K max K ' , K '' . Menggunakan ketaksamaan segitiga, maka untuk n K
diperoleh
x ' x n x n x ''
2 2
Karena berlaku untuk setiap 0 , maka x ' x '' 0 yang berarti x ' x ''
(Riyanto;2008:39-40)
x n M untuk semua n N .
(Riyanto;2008: 45)
Bukti:
(i). X Y x y
(ii). X .Y x. y
(ii). cX= cx
Bukti:
sedemikian hingga untuk setiap n n0 berlaku xn x . Karena
2
berlaku y n y . Pilih n 2 maxn0 , n1 , maka akibatnya untuk n n2
2
berlaku
x n y n ( x y ) ( x n x) ( y n y )
xn x y n y
2 2
x n . y n x. y x n . y n x n . y x n . y x. y
x n . y n x n . y x n xy
x n y n y xn x y
hingga untuk setiap n K 1 berlaku x n x . Karena ( y n ) y maka
2M
yn y . Namakan K maxK 1 , K 2 maka untuk setiap n K berlaku
2M
x n y n xy x n y n y x n x y
M. .M
2M 2M 2 2
hingga untuk setiap n K berlaku x n x . Perhatikan bahwa
2
cxn x cxn x n x n x
cxn x n x n x
27
x n c 1 xn x
xn c 1 xn x M c 1 (M . c 1)
2 2
cx.
(Riyanto;2008: 45-47)
n N dan ( x n ) x maka x 0 .
Bukti:
x n x x n x
x xn x
x ( x) x n x ( x)
2 x xn 0
(Riyanto;2008: 48)
28
x y
Bukti:
(Riyanto;2008: 48-49)
x x0
Dari definisi di atas maka dapat dikatakan terdapat tiga syarat agar kontinu
terpenuhi, yaitu:
3. lim f ( x) f ( x 0 )
x x0
x2 1 untuk x 1
g ( x) x 1
A untuk x 1
x2 1
lim g ( x) lim 2
x 1 x 1 x 1
Menurut yang diketahui 1 A dan g (1) A . Oleh karena itu agar fungsi g
A g (1) lim g ( x) 2
x 1
dilakukan secara kontinu dan terus menerus akan mendapatkan pahala. Seperti
halnya fungsi yang kontinu ia akan punya nilai pada titik tertentu.
Artinya:”Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan
bagimu malam dan siang”.
30
Maksud ayat tersebut adalah bahwa matahari dan bulan juga beredar
secara kontinu dalam orbitnya hingga hari kiamat yang bisa dikatakan ia keluar
dari orbitnya.
sS
sS
Contoh 2.5.1.1
(Hernadi; 2000:17)
Ditulis u = sup S
Ditulis w = inf S.
(Riyanto;2008: 18)
Contoh 2.5.2.1
1 1 1
a. Himpunan E 1, , ,.. n N terbatas di atas oleh sebarang
2, 3 n
x
b. f ( x) , n N & x R mempunyai batas atas tak hingga dan batas
n
x
Dengan demikian mempunyai supremum 1 dan infimum 0.
n
Bukti:
atas S, ini berlawanan dengan u = sup S. Untuk u u1 berarti bukan batas atas
u u1 .
(Hernadi; 2000:17)
(Hernadi; 2000:17)
sumber ilmu pengetahuan. Sebagai contoh penemuan manusia dalam bidang sains,
dahulu orang menyangka bahwa atom adalah partikel terkecil, karena mereka
belum menemukan elektron. Tapi kemudian ditemukan lagi yang lebih kecil yakni
quark. Simpulannya, sains hanya dapat menjangkau sebahagian kecil dari apa
daerah dibawah kurva. Misalkan f kontinu pada interval [a,b]. Untuk membahas
luas daerah dibawah kurva y = f(x) maka luas daerah setidaknya lebih besar dari
pada L.
sebagai jumlah luas daerah persegi panjang kecil sebagaimana dalam gambar di
atas. Maka luas daerah dibawah kurva y = f(x) mestilah lebih besar dari pada
setiap anggota L.
34
terkecil yang lebih besar dari pada setiap anggota L, yakni sup L.
2.6.2.1. Partisi
Sedemikian hingga
a x0 x1 .... x n 1 x n b .
t1
A x0 x1 x2 x n1 xn
Jika P adalah partisi seperti yang tampak pada gambar di atas, maka
n
S ( f ; P ) f (t i )( xi xi 1 ) (5)
i 1
(Bartle; 2000:194-195)
Untuk suatu interval [a,b] tak berhingga banyak partisi yang dapat dibuat.
Contoh 2.6.2.1.1.1:
1 1 1 1 2 3 1 2 3 4 5
P1 0, ,1, P2 0, , ,1, P3 0, , , ,1, P4 0, , , , , ,1
4 3 2 4 4 4 6 6 6 6 6
1 2 3 4 5 6 7 1 1 3 2 5 3 7
P5 0, , , , , , , ,1 0, , , , , , , ,1
8 8 8 8 8 8 8 8 4 8 4 8 4 8
3 1 1
Dapat dihitung bahwa P1 , P2 , P3
4 2 4
seragam
(Herawan-Thobirin; 2008).
[a,b] sehingga
P (6)
36
ba
n
(Herawan-Thobirin; 2008).
Definisi 2.6.2.2.1 Misalkan A partisi P dari [a,b] adalah terbatas. Untuk setiap
n
L ( f , P ) mk ( x k x k 1 ) (7)
k 1
n
U ( f , P ) M k ( x k x k 1 ) (8)
k 1
n n n
m
k 1
k ( x k x k 1 ) f (t k )( x k x k 1 ) M k ( x k x k 1 )
k 1 k 1
Yakni
L ( P ; f ) S ( P; f ) U ( P; f )
37
b b
sup L( P, f ) dinyatakan dengan
P a ,b
f ( x)dx atau f
dan dinamakan Integral
a a
f ( x)dx = f ( x)dx
a
a
Riemann atas (yang sama dengan Integral Riemann bawah) dinamakan Integral
b b
a
f ( x)dx atau f
a
Contoh 2.6.2.3.1:
1 2 k 1 k
Ambilah Pn 0, , ,...,1 , maka mk , M k , k = 1,2,..,n.
n n n n
n n
k 1 1 1 1
LPn ; f mk x k x k 1 . 1
k 1 k 1 n n 2 n
n n
k 1 1 1
U Pn ; f M k x k x k 1 . 1
k 1 k 1 n n 2 n
1 1
sup LPn , f sup LP, f inf U P, f inf U Pn , f
2 nN P[ a ,b ] 2
1
1
1
Sehingga
f ( x)dx f ( x)dx
2 0
0
1
1
f ( x)dx 2
0
sebagai berikut:
berlaku
n
( P) f ( i )xi xi 1 A (9)
i 1
Atau
S P; f A
Bilangan real A pada definisi diatas disebut nilai Integral Riemann fungsi f
b
A R f ( x)dx (10)
a
39
Definisi Integral Riemann di atas juga dapat pula dinyatakan sebagai limit
lim S ( P; f ) A (11)
p 0
Contoh2.6.2.3.2:
Misal f : 0,1 R adalah sebuah fungsi yang mengambil nilai 1 pada setiap titik.
Maka jumlah Riemann pada interval [0,1] akan mempunyai nilai 1. Dan Integral
Definisi 2.6.2.4.1. Diberikan fungsi f real dan terbatas pada selang [a,b]. Untuk
n
S ( P, f ) f (t i )( xi xi 1 )
i 1
lim S ( P, f ) A jika dan hanya jika untuk setiap 0 yang diberikan dan
P 0
S ( P, f ) A
(Rahman. 2008;213)
Contoh 2.6.2.4.1.1
b
Jika f
a
dimana f ( x) x pada interval [a,b] maka hitung nilai integralnya dan
Penyelesaian:
f C[a, b] dan f terintegral Riemann pada [a,b]. misal P adalah partisi pada
1
[a,b]. pilih tag point i ( xi xi 1 ) untuk i = 1, 2, …,n. kemudian
2
n n
1
S ( P; f ; ) f ( i )xi ( xi xi 1 )( xi xi 1 )
i 1 i 1 2
1 n 2
2 i 1
1
1
xi xi2 x n2 x02 b 2 a 2
2 2
S P; f ;
2
1 2
1
b a 2 . Ini menunjukkan bahwa lim S P; f ; b 2 a 2 .
p 0 2
(Parzynski & Zipse;1982:164)
berlaku
41
S P; f A
f ( x)dx A
a
Bukti:
b
Dengan menggunakan teorema sebelumnya yakni S ( P; f ) f ( x) dx .
a
b b
A f ( x) dx sehingga
a
f ( x)dx A .
a
Teorema 2.6.2.5.1. jika f kontinu pada [a,b], maka f terintegralkan pada [a,b].
Bukti:
Fungsi yang kontinu pada [a,b] mestilah kontinu seragam pada [a,b].
f ( x) f ( y )
ba
42
ba
Selanjutnya untuk tiap nN dengan n , tinjau partisi
ba
P : x0 , x1 ,.., x n dengan xk a k. , k 0,1,.., n (disini interval [a,b]
maka
f (u k ) M k dan f (v k ) m k
M k mk f (u k ) f (v k )
ba
Dan akibatnya
n n
ba
0 U ( Pn , f ) L( Pn , f ) ( M k mk )( x k x k 1 ) .
k 1 k 1 b a n
Contoh 2.6.2.5.1.1
1
Buktikan bahwa f ( x)dx
0
ada, dimana
sin x x0
f ( x) x
1 x0
43
sin x sin x
adalah kontinu untuk x 0 dan lim 1 f (0) . Sehingga f adalah
x x 0
x
1
kontinu pada [0,1] dan f terintegral Riemann pada [0,1]. Sehingga f ( x)dx
0
ada.
Teorema 2.6.2.5.2: Jika f monoton pada [a,b] maka f terintegralkan pada [a,b].
Bukti:
ba
P : x0 , x1 ,.., x n dengan x k a k . , k 0,1,.., n . Karena f naik pada
deret teleskopis
n
ba n
(M
k 1
k mk )( x k x k 1 ) f ( xk ) f ( xk 1 )
n k 1
ba
f (b) f (a)
n
ba
n f (b) f (a) berlaku
n
n
0 U ( Pn , f ) L( Pn , f ) ( M k mk )( x k x k 1 )
k 1
Teorema 2.6.2.6: f terintegral pada [a,b] jika dan hanya jika untuk setiap 0
U ( P , f ) L( P , f ) (12)
Bukti:
L( f ) L( P1 , f )
2
Dari definisi infimum terdapat pula suatu partisi P2 dari [a,b] sehingga
U ( P2 , f ) U ( f )
2
Akibatnya
L( f ) L( P1 , f ) L( P , f ) U ( P , f ) U ( P , f ) U ( f )
2 2
U ( P , f ) LP , f
sedemikian hingga
U ( P , f ) L( P , f )
0 U ( f ) L( f ) U ( P , f ) L( P , f ) L( P , f )
45
Bukti:
Diketahui f Ra, b
Adib : A1 A2
A1 nilai integral fungsi f pada [a,b], maka terdapat bilangan 1 0 sehingga untuk
P1 1 berlaku
S ( P1 ; f ) A1 (i)
2
sifat P2 2 berlaku
S ( P2 ; f ) A2 (ii)
2
46
S ( P ; f ) A1
2
Dan
S ( P ; f ) A2
2
Lebih lanjut
A1 A2 A1 S ( P; f ) S ( P; f ) A2
A S ( P; f ) S ( P; f ) A2
S ( P; f ) A1 S ( P; f ) A2
2 2
(Herawan-Thobirin; 2008).
b b b
a. f g R[a, b] dan ( R ) ( f g )( x)dx ( R) f ( x)dx ( R) g ( x)dx (13)
a a a
b b
b. f R[a, b] dan ( R) (f )( x)dx ( R ) f ( x)dx (14)
a a
47
Bukti:
b
Karena f R[ a , b ] maka terdapat A1 ( R) f ( x)dx dan 1 0 sehingga
a
S ( P1 ; f ) A1
2
b
Karena g R[a , b] maka terdapat A2 ( R) f ( x)dx dan 2 0 sehingga
a
S ( P2 ; f ) A1
2
n
S ( P; f g ) ( A1 A2 ) ( P) ( f g )( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1
n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) g ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1
n n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) ( P) g ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1 i 1
n n
( P ) f ( i )( xi xi 1 ) A1 ( P) g ( i )( xi xi 1 ) A2
i 1 i 1
2 2
48
b b b
( R) ( f g )( x)dx A1 A2 ( R) f ( x)dx ( R) g ( x)dx
a a a
merupakan konstanta.
b
Karena f R[ a, b] maka terdapat A ( R) f ( x)dx dan 0 sehingga
a
S ( P; f ) A
n
S ( P; f ) A ( P) (f )( i )( xi xi 1 ) A
i 1
n
( P ) f ( i )( xi xi 1 ) A
i 1
n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) A
i 1
S ( P; f ) A
b
( R ) f ( x) dx
a
b b
Terbukti f R[a, b] dan ( R) (f )( x)dx ( R ) f ( x)dx
a a
(Herawan-Thobirin; 2008)
49
keterbatasan
Bukti:
b
m(b a) f ( x)dx M (b a)
a
n n n
mk ( x k xk 1 ) f (t k )( xk xk 1 ) M k ( xk xk 1 )
k 1 k 1 k 1
sehingga
f ( x)
a
sesuai dengan teorema sebelumnya dan berdasar teorema dasar kalkulus
b
yaitu f ( x)dx F (b) F (a) maka untuk sifat keterbatasan berlaku
a
b
m(b a) f ( x)dx M (b a)
a
f R[ a, b] . Lebih lanjut
b c b
( R) f ( x)dx ( R) f ( x)dx ( R) f ( x)dx (15)
a a c
50
Bukti:
b
( R) f ( x)dx A2 . Diberikan sembarang bilangan 0 , maka terdapat
c
P1 1 berlaku
n
( P1 ) f ( i )( xi xi 1 ) A1
i 1 4
n
( P2 ) f ( i )( xi xi 1 ) A2
i 1 4
kemungkinan (i)
jika c merupakan salah satu titik partisi P, maka P terbagi atas P1 pada
sehingga
51
n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1
n n
= ( P1 ) f ( i )( xi xi 1 ) ( P2 ) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1 i 1
n n
= ( P1 ) f ( i )( xi xi 1 ) A1 ( P2 ) f ( i )( xi xi 1 ) A2
i 1 i 1
n n
( P1 ) f ( xi xi 1 ) A1 ( P2 ) f ( i )( xi xi 1 ) A2
i 1 i 1
4 4
Kemungkinan (ii)
Jika c bukan merupakan satu titik partisi Riemann P, maka dapat dibuat
partisi Riemann P pada [a,b] dengan c sebagai salah satu titik partisinya,
n
( P ) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1
n n
= ( P 1 ) f ( i )( xi xi 1 ) ( P 2 ) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1 i 1
n n
= ( P 1 ) f ( i )( xi xi 1 ) A1 ( P 2 ) f ( i )( xi xi 1 ) A2
i 1 i 1
n n
( P 1 ) f ( xi xi 1 ) A1 ( P 2 ) f ( i )( xi xi 1 ) A2
i 1 i 1
4 4 2
52
Jadi
n
( P ) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1
n n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) ( P ) f ( i )( xi xi 1 )
i 1 i 1 2
Maka
n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1
n n n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) ( P ) f ( i )( xi xi 1 ) ( P ) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2 )
i 1 i 1 i 1
n n n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) ( P ) f ( xi xi 1 ) ( P ) f ( i )( xi xi 1 ) ( A1 A2
i 1 i 1 i 1
2 2
b c b
( R) f ( x)dx ( R) f ( x)dx ( R) f ( x)dx
a a a
(Herawan-Thobirin; 2008)
Terdapat cara lain melihat integral sebagai limit dari jumlah Riemann.
Misalkan I:= [a,b] dan P : x0 , x1 ,.., x n adalah partisi dari I. Ukuran kehalusan
P : supxi xi 1 : i 1,2,.., n .
Selain itu juga jika P Q (yakni Q merupakan perhalusan dari P), maka
b
S (Q; f ) f ( x) dx (16)
a
Bukti:
hingga
U ( P , f ) L( P , f )
3
Akibatnya, jika P P maka U ( P, f ) L ( P, f ) . Selanjutnya misalkan
3
M : f ( x) : x I dan : .
12 Mn
54
n-1 titik lebih banyak daripada Q, yakni titik-titik x1 ,....., x n 1 yang ada di P
( M j M k* )( z k z k 1 )
0 U (Q, f ) U (Q * , f ) 2( n 1).2 M .
3
Akibatnya didapatkan
U (Q, f ) U (Q * , f )
3
L (Q * , f ) L (Q , f )
3
55
b
Selanjutnya bahwa S(Q,f) dan f ( x)dx
a
terletak dalam interval
L(Q, f ),U (Q, f ) , dan karena itu keduanya berada dalam interval
I : L(Q * , f ) , U (Q * , f )
3 3
Karena Q * P kita mempunyai U (Q, f ) L(Q * , f ) , sehingga
3
b
panjang I lebih kecil daripada . Jadi jarak antara S(Q,f) dan f ( x)dx
a
mestilah
(Gunawan,119:2002)
M i sup f ( i ) : i xi xi 1
mi inf f ( i ) : i xi xi 1
Dari uraian di atas maka untuk jumlah Darboux atas fungsi f terkait
n
U ( P; f ) M i ( xi xi 1 ) (17)
i 1
n
L( P; f ) mi ( xi xi 1 ) (18)
i 1
Lemma 2.7.2.1. Diberikan a, b R dan f : a, b R terbatas pada [a,b] dan
berlaku
L ( P; f ) U ( P; f )
(Herawan-Thobirin; 2008)
Bukti:
pada [a,b] , berdasarkan definisi supremum dan infimum suatu himpunan maka
n n
L( P; f ) mi ( xi xi 1 ) M i ( xi xi 1 ) U ( P; f )
i 1 i 1
pada [a,b]. Jika P1 dan P2 sembarang dua partisi pada [a,b] , maka berlaku
L( P1 ; f ) U ( P2 ; f ) (19)
Bukti:
Diket: a, b R dan f : a, b R fungsi yang terbatas pada [a,b]. Jika P1 dan
Adib: L( P1 ; f ) U ( P2 ; f )
integral Darboux atas fungsi f pada interval [a,b], dinotasikan dengan U(f) atau
b
D f ( x)dx didefinisikan sebagai
a
b
U ( f ) D f ( x)dx inf U ( P; f ); P [a, b] (20)
a
b
dinotasikan dengan U(f) atau D f ( x)dx didefinisikan sebagai
a
b
U ( f ) D f ( x)dx supU ( P; f ); P [a, b] (21)
a
pada [a,b]. Jika fungsi f terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah
L( f ) U ( f ) (22)
Bukti:
Diket: fungsi f terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah, artinya
L( P1 ; f ) L( P; f ) U ( P; f ) U ( P2 ; f )
Demikian pula L(f) merupakan batas bawah dari U ( P; f ) : P [a, b] sehingga
Jadi terbukti L( f ) U ( f )
b b b
L(f)=U(f) atau D f ( x)dx D f ( x)dx D f ( x)dx (23)
a a a
( f ; P ) U ( f ; P ) L( f ; P ) .
Contoh 2.7.3.2.1:
Penyelesaian:
1 2 n 1
Ambil sembarang partisi seragam Pn 0, , ,..., ,1 pada [0,1]. Karena
n n n
1
f ( x) x, x [0,1] maka xi xi 1 i 1,2,.., n
n
i
Mi , i 1,2,.., n
n
n
U ( Pn ; f ) M i ( xi xi 1 )
i 1
n
i 1
i 1 nn
1 n
i
n 2 i 1
1
2 1 2 ... n
n
1 n(n 1)
2
n 2
1 1
1
2 n
i 1
mi i 1,2,.., n
n
n
L( Pn ; f ) mi ( xi xi 1 )
i 1
60
n
i 1 1
i 1 n n
1 n
i 1
n 2 i 1
1
2 1 2 ... n 1
n
1 n(n 1)
2
n 2
1 1
1
2 n
Diperoleh
1 1 1 1
lim U ( Pn ; f ) L( Pn ; f ) lim 1 1 0
n 2
n
n 2 n
b
1 1 1
D f ( x )dx limU ( Pn ; f ) lim 1
n 2
a
n
n 2
Teorema 2.7.3.3.1
Setiap fungsi real dan kontinu pada interval [a,b], terintegral Darboux pada [a,b].
Bukti:
M i mi
b a 2 i
Sehingga diperoleh
n n
U ( P; f ) L( P; f ) M i ( xi xi 1 ) M i ( xi xi 1 )
i 1 i 1
n
( M i mi )( xi xi 1 )
i 1
n
(b a)
i 1 b a 2
i
Contoh 2.7.3.3.1.1 :
1 1
Diketahui f ( x) x 2 , 0 x 2 P 0, , ,1,2
3 2
Penyelesaian:
lim f ( x) x 2 4 .
x 2
1 1
Di sini, m1 inf f ( x) 0 , m2 inf f ( x) , m3 inf f ( x) ,
1
x[ 0 , ]
9 4
1 1 1
3 x[ , ] x[ ,1]
3 2 2
25
m4 inf f ( x) 1 , m5 inf f ( x)
5
x[1, ]
16
4 5
x[ , 2 ]
4
1 1
M 1 sup f ( x) , M 2 sup f ( x) , M 3 sup f ( x) 1 ,
9 4 1
x[ ,1]
1 1 1
x[ 0 , ] x[ , ] 2
3 3 2
25
M 4 sup f ( x) , M 5 sup f ( x ) 4
16 5
x[ , 2 ]
5 4
x[1, ]
4
Jadi
1 1 1 1 1 1 5 25 5
L( P; f ) 0 0 1 1 1 2 0,4
3 9 2 3 4 2 4 16 4
11 1 1 1 1 25 5 5
U ( P; f ) 0 11 1 4 2 0,3
93 4 2 3 2 16 4 4
Teorema 2.7.3.3.2.
Bukti:
ba
pada interval [a,b] hingga untuk setiap xi xi 1 x . Jika f adalah fungsi
n
naik, dia akan supremum pada subinterval kanan dan akan infimum pada
f ; Pn U f ; Pn L( f ; Pn )
n n
f ( xi )( xi xi 1 ) f ( xi )( xi xi 1 )
i 0 i 0
n n
f ( xi )x f ( xi 1 )x
i0 i 0
ba n
f ( xi ) f ( xi1 )
n i 0
ba
f x n f x0
n
ba
f b f a
n
[a,b] jika dan hanya jika untuk setiap bilangan 0 , terdapat partisi Riemann
P pada [a,b] sehingga untuk setiap partisi Riemann P pada interval [a,b]
U ( P; f ) L ( P ; f ) (24)
Bukti:
Syarat perlu;
U ( f ) U ( P1 ; f ) U ( f )
2
64
Karena L(f)=U(f). Maka berlaku L ( f ) U ( P1 ; f ) L( f )
2
L( f ) L( P2 ; f ) L( f )
2
diperoleh
L( f ) L( P2 ; f ) U ( P1 ; f ) L( f )
2 2
L( f ) L( P2 ; f ) L ( P ; f ) U ( P ; f ) U ( P1 ; f ) L ( f )
2 2
Akibatnya L ( f ) L ( P ; f ) U ( P ; f ) L( f ) .
2 2
Selanjutnya jika diambil sembarang partisi riemann P pada interval [a,b] dengan
sifat P P berlaku
L( f ) L( P ; f ) L( P; f ) U ( P; f ) U ( P ; f ) L( f )
2 2
Maka didapat L ( f ) L ( P; f ) U ( P ; f ) L ( f )
2 2
Akhirnya diperoleh U ( P; f ) L( P; f )
65
Syarat cukup;
[a,b] sehingga untuk setiap partisi Riemann P pada interval [a,b] dengan sifat
P P berlaku U ( P; f ) L( P; f ) .
U(f), maka untuk setiap partisi Riemann P pada [a,b] berlaku U ( f ) U ( P; f ) dan
L ( P; f ) L ( f )
Sehingga diperoleh U ( f ) U ( P; f ) L( P; f ) L( f )
Diperoleh U ( f ) L( f )
U ( f ) L( f )
66
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang bukti ekuivalensi Integral Riemann
adalah ekuivalen dengan Integral Riemann. Suatu fungsi terintegral Darboux jika
dan hanya jika ia juga terintegral Riemann dan jika nilai kedua Integral itu ada
Teorema 3.1.1
Diberikan fungsi f : [a, b] R adalah integral Riemann jika dan hanya jika f
b b
terintegral Darboux pada [a,b] sehingga R f D f
a a
(Pete;2008:8).
Bukti:
b b
Bukti yang pertama adalah R f D f
a a
b
bilangan A R f ( x)dx artinya untuk sembarang bilangan 0 , terdapat
a
66
67
n
( P) f ( i )( xi xi 1 ) A
i0 2
i [ xi 1 , xi ] demikian sehingga
mi f i mi
2(b a )
Sehingga
mi ( xi xi 1 ) f i xi xi 1 mi ( xi xi 1 )
2(b a )
mi ( xi xi 1 ) f i xi xi 1 mi ( xi xi 1 ) ( xi xi 1 )
2(b a )
n n n
m i ( x i x i 1 ) f i ( x i x i 1 ) mi ( xi xi 1 ) ( xi xi 1 )
i 1 i 1 i 1 2(b a )
n n n
mi ( xi xi 1 ) f i ( xi xi 1 ) mi ( xi xi1 )
i 1 i 1 i 1 2
L( P; f ) S ( P; f ) L ( P; f ) ................. (1)
2
Mi f i M i
2(b a )
68
U ( P; f ) S ( P; f ) U ( P; f ) ........ (2)
2
U ( P; f ) L( P; f )
2 2
U ( P; f ) L( P; f )
2 2
b b
bahwa R f D f
a a
b b
Bukti yang kedua adalah D f R f
a a
L f U f atau
( f ; P ) U ( f ; P ) L( f ; P )
U ( f ; P ) L( f ; P )
n n
M i ( xi xi 1 ) mi ( xi xi 1 )
i 1 i 1
M i f xi dan mi f xi 1
Sehingga
69
U ( f ; P) L( f ; P)
n n
M i ( xi xi 1 ) mi ( xi xi 1 )
i 1 i 1
n
M i mi xi xi 1
i 1
n
f xi f xi 1 xi xi 1
i 1
n
ba
f xi f xi 1
i 1 n
Karena
ba
xi xi 1 x maka
n
ba n
f xi f xi 1
n i 1
ba
f b f a
n
ba
Dan berdasarkan sifat Archimedes untuk bilangan asli n maka .
n
n
( P) f ( xi )( xi xi 1 ) A
i 0
b b
Hasil diatas merupakan definisi dari Integral Riemann. Jadi D f R f
a a
terbukti.
Contoh 3.2.1.1:
Penyelesaian:
70
maka
M i c dan mi c i 1,2,.., n
Oleh karenanya
n
U ( P; f ) M i ( xi xi 1 )
i 1
n
c( xi xi 1 )
i 1
n
c ( xi xi 1 )
i 1
c(b a )
Dan
n
L( P; f ) mi ( xi xi 1 )
i 1
n
c( xi xi 1 )
i 1
n
c ( xi xi 1 )
i 1
c(b a )
b
( R ) f ( x)dx c(b a )
a
71
Karena hasil antara Integral Darboux dan Integral Riemann sama maka dikatakan
ekuivalensi.
Contoh 3.2.1.2
1 2 n 1 n
subinterval pada interval [0,1] sehingga Pn : 0, , ,..., , 1 .
n n n n
LPn ; h 0 2 12 ... n 1
2
n 3
U Pn ; h 12 2 2 ... n 2 n 3
1
Dengan menggunakan persamaan 12 2 2 ... m 2 mm 12m 1
6
1 3 1
LPn ; h n 1n2n 1 6n 3 1 2
3 2 n 2n
1 3 1
U Pn ; h nn 12n 1 6n 3 1 2
3 2n 2 n
1
Lh supLPn ; h ; n N supLPn ; h ; P (1)
3
1
U h inf U Pn ; h ; P (1) inf U Pn ; h ; n N
3
1
Jadi L(h) U (h) . Maka h terintegral Darboux yang berarti ia juga terintegral
3
Riemann.
(Bartle,1994:236)
72
Darboux.
demikian.
( f ; P ) U ( f ; P) L( f ; P) maka
U ( f ; P) L( f ; P )
Jika S (Q, f ) pada teorema Darboux menyatakan jumlah Darboux yang terkait
b
dengan partisi Q maka S Q; f f ( x)dx
a
b
Sedangkan f ( x)dx A maka
a
S (Q; f ) A
S (Q; f ) A1
2
Hal demikian juga berlaku pada A2 pada nilai Integral fungsi f pada [a,b] yaitu
S (Q; f ) A2
2
Q
A1 A2 A1 S (Q; f ) S (Q; f ) A2
A S (Q; f ) S (Q; f ) A2
S (Q; f ) A1 S (Q; f ) A2
2 2
Sehingga permisalan salah karena dari hasil diatas di dapat bahwa A1 A2 . Jadi
terbukti bahwa pada Integral Darboux juga berlaku sifat ketunggalan nilai
Integral.
sifat kelinieran fungsi. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa pada Integral Darboux
juga berlaku demikian. Adapun sifat kelinieran Integral Darboux adalah sebagai
berikut:
b b b
a. D ( f g )( x) D f ( x) D g ( x)
a a a
74
b b
b. D f ( x) ( D ) f ( x)
a a
Bukti:
( f ; P ) U ( f ; P ) L( f ; P )
( f g ; P ) U ( f g ; P ) L( f g ; P )
U ( f g , P) U ( f , P) U ( g , P )
karena
U ( f g , P) U ( f , P) U ( g , P)
L( f g , P ) L( f , P ) L( g , P )
Ambil sembarang partisi P1 sehingga ( f ; P1 ) dan partisi P2 maka
2
( f ; P2 ) .
2
P P1 P2
sehingga
( f ; P ) ( f ; P1 ) dan ( g ; P) ( g ; P2 ) dan
75
( f g ; P ) U ( f g ; P ) L( f g ; P )
U ( f ; P ) U ( g ; P ) L( f ; P ) L( g ; P )
( f ; P) ( g ; P)
b b b
Jadi D ( f g )( x) D f ( x) D g ( x)
a a a
( f ; P ) U ( f ; P ) L( f ; P )
U f ; P L ( f ; P )
U ( f ; P) L( f ; P)
definisi
b b b
D f ( x)dx D f ( x)dx D f ( x)dx
a a a
atau
( f ; P ) U ( f ; P ) L( f ; P )
dan
L(f)=U=(f) .
Sehingga
b b
D f ( x ) ( D ) f ( x ) .
a a
76
2.6.2.7.3 maka Integral Darboux juga sama, karena sudah dibuktikan bahwa
Bukti:
( f ; P ) U ( f ; P ) L( f ; P )
b
sedangkan sifat keterbatasan adalah m(b a ) f ( x)dx M (b a ) .
a
Pada sisi lain teorema Darboux juga dapat dipakai untuk membuktikan rumusan
tersebut.
b
S (Q; f ) f ( x)dx . Sedangkan menurut teorema 2.6.2.7.3 yakni
a
b
L ( P; f ) U ( P; f ) maka m(b a ) f ( x)dx M (b a ) .
a
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab III, maka diperoleh
ekuivalensi.
2) Sifat yang berlaku pada Integral Riemann terbukti juga berlaku pada
4.2. Saran
menyarankan tidak hanya menggunakan Integrak darboux saja serta pada interval
[a,b]. Karena banyak Integral lain yang merupakan generalisasi dari Integral
Riemann.
77
78
DAFTAR PUSTAKA
77